Você está na página 1de 5

Komplikasi di telinga tengah

1. Gangguan konduktif
Gangguan pendengaran konduktif dapat disebabkan oleh otitis media
kronik. Jika membrana timpani utuh, terdapat udara dalam telinga
tengah, dan bila rangkaian osikula terputus, maka akan timbul tuli
konduktif maksimum 60 dB. Derajat tuli konduktif sendiri tidak
selalu berkorelasi dengan beratnya penyakit, karena jaringanpatologi
juga mampu menghantarkan suara ke fenestra ovalis. Ketulian
sensoneurina dapat disebabkan otitis media akut maupun maupun
kronik. Setiap kali ada infeksi dalam telinga tengah, terutama bila
dibawah tekanan, maka ada kemungkinan produk - produk infeksi
akan menyebar melalui membrana fenestra rotundum ke telinga
dalam, mengakibatkan ketulian sensorineural. Infeksi biasanya hanya
terbatas pada lengkung basal koklea, yaitu bagian yang tidak rutin
diuji pada pemeriksaan pendengaran. Namun dengan berjalannya
waktu, ketulian dapat meluas sehingga akhirnya menimbulkan
masalah. Hal ini menekankan pentingnya terapi yang lebih agresif
gua mencegah kemungkinan ketulian sensorineural permanen pada
pasien pasien otitis media akut yang tidak menyembuh dalam 48
jam dengan terapi antibiotik yang sesuai.
2. Paralisis saraf fasialis
Saraf fasialis dapat mengalami cedara pada otitis media akut maupun
kronik. Padda kasus otitis akut, saraf terkena kibat kontak langsung
denga materi purulen. Dengan adanya celah celah tulang alami
yang menyebabkan hubungan antara saraf dengan telinga tengah ,
maka produk produk infeksi toksi dapat menimbulkan paralisis
wajah. Pengobatan berupa miringotomi luas an segera, pengambilan
biakan, dan antibiotika intravena yang sesuai. Jika tidak terjadi
penyembuhan, maka dapat diindikasikan untuk eksplorasi bedah.
Otitis kronik dapat menyebabkan paralisis fasialis dengan
mekanisme berbeda. Jaringan granulasi atau kolesteatoma di dekat
saraf akan melepaskan produk produk toksik yang dapat menekan
saraf. Pengbatan dengan antibiotika tidak dapat menghentikan
atupun menjinakan proses in, dan terapi pembedahan perlu dilakukan
secepatnya. A
Komplikasi di telinga dalam
1. Fistula labirin dan labirinitis
Otitis media kronik terutama dengan koleastoma, dapat menimbulkn
destruksi labirin vestibulum. Suatu fissula pada labirin
memungkinkan penyebarn infeksi ke telinga dalam, menimbulkan
labirinitis yang akan menyebabkan ketulian. Pasien dengan fistula
biasanya mengalami vertigo di samping gejala gejala lain.
2. Labirinitis supuratif
Dapat disebabkan karena adanya perluaa dalam fistula, suatu infeksi
yang menyerang fenetra rotundum, atau meningitis akibat otitis
media. Labiriniis generalisata dapat menyerang seluruh bagian
rongga telinga dalam, menimbulkan vertigo berat dan akhirnya
ketulian yang lengkap.jika terlokalisir dapat menimbulkan gejala
gejala dan disfungsi koklear atau vestibular saja. Labirinitis
diakibatkan perluasan infeksi ke dlam ruang perilimfatik. Terdapat
dua bentuk labirinitis: serosa, dimna toksin kimia menimbulkan
disfungsi, dan supuratif, dimana pus menginvasi dan menyebabkan
destruksi telinga dalam. Pada kedua kasus sangat penting untuk
meringankan infeksi dengan jalam pembedhan elinga tengah dan
mastoid yang tepat,
Komplikasi ekstradural
1. Petrosis
Hampir sepertiga tulang temporal memiliki sel sel udara dalam
apeks petrosa. Sel sel ini menjadi terinfeksi melalui perluasan
langsung dari infeksi telinga tengah dengan mastoid. Terdapat
berbagai jalur penyebaran infeksi ke tulang petrosa. Petrositis
menjadi nyata bilamana timbul kelemahan saraf kranialis ke-6 pada
pasien dengan otitis media. Sering kali bersamaan dengan nyeri
akibat iritasi saraf kranialis ke-5. Meskipun demikian, petrositis dapa
pula terjadi tanpa trias klasik tersebut, terutama pada pasien yang
terus mengalami supurasi atau nyeri setelah pembedahan yang
sesuai.
2. Tromboflebitis sinus lateralis
Invasi infeksi pada sinus sigmoideus dalam perjalanannya melalui
mastoid, menimbulkan tromboflebtis sinus lateralis. Fragmen
fragmen kecil trombus akan pecah, menciptakan semburan embolit
yang infeksius. Demam, yang tak dapat dijelaskan oleh temuan
lainnya merupakan tanda dari invasi yang pertama. Demam
cenderung berfluktuasi dan setelah penyakit berkembang penuh,
terbentuk pola septik. Sering kali dengan menggigil.
3. Abses ekstradural
Abses ekstradural adalah suatu kumpulan pus diantara dura dan
tulang yang menutupi rongga masoid tau telinga tengah. Abses ini
seringkali menyertai otitis media supuratif kronik dengan jarinan
granulasi atau kolesteatoma, serta erosi tegen pada daerah ini. Gejala
gejala anara lain nyeri telinga tengah dan kepala yang berat.
4. Abses subdural
Suatu abses subdural dapat timbul akibat perluasan langsung suatu
tromboflebitis melalui saluran vena. Gjalanya antaralain : demam,
nyeri kepala, dan timbul koma pada pasien dengan otitis media
supuratif kronik.temuan sistem saraf pusat antaralain berupa
bangkitan kejang, hemiplegia, dan tanda kernig positif.
Komplikasi sistem saraf pusat
1. Meningitis
Merupakan komplikasi intrakranial terlazim dari otitis media
supuratif baik akut maupun kronik, dan dapat terbatas atau
generalisata. Gambaran klinis meningitis antara lain, kaku kuduk,
suhu meningkat, mual dan muntah, dan nyeri kepala. Pada kasus
lanjut dapat timbul koma dan delirium.
2. Abses otak
Sebagai komplikasi otitis media dan mastoiditis, dapat timbul di
fossa cranii posterior, atau pada lobus temporal di foss cranii media.
Terbentuk sebagai akibat perluasan langsung infeksi telinga atau
tromboflebitis
3. Hidrosefalus otitik
Kelainan ini berupa peningkatan tekanan intrakraialdengan temuan
cairan serebrospinal yang normal. Dapat menyertai suatu infeksi
telinga kronik atau akut. Gejalanya adalah, nyeri kepala yang hebat
yang menetap, diplopia, pandangan kabur, mual dan muntah.
4.
Sumber : adams, goerge l. Boies : buku ajar penyakit THT. Edisi 6,
2013 jakarta : egc. Halaman : 113-115
Tolong dirapike ya gil masih berantakan makasih ^^

Você também pode gostar