Você está na página 1de 9

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Fungsi sistem pernafasan adalah mengambil oksigen (O2) dari
atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida(CO2) yang
dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ organ respiratorik
ber4fungsi dalam : Produksi bicara, membantu proses dalam
berbicara. Keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh
manusia Pertahanan tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk
melalui proses pernapasan dalam tubuh. Mengatur hormonal tekanan darah dan
keseimbangan hormon dalam darah Respirasi melibatkan proses proses berikut
ini Ventilasi pulmonar( pernafasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari
saluran pernafasan dan paru-paru. Respirasi eksternal adalah difusi oksigen dan
karbon dioksida antara udara dalam paru-paru dan kapiler pulmonal Respirasi
internal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara sel darah dan sel-sel
jaringan Respirasi seluler adalah penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh untuk
produksi energi dan pelepasan produk oksidasi CO2 dan air oleh sel-sel tubuh.
1.2 Masalah: 1. Apakah pengertian dari pernafasan (respirasi) 2. bagaimana
anatomi sistem pernafasan pada ibu hamil ? 3. Bagaimanakah mekanisme atau
proses pernafasan pada ibu hamil ?
1.3 Tujuan 1. Mengetahui dan memahami tentang pernafasan 2. Mengetahui
tentang apa yang dimaksud dengan anatomi sitem pernafasan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pernafasan
Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2(karbondioksida) sebagai sisab dari oksidasi keluar dari tubuh.
Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menhembuskan disebut ekspirasi. Jadi,
dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik dari udara masuk
ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmose. Seterusnya
CO2 akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius(jalan pernafasan) dan masuk ke
dalam tubuh melalui kapiler kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ken serambi
kiri jantung (atrium sinistra) kemudian ke aorta keseluruh tubuh disini terjadi oksidasi
sebagai ampas dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui
peredaran darah vena masuk ke jantung, ke bilik kanan,dan dan dari sini keluar
melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru akhirnya dikeluarkan
menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian
dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan
melalui traktus urogenitalis, dan kulit.
2.2 Anatomi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-
paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di
dalamrongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan
dengan rongga perut oleh diafragma. 1. Hidung = Naso = Nasal Hidung
merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang( cavum nasi),
dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi). Didalam terdapat bulu-bulu yang
berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam
lubang hidung. 1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit 2. Lapisan tengah terdiri dari
otot-otot dan tulang rawan. 3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-
lipat yang dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah: a)
konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah) b) konka nasalis media(karang
hidung bagian tengah) c) konka nasalis superior(karang hidung bagian
atas). Diantara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus
superior (lekukan bagian atas), meatus medialis(lekukan bagian tengah dan meatus
inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara
pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak,
lubang ini disebut koana. Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang
atas, keatas rongga hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut
sinus paranasalis, yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis
pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus
etmodialis pada rongga tulang tapis. Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung
saraf penciuman yang menuju ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel
penciuman, sel tersebut terutama terdapat di bagianb atas. Pada hidung di bagian
mukosa terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf penciuman disebut
nervus olfaktorius. Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas
dari langit-langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak
dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga berhubungan
dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris. Fungsi hidung, terdiri dari 1.
bekerja sebagai saluran udara pernafasan 2. sebagai penyaring udara pernafasan
yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung 3. dapat menghangatkan udara pernafasan
oleh mukosa 4. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.
2. Tekak=Faring Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan
jalan makanan. Terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan
mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain
keatas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang
bernama koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini
bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke
belakang lubang esofagus. Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga
dibeberapa tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini
dinamakan adenoid. Disebelahnya terdapat 2 buah tonsilkiri dan kanan dari tekak. Di
sebelah belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok) yang berfungsi menutup
laring pada waktu menelan makanan. Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian: 1.
bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nasofaring. 2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring 3. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.
3. Pangkal Tenggorokan(Laring) Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentukan suara terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra
servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat
ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari
tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi
laring. Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain: 1. Kartilago tiroid (1 buah)
depan jakun sangat jelas terlihat pada pria. 2. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang
berbentuk beker 3. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin 4. Kartilago
epiglotis (1 buah). Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian
epiglotis yang dilapisi oleh sel epiteliumnberlapis. Proses pembentukan suara
merupakan hasil kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah dan
bibir. Perbedaan suara seseorang tergsantung pada tebal dan panjangnya pita
suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.
4. Batang Tenggorokan ( Trakea) Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk
oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel
bersilia,hanya bergerak kearah luar. Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri
dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk
mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara
pernafasan. Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut
karina.
5. Cabang Tenggorokan ( Bronkus) Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan
kiri, bronkus lobaris kanan ( 3 lobus) dan bronkus lobaris kiri ( 2 bronkus).bronkus
lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi
menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus segmentalisini kemudian terbagi lagi menjadi
bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki: arteri, limfatik
dan saraf. Bronkiolus Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus.
Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas.
Bronkiolus terminalis Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis( yang mempunyai kelenjar lendir dan silia) Bronkiolus
respiratori Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori. Bronkiolus
respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain jalan nafas konduksi
dan jalan udara pertukaran gas. Duktus alveolar dan sakus alveolar Bronkiolus
respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar. Dan
kemudian menjadi alvioli.
6. Alveoli Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70
m2. Terdiri atas 3 tipe: Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding
alveoli. Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan mensekresikan
surfaktan ( suatu fosfolifid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar
agar tidak kolaps)ahanan Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel
fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.
7. Paru paru Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam
rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang
berisi jantung dan beberapa pembuluh dareah besar. Setiap paru mempunyai apeks
dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris.
Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi
menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.
8. pleura Merupakan lapisan tipisyang mengandung kolagen dan jaringan elastis.
Terbagi menjadi 2: Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada. Pleura
viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru.. Diantara pleura terdapat
rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan
kedua permukaan itu bergerak selama pernafsan. Juga untuk mencegah pemisahan
toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan
atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru.
2.3 Mekanisme Pernafasan Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara
otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. A. Respirasi 1.Repirasi luar adalah
pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam
kapiler dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan udara. 2.
Respirasi dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan
sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke seluruh
tubuh. B. Jenis Respirasi 1. Pernapasan Dada Merupakan adalah pernapasan
yang melibatkan otot antartulang rusuk. Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan diluar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase
relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. 2. Pernapasan
perut Merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Fase Inspirasi. Pada
fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga
dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk. Fase
Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali
ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan
menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru. 3. Volume Udara
Pernafasan Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai
4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.
Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas,
serta kondisi kesehatan. 4. Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan Jumlah
oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal
tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah
maupun jenis bahan makanan yang dimakan. Dalam keadaan biasa, manusia
membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap
menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan
ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara
berkurang. Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah
yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat
warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan
tubuh. 5. Proses Kimiawi Respirasi Pada Manusia 1. Pembuangan CO2 dari paru-
paru : H + HCO3 H2+CO3 H2 + CO2 2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb
+ O2 Hb O2 3.Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : : Hb O2 Hb
O2 4. Pengangkutan karbohidrat di dalam tubuh : : CO2 + H2O H2+CO2
2.4 Kelainan Proses Pernapasan Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ
tubuh yang sangat penting. Jika alat- alat ini terganggu karena penyakit atau
kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi
pada saluran pernapasan manusia. 1. Influenza (Flu) Penyakit yang disebabkan
oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat,
bersin- bersin, dan tenggorokan terasa gatal.
2. Asma(Sesak napas) Merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran
pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan
psikologis. Asma bersifat menurun. 3. Tuberkulosis(TBC) Penyakit paru- paru yang
diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Difusi oksigen akan
terganggu karena adanya bintil- bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika
bagian paru- paru yang diserang meluas, sel- selnya mati dan paru- paru mengecil.
Akibatnya napas penderita terengah-engah. 4. Macam- macam peradangan pada
sistem pernapasan manusia: a. Rinitis Radang pada rongga hidung akibat infeksi
oleh Virus, misalnya virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi
terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir (ingus)
meningkat. b. Faringingitis Radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri
Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita
hendaknya istirahat dan diberi antibiotic. c. Laringitis Radang pada laring.
Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi,
terlalu banyak merokok, minum alcohol, atau banyak bicara. d. Bronkitis Radang
pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam,
menghasilkan banyak lendir yang menyumbat batang tenggorokan sehingga
penderita sesak napas. e. Sinusitis, Radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah
pipi di kiri dan kanan batang hidung, biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang
harus dibuang melalui operasi. 5. Asfiksi Gangguan pernapasan pada waktu
pengangkutan oksigen yang disebabkan oleh tenggelam (akibatnya terisi air),
pneumonia (akibatnya alveolus terisi lendir dan cairan limfa), keracunan CO atau
HCN, atau gangguan sitokrom(enzim pernapasan). 6. Asidosis Kenaikan kadar
asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan
terganggu. 7. Difteri Penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir
yang dihasilkan oleh kuman difteri. 8. Emfisema Penyakit pembengkakan paru-
paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. 9. Pneumonia Penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya
radang paru-paru. 10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh) Disebabkan adanya
penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip,
pembengkakan ditekak atau amandel. 11. Kanker paru-paru Mempengaruhi
pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar keseluruh tubuh.
Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok (75% penderita
adalah perokok). Perokok pasif juga dapat terkena kanker paru-paru. Penyebab lain
adalah penderita menghirup debu asbes kromium, produk petroleum, dan radiasi
ionisasi.
2.5. sistem pernapasan pada masa kehamilan Usaha pernapasan ibu harus
meningkat pada kehamilan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik
jaringan ibu dan janin. Pada akhir kehamilan konsumsi oksigen meningkat sebesar
16-20%. Sistem pernapasan juga di pengaruhi oleh volume uterus yang membesar.
Dalam hal cadangan fisiologi,stres yang ditimbulkan oleh kehamilan pada sistem
pernapasan lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan yang dapat diukur saat
olahraga. Hal ini berbeda dengan proporsi cadangan fisiologis kardiovaskuler yang
dibutuhkan selama kehamilan yang Jauh lebih besar. Dampak klinis dari perbedaan
ini adalah bahwa pasien dengan penyakit pernapasan lebih kecil kemungkinanannya
mengalami dibandingkan dengan perburukan mereka yang mengidap penyakit
jantung.
1. anatomi Pada awal kehamilan dan dengan demikian bukan di sebabkan oleh
uterus, diafragma terdorong keatas sebanyak 4 cm. Gerakan respirasi diafragma
meningkat dan terjadi peningkatan iga bagian bawah sternal dari 68 pada awal
kehamilan menjadi 103 pada akhir kehamilan. Peningkatan kompensatorik garis
tengah toraks sebesar 2 cm ini berarti volume rongga toraks hampir sama dengan
keadaan sebelum hamil. Diafragma melakukan sebagian besar kerja respirasi,
bernafas lebih bersifat torakalis daripada abdominalis. Pengaruh hormon
menyebabkan otot dan tulang rawan di regio toraks melemas sehingga toraks
melebar. Penurunan compliance dinding toraks menyebabkan dinding toraks dapat
bergerak semakin kedalam sehingga udara yang terperangkap lebih sedikit dan
volume residua menurun. Progesteron menurunkan kepekaan kemoreseptor periver
dan sentral untuk karbon dioksida. Hal ini berarti dorongan pernafasan terpicu pada
kadar karbondioksida yang lebih rendah sehingga wanita hamil bernafas lebih
dalam. Seiring dengan peningkatan kadar progesteron selama
kehamilan,peningkatan responsivitas terhadap PCO2 menyebabkan tidal volume
dan dengan demikian, volume permenit meningkat.Oleh karena itu, hiperventilasi
peningkatan volume alun merupakan hal normal pada kehamilan. Konsumsi oksigen
meningkat,tetapi tekanan oksigen arteri tidak berubah. Pada kehamilan,frekuensi
pernapasan tidak berubah tetapi ventilasi per menit meningkat 40 % karena volume
alun nafas meningkat. Hal ini sudah mulai tampak disni kehimilan 7
minggu.Hiperventilasi ini melebihi peningkatan kosumsi oksigen. Efisiensi pertukaran
gas di alviolus sangat meningkat apabilaa yang meningkat volume alun napas
dibandingkan dengan frekuensi pernapasan.Ventialis alviolus semakin ditingkatkan
oleh berkurangnya volume residual.Sekitar 150 ml udara inspirasi tetap berada
disaluran napas atas dan tidak terjadi pertukaran gas.Walaupun pada kehamilan
ruang mati meningkat sebwsar sekitar 60 ml karena dilatasi bronkiolus halus,ventilasi
alviolus netto meningkat.Peningkatan volume alun napas berati kapasitas resudual
fungsional berkurang sehingga lebih banyak udara segar yang bercampur dengan
volume udara sisa yang jumlah semakin berkurang yang tertinggal di paru.Dengan
demikian,ventilasi alveolus pada kehamilan meningkat sekitar 70% yang
menyebabkan peningkatan efesiensi pencampuran gas sehingga pertukaran gas
menjadi lebih mudah karenagradien difusi meningkat. Peningkatan gradien
konsentrasi karbon dioksida antara darah ibu dan janin membantu penyaluran
karbon dioksida menembus plasenta dan mungkin penting pada keadaan yang
merugikan. Progesteron meningkatkan kadar karbonat anhidrase di sel darah merah
sehingga efisiensi pemindahan karbon dioksida semakin tinggi . Tekanan parsial
oksigen pada ibu sedikit meningkat dari 90-100 menjadi 101-106 mmHg dan kadar
karbon dioksida menurun dari 35-40 mmHg menjadi 26-34 mmHg.peningkatan
ringan PO2 tidak banyak berefek pada saturasi hemoglobin.Namun,postur
memengaruhi kadar oksigen alveolus posisi terlentang pada akhir kehamilan
menyebabkan tekanan oksigen alveolus menurun dibandingakan dengan posisi
duduk. Perubahan oksigenasi alveolus ini mungkin kurang bermakna bagi janin
walaupun mungkin dapat menjasi kompensasi apabila ibu berada di tempat tinggi.
Perjalanan udara dikaitkan dengan peningkatan dispnea dan frekuensi pernapasa.
Penurunan kadar karbon dioksida pada kehamilan menyebabkan alkalosis
respiratorik ringan. Perubahan pH memengaruhi kadar kation dalam darah, misalnya
natrium, kalium, dan kalsium, yang membantu pemindahan melalui plasenta dan
meningkatkan pnyediaan bagi prtumbuhan janin. Terjadi kompensasi metabolik
berupa peningkatan ekskresi ion bikarbonat oleh ginjal. Penurunan bikarbonat serum
menyebabkan pH ibu meningkat ke batas atas rentang fisiologis dari 7,40 menjadi
7,45. Dengan demikian kemampuan ibu untuk mengompensasi asidosis metabolik
menurun, yang mungkin menimbulkan masalah pada persalinan lama atau apabila
terjadi penurunan perfusi jaringan. Progesteron memiliki efek lokal pada tonus otot
polos jalan napas dan pembuluh darah paru. Kapasitas difusi adalah tingkat
kemudahan gas menembus membran paru. Pada awal kehamilan, kapasitas difusi
menurun mungkin karena efek estrogen pada komposisi mukopolisakarida dinding
kapiler, yang meningkatkan jarak temouh difusi (de swiet, 1998b). Efek ini mungkin
berlangsung selama beberapa bulan setelah persalinan. Peningkatan retensi air di
jaringan paru juga mengakibatkan penurunan kapasitas difusi. Terjadi peningkatan
closing volume yang mengisyaratkan diameter saluran napas kecil berkurang; hal ini
mungkin disebabkan oleh peningkatan cairan paru. Penurunan efisiensi pemindahan
gas di paru dikompensasi secara parsial oleh relaksasi otot polos bronkiolus yang
dipicu oleh progesteron, yang menurunkan resistensi saluran napas. Penurunan
resistensi saluran napas berarti aliran udara meningkat. Prostaglandin juga
memengaruhi otot polos bronkiolus. Prostaglandin F2 , yang meningkat sepanjang
kehamilan, adalah konstriktor otot polos; prostaglandin E1 dan E2, yang meningkat
pada trimester ketiga, merupakan dilator otot polos. Bagaimana mereka
memengaruhi efisiensi pernapasan pada kehamilan masih belumlah jelas, walaupun
apabila digunakan untuk menginduksi abortus terapetik prostaglandin F2 dapat
menyebabkan asma pada Wanita yang rentan (kreisman, van de weil, & mitchell,
1975). Usaha/keraj bernapas mungkin tidak berubah karna penurunan resissistensi
jalan napas mengompensasi kongesti di kapiler dinding bronkus. Banyak wanita
hamil mengalami dispnea, yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan kecemasan,
sering pada awal kehamilan sebelum trjadi perubahan dalam tekanan intraabdomen.
Hal ini berkaitan berat dengan PCO2 dan mungkin disebabkan oleh hiperventilasi
(de swiet, 1998b). Kapiler disaluran napas atas mengalami pembengkakan, yang
dapat menimbulkan kesulitan bernapas melalui hidung dan memperparah infeksi
saluran napas. Perubahan laring dan edema pita suara yang disebabkan oleh
dilatasi vaskular dapat menyebabkan suara serak dan lebih berat, serta batuk
menetap. Pada kasus yang berat, perubahan berupa penebalan laring dapat
menyebabkan penyulit apabila akan dilakukan intubasi, misalnya pada anestesia.
Pada kehamilan, volume ekspirasi paksa pada 1 detik dan laju arus puncak biasanya
tidak terpengruh. Saat persalinan, nyeri menyebabkan peningkatan volume alun
napas dan frekuensi pernapasan (efek ini dihilangkan oleh anestesia epidural yang
efektif). Pada kala 2, kebutuhan otot menyebabkan asidosis metabolik (peningkatan
produksi laktat dan piruvat); hal ini sedikit banyak diimbangi oleh alkalosis
respiratorik akibat hiperventilasi (Blackburn, 1992). Volume dan kapasitas
paru Parameter Definisi Rentang normal Perubahan pada kehamilan Volume alun
napas (tidal volume, TV) Volume bernapas normal saat istirahat 500 ml Meningkat
sampai 150-200 ml (25-40%) 75 % meningkat pada trimester pertama Frekuensi
pernapasan (respiratory rate, RR) Jumlah pernapasan permenit 12 kali/menit Tidak
berubah/sedikit meningkat menjadi 15 kali/menit Volume per menit (minute volume,
MV) Udara total yang dihirup dalam satu menit pernapasan (= TV x RR) 6000
ml/menit
6,5 l/menit Meningkat sekitar 40%
10 l/menit Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume, IRV) Volume
udara yang dapat diinspirasi di atas volume alun napas 3100 ml Tidak
berubah Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume, ERV) Volume gas
yang dapat di ekspirasi selain volume alun napas 1200 ml Menurun secara progresif
dari awal kehamilan menjadi sekitar 1100 ml Volume residual (residual volume, RV)
Voleme gas yang tertinggal di paru setelah ekspirasi maksimum 1200 ml Menurun
secara prgresif Kapasitas paru total (total lung capacity. TLC) Volume maksimum
paru (=TV +IRV+ ERV+ruang mati) 6000 ml Tidak berubah Kapasitas vital (vital
capacity, VC) Volume total gas yang dapat masuk-keluar paru (= TLC volume
volume residual) 4800 ml Meningkat 100-200 ml pada akhir kehamilan ? tidak jelas
pada wanita gemuk) ??? tidak berubah Kapasitas inspirasi Kemampuan inspirasi
total paru (= IRC+TV) 2200 ml Meningkat menjadi sekitar 2500 ml pada
aterm Kapasitas residual fungsional (functional residual capacity, FRC) Volume gas
yang tertinggal di paru setelah bernapas biasa (=ERV+RV) 2800 ml Menurun secara
progresif menjadi 2300 ml meningkatkan efisiensi pencampuran Volume residual
(residual volume, RV) Volume gas yang tertinggal setelah ekspirasi maksimum (=
FRC-ERV) 2400 ml Ruang mati fisiologis Meningkat sekitar 60 ml Ventilasi
alveolus Perbedaan antara TV dan volume ruang mati fisiologis Meningkat
2.6. sistem pernapasan pada masa nifas Penurunan konsentrasi progesteron
setelah pengeluaran plasenta memulihkan sensitivitas tubuh terhadap
karbondioksioda sehingga tekanan parsial karbondioksida kembali kekadar prahamil.
Diafragma dapat meningkatkan jarak gerakannya setelah uterus tidak lagi
menekannya sehingga ventilasi lobus-lobus basal paru dapat berlangsung penuh.
Complkiance dinding dada, volume alun nafas,dan kecepatan penapasan kembali ke
normal dalam satu sampai tiga minggu.
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Pernafasan ( respirasi) merupakan suatu
proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena
sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf autonom. Adapun anatomi dari
sistem pernapasan itu meliputi hidung(nasal), faring(tekak), laring(pangkal
tenggorokan), trakea(batang tenggorokan), bronkus(cabang tenggorokan), alveoli,
paru-paru dan pleura. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan
dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar.
Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler
dengan sel-sel tubuh, sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran udara yang
terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler. Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka mekanisme
pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot tulang rusuk, sedangkan
pernapasan perut adalah pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-
otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Alat- alat
pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat penting. Jika alat- alat ini
terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu,
bahkan dapat menyebabkan Kematian. Kelainan kelainan itu diantaranya
influenza(flu), asma (sesak napas), tuberkulosis(TBC), asfiksi, asidosis, difteri,
emfisema , pnemonia, wajah adenoid( kesan wajah bodoh, kanker paru-paru dan
juga peradangan yang meliputi rinitis, faringitis, laringitis, bronkitis dan sinusitis.
3.2 SARAN Respirasi atau pernapasan merupakan proses yang penting bagi tubuh
kita, apabila salah satu organ mengalami kerusakan maka akan mengganggu proses
pernapasan. Salah satu penyebab gangguan yang paling vital adalah rokok, karena
didalam rokok banyak terkandung zat yang berbahaya seperti nikotin,dan lain
sebagainya. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
pernapasan dan jaringan paru- paru. Misalnya, sel mukosa membesar
(disebuthipetrofi ) dan kelenjar mucus bertambah banyak
(disebuthiperplasia). Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan akan timbul
perubahan fungsi paru- paru. Merokok merupakan penyebab utama timbulnya
penyakit obstruksi paru menahun (POPM ), termasuk emfisema (pembengkakan
paru- paru ), bronkitiskronis, dan asma. Dan rokok lebih berbahaya bagi perokok
pasif daripada perokok aktif, karena asap yang dihirup oleh perokok pasif lebih
banyak mengandung zat zat yang berbahaya.
Oleh karena itu, marilah mulai sekarang kita jaga kesehatan organ pernapasan paru-
paru dan sistem pernapasan dengan makan-makanan yang sehat, perbanyak minum
air putih, berolahraga yang cukup dan jangan merokok, dan makan teratur.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi.
Gitamedia Press-Surabaya. http://ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
PERNAPASAN Fraxawants.html http://Jenis Pernafasan dan Mekanisme
Pertukaran Gas Guru NgeBlog.htm
http://kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html
http://kelainan-gangguan-penyakit-sistem-pernapasan-respirasi-manusia-kesehatan-
pada-masyarakat.html
http://Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia _
SmartClick.html.

Você também pode gostar