Anatomy of the Stomach

The stomach is a rounded, hollow organ located just inferior to the diaphragm in the left part
of the abdominal cavity. Located between the esophagus and the duodenum, the stomach is a
roughly crescent-shaped enlargement of the gastrointestinal tract. The inner layer of the
stomach is full of wrinkles known as rugae (or gastric folds). Rugae both allow the stomach
to stretch in order to accommodate large meals and help to grip and move food during
digestion.

The stomach can be divided into four regions based on shape and function:

The esophagus connects to the stomach at a small region called the cardia. The cardia is a
narrow, tube-like region that opens up into the wider regions of the stomach. Within the
cardia is the lower esophageal sphincter, a band of muscle tissue that contracts to hold food
and acid inside of the stomach.
The cardia empties into the body of the stomach, which forms the central and largest region
of the stomach.
Superior to the body is a dome shaped region known as the fundus.
Inferior to the body is a funnel shaped region known as the pylorus. The pylorus connects the
stomach to the duodenum and contains the pyloric sphincter. The pyloric sphincter controls
the flow of partially digested food (known as chyme) out of the stomach and into the
duodenum.
Microscopic Anatomy
Microscopic analysis of the stomachs structure reveals that it is made of several distinct
layers of tissue: the mucosa, submucosa, muscularis, and serosa layers.

The innermost layer of the stomach is known as the mucosa, and is made of mucous
membrane. The mucous membrane of the stomach contains simple columnar epithelium
tissue with many exocrine cells. Small pores called gastric pits contain many exocrine cells
that secrete digestive enzymes and hydrochloric acid into the lumen, or hollow region, of the
stomach. Mucous cells found throughout the stomach lining and gastric pits secrete mucus to
protect the stomach from its own digestive secretions. The mucosa of the stomach is much
thicker than the mucosa of the other organs of the gastrointestinal tract due to the depth of the
gastric pits.

Deep inside the mucosa is a thin layer of smooth muscle known as the muscularis mucosae.
The muscularis mucosae layer allows the mucosa to form folds and increase its contact with
the stomachs contents.
Surrounding the mucosa is the submucosa layer of the stomach. The submucosa is made up
of various connective tissues, blood vessels, and nerves. Connective tissues support the
tissues of the mucosa and connect it to the muscularis layer. The blood supply of the
submucosa provides nutrients to the wall of the stomach. Nervous tissue in the submucosa
monitors the contents of the stomach and controls smooth muscle contraction and secretion of
digestive substances.
The muscularis layer of the stomach surrounds the submucosa and makes up a large amount
of the stomachs mass. The muscularis is made of 3 layers of smooth muscle tissue arranged
with its fibers running in 3 different directions. These layers of smooth muscle allow the
stomach to contract to mix and propel food through the digestive tract.
The outermost layer of the stomach surrounding the muscularis layer is the serosa a thin
serous membrane made of simple squamous epithelial tissue and areolar connective tissue.
The serosa has a smooth, slippery surface and secretes a thin, watery secretion known as
serous fluid. The smooth, wet surface of the serosa helps to protect the stomach from friction
as it expands with food and moves to mix and propel the food.



































Anatomi Perut

Anatomi Gross
Perut adalah bulat, organ berongga terletak hanya kalah dengan diafragma di bagian kiri
rongga perut. Terletak antara kerongkongan dan duodenum, perut adalah pembesaran sekitar
berbentuk bulan sabit dari saluran pencernaan. Lapisan dalam perut penuh keriput dikenal
sebagai ruge (atau lipatan lambung). Ruge keduanya memungkinkan perut untuk
meregangkan untuk mengakomodasi makanan besar dan membantu untuk pegangan dan
memindahkan makanan selama proses pencernaan.

Perut dapat dibagi menjadi empat wilayah berdasarkan bentuk dan fungsi:

Kerongkongan menghubungkan ke perut di daerah kecil yang disebut kardia. Kardia adalah
sempit, seperti tabung daerah yang membuka ke daerah yang lebih luas dari perut. Dalam
kardia adalah sfingter esofagus bagian bawah, sebuah band dari jaringan otot yang kontrak
untuk memegang makanan dan asam dalam perut.
Kardia bermuara di tubuh perut, yang membentuk wilayah tengah dan terbesar dari perut.
Superior ke tubuh adalah kubah berbentuk daerah yang dikenal sebagai fundus.
Kalah dengan tubuh adalah berbentuk corong daerah yang dikenal sebagai pilorus. Pilorus
menghubungkan perut ke duodenum dan berisi sfingter pilorus. Sphincter pyloric mengontrol
aliran makanan dicerna sebagian (dikenal sebagai chyme) dari perut dan masuk ke
duodenum.
Anatomi mikroskopik
Analisis mikroskopis struktur lambung mengungkapkan bahwa itu terbuat dari beberapa
lapisan yang berbeda dari jaringan: mukosa, submukosa, muskularis, dan lapisan serosa.

Lapisan paling dalam dari perut dikenal sebagai mukosa, dan terbuat dari selaput lendir.
Selaput lendir lambung mengandung sederhana columnar jaringan epitel dengan banyak sel
eksokrin. Pori-pori kecil yang disebut lubang lambung mengandung banyak sel eksokrin yang
mengeluarkan enzim pencernaan dan asam klorida ke dalam lumen, atau wilayah berongga,
lambung. Sel mukosa ditemukan di seluruh lapisan perut dan lubang lambung mengeluarkan
lendir untuk melindungi perut dari sekresi pencernaan sendiri. Mukosa lambung jauh lebih
tebal dari mukosa organ-organ lain dari saluran pencernaan karena kedalaman lubang
lambung.

Jauh di dalam mukosa adalah lapisan tipis otot polos yang dikenal sebagai mukosa
muskularis. Lapisan muskularis mukosa memungkinkan mukosa membentuk lipatan dan
meningkatkan kontak dengan isi lambung.
Sekitar mukosa adalah lapisan submukosa lambung. Submukosa ini terdiri dari berbagai
jaringan ikat, pembuluh darah, dan saraf. Jaringan ikat mendukung jaringan mukosa dan
menghubungkannya ke lapisan muskularis. Pasokan darah dari submukosa menyediakan
nutrisi ke dinding perut. Jaringan saraf di submukosa memonitor isi perut dan mengontrol
kontraksi otot polos dan sekresi zat pencernaan.
Lapisan muskularis perut mengelilingi submukosa dan membuat sejumlah besar massa
lambung. Muskularis ini terbuat dari 3 lapisan jaringan otot polos diatur dengan serat yang
berjalan di 3 arah yang berbeda. Lapisan ini otot polos memungkinkan perut berkontraksi
untuk mencampur dan mendorong makanan melalui saluran pencernaan.
Lapisan terluar dari perut sekitar lapisan muskularis adalah serosa - membran serosa tipis
yang terbuat dari jaringan epitel skuamosa sederhana dan jaringan ikat areolar. Serosa
memiliki halus, permukaan licin dan mengeluarkan sebuah, sekresi berair tipis yang dikenal
sebagai cairan serous. Halus, permukaan basah serosa membantu melindungi perut dari
gesekan karena memperluas dengan makanan dan bergerak untuk mencampur dan
mendorong makanan.














White Blood Cell
White blood cells are blood components that protect the body from infectious agents. Also
called leukocytes, white blood cells play an important role in the immune system by
identifying, destroying, and removing pathogens, damaged cells, cancerous cells , and foreign
matter from the body. Leukocytes originate from bone marrow stem cells and circulate in
blood and lymph fluid. Leukocytes are able to leave blood vessels to migrate to body tissues .
White blood cells are categorized by the apparent presence or absence of granules (sacs
containing digestive enzymes or other chemical
substances) in their cytoplasm . A white blood cell is considered to be a granulocyte or an
agranulocyte.
Granulocytes
There are three types of granulocytes: neutrophils, eosinophils, and basophils. As seen under
a microscope, the granules in these white blood cells are apparent when stained.
Neutrophils - These cells have a single nucleus that appears to have multiple lobes.
Neutrophils are the most abundant granulocyte in blood circulation. They are chemically
drawn to bacteria and migrate through tissue to the site of infection. Neutrophils are
phagocytic in that they engulf the target cell (bacterium, diseased or dead cell, etc.) and
destroy it. When released, neurtrophil granules act as lysosomes to digest cellular
macromolecules. The neutrophil is also destroyed in the process.
Eosinophils - The nucleus in these cells is double lobed and often appears U-shaped in blood
smears. Eosinophils are often found in connective tissues of the stomach and intestines.
Eosinophils are phagocytic and primarily target antigen-antibody complexes. These
complexes are formed when antibodies bind to antigens to identify them as substances to be
destroyed. Eosinophils become increasingly active during parasitic infections and allergic
reactions.

Basophils - These cells are the least numerous of the white blood cells. They have a multi-
lobed nucleus, and their granules contain substances such as histamine and heparin. Heparin
thins blood and inhibits blood clot formation. Histamine dilates blood vessels, increases the
permeability of capillaries, and increases blood flow, which helps to transport leukocytes to
infected areas. Basophils are responsible for the body's allergic response.
Agranulocytes
There are two types of agranulocytes, also known as nongranular leukocytes: lymphocytes
and monocytes. These white blood cells appear to have no obvious granules. Agranulocytes
typically have a large nucleus due to the absence of cytoplasmic granules.
Lymphocytes - After neutrophils, lymphocytes are the most common type of white blood
cell. These cells are spherical in shape with large nuclei and very little cytoplasm. There are
three main types of lymphocytes: T-cells, B-cells, and natural killer cells. T-cells and B-cells
are critical for specific immune responses. Natural killer cells provide nonspecific immunity.

Monocytes - These cells are the largest of the white blood cells. They have a large, single
nucleus that can have various shapes. The nucleus often appears to be kidney-shaped.
Monocytes migrate from blood to tissues and develop into macrophages and dendritic cells.
Macrophages are large cells present in nearly all tissues. They actively perform phagocitic
functions. Dendritic cells are commonly found in tissue located in areas that come in contact
with antigens from the external environment. They are found in the skin, internally in the
nose, lungs, and gastrointestinal tract. Dendritic cells function primarily to present antigenic
information to lymphocytes in lymph nodes and lymph organs. This aids in the development
of antigen immunity. Dendritic cells are so named because they have projections that are
similar in appearance to the dendrites of neurons.
White Blood Cell Production

White blood cells are produced by bone marrow within bone . Some white blood cells mature
in the lymph nodes , spleen , or thymus gland. The life span of mature leukocytes ranges from
about a few hours to several days. Blood cell production is often regulated by body structures
such as the lymph nodes, spleen, liver, and kidneys . During times of infection or injury,
more white blood cells are produced and are present in the blood. A blood test known as a
WBC or white blood cell count is used to measure the number of white blood cells in the
blood. Normally, there are between 4,300-10,800 white blood cells present per microliter of
blood. A low WBC count may be due to disease, radiation exposure, or bone marrow
deficiency. A high WBC count may indicate the presence of an infectious or inflammatory
disease, anemia, leukemia, stress, or tissue damage.






















Sel Darah Putih

Sel darah putih adalah komponen darah yang melindungi tubuh dari agen infeksius. Juga
disebut leukosit, sel darah putih memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh
dengan mengidentifikasi, menghancurkan, dan menghilangkan patogen, sel yang rusak, sel
kanker, dan benda asing dari tubuh. Leukosit berasal dari sumsum tulang sel-sel induk dan
beredar dalam cairan darah dan getah bening. Leukosit dapat meninggalkan pembuluh darah
untuk bermigrasi ke jaringan tubuh. Sel darah putih dikategorikan oleh kehadiran nyata atau
tidak adanya butiran (kantung yang berisi enzim pencernaan atau kimia lainnya
zat) dalam sitoplasma mereka. Sel darah putih dianggap sebagai granulosit atau agranulocyte.
granulosit
Ada tiga jenis granulosit: neutrofil, eosinofil, dan basofil. Seperti yang terlihat di bawah
mikroskop, butiran sel darah putih ini terlihat ketika bernoda.
Neutrofil - Sel-sel ini memiliki inti tunggal yang tampaknya memiliki beberapa lobus.
Neutrofil adalah granulosit paling melimpah di sirkulasi darah. Mereka kimiawi tertarik pada
bakteri dan bermigrasi melalui jaringan ke tempat infeksi. Neutrofil adalah fagosit dalam
bahwa mereka menelan sel target (bakteri, sel yang sakit atau mati, dll) dan
menghancurkannya. Ketika dirilis, butiran neurtrophil bertindak sebagai lisosom untuk
mencerna makromolekul seluler. Neutrofil ini juga hancur dalam proses.
Eosinofil - Inti dalam sel-sel ini adalah lobed ganda dan sering muncul berbentuk U dalam
apusan darah. Eosinofil sering ditemukan dalam jaringan ikat dari perut dan usus. Eosinofil
adalah fagositosis dan terutama menargetkan kompleks antigen-antibodi. Kompleks ini
terbentuk ketika antibodi mengikat antigen untuk mengidentifikasi mereka sebagai bahan
untuk dihancurkan. Eosinofil menjadi semakin aktif selama infeksi parasit dan reaksi alergi.

Basofil - Sel-sel ini adalah yang paling banyak dari sel-sel darah putih. Mereka memiliki inti
multi-lobed, dan butiran mereka mengandung zat seperti histamin dan heparin. Heparin
mengencerkan darah dan menghambat pembentukan bekuan darah. Histamin melebarkan
pembuluh darah, meningkatkan permeabilitas kapiler, dan meningkatkan aliran darah, yang
membantu untuk mengangkut leukosit ke daerah yang terinfeksi. Basofil bertanggung jawab
untuk reaksi alergi tubuh.
Agranulocytes
Ada dua jenis agranulocytes, juga dikenal sebagai leukosit nongranular: limfosit dan monosit.
Sel darah putih ini tampaknya tidak memiliki butiran yang jelas. Agranulocytes biasanya
memiliki inti besar karena tidak adanya butiran sitoplasma.
Limfosit - Setelah neutrofil, limfosit adalah jenis yang paling umum dari sel darah putih. Sel-
sel ini berbentuk bulat dengan inti besar dan sangat sedikit sitoplasma. Ada tiga jenis utama
limfosit: sel-T, B-sel, dan sel-sel pembunuh alami. T-sel dan B-sel sangat penting untuk
respon imun spesifik. Sel pembunuh alami memberikan imunitas nonspesifik.

Monosit - Sel-sel ini adalah yang terbesar dari sel darah putih. Mereka memiliki besar, inti
tunggal yang dapat memiliki berbagai bentuk. Inti sering muncul untuk menjadi berbentuk
ginjal. Monosit bermigrasi dari darah ke jaringan-jaringan dan berkembang menjadi
makrofag dan sel dendritik. Makrofag adalah sel besar hadir di hampir semua jaringan.
Mereka aktif melakukan fungsi phagocitic. Sel dendritik biasanya ditemukan dalam jaringan
yang terletak di daerah yang datang dalam kontak dengan antigen dari lingkungan eksternal.
Mereka ditemukan di kulit, secara internal di hidung, paru-paru, dan saluran pencernaan. Sel
dendritik berfungsi terutama untuk menyajikan informasi antigenik untuk limfosit pada
kelenjar getah bening dan organ getah bening. Hal ini membantu dalam pengembangan
kekebalan antigen. Sel dendritik yang dinamakan demikian karena mereka memiliki proyeksi
yang mirip dalam penampilan dengan dendrit dari neuron.
Sel Darah Putih Produksi

Sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang dalam tulang. Beberapa sel darah putih
matang di kelenjar getah bening, limpa, atau kelenjar thymus. Rentang hidup leukosit dewasa
berkisar dari beberapa jam sampai beberapa hari. Produksi sel darah sering diatur oleh
struktur tubuh seperti kelenjar getah bening, limpa, hati, dan ginjal. Selama masa infeksi atau
cedera, sel darah putih yang diproduksi dan hadir dalam darah. Sebuah tes darah yang dikenal
sebagai jumlah sel darah WBC atau putih digunakan untuk mengukur jumlah sel darah putih
dalam darah. Biasanya, ada antara 4,300-10,800 sel darah putih hadir per mikroliter darah.
Sebuah jumlah WBC yang rendah mungkin karena penyakit, paparan radiasi, atau
kekurangan sumsum tulang. Hitung WBC yang tinggi dapat menunjukkan adanya penyakit
infeksi atau inflamasi, anemia, leukemia, stres, atau kerusakan jaringan.




Plant Tissue Systems
Like other organisms, plant cells are grouped together into various tissues. These tissues can
be simple, consisting of a single cell type, or complex, consisting of more than one cell type.
Above and beyond tissues, plants also have a higher level of structure called plant tissue
systems. There are three types of tissue systems: dermal tissue, vascular tissue, and ground
tissue systems.
Plant Tissue Systems: Dermal Tissue The dermal tissue system consists of the epidermis and
the periderm . The epidermis is generally a single layer of closely packed cells. It both covers
and protects the plant . It can be thought of as the plant's "skin." Depending on the part of the
plant that it covers, the dermal tissue system can be specialized to a certain extent. For
instance, the epidermis of a plant's leaves secretes a coating called the cuticle that helps the
plant retain water. The epidermis in plant leaves and stems also contain pores called stomata.
Guard cells in the epidermis regulate gas exchange between the plant and the environment by
controlling the size of the stomata openings.

The periderm, also called bark, replaces the epidermis in plants that undergo secondary
growth. The periderm is multilayered as opposed to the single layered epidermis. It consists
of cork cells (phellem), phelloderm, and phellogen (cork cambium). Cork cells are nonliving
cells that cover the outside of stems and roots to protect and provide insulation for the plant.
The periderm protects the plant from pathogens, injury, prevents excessive water loss, and
insulates the plant.
Plant Tissue Systems: Ground Tissue

The ground tissue system synthesizes organic compounds, supports the plant and provides
storage for the plant. It is mostly made up of parenchyma cells but can also include some
collenchyma and sclerenchyma cells as well. Parenchyma cells synthesize and store organic
products in a plant. Most of the plant's metabolism takes place in these cells. Parenchyma
cells in leaves control photosynthesis . Collenchyma cells have a support function in plants,
particularly in young plants. These cells help to support plants while not restraining growth
due to their lack of secondary cell walls and the absence of a hardening agent in their primary
cell walls. Sclerenchyma cells also have a support function in plants, but unlike collenchyma
cells, they have a hardening agent and are much more rigid.
Plant Tissue Systems: Vascular Tissue

Xylem and phloem throughout the plant make up the vascular tissue system. They allow
water and other nutrients to be transported throughout the plant. Xylem is consists of two
types of cells known as tracheids and vessel elements. Tracheids and vessel elements form
tube-shaped structures that provide pathways for water and minerals to travel from the roots
to the leaves. While tracheids are found in all vascular plants, vessels are found only in
angiosperms .

Phloem is composed mostly of cells called sieve-tube cells and companion cells. These cells
assist in the transport of sugar and nutrients produced during
photosynthesis from the leaves to other parts of the plant. While tracheid cells are nonliving,
sieve-tube and companion cells of the phloem are living. Companion cells possess a nucleus
and actively transport sugar into and out of sieve-tubes.
Plant Tissue Systems: Plant Growth

Areas within a plant that are capable of growth via mitosis are called meristems. Plants
undergo two types of growth, primary and/or secondary growth. In primary growth, plant
stems and roots elongate by cell enlargement as opposed to new cell production. Primary
growth occurs in areas called apical meristems. This type of growth allows plants to increase
in length and to extend roots deeper into the soil. All plants undergo primary growth. Plants
that undergo secondary growth, such as trees, have lateral meristems that produce new cells.
These new cells increase the thickness of stems and roots. Lateral meristems consist of the
vascular cambium and the cork cambium. It is the vascular cambium that is responsible for
producing xylem and phloem cells. The cork cambium is formed in mature plants and yields
bark.



Sistem Jaringan Tanaman
Seperti organisme lain, sel-sel tumbuhan dikelompokkan bersama menjadi berbagai jaringan.
Jaringan ini dapat sederhana, terdiri dari tipe sel tunggal, atau kompleks, yang terdiri dari
lebih dari satu jenis sel. Di atas dan di luar jaringan, tanaman juga memiliki tingkat yang
lebih tinggi dari struktur yang disebut sistem jaringan tanaman. Ada tiga jenis sistem
jaringan: jaringan dermal, jaringan pembuluh darah, dan sistem jaringan dasar.
Sistem Jaringan Tanaman: Tissue Dermal Sistem jaringan dermal terdiri dari epidermis dan
periderm tersebut. Epidermis umumnya satu lapisan sel erat dikemas. Itu baik selimut dan
melindungi tanaman. Hal ini dapat dianggap sebagai tanaman "kulit." Tergantung pada
bagian dari tanaman yang mencakup, sistem jaringan dermal dapat khusus sampai batas
tertentu. Misalnya, epidermis daun tanaman ini mengeluarkan lapisan yang disebut kutikula
yang membantu tanaman menahan air. Epidermis daun tanaman dan batang juga
mengandung pori-pori yang disebut stomata. Sel penjaga pada epidermis mengatur
pertukaran gas antara tanaman dan lingkungan dengan mengendalikan ukuran bukaan
stomata.

Periderm, juga disebut kulit, menggantikan epidermis pada tanaman yang mengalami
pertumbuhan sekunder. Periderm ini berlapis-lapis yang bertentangan dengan epidermis
berlapis tunggal. Ini terdiri dari sel-sel gabus (phellem), phelloderm, dan phellogen (kambium
gabus). Sel-sel gabus yang tak hidup sel-sel yang menutupi luar dari batang dan akar untuk
melindungi dan memberikan isolasi untuk tanaman. Periderm melindungi tanaman dari
patogen, luka, mencegah kehilangan air yang berlebihan, dan insulates tanaman.
Tanaman Sistem Jaringan: Tanah Tissue

Sistem jaringan dasar mensintesis senyawa organik, mendukung pabrik dan menyediakan
penyimpanan untuk tanaman. Hal ini sebagian besar terdiri dari sel-sel parenkim tetapi juga
dapat mencakup beberapa collenchyma dan sclerenchyma sel juga. Sel parenkim mensintesis
dan menyimpan produk organik di pabrik. Sebagian besar metabolisme tanaman berlangsung
di sel-sel ini. Sel-sel parenkim di daun mengontrol fotosintesis. Sel collenchyma memiliki
fungsi dukungan pada tanaman, terutama pada tanaman muda. Sel-sel ini membantu untuk
mendukung tanaman sementara tidak menahan pertumbuhan karena kurangnya dinding sel
sekunder dan tidak adanya zat pengeras dalam dinding sel utama mereka. Sel sclerenchyma
juga memiliki fungsi dukungan pada tanaman, tapi tidak seperti sel collenchyma, mereka
memiliki zat pengeras dan jauh lebih kaku.
Sistem Jaringan Tanaman: Tissue Vascular

Xilem dan floem seluruh tanaman membentuk sistem jaringan pembuluh darah. Mereka
memungkinkan air dan nutrisi lain yang akan diangkut seluruh pabrik. Xilem adalah terdiri
dari dua jenis sel yang dikenal sebagai tracheids dan elemen kapal. Tracheids dan elemen
kapal membentuk struktur berbentuk tabung yang menyediakan jalur untuk air dan mineral
untuk perjalanan dari akar ke daun. Sementara tracheids ditemukan di semua tumbuhan
vaskular, kapal hanya ditemukan di angiosperma.

Floem sebagian besar terdiri dari sel-sel yang disebut sel saringan-tabung dan sel
pendamping. Sel-sel ini membantu dalam transportasi gula dan nutrisi yang dihasilkan selama
fotosintesis dari daun ke bagian lain dari tanaman. Sementara sel-sel trakeid yang tak hidup,
sel-sel saringan-tabung dan pendamping dari floem hidup. Sel Companion memiliki nukleus
dan secara aktif mengangkut gula ke dalam dan keluar dari saringan-tabung.
Sistem Jaringan Tanaman: Pertumbuhan Tanaman Area dalam tanaman yang mampu tumbuh
melalui mitosis disebut meristem. Tanaman menjalani dua jenis pertumbuhan, primer dan /
atau pertumbuhan sekunder. Dalam pertumbuhan primer, tanaman batang dan akar
memanjang dengan pembesaran sel sebagai lawan produksi sel baru. Pertumbuhan primer
terjadi di daerah yang disebut meristem apikal. Jenis pertumbuhan memungkinkan tanaman
untuk meningkatkan panjang dan untuk memperluas akar yang lebih dalam ke dalam tanah.
Semua tanaman mengalami pertumbuhan primer. Tanaman yang mengalami pertumbuhan
sekunder, seperti pohon, memiliki meristem lateral yang yang menghasilkan sel-sel baru. Sel-
sel baru meningkatkan ketebalan batang dan akar. Meristem lateral terdiri dari kambium
vaskular dan kambium gabus. Ini adalah kambium vaskular yang bertanggung jawab untuk
memproduksi xilem dan floem sel. Gabus kambium terbentuk dalam matang tanaman dan
hasil kulit.