Você está na página 1de 7

ANFO, TNT, NITROGLISERIN, DAN PETN

A. ANFO
ANFO adalah singkatan dari ammoniun nitrat (AN) sebagai zat pengoksida
dan fuel oil (FO) sebagai bahan bakar. Setiap bahan bakar berunsur karbon, baik
berbentuk serbuk maupun cair, dapat digunakan sebagai pencampur dengan
segala keuntungan dan kerugiannya. Pada tahun 1950-an di Amerika masih
menggunakan serbuk batubara sebagai bahan bakar dan sekarang sudah diganti
dengan bahan bakar minyak, khususnya solar. Di Indonesia perusahan bahan
peledak yang sudah memproduksi ANFO (bukan hanya AN) adalah PT. Dahana
dengan merk dagang Danfo dan PT. Pindad dengan merk dagang Panfo.

a) Densitas:
Poured (gr/cc) : 0,80 0,85
Blow Loaded (gr/cc) : 0,85 0,95
b) Energi (MJ/kg): : 3,7
c) RWS (%): : 100 (373 kj/gr)
d) RBS:
Poured (%) : 100 (317 kj/cc)
Blow Loaded (%) : 116
e) Diameter lubang ledak min.:
Poured (mm) : 75
Blow Loaded (mm) : 25
f) Ketahanan thd. Air : buruk
g) Shelf Life:
Maks. 6 bulan tergantung temperatur dan kelembaban gudang

Gudang yang bersuhu dan kelembaban tinggi akan membuat ANFO
rusak, ditandai dgn pengerasan atau caking yg akan mengurangi kinerja
peledakan
h) Waktu Tidur (Sleep Time) :
Dalam kondisi normal kering dengan lubang tertutup stemming yang
baik, ANFO dapat ditidurkan sampai 6 bulan
Kehadiran air dalam lubang akan menurunkan secara dramatis waktu
tidur

B. Nitrogliserin
Nitrogliserin pertama kali ditemukan pada tahun 1846 oleh Sobrero, akan
tetapi baru tahun 1860-an nitrogliserin mulai digunakan sebagai bahan peledak
ketika Immanuel dan Alfred Nobel berhasil mengembangkan metode mengenai
penggunaan nitrogliserin sebagai bahan peledak dengan cukup aman. Tahun-
tahun berikutnya Alfred Nobel berhasil mengembangkan bahan peledak
nitrogliserin yang lebih maju, seperti dinamit pada tahun 1868.
Campuran nitrogliserin dan nitroselulosa merupakan bahan yang umum
digunakan dalam industri bahan peledak. Sampai saat ini kebutuhan bahan
peledak masih diperoleh dari luar negeri termasuk nitrogliserin yang merupakan
bahan dasar utama dalam pembuatan propelan jenis double base. Nitrogliserin
dapat dihasilkan melalui proses nitrasi pada kondisi tertentu dengan
menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat.
Asam-asam tersebut pada saat ini telah dapat diproduksi di dalam negeri
begitu pula gliserinnya. Dewasa ini merupakan hasil samping pada industri sabun
telah dapat diperoleh dengan kadar 85-99,5 %. Nitrogliserin merupakan salah
satu bahan kimia yang dapat juga digunakan sebagai obat-obatan. Sebagai
bahan obat misalnya, nitrogliserin digunakan sebagai obat untuk meredakan rasa
sakit dan mengurangi frekuensi serangan angina pektoris. Sedangkan jika
digunakan sebagai bahan peledak, nitrogliserin termasuk bahan peledak tingkat
tinggi (high explosive) yang biasa dipakai sebagai bahan peledak di dalam
dinamit dan propelan jenis double base dan triple base. Nitrogliserin sangat
penting dalam usaha pertahanan negara, artinya bisa digunakan dalam keadaan
darurat maupun sebagai bahan yang bisa dipakai untuk latihan perang. Selain
sebagai bahan obat dan bahan peledak, nitrogliserin juga dapat dipakai dalam

bidang-bidang lain semisal bidang pertambangan maupun usaha-usaha lain, baik
sebagai bahan pembantu maupun bahan baku.
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi
nitrogliserin, sedangkan kebutuhan akan nitrogliserin diperkirakan terus
meningkat sesuai dengan banyaknya industri maupun pihak-pihak yang
memerlukannya. Untuk memenuhi kebutuhan nitrogliserin dalam negeri, negara
Indonesia masih harus mengimpor.
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi
nitrogliserin, sedangkan kebutuhan akan nitrogliserin diperkirakan terus
meningkat sesuai dengan banyaknya industri maupun pihak-pihak yang
memerlukannya. Kebutuhan nitrogliserin diperdagangan dunia pun terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk memenuhi kebutuhan
nitrogliserin dalam negeri, negara Indonesia masih harus mengimpor.
Bahan baku teknis pembuatan nitrogliserin secara umum adalah asam
sulfat, asam nitrat, dan gliserin yang mana bahan-bahan ini murah dan mudah
diperoleh di pasaran. Nitrogliserin merupakan komponen utama propelan (bahan
bakar) roket senjata FFAR (Fin Folded Aerial Rocket). Nitrogliserin (NG)
dihasilkan dengan proses kimia secara nitrasi sederhana terhadap gliserin dalam
media asam sulfat.
a) Sifat-Sifat
Pada temperatur ruang nitrogliserin berupa cairan seperti minyak, tidak
berwarna biasanya mempunyai titik leleh 13,15 C. Nitrogliserin praktis tidak larut
dalam air dan karbon disulfida, akan tetap mudah larut dalam kebanyakan
pelarut organik, seperti metanol, etanol, aseton, dietil eter, kloroform, toluena dan
lain-lain. Dalam larutan alkali terutama alkalii etanolat, nitrogliserin dapat
terhidrolisis menjadi gliserin dan garam nitrat.

C
3
H
5
N
3
O
9
+ 3 KOH C
3
H
8
O
3
+ 3 KNO
3

Nitrogliserin Gliserin
Pada pemanasan sampai 18 s/d 20C, nitrogliserin mulai terdekomposisi
dengan melepaskan uap NO
2
yang bewarna coklat. Pada temperatur ini,
dekomposisi dapat berjalan dengan sangat cepat dan dapat mengakibatkan
ledakan. Bila ditempatkan dalam ruang tertutup dan dipanaskan dengan cepat
atau diinisiasii dengan suatu detonator, nitrogliserin akan meledak disertai
dengan pelepasan energi yang sangat besar.

Hasil dekomposisi nitrogliserin adalah sebagai berikut :


4 C
3
H
5
N
3
O
9
12 CO
2
+ 6 N
2
+ 10 H
2
O + panas

Sifat fisis :
Rumus Molekul : C
3
H
5
(ONO
2
)
3

Berat Molekul : 227 g/gmol
Bentuk : cair
Titik didih : 218
o
C
Titik leleh : 13
o
C
Densitas (15
o
C) : 1,6 g/cm3
Suhu kritis : 407
o
C
Tekanan kritis : 29,61 atm
Hf (25
o
C) : -270,90 kJ/mol
Sifat kimia :
C
3
H
5
(OH)
3
+ 3 HNO
3
C
3
H
5
(ONO
2
)
3
+ 3 H
2
O
b) Bahan Baku
1. Gliserin
2. Asam Nitrat
3. Asam Sulfat
Sebenarnya lebih tepat jika dinamakan gliserin trinitrat. Merupakan bahan
peledak.
Reaksi peledakan :

C
3
H
5
(ONO
2
)
3
3/2 N
2
+ 3 CO
2
+ 5/2 H
2
O (uap) + 1/4 O
2

cair gas

Karena perubahan dari zat cair menjadi gas yang terjadi begitu cepat, maka
timbul tekanan dan temperatur yang sangat tinggi sehingga menimbulkan
peledakan. sifat-sifat kimia nitrogliserin sebagai berikut :
Memiliki banyak nama, diantaranya gliserin trinitrat
Cairan kental seperti minyak, sangat eksplosif
Tidak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam eter, aseton, bensena,
kloroform
Aroma saat terbakar manis dan agak beracun

Strukturnya memiliki dua bentuk kristal
Terdekomposisi dengan ledakan keras saat ada panas atau guncangan
Kecepatan ledakan 7700 m /dt
Suhu dekomposisi 50-60C
Indeks bias pada suhu 15
o
C adalah 1,3751

C. Pentaeritritol tetranitrate (PETN)
Pentaeritritol tetranitrate (PETN) adalah nitrat ester dari pentaerythritol
(C
5
H
8
N
4
O
12
). Penta mengacu pada lima atom karbon darineopentane kerangka.
PETN yang paling dikenal sebagai bahan peledakdan merupakan salah satu
bahan peledak yang paling kuat yang dikenal yaitu dengan faktor efektivitas
relatif dari 1,66. PETN pertama kali disintesis pada tahun 1891 oleh Bernhard
Tollens dan P. Wigand dengan nitrasi dari pentaerythritol. Produksi PETN dimulai
pada tahun 1912, ketika dipatenkan oleh pemerintah Jerman. PETN merupakan
bahan peledak yang tidak larut dalam air (0,01 g / 100 ml atau pada suhu 50C)
dan lemah larut dalam nonpolar seperti hidrokarbon alifatik (seperti bensin) atau
tetrachloromethane , tetapi larut dalam beberapa pelarut organik lainnya seperti
aseton dan dimetilformamida. Karena struktur yang sangat simetris, PETN yang
tahan terhadap serangan kimia reagen, dan tidak menghidrolisis dalam air pada
suhu kamar. Air pada 100 C atau di atasnya akan menyebabkan reaksi
hidrolisis
Reaksi dari pentaerythritol dengan terkonsentrasi asam nitrat untuk
membentuk endapan yang dapat direkristalisasi dari aseton untuk memberikan
kristal processable.

C(CH
2
OH)
4
+ 4HNO
3
C(CH
2
ONO
2
)
4
+ 4H
2
O

Penggunaan PETN sebagai bahan peledak tinggi (high explosive). Hal ini
lebih sulit untuk diledakkan dibandingkan bahan peledak primer, sehingga pada
tekanan atmosfer sulit untuk menyalakan reaksi pembakarannya relatif lambat),
tetapi sangat sensitif terhadap kejutan dan gesekan dari bahan peledak sekunder
lainnya seperti TNT. Hal ini jarang digunakan sendirian, tetapi terutama
digunakan dalam penguat dan meledak biaya kecil kaliber amunisi, dalam
dakwaan atas detonator sebagai inti ledakan kabel detonasi. PETN adalah

bahan peledak yang paling tidak stabil dari bahan peledak yang umum, tetapi
dapat disimpan tanpa kerusakan yang signifikan selama lebih dari nitrogliserin
atau nitroselulosa.
Dalam detonator percikan PETN digunakan untuk menghindari kebutuhan
untuk bahan peledak primer, energi yang dibutuhkan untuk inisiasi PETN
berkisar antara 10-60 mJ. Adapun karakteristik dasar PETN adalah:
Ledakan energi: 5810 kJ / kg (1390 kcal / kg), sehingga 1 kg PETN
memiliki energi 1,24 kg TNT.
Detonasi kecepatan : 8350 m/s
Volume gas yang dihasilkan: 790 dm
3
/kg
Ledakan suhu: 4230 C
Oksigen balance : -6,31 atom -g/kg
Titik lebur : 141,3C (murni), 140-141C (teknis)
Massa jenis : 1,77 gr/cm
3


D. TNT (Trinitrotoluene)
TNT (Trinitrotoluene) adalah hidrokarbon beraroma menyengat berwarna
kuning pucat. Memiliki nama UIPAC 2-metil-1,3,5-trinitrobenzena. Memiliki rumus
kimia C6H2(NO2)3CH3 dan rumus molekul C7H5N3O6, TNT biasanya
digunakan sebagai bahan baku peledak. TNT memiliki mencair pada suhu 80 C,
jauh dibawah suhu dimana dia akan meledak secara spontan sehingga bisa
dicampur dengan bahan peledak lain dengan aman. TNT memiliki kekuatan
ledakan sekitar 4,7 megajoule per kg. Kekuatan ledakan ini dijadikan patokan
untuk mengukur kekuatan bahan peledak lain.










DAFTAR PUSTAKA


Mahdyrianto, Fadhil, 2012, Peledakan, Scribd.com
Fradika, Dika, 2012, Teknik Peledakan, Scribd.com
Vino, 2012, Makalah Peledakan, Scribd.com
Inmarlinianto, Nurkhamim, 2007, Buku Petunjuk Praktikum Teknik
Peledakan, Laboratorium Pemboran & Peledakan Jurusan Teknik
Pertambangan, FTM, UPN Veteran Yogyakarta.
Koesnaryo S., 2001, Rancangan Peledakan Batuan, Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta.

Você também pode gostar