Você está na página 1de 3

Review Film Inside Job

Permasalahan perekonomian di dunia dan menjadi hal yang sangat menakutkan bagi
setiap negara. Banyak hal yang menjadi faktor munculnya masalah perekonomian seperti
masalah krisis ekonomi, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam studi
hubungan internasional, hal ini menjadi perhatian karena hal ini sangatlah mempengaruhi
setiap negara di dunia, dan merupakan salah satu bidang kajian yang dibahas dalam studi
ilmu hubungan internasional. Disini, penulis akan mencoba menjelaskan permasalahan krisis
berdasarkan film inside job dengan menggunakan pandangan realis.
Salah satu hal yang paling menarik tentang krisis perbankan adalah seberapa besarnya
hal tersebut, dan bagaimana hal tersebut terlihat misterius. Bailout darurat sebesar
$700.000.000.000 pada pemerintahan Bush terhadap Goldman Sachs, AIG, Citigroup, dan
aktor lain di sektor jasa keuangan yang dilanda krisis di Amerika, namun Washington
mengatakan hal tersebut perlu dilakukan, karena perusahaan itu terlalu besar untuk jatuh.
Salah satu alasan kenapa Wall Street terus lolos dengan hal tersebut adalah bahwa
setiap orang yakin apa yang dilakukannya terlalu rumit untuk kita pahami dan terlalu penting
bagi kita. Namun, dalam filmnya, charles ferguson menunjukkan bahwa saat ini industri jasa
keuangan adalah makhluk yang berinvestasi dalam keuntungan kecil tapi menghasilkan
untuk dirinya sendiri. Meskipun benih krisis ditanam di era Reagan, pertumbuhan perusahaan
jasa keuangan dibuahi pada tahun 1999, ketika Clinton menandatangani undang-undang
pencabutan era Depresi Glass-Steagall, yang memisahkan kegiatan perbankan, investasi dan
asuransi.
Hasilnya, dimulai dengan munculnya Citigroup Superbank, adalah bukti bahwa
industri baru muncul dalam jumlah yang mengejutkan dihasilkan dengan berspekulasi atas
aset orang lain. Dulu, investor profesional adalah jenis orang yang mendapatkan gaji sejalan
dengan dokter gigi dan pengacara di negara mereka. Sekarang, itu berbeda, karena Pada
tahun 2006, Henry Paulson menyelamatkan jutaan dolar dalam pajak penghasilan hanya
dengan mengundurkan diri dari Goldman Sachs menjadi Menteri Keuangan Bush.
Inside Job memperlihatkan salah satu kebohongan besar dalam kekacauan ini, bahwa
krisis ini terlalu rumit bagi kita untuk memahaminya. Ia menjelaskan bagaimana keuangan
deregulasi industri jasa mulai membeli hipotek biasa dari lembaga pemberi pinjaman lokal
dan pengemasan ulang mereka sebagai kewajiban utang agunan (CDOs). Ketika pemberi

pinjaman hipotek lokal menyadari ada uang yang akan dibuat dengan hanya menjual hipotek
mereka untuk orang-orang seperti Citigroup, tidak ada keinginan mereka untuk berhati-hati
tentang siapa mereka meminjamkan uang untuk.
Konsekuensinya adalah penggelembungan real estate. Ketika hipotek mulai menjadi
semakin buruk, para CDO menjadi tidak berharga, dan bank-bank yang dibiarkan bangkrut
(Lehman Brothers), dijual (Wachovia) atau yang diselamatkan (Citigroup, Bank of America,
AIG, JPMorgan Chase, Wells Fargo, Goldman Sachs et al.).
Dalam sistem internasional, tidak ada dominasi maupun intervensi pemerintahan atau
negara dalam bidang perekonomian. Pemerintah bisa dikatakan lepas tangan terhadap
masalah perekonomian di negaranya. Hal ini dapat kita lihat pada realita yang terjadi pada
masa kini. Contohnya saja seperti yang kita lihat dalam film inside job, dimana peranan
pemerintahan terhadap perekonomian bisa dibilang tidak ada.
Kondisi seperti inilah yang dilihat oleh realisme sebagai sebuah penyebab utama
terjadinya krisis di dunua. Dalam menjalankan sistem perekonomian, menurut realisme
negara haruslah terlibat di dalamnya agar tidak terjadi kekacauan dalam sistem
perekonomian. Sebelum terjadinya krisis, dominasi negara sebaiknya diminimalisir dan
permasalahan ekonomi diberikan kepada pasar untuk mengatur apa yang ada didalamnya.
Kebebasan seperti itulah yang dapat berdampak buruk terhadap sistem perekonomian.
Sistem yang telah ada dicoba untuk digantikan dengan sistem baru yang dibuat oleh para
aktor dan penggerak pasar yang menyebabkan terjadinya ketimpangan dan berujung kepada
krisis perekonomian. Menurut realis, negara memang sebaiknya diikutsertaakan dan memiliki
peranan yang besar dalam sistem perekonomian, karena negara adalah komponen utama daan
komponen tertinggi dalam sistem internasional.
Namun, dalam prakteknya, jika negara memiliki peranan yang besar dalam sistem
perekonomian di suatu wilayah, maka akan terjadi yang namanya kediktatoran. Dengan
memiliki peran yang penuh dalam sistem perekonomian dan pasar, akan mengakibatkan
negara menjadi semakin egois, dan akan banyak terjadinya kerusuhan di masyarakat yang
pada akhirnya negara akan menjadi diktator.
Penulis mencoba berargumen bahwa seharusnya pemerintahan atau negara tidak
mengambil penuh atas kuasa dalam sistem perekonomian, dan juga tiodak lepas tangan dalma
sistem tersebut. Tetapi negara sebaiknya hanya menjadi pengawas untuk sistem

perekonomian tersebut. Dengan cara demikian negara tidak akan terlalu mencolok dalam
sistem perekonomian, namun tetap bisa menjaga stabilitas dalam sistem perekonomian
tersebut.
Pengawasan yang dimaksudkan mencakup keseluruhan aspek dalam sistem
perekonomian. Bisa saja itu untuk pengawasan untuk memastikan berjalannya sistem dengan
baik, maupun pengawasan terhadap masalah-masalah ataupun pelanggaran yang muncul
dalam sistem perekonomian tersebut.

Você também pode gostar