Você está na página 1de 4

1. Apakah perbedaan retardasi mental dengan down sindrom ?

Jawab :
Retardasi mental adalah kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada
masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal (
IQ 70 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut :
berbicara dan berbahasa; keterampilan merawat diri; keterampilan sosial; penggunaan
sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dan
lain-lain.
Sedangkan Down Syndrom suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas kromosom
yang ditandai oleh adanya kelebihan kromosom atau kromosom ketiga pada pasangan
kromosom ke 21, sehingga mengakibatkan jumlah kromosom menjadi 47. Down Syndrom
merupakan suatu bentuk retardasi mental (retardasi mental berat-retardasi mental rata-rata)
ditandai dengan IQ 20-55.

1. Bagaimana cara penatalaksanaan anak yang mengalami ADHD ?
Jawab :
ADHD (Attention Deficit Hypercactivity Disorder)/gangguan perkembangan perilaku dan
hiperaktifitas pada anak ada beberapa jenis yakni retardasi mental, down syndrom,
hiperaktivitas.
Retardasi Mental
1. Instruction Using Behavioral Principles
Caregiver mengajarkan kepada anak-anak prilaku positif dan mengurangi prilaku
negarif secara efektif dan manusiawi.
2. Terapi medika mentosa
Obat-obatan neuroleptic (phenothiazines, Haldol) dapat digunakan untuk mengurangi
prilaku agresif dan antisosial.
Obat anti depresan dapat meningkatkan tidur yang dapat membantu untuk mengurangi
prilaku melukai diri-sendiri, dan mengurangi deprresi.
3. Comprehensive Early Intervention Programs
Orang tua diberikan instruksi dan pelatihan untuk membantu perkembangan
kesehatan fisik yang baik.
Anak-anak di pengembangan anak sehari-hari bersama guru khusus dalam kelompok
kecil.
4. Mainstreaming/tendensi
Tempatkan anak dengan retardasi mental di kelas reguler untuk menormalkan prilaku
mereka dan memberi mereka peluang.
Anak yang suka bertengkar dalam suatu studi menunjukkan bahwa anak-anak dalam
kelas reguler kemungkinan tidak menerima pendidikan khusus yang mereka perlukan.
5. Lembaga institusi.
Diperlukan untuk anak-anak berkebutuhan khusus untuk menunjang perkembanggan
mereka.

Down Syndrom
Penatalaksanaan untuk down syndrom terbagi menjadi secara medis dan pendidikan.
Penatalaksanaan secara medis yakni;
1. Pendengaran
Sekitar 70-80 % anak down syndrom terdapat gangguan pendengaran seperti Hearing
loss, otitis media sehingga perlu dilakukan tes pendengaran oleh THT sejak dini.
2. Penglihatan
Strabismus, nystagmus, astigmatis, miopia, katarak terjadi pada sebagian besar anak
sehinnga perlu pemeriksaan dan pengobatannya untuk mata.
3. Jantung bawaan
Anak dengan down syndrom pada umumnya mengalami masalah fisik seperti
gangguan pembentukan jantung sehingga perlu dilakukannya pemeriksaan jantung
secara dini.
4. Nutrisi
Nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan terutama pada masa bayi / prasekolah
apabila tidak mendapatkan penanganan awal akan menyebabkan memperberat
gangguan pertumbuhan sehingga diperlukan adanya upaya sejak dini untuk menjaga
intake nutrisi pada anak down syndrom.
5. Kelainan tulang
Dislokasi patela, subluksasio pangkal paha, instability of the first and second cervical
vertebra perlu dilakukannya pemeriksaan radiologis untuk memeriksa spina servikalis
dan diperlukan konsultasi neurologis.

Penatalaksanaan pendidikan
1. Intervensi dini
Dilakukan untuk melatih motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu
berbahasa. Selain itu agar anak mampu mandiri ketika berpakaian, makan, belajar,
BAB/BAK, mandi.
2. Taman bermain
Di taman bermain anak akan bermain dan melakukan interaksi sosial dengan teman-
temannya dimana hal ini akan meningkatkan keterampilan motorik kasar maupun
halusnya.
3. Pendidikan khusus; SLB-C
Pendidikan khusus akan melatih perasaan anak tentang identitas personal, harga diri
dan kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik, akademis dan dan
kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjali hubungan baik.

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
Strategi penanganan pada GPPH meliputi farmasi, perilaku dan metode multimodal.
Penanganan medika mentosa;
1. psikosimultan, antidepresan, anticemas, antipsikotik, stabilisator yang
pemberiannya berkolaborasi dengan dokter dan farmasis.

Penanganan prilaku (terapi prilaku)
1. Punishment and reward
Punishment dalam terapi prilaku disini merupakan suatu metode yang digunakan
yang menimbulkan rasa tidak senang pada anak supaya mereka tidak melakukan
tindakan yang negatif/buruk. Punishment harus bersifat memperbaiki dan mendidik
ke arah yang lebih baik.
Reward digunakan agar anak terus-menerus melakukan suatu perbuatan yang baik.
2. Problem solving
Metode ini adalah metode yang mencari penyebab masalah anak tersebut agar dapat
dilakukan terapi yang sesuai untuk memecahkan masalahnya.
3. Freedom to fail
4. Reasoning
Memberikan reason/alasan kepada anak kenapa prilakuu negatif itu tidak baik dan
prilaku positif itu baik untuk dilakukan.
5. Getting tought
Mengajarkan tindakan yang baik dan berdampak positif pada anak.
6. Back in control
Program terapi yang berbasis pada aturan tidak tergantung pada keinginan anak
untuk patuh. Merupakan sistem training bagi orang tua yang diharapkan dapat
menciptakan sistem tata aturan yang berlaku di rumah sehingga dapat merubah
perilaku anak.

Penanganan multimodal
1. Terapi wicara
Terapi ini akan sangat menolong kemampuan berbicara yang cukup berkembang,
agar mereka mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi
dengan orang lain.
2. Terapi okupasi
Terapi ini dilakukan dengan cara memijat-mijat bagian syaraf anak tersebut seperti
pada bagian pergelangan tangan, kaki dan daerah tubuh lainnya. Dalam hal ini
terapi okupasi sangat penting untuk melatih anak mempergunakan otot otot kasar
dan halusnya dengan benar.
3. Terapi kelompok
Terapi yang digunakan secara berkelompok untuk perbaikan kepribadian dan
prilaku anggota kelompok melalui interaksi kelompok.
4. Terapi integrasi sensorik
5. Auditory integration-training

Você também pode gostar