Você está na página 1de 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Audit Intern
Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu
pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen
guna memberikan suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut
dengan auditor. Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan
kebutuhan yang meningkat akan hasil pelaksanaan auditing.
Guy (2002:5) telah mendefinisikan audit sebagai berikut :
Audit merupakan suatu proses sistematis yang secara obyektif
memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan
mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat
kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan
serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

Dilihat dari definisi di atas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing
adalah proses perolehan serta pengevaluasian bukti-bukti dan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Bukti-bukti yang diperoleh baik dari dalam perusahaan
maupun dari luar perusahaan digunakan sebagi bahan evaluasi sehingga hasil
audit lebih objektif. Kriteria-kriteria yang ditetapkan digunakan sebagai tolak ukur
auditor untuk memberikan pendapatnya yang kemudian dituangkan ke dalam
laporan audit. Laporan audit harus dapat memberi informasi kepada para
pengguna akan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria-kriteria
yang ditetapkan.
J ika dilihat dari pihak yang melakukan pemeriksaan, terdapat dua
kelompok auditor yaitu auditor internal dan auditor eksternal. Kedudukan dan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab di antara kedua kelompok auditor tersebut sangat berbeda satu
sama lain. Seorang auditor internal bekerja pada perusahaan, lembaga
pemerintahan, atau perusahaan nirlaba, sedangkan auditor eksternal bekerja pada
suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Meskipun pihak yang melakukan audit
intern merupakan bagian dari organisasi yang diaudit itu sendiri, tetapi
pelaksanaan audit intern harus tetap obyektif dan independen dari aktivitas yang
diaudit. Auditor internal umumnya melapor kepada manajer senior atau dewan
direksi, sedangkan auditor eksternal hanya memiliki struktur pelaporan yang
terbatas kepada kantor akuntan tempat auditor tersebut bekerja dan pihak ketiga
(kreditor dan investor).
Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian audit intern
secara baik, berikut ini akan dikutip beberapa definisi audit intern. Ikatan Auditor
Internal (Institute of Internal Auditors IIA) dikutip oleh Messier (2005:514),
mendefenisikan audit internal sebagai berikut :
Audit intern adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif, dan
konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi organisasi. Audit intern ini membantu organisasi mencapai
tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disipilin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko,
pengendalian, dan proses tata kelola.

Definisi ini mengandung pengertian bahwa audit intern merupakan suatu
aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan
informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan
audit intern dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak
terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit intern secara
Universitas Sumatera Utara
independen dan obyektif tersebut akan dapat diandalkan oleh para pengguna
informasi.
Sawyer (2005:10) mengemukakan definisi audit internal yang
menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas sebagai
berikut :
Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda
dalam organisasi untuk menentukan apakah :
1. informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan,
2. risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan
diminimalisasi,
3. peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang biasa
diterima telah diikuti,
4. kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi,
5. sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan
6. tujuan organisasi telah dicapai secara efektif --semua dilakukan
dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan
membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya
secara efektif.

Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal,
tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut
juga memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di Standar dan
menangkap lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih
menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko,
tata kelola, dan kontrol.
Perusahaan yang berkembang di Indonesia memiliki kedudukan yang
penting dalam perekonomian dan pembangunan bagi masyarakat Indonesia, maka
peran audit intern menjadi semakin penting untuk mengawasi perusahaan secara
independen.
Universitas Sumatera Utara
Definisi lain menurut Agoes (2004:221) mengenai audit intern sebagai
berikut :
Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal
audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang
telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

Definisi di atas menunjukkan bahwa audit intern telah mengalami
perkembangan. Lingkup audit intern tidak lagi hanya terbatas melakukan
pemeriksaan di bidang keuangan saja, tetapi juga melakukan pemeriksaan di
bidang lainnya seperti pengendalian, kepatuhan, operasional dan lain-lain.
Bertolak dari definisi-definisi di atas, dalam perkembangannya konsep
audit intern telah mengalami perubahan. Peranan audit intern sebelumnya hanya
sebatas sebagai pengawas di dalam perusahaan yang kerjanya hanya mencari
kesalahan, sedangkan saat ini audit intern dapat memberikan saran dan masukan
berupa tindakan perbaikan atas sistem yang telah ada. Oleh karena itu, saat ini
audit intern dapat juga dikatakan sebagai konsultan perusahaan dalam mencapai
tujuannya di masa yang akan datang. Internal auditor harus selalu meningkatkan
pengetahuan baik di bidang auditing sendiri maupun pengetahuan di bidang bisnis
perusahaan agar dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan
tersebut.

B. Fungsi dan Tujuan Audit Intern
Perusahaan perkebunan memiliki kedudukan yang penting dalam
perekonomian dan pembangunan, maka fungsi audit intern menjadi semakin
Universitas Sumatera Utara
penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi audit intern bagi manajemen
perusahaan adalah untuk menjamin pelaksanaan operasional yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Di dalam perusahaan, audit intern merupakan fungsi staff, sehingga tidak
memiliki wewenang untuk langsung memberi perintah kepada pegawai, juga tidak
dibenarkan untuk melakukan tugas-tugas operasional dalam perusahaan yang
sifatnya di luar kegiatan pemeriksaan. Audit internal terlibat dalam memenuhi
kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan
manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan-tujuan
audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri
berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang
dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi.
Perumusan fungsi audit intern dalam perusahaan biasanya
menyangkut sistem pengendalian manajemen, ketaatan,
pengungkapan penyimpangan, efisiensi dan efektivitas, manajemen
risiko, dan proses tata kelola (good corporate governance). Fungsi
audit intern menjadi semakin penting sejalan dengan semakin
kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin
dapat mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena
itu manajemen sangat terbantu oleh fungsi audit intern untuk
menjaga efisiensi dan efektivitas kegiatan.

Universitas Sumatera Utara
Sawyer (2005:32) menyebutkan fungsi audit intern bagi manajemen
sebagai berikut :
1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh
manajemen puncak.
2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko.
3. Memvalidasi laporan ke manajemen senior.
4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.
5. Membantu proses pengambilan keputusan.
6. Menganalisis masa depan bukan hanya untuk masa lalu.
7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk
membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan
tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar
mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal
auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut :
1. menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem
pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional
lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang
tidak terlalu mahal
2. memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang
telah ditetapkan oleh manajemen
3. memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan
dan penyalahgunaan
4. memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi
dapat dipercaya
Universitas Sumatera Utara
5. menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen.
6. menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen agar audit intern
dapat terlaksana efektif dalam membantu manajemen dengan memberikan analisa,
penilaian, dan saran mengenai kegiatan yang diperiksanya adalah :
1. Internal audit department harus mempunyai kedudukan independen dalam
organisasi perusahaan, yaitu tidak terlibat dalam kegiatan operasional yang
diperiksanya.
2. Internal audit department harus mempunyai uraian tugas tertulis yang jelas
sehingga dapat mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3. Internal audit department harus pula memiliki internal audit manual yang
berguna untuk :
a) mencegah terjadi penyimpangan pelaksanaan tugas
b) menentukan standar untuk mengukur dan meningkatkan performance
c) memberi keyakinan bahwa hasil akhir internal audit department telah
sesuai dengan requirement kepala audit intern.
4. Harus ada dukungan kuat dari top management kepada Internal audit
department, dukungan tersebut dapat berupa :
a) penempatan Internal audit department dalam posisi yang independen
b) penempatan audit staf dengan gaji yang menarik
Universitas Sumatera Utara
c) penyediaan waktu yang cukup dari top manajemen untuk membaca,
mendengarkan dan mempelajari laporanlaporan Internal audit department
dan tanggapan yang cepat dan tegas terhadap saran-saran perbaikan yang
diajukan
5. Internal audit department harus memiliki sumber daya yang profesional,
capable, bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang
tinggi.
6. Internal audit department harus dapat bekerja sama dengan akuntan publik.
Hasil kerja satuan audit intern bisa mempercepat dan mempermudah
pelaksanaan pekerjaan akuntan publik.
Fungsi audit internal yaitu melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance,
dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Maksud dari
pernyataan tersebut yaitu audit internal membantu organisasi dengan cara
mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal.
Berdasarkan hasil penilaian risiko tersebut, fungsi audit internal mengevaluasi
kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal, yang mencakup
governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi.

C. Pengendalian Intern
Setiap kegiatan dalam perusahaan memiliki dua tingkatan, yang berada
dalam dua sistem. Pertama adalah sistem operasi, yang dirancang untuk
Universitas Sumatera Utara
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, seperti memproduksi barang yang
memenuhi standard biaya, kualitas, dan jadwal. Yang lainnya adalah sistem
kontrol, yang terdapat dalam sistem operasi. Sistem kontrol tersebut terdiri aras
prosedur, aturan, dan instruksi yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
sistem operasi akan tercapai. Kontrol meningkatkan kemungkinan tercapainya
tujuan manajemen.
Auditor internal mungkin tidak bisa sepenuhnya memahami sistem
operasi; dan kalaupun mereka memahami, mereka mungkin tidak bisa menilai
secara objektif. Tetapi auditor internal dididik untuk bisa mengevaluasi sistem
kontrol secara objektif. Audit intern yang merupakan alat bantu pengendalian
manajemen (managerial control) dan melakukan kegiatan penilaian bebas
terhadap semua kegiatan perusahaan harus selalu dalam keadaan dinamis dan
aktif. Dalam rangka itu auditor intern dapat menyusun pengendalian intern yang
baik dan tepat, mengadakan pengawasan pelaksanaannya, mengukur dan menilai
serta memberi saran-saran perbaikan dan komentar-komentar yang sangat
diperlukan oleh manajemen. Manajemen yang berkepentingan langsung terhadap
pengendalian intern dan audit intern harus sadar dan terbuka atas temuan (hasil)
audit dan saran-saran perbaikan yang diberikannya dan melakukan tindakan
segera apa yang harus diperbaikinya. Dengan demikian adanya dengan sistem
pengendalian intern yang selalu dinilai, dievaluasi akan menghasilkan suatu
keluaran atau output seperti yang diharapkan atau direncanakan manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih memahami tentang pengendalian intern dengan baik, maka
berikut akan dijelaskan pengertian, tujuan, dan komponen dari pengendalian
intern.
Romney (2006 : 229) mendefinisikan Pengendalian internal (internal
control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk
menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan
memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan
kebijakan yang telah ditetapkan.

Pengendalian intern yang dilakukan membantu manajemen dalam
mengkoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Merupakan tanggung jawab direksi dan
manajemen untuk membuat dan memelihara sistem pengendalian intern di dalam
perusahaan. Namun pihak lain yang terkait seperti internal auditor dapat
memberikan pertimbangan bagi manajemen dan direksi dalam merumuskan
model pengendalian intern yang sesuai untuk dijalankan perusahaan.
Ikatan Auditor Internal (Institue of Internal Auditors IIA), yang dikutip
oleh Sawyer (2003:59), mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut :
..setiap tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan
kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kontrol
bisa bersifat preventif (untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan), detektif (untuk mendeteksi dan memperbaiki hal-hal yang
tidak diinginkan yang telah terjadi), atau direktif (untuk menyebabkan atau
mengarahkan terjadinya hal yang diinginkan). Konsep sistem kontrol
merupakan gabungan komponen kontrol yang terintegrasi dan aktivitas-
aktivitas yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan dan
sasaran-sasarannya.

Definisi di atas membahas mengenai pengendalian intern yang sering juga
disebut kontrol, menggambarkan bahwa pengendalian intern dalam perusahaan
mutlak dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian
Universitas Sumatera Utara
intern yang baik akan meningkatkan kemungkinan dapat dicegah, diketahui,
diungkapkan, dan diselesaikannya kesalahan yang terjadi dalam perusahaan.
Hartadi (1999 : 3) mendefinisikan sistem pengendalian intern sebagai
berikut :
Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan
ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk
melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data
akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong
ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.

Menurut Hall (2001 : 150), sistem kontrol internal merangkum kebijakan,
praktik, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat
tujuan utama, yaitu :
1. untuk menjaga aktiva perusahaan
2. untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan
informasi akuntansi.
3. untuk mempromosikan efisiensi perusahaan.
4. untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen.

Pengendalian intern yang baik dapat dilihat dari komponen yang
dimilikinya. Adapun lima komponen pengendalian intern adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian mempengaruhi kesadaran akan pentingnya
pengendalian dari orang-orang sekitarnya dan merupakan pondasi bagi keempat
elemen lainnya, yang menyediakan kedisiplinan dan struktur. Lingkungan
pengendalian ini merupakan komponen yang amat penting karena menjadi dasar
keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain . Faktor yang berpengaruh
dalam lingkungan pengendalian yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Nilai integritas dan etika. Manajemen dapat memiliki pegangan
dalam melaksanaan tugasnya melalui integritas dan etika yang
membentuk suatu standar moral dan prilaku.
2. Komitmen kepada kompetensi. Manajemen harus
mempertimbangkan kemampuan, pengetahuan, dan keahlian yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam menugaskan
karyawannya.
3. Filosofi manajemen dan gaya operasional. Dalam setiap
menjalankan tugas dan fungsinya, manajemen percaya akan
pentingnya pengendalian intern dan berusaha mengaplikasikannya
dengan efektif. Kepercayaan akan pentingnya pengendalian akan
membentuk gaya operasioanal yang akan mengkomunikasikan
kesadaran akan pengendalian tersebut.
4. Partisipasi dewan direksi dan komite audit. Pemegang saham
melakukan kontrol atas manajemen melalui fungsi dewan direksi
dan komitenya. Dewan direksi dan komitenya ikut memberikan
saran kepada manajemen, serta mengawasi pengendalian internal.
5. Pemberian otoritas dan tanggung jawab. Pemberian otoritas dan
tanggung jawab dipengaruhi oleh struktur organisasi. Setiap bagian
perusahaan harus memahami bagaimana mereka dapat memberi
kontribusi untuk mencapai tujuan perusahaan melalui otoritas dan
tanggung jawab yang diberikan. Dengan demikian tujuan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan harus dapat dipahami dengan jelas pula oleh setiap
personel.
6. Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia. Pada dasarnya
sumber daya manusia merupakan unsur kunci dalam pelaksanaan
pengendalian. Sumber daya manusia yang digunakan haruslah
memiliki kemampuan yang sesuai dengan tugas yang diberikan.
2. Penilaian Resiko
Penilaian resiko merupakan proses identifikasi dan analisis resiko yang
berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan entitas, sebagai dasar dalam
manajemen resiko yang dilakukan. Proses penilaian risiko yang dapat dilakukan
adalah dengan mengidentifikasi perubahan internal dan eksternal dan tindakan
yang terkait yang mungkin diperlukan. Dengan demikian dapat dievaluasi
kemungkinan adanya pelaksanaan operasional yang tidak sesuai.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat
membantu manajemen untuk menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan sesuai fungsi
dari masing-masing tingkatan organisasi. Aktivitas pengendalian yang dapat
dilakukan antara lain : pemisahan tugas, pengendalian pemrosesan informasi,
pengendalian fisik, dan review kerja.
4. Informasi dan Komunikasi
Komponen ini terdiri dari proses identifikasi dan penangkapan yang
menghasilkan informasi, pertukaran dan komunikasi informasi sehingga orang
Universitas Sumatera Utara
dapat melaksanakan tanggung jawabnya.informasi dan komunikasi penting dalam
proses pemahaman individu tentang peran dan tanggung jawabnya dalam
pengendalian.
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Tindakan perbaikan yang mungkin diperlukan juga dapat
dilakukan. Meskipun keseluruhan komponen pengandalian intern tersebut telah
berjalan dengan baik, namun tidak menjamin bahwa penyimpangan dan
kecurangan tidak terjadi sama sekali. Pengendalian yang dirancang dan
diaplikasikan sedemikian rupa pun tetap saja terdapat kemungkinan kelemahan
yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang berkesempatan melakukan
penyelewengan. Pengendalian yang baik dapat dirusak, baik karena kolusi
pegawai atau penolakan manajemen. Di sisi lain, pengendalian yang bagus bisa
jadi terlalu bagus. Lebih banyak biaya yang dikeluarkan dibandingkan kerugian
yang ingin dikendalikan. Pengendalian bisa jadi berlebihan, atau bisa terlalu kaku
sehingga membatasi imajinasi, inisiatif, dan inovasi karyawan. Oleh sebab itu,
auditor internal harus menelaah kontrol internal menggunakan cara pandang
manajemen serta tetap mempertimbangkan orang, waktu, lingkungan, risiko, dan
kondisi.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas mengenai
pengendalian intern perusahaan maka jelaslah bahwa pengendalian tersebut harus
berjalan sebaik-baiknya demi tercapai tujuan perusahaan. Untuk menentukan
Universitas Sumatera Utara
sampai di mana pengendalian intern perusahaan dapat dipercaya telah memadai,
maka manajemen memerlukan peran internal auditor untuk menilainya.
Agar dapat berjalan dengan baik maka pelaksanaan pengendalian dalam
perusahaan memerlukan komitmen dari semua pihak. Narotama dan Wirawan
(2004 : 30) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian cukup
baik ditandai dengan beberapa ukuran sebagai berikut :
1. semakin berkurangnya temuan-temuan yang tidak sesuai dengan
standar akuntansi dan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan
2. semakin berkurangnya peran direksi dalam memecahkan masalah yang
dihadapi oleh satuan pengawas internal
3. laporan satuan pengawas internal yang tepat waktu
4. meningkatnya efisiensi dan efektivitas perusahaan.

D. Independensi Audit Intern
Salah satu hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat
memiliki departemen audit internal yang efektif adalah departemen audit internal
tersebut harus mempunyai kedudukan yang independen dalam organisasi
perusahaan.
Agoes (2004:227), mengemukakan bahwa independensi internal auditor
antara lain tergantung pada :
1. Kedudukan Internal Audit Department (IAD) tersebut dalam
organisasi perusahaan, maksudnya kepada siapa IAD bertanggung
jawab.
2. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional.
J ika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat
dalam kegiatan operasional perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut
serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran, penyusunan sistem
akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan penyusunan laporan
keuangan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara
Kedudukan departemen audit intern di dalam perusahaan akan
menentukan tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor.
Kedudukan ataupun status departemen audit internal dalam suatu organisasi
perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat
independensinya didalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status
organisasi dari departemen audit internal harus cukup untuk dapat menyelesaikan
tanggung jawab audit.
Departemen audit internal hanyalah akan seefektif seperti yang diinginkan
manajemennya jika ia bebas dari aktivitas-aktivitas yang diauditnya. Hal ini
hanya akan dapat tercapai bila departemen audit internal mempunyai kedudukan
yang memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap independennya
terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Untuk mencapai keadaan
seperti ini, maka auditor internal harus memperoleh dukungan dari pihak
manajemen dan dewan komisaris.
Terdapat alternatif kedudukan internal auditor dalam perusahaan yaitu
sebagai berikut :
1. Internal auditor berada di bawah direktur keuangan.
2. Internal auditor berada di bawah direktur utama yang merupakan staf
dari direktur utama.
3. Internal auditor merupakan staf dewan komisaris.
Kedudukan seorang internal auditor juga tidak memiliki wewenang
langsung terhadap tingkatan manajemen di dalam organisasi perusahaan, kecuali
pihak yang memang berada di bawahnya dalam satuan kerja audit intern itu
Universitas Sumatera Utara
sendiri. Untuk itu tersedia sedikit penjelasan mengenai tiga alternatif kedudukan
diatas yaitu:
1. Berada di bawah Direktur Keuangan.
Menurut sistem ini kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi
perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian keuangan. Bagian Internal
auditor bertanggung jawab sepenuhnya kepada kepala keuangan atau ada yang
menyebutnya sebagai Controller. Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala
bagian keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan dan
akuntansi.
2. Berada dibawah Direktur Utama.
Menurut sistem ini staf internal auditor bertanggung jawab pada direktur
utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat direktur utama terlalu sibuk
dengan tugas-tugas yang berat. Jadi kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari
laporan yang dibuat internal auditor.
3. Berada dibawah Dewan Komisaris.
Dalam hal ini star internal auditing bertanggung jawab pada Dewan
Komisaris. lni disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan
pertanggungjawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh
internal auditor. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan
alat pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris
perusahaan. Dengan demikian bagian pemeriksa intern mempunyai kedudukan
yang kuat dalam organisasi
Universitas Sumatera Utara
Apabila posisi atau kedudukan internal auditor itu digambarkan dalam skema
maka letak kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai
berikut:


















GAMBAR 2.1
Internal Audit Department (IAD) Berada Dibawah Direktur Keuangan

Sumber : Agoes Soekirno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243.

RUPS

DEWAN
KOMISARIS


DIRUT


DIR. KEU

BAGIAN
AKUNTANSI
BAGIAN
KEUANGAN

IAD

Universitas Sumatera Utara



















GAMBAR 2.2
Internal Audit Department (IAD) Berada Dibawah Direktur Utama

Sumber : Agoes Soekirno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243.





RUPS

DEWAN
KOMISARIS


DIRUT


IAD


DIR. KEU

BAGIAN
AKUNTANSI
BAGIAN
KEUANGAN
BAGIAN
ANGGARAN
Universitas Sumatera Utara

















GAMBAR 2.3
Internal Audit Department (IAD) Berada Dibawah Dewan Komisaris

Sumber : Agoes Soekirno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243.

RUPS
DEWAN
KOMISARIS

DIRUT

IAD


DIR. KEU
BAGIAN
AKUNTANSI
BAGIAN
KEUANGAN
BAGIAN
ANGGARAN
Universitas Sumatera Utara
Audit intern yang independen tidak dibolehkan untuk terlibat dalam
kegiatan operasional perusahaan apalagi kegiatan yang diperiksanya. Sulit bagi
seorang auditor untuk memberikan penilaian yang objektif dan independen
apabila ternyata ia terlibat dalam kegiatan yang diperiksanya.
Sebagai penilai independen tentang kecukupan pengendalian intern
perusahaan, audit intern hanya menempatkan diri sebagai narasumber dalam
pembuatan konsep pengendalian perusahaan. Pihak yang bertanggung jawab
penuh dalam perancangan dan implementasi pengendalian intern adalah
manajemen dan direksi. Dengan demikian penilaian audit intern terhadap
pengendalian intern tetap independen dan objektif, tanpa terlibat langsung dalam
perencanaannya.

E. Laporan Audit Intern
Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk
laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal
merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil
kerja kepada manajemen yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh
mana tugas-tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi
laporan audit internal menurut Boynton dkk (2003:494) yaitu:
a. suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah
pemeriksaan audit selesai. Laporan intern itu bisa dalam bentuk tertulis
atau lisan dan dapat disampaikan secara formal ataupun informal.
b. auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada
tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan
tertulis yang final.
c. laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
d. laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, dan hasil audit, dan
bila tepat, laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat
auditor.
e. laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial
dan mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.
f. pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat
disertakan dalam laporan audit.
g. direktur auditing internal atau designee harus mereview dan
menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus
memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan.

Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang di
dalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan
yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan perusahaan.
Tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut:
1. laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan
2. menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap
penyimpangan yang terjadi.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka laporan yang disampaikan haruslah
memiliki unsur-unsur berikut ini:
1. Objektif
Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti
berdasarkan data yang dapat diuji kebenarannya. Menyampaikan dengan
jelas tentang pokok pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat
diyakini kebenarannya.
2. Clear (jelas)
Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak
menimbulkan kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan
Universitas Sumatera Utara
jelas dan lengkap agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang
menggunakannya.
3. Ringkas
Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan
operasional, pengendalian, dan hasil kerja. Laporan itu harus terhindar
dari hal-hal yang tidak relevan, tidak material seperti gagasan, temuan,
kalimat dan sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan, namun
tetap menjaga kualitas informasi yang disampaikan melalui laporan
tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
4. Membangun (konstruktif)
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin
memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengupayakan peningkatan operasi.
5. Tepat waktu
Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan
tersebut disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu
menyajikan laporan yang tepat waktu.
Sebelum disampaikan pada pengguna laporan, peninjauan kembali atas
laporan (review) adalah tindakan bijak yang dapat dilakukan audit internal. Hal
tersebut bertujuan untuk lebih memastikan kebenaran dan kelengkapannya.
Laporan audit akan efektif bila terdapat pelaksanaan tindak lanjut agar proses
audit yang berjalan benar-benar memberikan manfaat bagi perusahaan. Untuk itu
departemen audit internal bertugas untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut,
Universitas Sumatera Utara
menganalisis kecukupan tindak lanjut disertai identifikasi hambatan
pelaksanaanya, dan memberikan laporan atas tindak lanjut tersebut.

TINJAUAN PENELITI TERDAHULU
Dari tinjauan pusataka di atas saya mengacu kepada dua peneliti terdahulu
yang disajikan pada table berikut ini:
Nama Judul Rumusan Masalah Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
Herlina
Sitorus
(2006)
Internal
Auditor dan
peranannya
bagi
tercapainya
pengawasan
yang terbaik
pada PT.BRI
cabang
tanjung Balai
Apakah fungsi
internal
auditor pada
PT.BRI
cabang
Tanjung Balai
sudah
dilaksanakan
sebagaimana
mestinya
dalam usaha
peningkatan
efesiensi
operasi
perusahaan
Bagaimana
internal
auditor itu
sendiri sesuai
dengan
kedudukannya
dapat berperan
dalam upaya
tercapainya
pengawasan
yang baik
pada PT. BRI
cabang
Tanjung Balai
Metode
deskriptif
Fungsi
internal
auditor pada
PT. BRI
cabang
Tanjuyng
Balai telah
berjalan
dengan baik
karena pihak
manajemen
telah mengerti
pentingnya
keberadaan
internal
auditor
Universitas Sumatera Utara
Tengku
Rifki
Fauzan (
2007)
Analisa
Fungsi dan
Peranan
Internal
Auditor pada
PT. BNI (
Persero) Tbk.
Cabang
Belawan
Apakah fungsi
internal auditor telah
diterapkan dalam
menilai manajemen
operasional pada PT.
BNI (persero) Tbk.
Cabang Belawan
Metode
Diskriptif
Fungsi
Internal
Auditor pada
PT. BNI
(Persero) Tbk.
Cabang
Belawan dapat
berjalan
dengan baik
dalam
menunjang
sistem
pengawasan
intern yang
berlangsung
dengan
optimal



1. Penalitian yang dilakukan oleh Herlina Sitorus(2006) dengan judul
Intrnal Auditor dan Peranannya bagi Tercapainya Pengawasan
Terbaik pada PT BRI cab. Tanjung Balai mempunyai hasil bahwa
fungsi auditor internal pada PT BRI cab. Tanjung Balai telah berjalan
baik karena pihak manajemen telah mengerti pentingnya kebaradaan
internal auditor.
2. Penelitian kedua oleh T. Rifki Fauzan dengan judul Analisa Fungsi
dan Peranan pada PT BNI (Persero) Tbk cab. Belawan mempunyai
hasil bahwa fungsi auditor pada PT BNI (Persero) Tbk cab. Belawan
dapat berjalan dengan baik dalam menunjang sistem pengawasan
intern yang berlangsung dengan optimal.

Universitas Sumatera Utara
G. Kerangka Konseptual



PT Indosat Tbk Medan menerapkan fungsi audit intern dengan
membentuk bagian Audit Intern. Secara berkesinambungan audit intern
melakukan aktivitas pengawasan dan penilaian pengendalian intern yang ada
dalam perusahaan serta memberikan rekomendasi atas kelemahan yang
ditemukan. Rekomendasi kemudian diberikan kepada pihak manajemen agar
dapat menjadi masukan dalam meningkatkan sistem pengendalian intern, sehingga
sistem pengendalian intern yang diterapkan perusahaan menjadi semakin baik di
masa-masa yang akan datang.

Auditor
Internal

PT INDOSAT
Medan
Manajeman
Sistem
Pengendalian
Universitas Sumatera Utara

Você também pode gostar