Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineralogi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari mineral, baik
dalam bentuk individu maupun bentuk kesatuan seperti keterdapatannya, cara
terjadinya, kegunaannya, sifat fisis, dan komposisi kimianya.
Untuk membedakan mineral yang satu dengan yang lainnya kita gunakan
berbagai sifatnya yang berbeda-beda, misalnya bentuk cara terjadinya, belahan dan
pecahannya, warna, kilap, kekerasan, bobot jenis, dan kemagnetan, susunan kimia
dan beberapa sifat lainnya yang kurang penting disebut.
Di alam ini mineral dijumpai bermacam-macam dengan bentuk yang
bervariasi terkandung, terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau pun celah
batuan. Tetapi umumnya mineral dijumpai sebagai kumpulan butiran kristal yang
tumbuh bersama dan membentuk batuan.
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Bumi terdiri dari
batuan dan batuan disusun oleh mineral. Di bumi ini terdapat jutaan mineral,
sehingga mineral sangat berpengaruh terhadap batuan dan bumi. Kita sebagai
mahasiswa teknik Geologi sangat dituntut untuk mengenal lebih dalam tenteng
mineral karena berkaitan untuk kedepannya bagi mahasiswa pertambangan tersebut.
Oleh sebab itu, mineral perlu dipelajari guna mengetahui pengaruhnya terhadap
unsur-unsur sifat-sifat ataupun karakteristik batuan di bumi.
BAB II
PENGENALAN MINERAL
Rumus kimia atau komposisi kimia Orthoklas ini adalah KaISi3O8. Berat jenis
mineral ini adalah 2,6 dengan kekerasan 6. Sistem kristalnya adalah monoklin,
mempunyai kilap kaca, dan perawakan yang membutir. Orthoklas ini digunakan
sebagai bahan baku dalam industri keramik.
Plagioklas feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral
ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik,
umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung
Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut Anorthite.
Sistem kristal dari plagioklas ini adalah triklin dengan berat jenis 2,26-2,76.
plagioklas ini mempunyai nilai kekerasan 6 dan mempunyai belahan berbentuk
kembaran. Komposisi kimia dari mineral ini adalah NaCaAl2Si3O8.
c. Feldspatoid
Mineral feldspatoid ini juga disebut sebagai pengganti feldspar, dikarenakan
mineral ini terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2. Bila dalam
suatu batuan terdapat SiO2 (kuarsa) bebas, maka yang akan terbentuk adalah feldspar
dan tidak akan terbentuk feldspatoid. Mineral-mineral yang termasuk feldspatoid
adalah nepheline, leusite, sodalite, scapolite, carcrinite dan analcite. Namun yang
umunya dapat ditemukan hanyalah nepheline dan leucite.
Nepheline (KNaAl2Si2O4)
Nepheline adalah sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal
hexagonal, walaupun bentuknya jarang dijumpai, umumnya massif dan fine grain.
Warna dari mineral ini adalah putih kekuningan sampai abu-abu kemerahan. Nilai
kekerasan nepheline adalah 5,5 sampai dengan 6 dengan berat jenis (SG) 2,55 sampai
2,65. Kilap pada nepheline adalah kilap kaca, namun ada juga yang memiliki kilap
minyak. Belahan permukaannya berbentuk prisma yang terdapat dalam kristal-kristal
besar. Nepheline sering ditemukan dalam bentuk dike pada batuan beku.
Leucite (KaISi2O8)
Mineral leucite termasuk dalam system isometric dalam bentuk umumnya
adalah trapezohedron. Leucite ini memiliki bentuk kecil dan halus, dan terkenal
dengan nama fine grain matrix. Nilai kekerasan pada mineral leucite ini adalah 5,5
sampai dengan 6 dan nilai berat jenis 2,45 sampai dengan 2,5. warna leucite
umumnya adalah putih keabu-abuan.
Tetapi dari keenam jenis mineral Foid hanya dua yang umum dan sering
dijumpaiyaitu Nefeline da Leosite.
2.3.2 Mafic Mineral
Yaitu tersusun dari mineral mineral yang berwarna gelap dan mempunyai
berat jenis yang besar atau berat. Contoh:
1. Olivin
Merupakan kristal kristal campuran antara Mg2Si4, dengan Fe2SiO4, dalam hal
inia Mg selalu lebih banyak dari pada Fe. Olivine kadang kadang disebut dengan
Chrysolite, adalah suatu bentuk mineral yang merupakan mineral pembentuk batuan
terutama beku berwarna gelap.
2. Kelompok Amphibol
Amphibole mungkin dapat dibagi menjadi lima seri yaitu Antophilite,
Cumingtonite- Qrunerite, Tremolite- Arttinolite, Alluminian, Amphibole- Sidik
Amphibole. Mereka ada hubungannya dalam sifat sifat kristalografi, sifat fisik dan
kimia.
Struktur Amphibole adalah tipe tetrahedral SiO4 dalam struktur rantai ganda
berupa dua mata rantai tunggal dengan disela sela. Tetrahedral dihubungkan dengan
bagian dari oksigen memberi ratio Si : O = 4 : 11 pengganti 1 : 3 sebagai dalam mata
rantai tunggal. Dalam struktur mata rantai ganda menemopati sumbu C dan diikat
bersama secara lateral oleh ion logam.
Kekuatan ikatan antara rantai rantai tidak sekuat ikatan Si O, ini
direfleksikan dalam serta yang berkembang baik matau keadaan prismatic dari
amphibole dalam belahan prismatic.
Umumnya Amphibole membentuk seri isomorf dan replacement yang
intensife dari satu ion oleh ion ion lainnya yang mempunyai ukuran yang sama
sehingga sangat kompleks variasi komposisi kimianya,
Secara megaskopik untuk Amphibole sebut saja Hornblende membentuk
sudut 540 dan 1260. Amphibole dan Piroksen mempunyai persamaan yang terdapat
dalam batuan beku yang bersifat basa, dengan perbedaan nya adalah
Amphibole :
Piroksen.
3. Kelompok Piroksen
Merupakan kelompok mineral silikat yang kompleks dan mempunyai
hubungan erat dalam struktur kristal, sifat sifat fisik dan komposisi kimia walaupun
mereka mengkristal dalam dua system yang berbeda yaitu Orthorombik dan
monoklin.
Secara struktur piroksen terdiri atas mata rantai yang tidak ada habisnya dan
tetrahedral SiO4 yang diikat bersama sama secara lateral oleh ion ion logam Mg
dan Ca yang berikatan dengan oksigen, tetapi tidak secara langsung dengan silicon.
Setiap ion silicon berikatan dengan ion oksigen dan setiap oksigen dan silicon
lainnya atau ion logam menghasilkan ratio Si : O = 1 : 3 dan rumus kimia piroksen
MgSiO3 atau CaMg(SiO3)2. Bentuk kristal piroksen adalah prismatic sedang belahan
spesifik. Komposisi mineral piroksen secara umum adalah W1-p(XY)1+pZ2O6 diamana
symbol W,X,Y,Z menunjukkan unsur yang mempunyai jari- jari ion yang sama dan
dapat mereplace yang satui terhadap yang lainnya dalam struktur.
W = Na, Ca
Y = Al, Fe, Ti
Ukuran atom dari W ke Z berkurang karena subsitusi atom maka rumus kimia
piroksen bervariasi. Dari rumus diatas p adalah O atau mendekati 0 untuk Diopside,
Hedenbergite, dan Gegirite yodiet series.
- p = 1 atau hampir 1 untuk piroksen series.
- p = variasi untuk piroksen Monoklin dan Pigionite.
Unsur unsur yang lebih lengkap dari piroksen mungkin sebagai contoh adalah :
- Ozthopiroksen Mg 2Fe+2Fe+3Al(SiAlO3)2
- DIopsiede Hedenbergite CaMgFe(SiO3)2
- Augite (CaMgFe+2)(MgFe+2AlFe+3)(SiAlO3)2
Unsur unsur yang digaris bawahi adalah unsur yang penting.
Dalam tubuh batuan vulkanik piroksen adalah Augote Calcio rendah atau
pigionite, sedang dalam batuan plutonik piroksen adalah Augite piroksen
Orthorombik, kalsium hampir bebas. Dalam petrologi bisanya secara megaskopik
disebut saja piroksen dengan ciri warna hijau sampai hijau kehitaman mempunyai
belahan dengn sudut lebih kurang 900.
4. Kelompok Mika
Struktrurmika adalah tipe tetrahedron dalam lembar lembar tiap SiO4
mempunyai tiga oksigen dan satu oksigen bebas sehingga komposisi
valensinya diwakili oleh (Si4O10)4-.
dan
Z = Ai, Al.
Dari analisa kimia batuan telah membuktikan bahwa hanya beberapa unsur
unsur saja yang bertanggung jawab dalam membentuk kerak bumi. Empat orang ahli
mengadakan analisa kimia sebanyak 5159 analisa batuan yaitu oleh: Washington,
Nigli, Clarke, Daly. Dengan unsur unsur yang ada dalam kerak bumi adalah:
O = 24 %
Fe = 5 %
K = 2,5 %
Si = 27 %
Ca = 3,5 %
Mg = 2,5 %
Al = 8 %
Na = 2,5 %
BAB III
KETERDAPATAN MINERAL DALAM BATUAN
Banyak sekali batuan yang kita kenal, dan batuan tersebut tersusun oleh
mineral-mineral mulai dari mineral primer, mineral sekunder, dan mineral tambahan.
Mineral tersebut dapat kita golongkan dalam dua golongan besar, yaitu :
1. Golongan Mineral Gelap (Mafic Mineral)
Golongan mafic ini terdiri dari kelompok
Olivin, umum terdapat pada batuan beku basa, yaitu gabro, basalt, peridotite,
dunite.
Kelompok mika, rumus umum mika dapat ditulis W (XY)2-3 Z4O10 (OHF)2
dimana W = K. X dan Y = Al, Li, Mg, Fe. Z = Ai, Al. Seperti chlorite.
10
Calsite
Suatu karbonat yang terutama menyusun batuan gamping, berwarna abu-abu,
tergores oleh jarum dan tidak tergores oleh kuku.
Gypsum
Merupakan golongan silikat yang ditemukan dibeberapa tempat di kerak bumi,
berwarna putih atau transparan dan mudah tergores oleh kuku.
11
12
BAB IV
TATA CARA PENDESKRIPSIAN
- Chlorite
= Hijau
= Chloro
- Albite
= Putih
= Alboose
- Erytrite
= Merah
= Erytrite
- Intan
= Tidak berwarna
= Isometrik
- Graphite
= Hitam
= Hexagonal
Pengotoran mineral.
Contoh :
- Silika
= Tidak berwarna
- Jasper
= Merah
- Chalsedon
= Coklat kehijau-hijauan
- Agate
= Asap/putih
Sulfur
: Kuning
Magnetit
: Hitam
Pyrite
: Kuning Loyang
Warna mineral akibat adanya campuran atau pengotoran dengan unsur lain,
sehingga memberikan warna yangberubah tergantung pada pengotoran disebut
dengan Allochromatic.
13
Intensitas kilap tergantung dari indeks bias mineral. Apabila makin besar
indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai
ekonomis mineral kadang-kadang ditentukan oleh kilapnya.
Secara garis besar kilap dibedakan atas tiga bagian, yaitu:
1. Kilap Logam (Metallic Luster).
Mineral yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau lebih, maka mineral
tersebut mempunyai kilap seperti logam. Contoh : Galena (PbS), Magnetit
(Fe3O4), Native metal, Sulfida, Pyrite.
2. Kilap Sub-Metalik (Sub-Metallic Luster).
Kilap ini biasanya dimiliki olem logam yang mempunyai indeks bias antara 2,6 3. Contoh :
Cuprite (Cu2O)
n = 2,85
Hematite (Fe2O3)
n = 3,00
dengan indeks bias 2,5. Gores dari mineral ini biasanya berwarna atau berwarna
muda.kilap ini terdiri atas beberapa bagian, antara lain:
logam.Tetepi, untuk membedakan jenis-jenis kilap bukan logam akan sulit sekali.
Padahal perbedaan inilah yang sangat penting dalam diskripsi mineral, karena dapat
untuk menentukan jenis suatu mineral tertentu.
Quartz
: Tak berwarna
Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberi gores yang lebih
terang dari mineralnya sendiri.
Contoh :
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang
sama.
15
Contoh :
Skala kekerasan
Nama Mineral
Rumus Kimia
Talc
Gypsum
CaSO4.2H2O
Calcite
CaCO3
Flourite
CaF2
Apatite
Ca5(PO4)3F
Orthoclase
K(AlSi3O8)
Quartz
SiO2
Topaz
Al2SiO4(FOH)2
Corundum
Al2O3
10
Diamond
Mg3Si4O10(OH)2
H = 2,5
- Kawat tembaga
H = 3
- Pecahan kaca
H = 5,5
- Pisau baja
H = 5,5
16
- Kikir baja
H = 6,5
- Lempeng baja
H = 7
Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku manusia tetapi dapat tergores
oleh kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
Parting.
Tetapi dalam hal pendeskripsian mineral dalam praktikum Kristalografi dan
Mineralogi ini kita hanya akan membahas belahan berdasarkan bentuk bidang
belahannya. Berdasarkan bentuk bidang belahannya terbagi atas :
1. Belahan Sangat Sempurna (Perfect)
Bila mineral mudah terbelah arah belahannya yang merupakan bidang yang rata
dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh: Calcite, Muskovit, Galena dan Halite.
17
dapat
18
19
20
6. Stalaktit (Stalactitic) :
Contoh: Hematite.
adalah
suatu
daya
tahan
mineral
terhadap
pemecahan,
21
Berat Mineral =
Berat Jenis
Volume Mineral
4.10 Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya magnit. Dikatakan
kemagnitan sebagai feromagnetik bila mineral dengan mudah tertarik gaya
magnetseperti mineral magnetite dan phirotit.
Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut dengan diamagnetic, dan
hanya mineral yang tertarikdengan gaya kuat dari elektromagnetik disebut
paramagnetic.
22
BAB V
PENDISKRIPSIAN MINERAL
23
PENDESKRIPSIAN :
Rumus Kimia : Au
: Kuning
2. Cerat (Streak)
: Kuning
3. Kilap (Luster)
: Logam (metallic)
4. Perawakan (Habit)
: Membenag (filliform)
5. Belahan (Cleavage)
6. Pecahan (Fructure)
: Hackly
7. Kekerasan (Hardness)
: 2,5 3
: Malleable
: 19,3
Klas
: Native elements
Group
: Gold
Rumus Kimia : Bi
: Hitam kecoklat-coklatan
2. Cerat (Streak)
: Hitam kecoklat-coklatan
3. Kilap (Luster)
4. Perawakan (Habit)
: Granular
5. Belahan (Cleavage)
: Tidak sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
: 2 2,5
: Brittle
: 9,7 9,8
Klas
: Native elements
Group
: Arsenic
24
Rumus Kimia : S
: Kuning
2. Cerat (Streak)
: Kuning
3. Kilap (Luster)
4. Perawakan (Habit)
: Membutir
5. Belahan (Cleavage)
: Tidak sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
: 1,5 2,5
: Sectile
: 0,23
Klas
: Native elements
Group
: Sulfur
25
5.2 Sulfides
Kelompok mineral sulfide menduduki urutan kedua dalam klasifikasi mineral
berdasarkan unsur-unsur kimianya, tetapi jika ditinjau dari banyak sedikitnya masa
yang terdapat dilapisan kerak bumi maka golongan sulfides menduduki posisi yang
terakhir.
Unsur-unsur sulfides seperti halnya golongan native elements maka golongan
inipun merupakan unsur yang tidak pembentuk batuan (rock farming), namun
golongan sulfides ini merupakan golongan yang sangat penting, hal ini karena unsurunsur kimia yang membentuk merupakan kombinasi dari berbagai bentuk dari
belerang.
Asal mula terbentuknya sulfides sangat bekaitan erat dengan pengendapan
dari larutan-larutan air panas. Dan aktivitas gunung api serta instrusi magma. Tetapi
kadang-kadang ditemukan juga mineral golongan sulfides ini merupakan hasil dari
pengerasan atau pembekuan magma walaupun jumlahnya sangat sedikit.
Kebanyakan mineral golongan sulfides mempunyai kilap logam (Metalic)
sedangkan berat jenisnya umumnya tinggi dan kekerasannya umumnya rendah.
Mineral-mineral yang termasuk dalam golongan mineral sulfates ini merupakan
mineral pembentuk batuan (rock forming) yang sangat penting yang terbentuk dari
hasil pengendapan batuan.
Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion (S2-), yaitu merupakan
kombinasi antara logam atau semi logam dengan belerang (S), biasanya terbentuk
pada urat batuan dan hasil dari larutan hydrotermal.
Contoh :
(CuFeS2)
sistem
kubik,
Markasit
(FeS2)
PENDESKRIPSIAN :
: Kuning keemasan
2. Cerat (Streak)
: Hitam
3. Kilap (Luster)
: Logam (metallic)
4. Perawakan (Habit)
: Massive
5. Belahan (Cleavage)
: Tidak sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
: 3,5 - 4
: Sectile
26
sistem
: 4,1 4,3
: Sulfides
- Group
: Chalcopyrite
: Kuning pucat
2. Cerat (Streak)
: Hitam
3. Kilap (Luster)
: Logam (metallic)
4. Perawakan (Habit)
: Membata - Membutir
5. Belahan (Cleavage)
: Tidak jelas
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
: 6 6,5
: Sectile
: 5,01
Klas
: Sulfides
Group
: Pyrite
27
PENDESKRIPSIAN :
Nama Mineral : LIMONITE
: Orange
2. Cerat (Streak)
: Kuning Gelap
3. Kilap (Luster)
4. Perawakan (Habit)
5. Belahan (Cleavage)
: Sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
:56
: Brittle
:4
Klas
Group
: Hematite Group
28
: Coklat
2. Cerat (Streak)
: Hitam
3. Kilap (Luster)
4. Perawakan (Habit)
5. Belahan (Cleavage)
: Jelas
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
: 5,5 6,5
: Brittle
: 5,168 5,180
Klas
Group
: Spinel Group
: Coklat
2. Cerat (Streak)
: Merah Kecoklatan
3. Kilap (Luster)
4. Perawakan (Habit)
: Flattened habbits
5. Belahan (Cleavage)
: Buruk
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
: 5-6
: Brittle
: 5,26 5,56
Klas
Group
: Hematite Group
29
: Hitam keabu-abuan
2. Cerat (Streak)
: Putih
3. Kilap (Luster)
: Sub Metalic
4. Perawakan (Habit)
: Membutir (Granular)
5. Belahan (Cleavage)
: Tidak jelas
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
:9
: Brittle
: 4,0
Klas
Group
: Hematite
30
5.4 Carbonates
Mineral-mineral yang termasuk dalam golongan ini adalah mineral-mineral
yang mengandung dan terdiri dari senyawa-senyawa garam asam karbon.
Beberapa diantara mineral golongan ini menjadi mineral-mineral pembentuk
batuan (rock forming) atau pembentuk batuan. Yang berasal dari endapan dan
metamorfosa dari lapisan tanah dan batu. Ciri khas yang paling menonjol dari
mineral-mineral golongongan carbonates adalah dapat bereaksi dengan HCl. Reaksi
ini mmenghasilkan karbon dioksida (CO2) yang terlihat seperti buih yang memberi
kesan mineral tersebut seperti mendidih.
Mineral-mineral pada golongan carbonates sering dijumpai pada batuan beku
dan sedimen ada juga pada batuan metamorf. Pada batuan sedimen yaitu pada batuan
gamping, sedangkan pada batuan metamorf yaitu pada batuan marmer (marble).
Beberapa kegunaan dari mineral-mineral pada golongan ini diantaranya
adalah mineral-mineral pada golongan ini diantaranya adalah untuk dipakai pada
industri kimia, juga untuk bahan bangunan.
Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion yang kompleks, yaitu CO32-.
Hadirnya ion H+ akan menyebabkan mineral-mineral menjadi tidak stabil dan akan
memutuskan ikatannya untukmembentuk H2O dan CO2. Reaksi ini disebut Fizz Test
dengan asam (HCl) yang paling banyak digunakan dalam identifikasi karbonat.
Reaksi : CaCO3 + H2O + CO2 CaH2(CO3)2
calsit
Contoh :
asam bikarbonat
PENDESKRIPSIAN :
Nama Mineral : DOLOMITE
: Putih keabu-abuan
2. Cerat (Streak)
: Putih
3. Kilap (Luster)
: Kaca- Mutiara
4. Perawakan (Habit)
: Columnar - Massive
5. Belahan (Cleavage)
: Sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
: 3,5 - 4
: Brittle
31
: 2,85
Klas
Group
: Dolomite
: Putih kekuning-kuningan
2. Cerat (Streak)
: Putih
3. Kilap (Luster)
: Kaca
4. Perawakan (Habit)
: Memapan (Tabular)
5. Belahan (Cleavage)
: Sangat sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
:3
: Brittle
: 2,71
Klas
Group
: Calcite
32
5.5 Sulphates
Adapun proses pembentukan dari mineral ini sebagai akibat dari
mengendapnya garam-garam asam belerang dari permukaan bumi ataupun yang
merupakan hasil dari produk oksidasi sulfida.
Sedangkan kegunaan dari pada mineral golongan sulfates ini lebih banyak
digunakan dalam industri kimia dan bahan bangunan. Mineral-mineral golongan
sulfates ini kebanyakan ditemukan pada batuan beku, sedimen dan metamorf serta
pada urat suatu lapisan batu (vein).
Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion SO42- dan pada umumnya
mempunyai kilap non logam (kaca, lemak, atau sutera) dan terbentuk dari larutan.
Contoh :
- gypsum (CaSO4.2H2O) sistem monoklin
- anhydrite (CaSO4) sistem orthorombik
- barite (BaSO4) sistem orthorombik
PENDESKRIPSIAN :
Nama Mineral : GYPSUM
: Putih keabu-abuan
2. Cerat (Streak)
: Putih
3. Kilap (Luster)
: Kaca
4. Perawakan (Habit)
: Tabular
5. Belahan (Cleavage)
: Sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
:2
: Sectile
: 2,32
Klas
Group
: Gypsum
33
5.6 Silicates
Mineral-mineral yang termasuk pada golongan silicates ini adalah mineral
dengan jenis dan jumlah yang terbanyak yaitu sekitar 73%. Mineral-mineral pada
golongan silicates sangat banyak dijumpai baik didalam kerak bumi ataupun diatas
permukaan bumi.
Mineral-mineral pada golongan ini adalah mineral yang terbanyak yang
menjadi mineral pembentuk batuan (rock forming). Silikat merupakan komponen dari
batuan utama yang terbentuk akibat pembekuan atau pendininan magma, dan juga
mineral-mineral pada golongan ini yang terbentuk akibat metamorfosa thermal.
Kadang-kadang pembentukannya juga sebagai akibat lelehan magma akibat aktifitas
gunung api.
Pada umumnya mineral-mineral pada golongan silikat ini mempunyai
senyawa-senyawa (unsur) kimia yang kompleks. Salah satu cirri khas dari mineral
golongan ini adalah silikat yang terdapat didalamnya (SiO4) dengan ion oksigen pada
aspek-aspek dan satu ion silicon pada titik pusatnya. Pada silikat tetrahedron (SiO 4)
saling berhubungan pada aspek-aspeknya membentuk cicin, rantai dan pita. Sistem
tetrahedron seperti diatas tergantung pada komposisi kimianya dan ketentuan dari
sifat fisika mineralnya.
Silikat yang berbeda jaringan ionnya (silikon) digantikan oleh ion alumunium
disebut dengan alumusilikat. Sifat dari silicaterosrock forming yaitu terdapat pada
mineral olivine, augit hornblende, muskovit, dan lain-lain. Sedangkan kegunaan dari
mineral-mineral silikat berguna mulai dari keperluan industri kimia, untuk obatobatan, keperluan industri bangunan, dan untuk perhiasan.
Golongan mineral ini meliputi 25% dari keseluruhan mineral yang dikenal
dan 40% dari mineral yang umum dijumpai pada batuan. Mineralnya mengandung
ikatan antara unsur Si dengan unsur O. bentuk struktur ikatannya yang bermacammacan digunakan sebagai dasar penggaolongan. Silikat merupakan gugus molekul
yang mengandung SiO4 tetrahedral.
Contoh :
34
PENDESKRIPSIAN :
Nama Mineral : ORTHOCLASE
: Putih kemerah-merahan
2. Cerat (Streak)
: Putih
3. Kilap (Luster)
: Kaca - Lilin
4. Perawakan (Habit)
: Membilah (Blade)
5. Belahan (Cleavage)
: Sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Uneven
7. Kekerasan (Hardness)
:6
: Brittile
: 2,56
Klas
Group
: Feldspar
: Coklat Kehitaman
2. Cerat (Streak)
: Putih
3. Kilap (Luster)
4. Perawakan (Habit)
5. Belahan (Cleavage)
: Buruk
6. Pecahan (Fructure)
: Choncoidal
7. Kekerasan (Hardness)
: 6,5 - 7
: Ductile
: 3,27 4,20
Klas
Group
: Olivie Group
35
: Coklat Keputih-putihan
2. Cerat (Streak)
: Putih
3. Kilap (Luster)
4. Perawakan (Habit)
5. Belahan (Cleavage)
: Sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Even
7. Kekerasan (Hardness)
: 2,5 - 4
: Elastic
: 2,8 2,9
Klas
Group
: Mica Group
: Ungu
2. Cerat (Streak)
: Putih
3. Kilap (Luster)
4. Perawakan (Habit)
: Rounded (Granular)
5. Belahan (Cleavage)
: Tidak ada
6. Pecahan (Fructure)
: Chocoidal
7. Kekerasan (Hardness)
:7
: Brittle
: 2,65
Klas
Group
: Silica Group
36
: Hitam Kehijauan
2. Cerat (Streak)
: Abu-abu
3. Kilap (Luster)
4. Perawakan (Habit)
5. Belahan (Cleavage)
: Sempurna
6. Pecahan (Fructure)
: Even
7. Kekerasan (Hardness)
:6
: Brittle
: 3 3,4
Klas
Group
: Amphibole Group
37
BAB VI
PERSENTASE MINERAL
6.1 Native Elements
1. Gold, rumus kimianya Au
Ar Au
= 197
Mr Au
= 197
% Au
197
x 100 % = 100 %
197
= 32
Mr S
= 32
%S
32
x 100 % = 100 %
32
= 209
Mr Bi
= 209
% Bi
209
x 100 % = 100 %
209
6.2 Sulfides
1. Chalcopyrite, rumus kimianya CuFeS 2
Ar Cu
= 63,5
Ar Fe
= 56
Ar S 2
= 32 x 2 = 64
Mr CuFeS 2
= 63,5 + 56 + 64 = 183,5
% Cu
63,5
x 100 % = 34,6 %
183 ,5
% Fe
56
x 100 % = 30,5 %
183 ,5
% S2
64
x 100 % = 34,9 %
183 ,5
= 56
Ar S2
= 32 x 2 = 64
Mr FeS2
= 56 + 64 = 120
38
% Fe
56
x 100 % = 46,6 %
120
% S2
64
x 100 % = 34,4 %
120
= 56 x 2 = 112
Ar O 4
= 16 x 4 = 64
Ar H 2
=1x2=2
Mr Fe2 O3 .H2 O
= 112 + 64 + 2 = 178
% Fe2
112
x 100 % = 62,92 %
178
% O4
64
x 100 % = 35,96 %
178
% H2
2
x 100 % = 1,12 %
178
= 24
Ar Al 2
= 27 x 2 = 54
Ar O 4
= 16 x 4 = 64
Mr MgAl 2 O4
= 24 + 54 + 64 =142
% Mg
24
x 100 % = 16,9 %
142
% Al 2
54
x 100 % = 38,03 %
142
% O4
64
x 100 % = 45,07 %
142
= 27 x 2 = 54
Ar O 3
= 16 x 3 = 48
Mr Al 2 O3
= 54 + 48 = 102
% Al 2
54
x 100 % = 52,94 %
102
% O3
48
x 100 % = 47,06 %
102
39
6.4 Carbonates
1. Dolomite, rumus kimianya CaMg (CO 3 )2
Ar Ca
= 40
Ar Mg
= 24
Ar C 2
= 12 x 2 = 24
Ar O 6
= 16 x 6 = 96
Mr CaMg (CO 3 )2
= 40 + 24 + 24 + 96 = 184
% Ca
40
x 100 % = 21,74 %
184
% Mg
24
x 100 % = 13,05 %
184
% C2
24
x 100 % = 13,05 %
184
% O6
96
x 100 % = 52,17 %
184
= 40
Ar C
= 12
Ar O 3
= 16 x 3 = 48
Mr CaCO 3
= 40 + 12 + 48 = 100
% Ca
40
x 100 % = 40 %
100
%C
12
x 100 % = 12 %
100
% O3
48
x 100 % = 48 %
100
6.5 Sulphates
1. Barite, rumus kimianya BaSO 4
Ar Ba
= 137
Ar S
= 32
Ar O 4
= 16 x 4 = 64
Mr BaSO 4
= 137 + 32 + 64 = 233
% Ba
137
x 100 % = 58,8 %
233
%S
32
x 100 % = 13,73 %
233
% O4
64
x 100 % = 27,47 %
233
40
= 40
Ar S
= 32
Ar O 6
= 16 x 6 = 96
Ar H 4
=1x4=4
Mr CaSO 4 .2H 2 O
= 40 + 32 + 96 + 4 = 172
% Ca
40
x 100 % = 23,26 %
172
%S
32
x 100 % = 18,6 %
172
% O6
96
x 100 % = 55,81 %
172
% H4
4
x 100 % = 2,33 %
172
6.6 Silicates
1. Orthoclase, rumus kimianya KAlSi 3 O8
Ar K
= 39
Ar Al
= 27
Ar Si 3
= 28 x 3 = 84
Ar O 8
= 16 x 8 = 128
Mr KAlSi 3 O8
= 39 + 27 + 84 + 128 = 278
%K
39
x 100 % = 14,03 %
278
% Al
27
x 100 % = 9,71 %
278
% Si 3
84
x 100 % = 30,22 %
278
% O8
128
x 100 % = 46,04 %
278
= 24
Ar Si 4
= 28 x 4 = 112
Ar O 22
= 16 x 22 = 352
Ar H 16
= 1 x 16 =16
% Mg
24
x 100 % = 4,76 %
504
41
% Si 4
112
x 100 % = 22,22 %
504
% O 22
352
x 100 % = 69,84 %
504
% H 16
16
x 100 % = 3,18 %
504
= 24 x 7 = 168
Ar B3
= 11 x 3 = 33
Ar Al 6
= 27 x 6 = 162
Ar Si 6
= 28 x 6 = 168
Ar O 27
= 16 x 27 = 432
Mr Mg7 B3 Al 3 (AlSi 2 O9 )3
% Mg7
168
x 100 % = 17,445 %
963
% B3
33
x 100 % = 3,43 %
963
% Al 6
162
x 100 % = 16,82 %
963
% Si 6
168
x 100 % = 17,445 %
963
% O 27
432
x 100 % = 44,86 %
963
42
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil praktikan dari praktikum Mineralogi
ini adalah menguasai ilmu ini adalah syarat mutlak bagi seorang geologis untuk
memahami ilmu geologi yang lain. Karena apabila seorang calon geologis telah
menguasai ilmu Mineralogi maka ilmu ini akan membantu memudahkan pemahaman
ilmu geologi yang lain.
Karena ilmu ini membahas segalanya tentang mineral yang ada di bumi ini.
Mineral yang ada di bumi ini berbeda-beda. Untuk membedakan mineral yang satu
dengan yang lainnya kita gunakan berbagai sifatnya yang berbeda-beda, baik dari
sifat fisik maupun kimianya. Kalau dari sifat fisik, kita membedakan mineral dari
warna, kilap, gores, kekerasan, belahan, pecahan, perawakan kristal, berat jenis, daya
tahan terhadap pukulan. Sedangkan sifat kimia, kita membedakan mineral tersebut
dapat dilihat dari rumus kima mineral tersebut.
Dari hasil praktikum mineralogi yang telah dilaksanakan, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa mineral adalah suatu benda padat homogen yang
terdapat di alam dan terbentuk secara anorganik, memiliki komposisi kimia pada
batas-batas tertentu dan mempunyai atom yang tersusun secara teratur. Ilmu
mineralogi sangat berguna untuk mengidentifikasikan struktur mineral, bentuk
mineral, proses pembentukannya, keterdapatannya, sifat-sifat fisik dan kimianya.
Pada praktikum mineralogi, mineral terbagi atas beberapa golongan yaitu :
golongan Native Element, golongan Sulphides, golongan Oxides dan Hydroxides,
golongan Carbonates, golongan Nitrates, golongan Sulphates, golongan Phosphates.
Dalam mendeskripsi mineral tedapat beberapa sifat-sifat fisik yang harus
diamati, yaitu : Warna (Colour), Cerat (Streak), Kilap (Laster), Perawakan (Habit),
Belahan (Cleavage), Pecahan (Fructure), Kekerasan (Hardness), Sifat Dalam
(Tenacity), Berat Jenis (Specific Gravity), Kemagnetan.
Banyak sekali batuan yang kita kenal, dan batuan tersebut tersusun oleh
mineral-mineral. Mineral tersebut dapat kita golongkan dalam dua golongan besar,
yaitu :
1. Golongan Mafic Mineral (Mineral Gelap)
Mafic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan
mempunyai berat jenis yang besar atau berat.
2. Golongan Felsic Mineral (Mineral Terang)
43
Nama Mineral
Rumus Kimia
Talc
Mg3Si4O10(OH)2
Gypsum
CaSO4.2H2O
Calcite
CaCO3
Fluorite
CaF2
Apatite
Ca5(PO4)3F
Orthoclase
K(AlSi3O8)
Quartz
SiO2
Topaz
Al2SiO4(FOH)2
Corondum
Al2O3
10
Diamond
Persentase =
44
7.2 Saran
Dari pengalaman yang praktikan didapatkan selama melaksanakan praktikum,
ada beberapa saransaran yang dapat praktikan uraikan yang mungkin dapat lebih
menyempurnakan sistem praktek Mineralogi ini, yaitu sebagai berikut :
1. Praktikum dilaksanakan dengan baik dan berjalan sesuai dengan jadwal yang
diharapkan.
2. Dalam waktu pelaksanaan praktikum, baik praktikan maupun asisten supaya
menaati peraturan yang berlaku. Bagi praktikan ataupun asisten yang melanggar
peraturan supaya dapat ditindak sebagaimana mestinya.
3. Untuk memudahkan para praktikan dalam praktek, ada baiknya disediakan atau
diperbanyak alat peraga, sehingga dalam pendiskripsiannya para praktikan dapat
dengan cepat selesai dalam mendiskripsikan kristal tersebut.
4. Dalam hal pendeskripsian supaya kemagnitan, kelistrikan, dan daya lebur mineral
dipelajari juga, agar praktikan lebih memahami tentang mineral.
5. Kiranya untuk kedepan agar instansi yang terkait lebih melengkapi fasilitas
laboratorium Kristalografi dan Mineralogi.
6. Kiranya agar instansi yang terkait menggunakan fasilitas laboratorium yang
standar digunakan oleh Perguruan Tinggi yang lain agar kualitas lulusan yang
dihasilkan standar.
7. Kiranya lembar saran ini jangan hanya sebagai simbolis pelengkap laporan saja,
tetapi harus benar-benar ditindak lanjuti oleh instansi yang terkait.
Demikianlah saransaran yang dapat penulis kemukakan, semoga apa yang
penulis bahas dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
praktikan sendiri.
45
DAFTAR PUSTAKA
Berry and Mason. 1959. Elemen of Mineralogy.
Brian Mason, L.G. Berry. 1985. Concepts Descriptions Determinationes.
New York. W.H Freeman and Company
C. Danisworo. 1980. Mineralogy. Yogyakarta. Fakultas Teknik Geologi UPN
Veteran.
Edward Salisbury Dana. 1898. Mineralogy. New York. John Wiley and Sons
Graha, S.D. 1976. Mineral dan Batuan. Bandung. Ganecaa Exact.
Team Asisten. 2003. Penuntun Praktikum Kristalografi dan Mineralogi.
Medan. Institut Teknologi Medan
46