Você está na página 1de 18

ANALISIS BALOK T

JEMBATAN LAUW ANDRI LEONARD


PEKERJAAN: JEMBATAN LAUW ANDRI LEONARD
LOKASI
: KABUPATEN GRESIK
TAHUN
: 2014

A. DATA STRUKTUR ATAS


B
B2

B1

Trotoar (tebal tt )

Slab (tebal ts)

B2

T - girder
Lapisan Aspal ( tebal ta ) Diafragma
ha
h

s
beff

ts

DATA RENCANA :
Panjang tiap bentang jembatan
Lebar jalan (jalur lalu-lintas)
Lebar trotoar
Lebar total jembatan
Jarak antara Girder
Dimensi Girder :
Lebar girder
Tinggi girder
Dimensi Diafragma :
Lebar diafragma
Tinggi diafragma
Tebal slab lantai jembatan
Tebal lapisan aspal + overlay
Tinggi genangan air hujan
Tinggi bidang samping

an2. Analisis Balok T

L=
B1 =
B2 =
B1 + 2 * B2 =
s=
b=
h=
bd =
hd =
ts =
ta =
th =
ha =

6.00
6.00
0.70
0.00
1.00
0.30
0.58
0.20
0.58
0.23
0.00
0.05
1.81

m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m

hal 1/18

Jumlah balok diafragma sepanjang L,


Jarak antara balok diafragma,

nd =
sd = L/nd =

3 bh
2.00 m

B. BAHAN STRUKTUR
Mutu beton :
Kuat tekan beton,
Modulus elastik,
Angka poisson
Modulus geser
Koefisien muai panjang untuk beton
Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan > 12 mm :
Tegangan leleh baja,
Untuk baja tulangan dengan 12 mm :
Tegangan leleh baja,
Specific Gravity :
Berat beton bertulang,
Berat beton tidak bertulang (beton rabat),
Berat aspal padat,
Berat jenis air,

an2. Analisis Balok T

K - 300
fc' = 0.83 * K / 10 =
24.90
Ec = 4700 * fc' = 23452.9529
=
0.20
G = Ec / [2*(1 + )] =
9772
=
1.0.E-05

(ulir)
(polos)

U - 39
fy = U*10 =
U - 24
fy = U*10 =

wc =
w'c =
wa =
ww =

MPa
MPa
MPa
C

390 Mpa
240 Mpa

25.50
24.00
22.00
9.80

kN/m3
kN/m3
kN/m3
kN/m3

hal 2/18

C. ANALISIS BEBAN
1. BERAT SENDIRI (MS)
Faktor beban ultimit :
KMS =
1.3
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat
tetap. Beban berat sendiri balok diafragma pada Girder dihitung sebagai berikut. :
Panjang bentang Girder,
Berat satu balok diafragma,
Jumlah balok diafragma sepanjang bentang L,
Beban diafragma pada Girder,

L=
Wd = bd * (hd - ts) * s * wc =
nd =
Qd = nd * Wd / L =

6.00
1.785
3
0.8925

m
kN
bh
kN/m

Beban berat sendiri pada Girder


No.
1
2
3

Jenis
Plat lantai
Girder
Diafragma

Lebar
(m)
1.00
0.30

Tebal
Berat
(m)
(kN/m3)
0.23
25.50
0.35
25.50
Qd =
QMS =

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat berat sendiri (MS) :
VMS =
1/2 * QMS * L =
MMS =

1/8 * QMS * L =

Beban
(kN/m)
5.87
2.68
0.89
9.44

28.305 kN
42.458 kNm

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Faktor beban ultimit :
KMA =
1.3
Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang
menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan
mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu
memikul beban tambahan seperti :
1) Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari,
2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,
Panjang bentang Girder, L

an2. Analisis Balok T

6.00 m

hal 3/18

Beban mati tambahan pada Girder


No.
Jenis
Lebar
(m)
1
Lap.Aspal+overlay
0.00
2
Air hujan
0.00
Beban mati tambahan :

Tebal
Berat
(m)
(kN/m3)
0.10
22.00
0.05
9.80
QMA =

Beban
(kN/m)
0.00
0.00
0.00

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban tambahan (MA) :
VMA =
1/2 * QMA * L =
MMA =

1/8 * QMA * L =

0.000 kN
0.000 kNm

4. BEBAN LALU-LINTAS
4.1. BEBAN LAJUR "D" (TD)
Faktor beban ultimit :
KTD =
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly
Distributed Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti pd Gambar 1.
UDL mempunyai intensitas q (kPa) yg besarnya tergantung pd panjang bentang L yg
dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
untuk L 30
q = 8.0
kPa
q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L )
kPa
untuk L > 30

an2. Analisis Balok T

2.0

hal 4/18

Untuk panjang bentang,


L=
6.00 m q =
8.00 kPa
KEL mempunyai intensitas,
p=
44.00 kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA =
0.40
untuk L 50 m
DLA =
0.4 - 0.0025*(L - 50)
untul 50 < L < 90 m
DLA =
0.30
untuk L 90 m

Jarak antara girder


Untuk panjang bentang, L =
Beban lajur pada Girder,

s=
6.00 m,

maka DLA =

QTD = q * s =
PTD = (1 + DLA) * p * s =

Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * ( QTD * L + PTD ) =
2

MTD = 1/8 * QTD * L + 1/4 * PTD * L =

1.00 m
0.40
8.00 kN/m
61.60 kN

54.80 kN
128.40 kNm

4.2. BEBAN TRUK "T" (TT)


Faktor beban ultimit :
KTT =
1.8
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang
besarnya,
T=
100 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil,
DLA =
0.40
Beban truk "T" :
PTT = ( 1 + DLA ) * T =
140.00 kN

an2. Analisis Balok T

hal 5/18

a=
b=

5.00 m
4.00 m

Panjang bentang Girder,


L=
Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban truk "T" :
VTT = [ 9/8 * L - 1/4 * a + b ] / L * PTT =
MTT = VTT * L/2 - PTT * b =

6.00 m
221.67 kN
105 kNm

Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg memberikan
pengaruh terbesar terhadap T-Girder di antara beban "D" dan beban "T".
Gaya geser maksimum akibat beban, T
VTT =
221.67 kN
Momen maksimum akibat beban, D
MTD =
128.40 kNm

4. GAYA REM (TB)


Faktor beban ultimit :
KTB =
1.8
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang,
dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya
rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem,
HTB = 250
untuk Lt 80 m
Gaya rem,
HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80)
untul 80 < Lt < 180 m
Gaya rem,
HTB = 500
untuk Lt 180 m

Panjang bentang Girder,


L=
6.00
Jumlah Girder,
ngirder =
4.00
Gaya rem,
HTB =
250
Jarak antara Girder,
s=
1.00
Gaya rem untuk Lt 80 m :
TTB =HTB / ngirder =
62.50
Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban
dinamis.

an2. Analisis Balok T

m
bh
kN
m
kN

hal 6/18

Gaya rem,

Diambil gaya rem,

TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,


QTD = q * s =
PTD = p * s =
TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) =
<
TTB =

Lengan thd. Titik berat balok,


y = 1.80 + ta + h/2 =
Beban momen akibat gaya rem,
M = TTB * y =
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
VTB = M / L =
MTB = 1/2 * M =

8.00
44.00
4.60
50.00
50.00

kN/m
kN
kN
kN
kN

2.09 m
104.50 kNm
17.42 kN
52.25 kNm

6. BEBAN ANGIN (EW)


Faktor beban ultimit :
KEW =
1.2
Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban
angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
2
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)
kN/m2
dengan,
Cw =
1.2
Kecepatan angin rencana,
Vw =
35
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
2
TEW = 0.0012*Cw*(Vw) =
1.764
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan.
h=
2.00
Jarak antara roda kendaraan x
x=
1.75
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
QEW = 1/2*h / x * TEW =
1.008

Panjang bentang Girder,


L=
Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban angin (EW) :
VEW = 1/2 * QEW * L =
MEW = 1/8 * QEW * L2 =

an2. Analisis Balok T

m/det
kN/m2
m
m
kN/m

6.00 m
3.024 kN
4.536 kNm

hal 7/18

7. PENGARUH TEMPERATUR (ET)


Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur, diperhitungkan terhadap
gaya yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperatur movement) pada
tumpuan (elastomeric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar :
T =
12.5
Koefisien muai panjang untuk beton,
=
1.0.E-05
Panjang bentang Girder,
L=
6.00
Shear stiffness of elastomeric bearing,
k=
15000
= * DT * L=
Temperatur movement,
0.0008
Gaya akibat temperatur movement,
FET = k * =
11.25

Tinggi Girder,
h=
Eksentrisitas, e = h / 2 = 0.60
e = h/2 =
Momen akibat pengaruh temperatur,
M = FET*e =
Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur (ET) :
VET = M/L =
MET = M =

C
C
m
kN/m
m
kN

0.58 m
0.29 m
3.263 kNm
0.544 kN
3.263 kNm

8. BEBAN GEMPA (EQ)


Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke
bawah minimal sebesar 0.10 * g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50%
koefisien gempa horisontal statik ekivalen.
Koefisien beban gempa horisontal :
Kh = C * S
Kh = Koefisien beban gempa horisontal,
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat
S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa
(daktilitas) dari struktur.
Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :
T = 2 * * [ Wt / ( g * KP ) ]
Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan
satu satuan lendutan.
2
g = percepatan grafitasi bumi,
g=
9.81 m/det

an2. Analisis Balok T

hal 8/18

Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
Berat sendiri,
QMS =
Beban mati tambahan,
QMA =
Panjang bentang,
L=
Berat total,
Wt = (QMS + QMA)*L =
Ukuran Girder,
b=
0.30 m
h=
I = 1/12 * b * h3 =
Momen inersia penampang Girder,
Modulus elastik beton,
Ec =
Ec =
Kp = 48 * Ec * I / L3 =
Kekakuan lentur Girder,
Waktu getar,
T = 2** [ Wt / (g * KP)] =

9.44
0.00
6.00
56.61
0.58
0.0048778
23453
23452953
25422
0.0947

kN/m
kN/m
m
kN
m
m4
Mpa
kPa
kN/m
detik

Kondisi tanah dasar termasuk Kecil .


Lokasi wilayah gempa
Wilayah =
Koefisien geser dasar,
C=
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton bertulang, maka
faktor tipe struktur dihitung dengan rumus,
S = 1.0 * F
dengan, F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil 1
F = faktor perangkaan,
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur.
Untuk nilai, n = 1 maka :
n=
F = 1.25 - 0.025 * n =
Faktor tipe struktur,
S = 1.0 * F =
Koefisien beban gempa horisontal,
Kh = C*S =
Koefisien beban gempa vertikal,
Kv = 50% * Kh =
Diambil koefisien gempa vertikal,
Kv =

1
1.225
1.225
0.123
0.061 > 0.10
0.061

Gaya gempa vertikal,

3.467 kN

an2. Analisis Balok T

TEQ = Kv * Wt =

3
0.10

hal 9/18

Beban gempa vertikal,


QEQ = TEQ / L =
Gaya geser dan momen pada Girder akibat gempa vertikal (EQ) :
VEQ = 1/2 * QEQ * L =
2

MEQ = 1/8 * QEQ * L =

0.578 kN/m
1.734 kN
2.601 kNm

9. KOMBINASI BEBAN ULTIMATE


No.
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Beban
Berat sendiri (MS)
Beban mati tambahan (MA)
Beban lajur "D" (TD)
Gaya rem (TB)
Beban angin (EW)
Pengaruh Temperatur (ET)
Beban gempa (EQ)

KOMBINASI MOMEN ULTIMATE


No.
Jenis Beban
1
2
3
4
5
6
7

Berat sendiri (MS)


Beban mati tambahan (MA)
Beban lajur "D" (TD/TT)
Gaya rem (TB)
Beban angin (EW)
Pengaruh Temperatur (ET)
Beban gempa (EQ)

Faktor
Beban
1.30
2.00
2.00
2.00
1.20
1.20
1.00

Faktor
Beban
1.30
2.00
2.00
2.00
1.20
1.20
1.00

Komb-1

Komb-2

Komb-3

M
(kNm)
42.46
0.00
128.40
52.25
4.54
3.26
2.60

Komb-1
Mu
(kNm)
55.19
0.00
256.80
104.50
5.44

3.92
421.94

KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE


No.
Jenis Beban
1
2
3
4
5
6
7

Berat sendiri (MS)


Beban mati tambahan (MA)
Beban lajur "D" (TD/TT)
Gaya rem (TB)
Beban angin (EW)
Pengaruh Temperatur (ET)
Beban gempa (EQ)

Faktor
Beban
1.30
2.00
2.00
2.00
1.20
1.20
1.00

V
(kN)
28.31
0.00
221.67
17.42
3.02
0.54
1.73

Komb-1
Vu
(kN)
36.80
0.00
443.33
34.83
3.63

420.41

2.60
314.60

Komb-2
Komb-3
Vu
Vu
(kN)
(kN)
36.80
36.80
0.00
0.00
443.33
443.33
34.83
0.65

518.59

an2. Analisis Balok T

Komb-2
Komb-3
Mu
Mu
(kNm)
(kNm)
55.19
55.19
0.00
0.00
256.80
256.80
104.50

515.62

1.73
481.86

hal 10/18

Momen ultimate rencana girder


Gaya geser ultimate rencana girder

Mu =
Vu =

421.94 kNm
518.59 kN

10. PEMBESIAN GIRDER


10.1. TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit Girder,
Mutu beton :
Mutu baja tulangan :
Tebal slab beton,
Lebar badan Girder,
Tinggi Girder,
Lebar sayap T-Girder diambil nilai yang terkecil dari :

Diambil lebar efektif sayap T-Girder, beff = 1200 mm


Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton,
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,

Faktor reduksi kekuatan lentur,


Tinggi efektif T-Girder,
Momen nominal rencana,
Faktor tahanan momen,

K - 300
U - 39

421.94
24.9
390
230
300
580
2,000.00
1000
2760
1000
25
2.0.E+05

Mu =
fc' =
fy =
ts =
b=
h=
L/4 =
s=
12 * ts =
beff =
d' =
Es =
1 =

kNm
Mpa
Mpa
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
MPa

0.85

b = b1* 0.85 * fc/ fy * 600/(600+fy) = 0.02795688


max = 0.75*rb*fy*[1-1/2*0.75*rb*fy/(0.85*fc')] =
6.597664
=
0.80
d = h - d' =
555 mm
Mn = Mu/ = 527.422438 kNm
Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = 1.71227153
Rn < Rmax
OK !!

Rasio tulangan yang diperlukan :


= 0.85 * fc / fy * [ 1 - (1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ))] =
min = 1.4 / fy =
As = * beff * d =
Luas tulangan yang diperlukan,
Diameter tulangan yang digunakan,
D
As1 = p/4 * D2 =
Jumlah tulangan yang diperlukan,
n = As / As1 =
Digunakan tulangan,
8
D
As = As1 * n =
Tebal selimut beton,
td =
Diameter sengkang yang digunakan,
ds =
Jarak bersih antara tulangan,
nt =
Jumlah tulangan tiap baris,
X = ( b - nt * D - 2 * td - 2 * ds) / (nt - 1) =
> 35 mm

Rasio tulangan minimum,

0.00458404
0.00358974
2544.14
22
380.13
6.69

mm2
mm
mm2

bh

22

3041.06169
25
10
3

mm2
mm
mm
mm

82 mm

OK
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan
tarik, sehingga :
As' = 30% * As = 912.318507 mm2
Digunakan tulangan,

an2. Analisis Balok T

3
D 22
As' = /4 * D2 =
1140.40 mm2

hal 11/18

10.2. KONTROL KAPASITAS MOMEN ULTIMATE

Tebal slab beton,


ts =
230
Lebar efektif sayap,
beff =
1000
Lebar badan Girder,
b=
300
Tinggi Girder,
h=
580
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton,
d' =
25
Tinggi efektif T-Girder,
d = h - d' =
555
Luas tulangan,
As =
3041.06
Kuat tekan beton,
fc' =
24.9
Kuat leleh baja,
fy =
390
Untuk garis netral berada di dalam sayap T-Girder, maka :
Cc > Ts
Gaya internal tekan beton pada sayap,
Cc = 0.85 * fc' * beff * ts =
4867950
Gaya internal tarik baja tulangan,
Ts = As * fy = 1186014.06
Cc
>
Ts
Garis netral di dalam sayap

Jarak garis netral,


Regangan pada baja tulangan tarik,
Momen nominal,
Kapasitas momen ultimit,

mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm2
Mpa
MPa

N
N

a = As * fy / ( 0.85 * fc' * beff ) =


56.04 mm
c = a / b1 =
65.93 mm
es = 0.003 * (d - c) / c =
0.0223
< 0.03
OK
Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 =
625.008 kNm
* Mn = 500.006177 kNm
> Mu
421.94 kNm
OK

10.3. TULANGAN GESER


Gaya geser ultimite rencana,
Mutu beton :
K - 300
Mutu baja tulangan:
U - 39
Faktor reduksi kekuatan geser,
Lebar badan Girder,
Tinggi efektif Girder,
Kuat geser nominal beton,

an2. Analisis Balok T

Vu =
fc' =
fy =
=
b=
d=
-3
Vc = ( fc') / 6 * b * d * 10 =

Kuat tekan beton,


Kuat leleh baja,

518.59
24.9
390
0.75
300
555
138.472

kN
MPa
MPa
mm
mm
kN

hal 12/18

Gaya geser yang dipikul tulangan geser,

* Vc =
Perlu tulangan geser

103.854 kN

* Vs = Vu - * Vc =
Vs =

414.738 kN
552.984 kN

Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :


Vsmax = 2 / 3 * fc' * [ b * d ] * 10-3 =
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser,
Digunakan sengkang berpenampang :
Luas tulangan geser sengkang,
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :

553.889 kN
Vs < Vsmax
OK
12

Av = /4 * D * n =

226.195 mm2

S = Av * fy * d / Vs =
Digunakan sengkang,
1
D
12
Pada badan girder dipasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan,
sh =
Luas tulangan susut,
Ash = h * b * d =
Diameter tulangan yang digunakan,
D 12
Jumlah tulangan susut yang diperlukan,
Digunakan tulangan,

n = Ash / ( /4 * D ) =
2

88.538 mm
200
0.001
2
166.5 mm
mm
1.47

D 12

10.4. LENDUTAN BALOK


Mutu beton :
K - 300
Mutu baja tulangan:
U - 39
Modulus elastis beton,
Modulus elastis baja,
Tinggi balok,
Lebar balok,
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton,
Tinggi efektif balok,
Luas tulangan balok,
Inersia brutto penampang balok,

Kuat tekan beton,


fc' =
Kuat leleh baja,
fy =
Ec = 4700 * fc' =
Es =
h=
b=
d' =
d = h - d' =
As =
Ig = 1/12 * b * h3 =

24.9
390
23453
2.0.E+05
0.58
0.30
0.025
0.56
0.003041
0.0048778

MPa
MPa
MPa
MPa
m
m
m
m
m2
m4

fr = 0.7 * fc' * 10 = 3492.99299 kPa


n = Es / Ec =
8.5
2
n * As =
0.026 m
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton,
c = n * As / b =
0.086 m
Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
3
2
4
Icr = 1/3 * b * c + n * As * ( d - c ) =
0.00576 m
yt = h/2 =
0.29 m
Momen retak :
Mcr = fr * Ig / yt =
58.752 Nmm
Modulus keruntuhan lentur beton,
Nilai perbandingan modulus elastis,

an2. Analisis Balok T

hal 13/18

Momen akibat beban mati dan beban hidup (MD+L)


No.
Jenis Beban
1
2
3
4

Berat sendiri (MS)


Beban mati tambahan (MA)
Beban lalulintas (TD/TT)
Gaya rem (TB)
MD+L =

Inersia efektif untuk perhitungan lendutan


Ie = ( Mcr / MD+L )3 * Ig + [ 1 - ( Mcr / MD+L )3 ] * Icr =
Panjang bentang balok,
L=
10.4.1. LENDUTAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)
Beban akibat berat sendiri,
Lendutan akibat berat sendiri (MS) :

QMS =
MS = 5/384*QMS*L4 / ( Ec*Ie) =

10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Beban akibat berat sendiri,
QMA =
Lendutan akibat berat sendiri (MS) :
4
MA = 5/384*QMA*L / ( Ec*Ie) =
10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD)
Beban lajur "D" : Beban terpusat,
PTD =
Beban merata,
QTD =
Lendutan akibat beban lajur "D" (TD) :
3
4
TD = 1/48* PTD*L / (Ec*Ie) + 5/384*QTD*L / ( Ec*Ie) =
10.4.3. LENDUTAN AKIBAT GAYA REM (TB)
Momen akibat gaya rem,
Lendutan akibat gaya rem (TB) :

MTB =
TB = 0.0642 * MTB * L2 / ( Ec*Ie) =

10.4.4. LENDUTAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW)


Beban akibat transfer beban angin pada kendaraan,
QEW =
Lendutan akibat beban angin (EW) :
EW = 5/384*QEW*L4 / ( Ec*Ie) =
10.4.5. LENDUTAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET)
Momen akibat temperatur movement,
MET =
Lendutan akibat pengaruh temperatur (ET) :
2
ET = 0.0642 * MET * L / ( Ec*Ie) =

an2. Analisis Balok T

Momen
(kNm)
42.46
0.00
128.40
52.25
223.11

4
0.0057 m
6.00 m

9.44 kN/m
0.00118 m

0.00 kN/m
0.00000 m

61.60 kN
8.00 kN/m
0.00306 m

52.25 kNm
0.00090

1.008 kN/m
0.0001 m

3.26 kNm
0.00006 m

hal 14/18

10.4.6. LENDUTAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ)


Beban gempa vertikal,
Lendutan akibat beban gempa (EQ) :

QEQ =
EQ = 5/384*QEQ*L4 / ( Ec*Ie) =

Lendutan maksimum
No.
1
2
3
4
5
6
7

maks = L/240 =
Jenis Beban

Berat sendiri (MS)


Beban mati tambahan (MA)
Beban lajur "D" (TD/TT)
Gaya rem (TB)
Beban angin (EW)
Pengaruh Temperatur (ET)
Beban gempa (EQ)

an2. Analisis Balok T

0.578 kN/m
0.0001 m

0.025 m
Komb-1
Komb-2
Komb-3
(kNm)
(kNm)
(kNm)
0.0012
0.0012
0.0012
0.0000
0.0000
0.0000
0.0031
0.0031
0.0031
0.0009
0.0009
0.0001
0.0001
0.0001
0.0053
0.0052
0.0043
< L/240
< L/240
< L/240
OK
OK
OK

hal 15/18

11. BALOK DIAFRAGMA


11.1. BEBAN PADA BALOK DIAFRAGMA
Distribusi beban lantai pada balok diafragma adalah sebagai berikut :
Ukuran balok diafragma,
Lebar,
bd =
0.20
Tinggi,
hd =
0.58
Panjang bentang balok diafragma,
s=
1.00
Tebal lantai
ts =
0.23

Berat sendiri (MS) :


No.
Jenis
1
2

Plat lantai
Balok diafragma

m
m
m
m

Lebar
1.00
0.20

Tebal

Berat
(kN/m3)
0.23
25.50
0.35
25.50
QMS =

Beban
(kN/m)
5.87
1.79
7.65

Gaya geser dan momen akibat berat sendiri :


VMS = 1/2 * QMS * s =
2

MMS = 1/12 * QMS * s =


Beban mati tambahan (MA) :
No.
Jenis

Lebar

Berat
Beban
(kN/m3) (kN/m)
1
Lap.Aspal+overlay
1.00
0.10
22.00
2.20
2
Air hujan
1.00
0.05
9.80
0.49
QMS =
2.69
Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan :
VMA = 1/2 * QMA * s =

3.825 kN
0.638 kNm

Tebal

MMA = 1/12 * QMA * s =

1.345 kN
0.224 kNm

Beban truk "T" (TT) :


Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang
besarnya,
T=
100
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil,
DLA =
0.40
Beban truk "T" :
PTT = (1 + DLA) * T =
140.00
Gaya geser dan momen akibat beban "T",
VTT = 1/2 * PTT =
70.00
MTT = 1/8 * PTT * s =
17.50

an2. Analisis Balok T

kN
kN
kN
kNm

hal 16/18

Kombinasi beban ultimit :


No.
Jenis beban
1
2
3

Faktor
Beban
1.30
2.00
2.00

Berat sendiri (MS)


Beb.mati tamb (MA)
Beban truk "T" (TT)

V
(kN)
3.83
1.35
70.00

M
(kNm)
0.64
0.22
17.50

11.2. MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA BALOK DIAFRAGMA


Momen ultimit rencana balok diafragma,
Gaya geser ultimit rencana balok diafragma,

Vu
(kN)
4.973
2.690
140.000
147.663

Mu =
Vu =

Mu
(kNm)
0.829
0.448
35.000
36.277

36.277 kNm
147.663 kN

12. PEMBESIAN BALOK DIAFRAGMA


12.1. TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit balok diafragma, Mu = 78.895 kNm
Mu =
Mutu beton :
K - 300
Kuat tekan beton,
fc' =
Mutu baja tulangan:
U - 39
Kuat leleh baja,
fy =
Modulus elastis beton,
Ec = 4700 * fc' =
Modulus elastis baja,
Es =
Lebar balok,
b = bd =
Tinggi balok,
h = hd =
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton,
d' =
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,
1 =

36.277
24.9
390
23453
2.0.E+05
200
580
50
0.85

kNm
MPa
MPa
MPa
MPa
mm
mm
mm

b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600/(600+fy) = 0.02795688


Rmax = 0.75*rb*fy*[1-1/2*0.75*rb*fy/(0.85*fc')] =
6.597664

Faktor reduksi kekuatan lentur,


Tinggi efektif balok,
Momen nominal rencana,
Faktor tahanan momen,

f=
0.80
d = h - d' =
530 mm
Mn = Mu/f = 45.3463542 kNm
Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = 0.80716188
Rn < Rmax
OK

Rasio tulangan yang diperlukan :


= 0.85 * fc / fy * [ 1 - (1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ))] = 0.00211069
min = 1.4 / fy = 0.00358974

Rasio tulangan minimum,


Luas tulangan yang diperlukan,
Diameter tulangan yang digunakan,

Jumlah tulangan yang diperlukan,


Digunakan tulangan,

an2. Analisis Balok T

As = * b * d =
223.73
D 13
As' = /4 * D2 =
132.73
n = As / As'=
1.69
4
D 13
As = As' * n =
530.929

mm2
mm
mm2

mm

hal 17/18

12.2. TULANGAN GESER


Gaya geser ultimit rencana,
Mutu beton :
K - 300
Mutu baja tulangan:
U - 24
Faktor reduksi kekuatan geser,
Lebar badan Girder,
Tinggi efektif Girder,
Kuat geser nominal beton,

Vu =
Kuat tekan beton,
fc' =
Kuat leleh baja,
fy =
=
b=
d=
-3
Vc = ( fc') / 6 * b * d * 10 =
* Vc =
Perlu tulangan geser
* Vs = Vu - * Vc =
Vs =

Gaya geser yang dipikul tulangan geser,

147.66
24.9
240
0.75
200
530
88.156
66.117

kN
MPa
MPa
mm
mm
kN
kN

81.545 kN
108.727 kN

Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :


Vsmax = 2 / 3 * fc' * [ b * d ] * 10-3 =
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser,
Digunakan sengkang berpenampang :

1
2

Luas tulangan geser sengkang,


Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :
Digunakan sengkang,

352.626 kN
Vs < Vsmax
OK
D 13

Av = /4 * D * n =

132.732 mm2

S = Av * fy * d / Vs =
13
-

155.284 mm
100

D16-150

D16-150

D16-150

D16-150
D13-200

D1
5D30

2D13
4D13

D13-150

D13-20

5D32

5D32

an2. Analisis Balok T

hal 18/18

Você também pode gostar