S1 Reguler B STIFI BHAKTI PERTIWI Alda Risma tewas ditemukan karena dalam kandungan darahnya terdapat amfetamin dengan konsentrasi 23.000 nm/mL. Sedangkan daya tubuh manusia hanya tahan terhadap amfetamin sekitar 500 nm/mL. detik.com Selain itu, berdasarkan hasil visum diketahui di ginjal dan dan empedu Alda terdapat kandungan morfin yang signifikan detik.com Amfetamin Mengurangi kelelahan Meningkatkan kewaspadaan Menekan nafsu makan Euforia Hipertermia Efek Oral Intranasal Injeksi intravena Dihisap Penggunaan Dipiro. 1182 Mekanisme Amfetamin dapat meningkatkan aktivitas neurotransmiter katekolamin (norefinefrin dan dopamin) dengan menghambat reuptake, meningkatkan pelepasan neurotransmiter dan menghambat degradatif enzim monoamin oksidase Dapat berdifusi kedalam sel membran dan lapisan lemak ke jaringan dan materi biologi di dalam tubuh yang mempunyai pH lebih rendah dari darah.. Amitava Dasgupta. 17 Metabolisme amfetamin sangat luas. Amfetamin dalam bentuk basa lemah, dengan pKa sekitar 9,9. Amitava Dasgupta. 17 Klirens hati dan ginjal berkontribusi pada eliminasi amfetamin dengan waktu paruhnya antara 6-12 jam. Amitava Dasgupta. 17 Di eksresi dalam bentuk yang tidak diubah dalam urine. Senyawa amfetamin dapat terdeteksi melalui keringat, saliva. Amitava Dasgupta. 17 Alkaloida ini pertama kali diisolasi oleh Serturner dan Derasne (1803). Merupakan basa dari tanaman yang pertama kali dikenal dan diisolasi. Morfin diperoleh dari buah opium, Papaver somniferum, resin yang diperoleh dengan menusuk polong yang belum masak, atau dari jerami buah opium.
Morfin diabsorpsi disaluran pencernaan relatif lambat. Mulai bekerjanya setelah 1-2 jam dan bertahan sampai 7 jam. (Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of abused drugs, 2008) Vd = 2-5 L/kg, protein binding =12- 35%, T 1/2 = 1,8 2,9 jam (Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of abused drugs, 2008) Di dalam hati 70% dari morfin di metabolisasi melalui senyawa konyugasi dengan asam glukuronat menjadi morfin- 3-glukuronida yang tidak aktif dan hanya sebagian kecil (3%) dari jumlah ini terbentuk morfin-6- glukuronida dengan daya analgetik 6 kali lebih kuat dari morfin sendiri. (Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of abused drugs, 2008) Eskresi 90% melalui urin dan 10% melalui feses. Kira-kira 87% dosis morfin diekskresikan dalam 72 jam melalui urin (Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of abused drugs, 2008) Dosis: Pasien opiate-naive: Oral: 10 mg setiap 4 jam, IV: 2,5-5 mg setiap 3-4 jam Pasien dengan paparan opiat sebelumnya memerlukan dosis awal yang lebih tinggi, rentang dosis oral 10-30 mg setiap 4 jam (DIH, 2009) Morfin menyebabkan penundaan pengosongan lambung sehingga obat berpindah secara pelan ke usus halus Morfin menyebabkan penundaan pengosongan lambung sehingga obat berpindah secara pelan ke usus halus (Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of abused drugs, 2008) Mengkonsumsi alkohol jangka panjang Pasien dengan gangguan hati Pasien dengan gangguan ginjal Pasien dengan penyalahgunaan morfin Kehamilan dan menyusui Pedriatrik Geriatrik
Dipiro, Joseph, T. Pharmacoteraphy A Pathophysiologic Approac, 6 th edition. 2005. Dasgupta, Amitava. Drugs of Abuse Testing. 2010. United Kingdom. London. http://hot.detik.com/read/2007/05/24/120743/7845 54/230/. Diakses pada tanggal: 27 Oktober 2014.