Você está na página 1de 46

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineralogi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari mineral, baik
dalam bentuk individu maupun bentuk kesatuan seperti keterdapatannya, cara
terjadinya, kegunaannya, sifat fisis, dan komposisi kimianya.
Untuk membedakan mineral yang satu dengan yang lainnya kita gunakan
berbagai sifatnya yang berbeda-beda, misalnya bentuk cara terjadinya, belahan dan
pecahannya, warna, kilap, kekerasan, bobot jenis, dan kemagnetan, susunan kimia
dan beberapa sifat lainnya yang kurang penting disebut.
Di alam ini mineral dijumpai bermacam-macam dengan bentuk yang
bervariasi terkandung, terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau pun celah
batuan. Tetapi umumnya mineral dijumpai sebagai kumpulan butiran kristal yang
tumbuh bersama dan membentuk batuan.
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Bumi terdiri dari
batuan dan batuan disusun oleh mineral. Di bumi ini terdapat jutaan mineral,
sehingga mineral sangat berpengaruh terhadap batuan dan bumi. Kita sebagai
mahasiswa teknik Geologi sangat dituntut untuk mengenal lebih dalam tenteng
mineral karena berkaitan untuk kedepannya bagi mahasiswa pertambangan tersebut.
Oleh sebab itu, mineral perlu dipelajari guna mengetahui pengaruhnya terhadap
unsur-unsur sifat-sifat ataupun karakteristik batuan di bumi.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum mineralogy ini dilaksanakan adalah untuk
memenuhi salah satu beban SKS dan persyaratan untuk mengikuti ujian praktikum
kirstalografi mineralogi pada semester ini.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mineralogi ini adalah
Untuk mengetahui sifat dari suatu mineral, untuk dapat mengetahui nilai
ekonomisnya.
Untuk dapat mendeskripsikannya dan mengetahui asosiasi serta genesanya.
Untuk mengenal beberapa jenis mineral berdasarkan sifat fisik mineral tersebut.

Agar dapat mengelompokkan mineral berdasarkan komposisi kimianya


penyusunnya.
Mengetahui kegunaan dari berbagai mineral yamg terdapat di alam ini.

1.3 Aplikasi dalam Bidang Pertambangan


Salah satu contoh pengaplikasian dari praktikum mineralogi ini dapat
diterapkan dalam suatu proses eksplorasi. Pada umumnya sebelum dilakukan proses
eksploitasi, terlebih dahulu dilakukan eksplorasi kandungan mineral dari batuan yang
ada disekitar lokasi tersebut. Untuk mengenal kandungan batuan tersebut terlebih
dahulu diketahui mineral-mineral pembentuk batuan tersebut. Dengan mengetahui
mineral pembentuknya maka dapat diketahui bahan tambang atau bahan galian yang
ada di lokasi tersebut.
Selanjutnya bagi perusahaan pertambangan perlu sekali memiliki karyawan
yang tahu tentang geologi, karena kehidupan tersebut tidak lepas dari batuan dan
mineral.

BAB II
PENGENALAN MINERAL

2.1 Pengertian Mineral


Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis.
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai
batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada
mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah
yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak.
Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan
padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila
kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan
diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai kristal.
Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang
homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang
khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat
tersebut dinamakan kristalografi.
Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat
mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar
yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan,
dengan mengambil lithos dari bahasa latin yang berarti batu, dan sphere yang
berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang.
Beberapa daripadanya merupakan benda padat dengan ikatan unsur yang sederhana.
Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu
Karbon. Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua unsur
Natrium dan Chlorit dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan
unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu.

2.2 Proses Pembentukan Mineral


Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk).

2.3 Mineral Pembentuk Batuan


Mineral- mineral pembentuk batuan dapat dibedakan atas:
2.3.1 Felsik Mineral
Yaitu tersusun dari mineral- mineral yang berwarna terang dan cerah serta
mempunyai berat jenis yang kecil dan ringan. Contoh:
a. Quartz (Kuarsa)
Mineral kuarsa memiliki sistem kristal hexagonal (prisma, bipyramid dan
kombinasinya. Rumus kimia tau komposisi kimia dari kuarsa adalah SiO2. berat jenis
dari mineral ini adalah 2,65 dengan tingkat kekerasan (H) bernilai 7. Warna pada
kuarsa dapat jernih atau keruh bila terdapat bersama feldspar, sering terdapat inklusi
dari gas, cairan atau mineral pengotor didalamnya, yang merupakan unsur pengotor
dan sangat mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna yang ditunjukkan
dapat diperkirakan kemurnian kuarsa tersebut. Tidak terdapat belahan pada kuarsa.
Dan kuarsa juga banyak digunakan dalam industri, khususnya yang berkaitan dengan
gelas (kaca).
Kuarsa atau kadang disebut silika. Adalah satu-satunya mineral pembentuk
batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan
warna seperti asap atau smooky, disebut juga smooky quartz. Kadang-kadang
juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian
disebut amethyst, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna
yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak
bersih.
b. Feldspar
Feldspar dapat digolongkan kedalam dua golongan besar, yaitu :
1. Alkali feldspar yang terdiri dari orthoklas, mikroklin, sanidine, anorthoklas,
pertite, dan antipertite.
2. Plagioklas feldspar yang terdiri dari albite, oligoklas, andesine, labradorit,
bytownite dan anorthite (calsic).
Pada praktikum yang dilakukan dengan cara megaskopis (tanpa alat bantu),
feldspar ini hanya dapat dibedakan menjadi Alkali feldspar (dominasi Orthoklas) dan
Plagioklas.
Orthoclase (Potassium feldspar)
Orthoklas adalah anggota dari mineral feldspar. Orthoklas (Potassium
feldspars) adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk
kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.

Rumus kimia atau komposisi kimia Orthoklas ini adalah KaISi3O8. Berat jenis
mineral ini adalah 2,6 dengan kekerasan 6. Sistem kristalnya adalah monoklin,
mempunyai kilap kaca, dan perawakan yang membutir. Orthoklas ini digunakan
sebagai bahan baku dalam industri keramik.
Plagioklas feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral
ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik,
umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung
Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut Anorthite.
Sistem kristal dari plagioklas ini adalah triklin dengan berat jenis 2,26-2,76.
plagioklas ini mempunyai nilai kekerasan 6 dan mempunyai belahan berbentuk
kembaran. Komposisi kimia dari mineral ini adalah NaCaAl2Si3O8.
c. Feldspatoid
Mineral feldspatoid ini juga disebut sebagai pengganti feldspar, dikarenakan
mineral ini terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2. Bila dalam
suatu batuan terdapat SiO2 (kuarsa) bebas, maka yang akan terbentuk adalah feldspar
dan tidak akan terbentuk feldspatoid. Mineral-mineral yang termasuk feldspatoid
adalah nepheline, leusite, sodalite, scapolite, carcrinite dan analcite. Namun yang
umunya dapat ditemukan hanyalah nepheline dan leucite.
Nepheline (KNaAl2Si2O4)
Nepheline adalah sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal
hexagonal, walaupun bentuknya jarang dijumpai, umumnya massif dan fine grain.
Warna dari mineral ini adalah putih kekuningan sampai abu-abu kemerahan. Nilai
kekerasan nepheline adalah 5,5 sampai dengan 6 dengan berat jenis (SG) 2,55 sampai
2,65. Kilap pada nepheline adalah kilap kaca, namun ada juga yang memiliki kilap
minyak. Belahan permukaannya berbentuk prisma yang terdapat dalam kristal-kristal
besar. Nepheline sering ditemukan dalam bentuk dike pada batuan beku.
Leucite (KaISi2O8)
Mineral leucite termasuk dalam system isometric dalam bentuk umumnya
adalah trapezohedron. Leucite ini memiliki bentuk kecil dan halus, dan terkenal
dengan nama fine grain matrix. Nilai kekerasan pada mineral leucite ini adalah 5,5
sampai dengan 6 dan nilai berat jenis 2,45 sampai dengan 2,5. warna leucite
umumnya adalah putih keabu-abuan.

Tetapi dari keenam jenis mineral Foid hanya dua yang umum dan sering
dijumpaiyaitu Nefeline da Leosite.
2.3.2 Mafic Mineral
Yaitu tersusun dari mineral mineral yang berwarna gelap dan mempunyai
berat jenis yang besar atau berat. Contoh:
1. Olivin
Merupakan kristal kristal campuran antara Mg2Si4, dengan Fe2SiO4, dalam hal
inia Mg selalu lebih banyak dari pada Fe. Olivine kadang kadang disebut dengan
Chrysolite, adalah suatu bentuk mineral yang merupakan mineral pembentuk batuan
terutama beku berwarna gelap.
2. Kelompok Amphibol
Amphibole mungkin dapat dibagi menjadi lima seri yaitu Antophilite,
Cumingtonite- Qrunerite, Tremolite- Arttinolite, Alluminian, Amphibole- Sidik
Amphibole. Mereka ada hubungannya dalam sifat sifat kristalografi, sifat fisik dan
kimia.
Struktur Amphibole adalah tipe tetrahedral SiO4 dalam struktur rantai ganda
berupa dua mata rantai tunggal dengan disela sela. Tetrahedral dihubungkan dengan
bagian dari oksigen memberi ratio Si : O = 4 : 11 pengganti 1 : 3 sebagai dalam mata
rantai tunggal. Dalam struktur mata rantai ganda menemopati sumbu C dan diikat
bersama secara lateral oleh ion logam.
Kekuatan ikatan antara rantai rantai tidak sekuat ikatan Si O, ini
direfleksikan dalam serta yang berkembang baik matau keadaan prismatic dari
amphibole dalam belahan prismatic.
Umumnya Amphibole membentuk seri isomorf dan replacement yang
intensife dari satu ion oleh ion ion lainnya yang mempunyai ukuran yang sama
sehingga sangat kompleks variasi komposisi kimianya,
Secara megaskopik untuk Amphibole sebut saja Hornblende membentuk
sudut 540 dan 1260. Amphibole dan Piroksen mempunyai persamaan yang terdapat
dalam batuan beku yang bersifat basa, dengan perbedaan nya adalah
Amphibole :

- Komposisi kimianya mengandung O


- Kristalnya panjang dan prismatic
- Belahannya membentuk sudut 1240

Piroksen.

- Komposisi kimianya tidak mengandung OH


- Kristalnya lebih pendek
- Belahan berdiri saling tegak lurus

3. Kelompok Piroksen
Merupakan kelompok mineral silikat yang kompleks dan mempunyai
hubungan erat dalam struktur kristal, sifat sifat fisik dan komposisi kimia walaupun
mereka mengkristal dalam dua system yang berbeda yaitu Orthorombik dan
monoklin.
Secara struktur piroksen terdiri atas mata rantai yang tidak ada habisnya dan
tetrahedral SiO4 yang diikat bersama sama secara lateral oleh ion ion logam Mg
dan Ca yang berikatan dengan oksigen, tetapi tidak secara langsung dengan silicon.
Setiap ion silicon berikatan dengan ion oksigen dan setiap oksigen dan silicon
lainnya atau ion logam menghasilkan ratio Si : O = 1 : 3 dan rumus kimia piroksen
MgSiO3 atau CaMg(SiO3)2. Bentuk kristal piroksen adalah prismatic sedang belahan
spesifik. Komposisi mineral piroksen secara umum adalah W1-p(XY)1+pZ2O6 diamana
symbol W,X,Y,Z menunjukkan unsur yang mempunyai jari- jari ion yang sama dan
dapat mereplace yang satui terhadap yang lainnya dalam struktur.
W = Na, Ca

Y = Al, Fe, Ti

X = Mg, Fe, Li, Mn

Z = Si dan Al dalam jumlah kecil.

Ukuran atom dari W ke Z berkurang karena subsitusi atom maka rumus kimia
piroksen bervariasi. Dari rumus diatas p adalah O atau mendekati 0 untuk Diopside,
Hedenbergite, dan Gegirite yodiet series.
- p = 1 atau hampir 1 untuk piroksen series.
- p = variasi untuk piroksen Monoklin dan Pigionite.
Unsur unsur yang lebih lengkap dari piroksen mungkin sebagai contoh adalah :
- Ozthopiroksen Mg 2Fe+2Fe+3Al(SiAlO3)2
- DIopsiede Hedenbergite CaMgFe(SiO3)2
- Augite (CaMgFe+2)(MgFe+2AlFe+3)(SiAlO3)2
Unsur unsur yang digaris bawahi adalah unsur yang penting.
Dalam tubuh batuan vulkanik piroksen adalah Augote Calcio rendah atau
pigionite, sedang dalam batuan plutonik piroksen adalah Augite piroksen
Orthorombik, kalsium hampir bebas. Dalam petrologi bisanya secara megaskopik
disebut saja piroksen dengan ciri warna hijau sampai hijau kehitaman mempunyai
belahan dengn sudut lebih kurang 900.
4. Kelompok Mika
Struktrurmika adalah tipe tetrahedron dalam lembar lembar tiap SiO4
mempunyai tiga oksigen dan satu oksigen bebas sehingga komposisi
valensinya diwakili oleh (Si4O10)4-.

dan

Jumlah oksigem dalam mika, dua diantara membentuk berupa kelompok


hidroksi. F adalah unsur minor yang konstan dalam mika, unsur F mereplace OH dan
mungkin sebesar 6 % dan mika mika Lithia.
Kelompok Hidroksil diikat oleh Al, Mg atau Fe sendirian. Struktur ini
membutuhkan lembar lembar ganda dengan K ion terletak diantaranya.
Struktur lembar direfleksikan oleh belahan bawah pada semua mika adalah
elastis dan bias dibedakan Chlorite dan Brittle. Rumus umum mika dapat ditulis: W
(XY)2-3(Z4O10)(OHF)2 diman W = K (Na dalam peragonite mineral yang sangat baik
pada sekiot.).
X,Y = Al, Li, Mg, Fe.

Z = Ai, Al.

Dari analisa kimia batuan telah membuktikan bahwa hanya beberapa unsur
unsur saja yang bertanggung jawab dalam membentuk kerak bumi. Empat orang ahli
mengadakan analisa kimia sebanyak 5159 analisa batuan yaitu oleh: Washington,
Nigli, Clarke, Daly. Dengan unsur unsur yang ada dalam kerak bumi adalah:
O = 24 %

Fe = 5 %

K = 2,5 %

Si = 27 %

Ca = 3,5 %

Mg = 2,5 %

Al = 8 %

Na = 2,5 %

BAB III
KETERDAPATAN MINERAL DALAM BATUAN

Banyak sekali batuan yang kita kenal, dan batuan tersebut tersusun oleh
mineral-mineral mulai dari mineral primer, mineral sekunder, dan mineral tambahan.
Mineral tersebut dapat kita golongkan dalam dua golongan besar, yaitu :
1. Golongan Mineral Gelap (Mafic Mineral)
Golongan mafic ini terdiri dari kelompok

Olivin, umum terdapat pada batuan beku basa, yaitu gabro, basalt, peridotite,
dunite.

Kelompok piroksine, mempunyai ciri warna hijau sampai hijau kehitaman,


mempunyai belahan dengan sudut lebih kurang 90o, seperti augite.

Kelompok amphibole, mempunyai belahan membentuk sudut 54o dan 126o,


seperti horblende.

Kelompok mika, rumus umum mika dapat ditulis W (XY)2-3 Z4O10 (OHF)2
dimana W = K. X dan Y = Al, Li, Mg, Fe. Z = Ai, Al. Seperti chlorite.

2. Golongan Mineral Terang (Felsic Mineral)


Dalam proses pendinginannya, magma tidak langsung semua membeku tetapi
mengalami penurunan temperatur secara perlahan-lahan atau cepat. Penurunan
temperatur ini disertai dengan dimulainya pembentukan dan pengendapan mineralmineral tertentu. Pembentukan mineral dalam magma berdasarkan penurunan
temperatur. Penurunan temperatur ini telah diuraikan oleh Bowen yang diberi istilah
dengan Bowen Series. Contoh : quartz, feldspar, feldspatoid.
Reaksi tersebut disusun dalam bentuk tabel yang berisikan cara terbentuknya
mineral mulai dari bentuk yang pertama membeku sampai yang terakhir membeku.

Gambar 3.1. Bowen Series

Mineral-mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu dengan potassium


feldspar, larva muskovite, dan terakhir quartz. Maka mineral kwarsa adalah mineral
yang paling stabil antara seluruh mineral, baik mineral felsic maupun mineral mafic.
Gambar diatas memperlihatkan penurunan temperatur dari atas yaitu 1500oC dan
hingga suhu terendah yaitu 300oC dimana kestabilan akan bertambah dari atas
kebawah. Mineral yang pertama kali terbentuk yaitu olivine dimana mineral ini tidak
stabil dan paling mudah terlapukkan, sedangkan mineral yang terakhir terbentuk yaitu
kwarsa, yang merupakan mineral yang paling stabil dan tidak mudah terlapukkan.

3.1 Mineral Primer (Mineral Utama)


Mineral primer yaitu mineral yang mendominir dalam suatu komposisi batuan
dan jumlahnya lebih dari 10%, dimana mineral ini mempengaruhi penamaan dalam
batuan. Contoh : kwarsa, orthoklas, plagioklas, foid, feldspar, biotit, horblende,
piroksine, olivine, calsite, dan grafite.
Mineral primer yaitu penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan
terutama mineral golongan silikat. Golongan mineral yang berwarna gelap disebut
mineral mafic karena kaya akan magnesium dan besi.
Beberapa mineral mafic yang sering dijumpai adalah olivine, horblende, dan
biotit. Sedangkan mineral felsic yang sering dijumpai adalah plagioklas, orthoklas,
kwarsa, dan laugite.

10

3.1.1 Mineral Felsic (Mineral Terang)


- Plagioklas
Mineral pembentuk batuan yang paling umum dikenal dengan enam kombinasi
mineral, seperti : aortite, biotite, labradorite, oligoklas, dan albite.
- Feldspar
Berwarna putih dengan sistem kristal monoklin atau triklin. Mineral yang
termasuk dalam kelompok ini dan yang paling banyak adalah orthoklas.
- Muskovite
Berwarna muda sampai tidak berwarna lagi dan memiliki sistem kristal monoklin
yang terdapat pada batuan granite metamorf dan batu pasir. Mineral-mineral
tersebut terdapat dalam batuan beku dan batuan sedimen, seperti :

Calsite
Suatu karbonat yang terutama menyusun batuan gamping, berwarna abu-abu,
tergores oleh jarum dan tidak tergores oleh kuku.

Gypsum
Merupakan golongan silikat yang ditemukan dibeberapa tempat di kerak bumi,
berwarna putih atau transparan dan mudah tergores oleh kuku.

3.1.2 Mineral Mafic (Mineral Gelap)


- Olivine
Olivine (MgFe) SiO, dimana kadar Mg dan Fe paling tinggi dan terdapat pada
batuan basa, ultra basa, dan batuan beku dan kadar silikat rendah. Kristal yang
pertama terbentuk tidak tahan terhadap pelapukan.
- Piroksine
Suatu seri silikat FeMg, augit adalah mineral yang paling banyak tersebar,
berwarna hitam atau hijau hitam, berbentuk prisma pendek dengan penampang
segi delapan yang memiliki bayangan hampir lurus. Berkilap kaca dan sukar
digores dengan jarum biasa.
- Amphibole
Suatu seri silikat FeMg yang lebih banyak mengandung silikat. horblende adalah
salah satu mineral penting dari kelompok mineral ini. Sistem mineralnya
monoklin, mempunyai warna hitam, hijau tua coklat. Pada umunya terdapat pada
batuan asam dan intermedier.
- Biotit
Salah satu mineral dari golongan mafic, mineral yang tersebar luas dan
mempunyai warna hitam, coklat tua, atau hijau tua. Mineral biotit dapat digunakan
untuk penentuan umur dengan menggunakan metode potassium argon.

11

3.2 Mineral Sekunder


Penggolongan yang termasuk mineral ini adalah mineral-mineral yang
dibentuk dari mineral utama, oleh adanya pelapukan. Mineral ini umumnya dijumpai
pada batuan yang sudah melapuk, batuan sedimen, dan batuan metamof.
Mineral felsic dapat diurutkan menurut Bowen Series seperti kelompok
mineral plagioklas dan tersebar luas pada batuan. Kedua kelompok ini bila dirubah
dapat menghasilkan mineral yang lainnya, contoh : golongan karbonat, golongan
siderite, mineral lempung, mineral-mineral lainnya.
Contoh mineral sekunder adalah sebagai berikut :
1. Clorit
2. Calcit
3. Cerisite
4. Kaolin

3.3 Mineral Tambahan


Mineral tambahan adalah mineral yang terbentuk dari kristal magma yang
terdapat dalam jumlah sedikit, umumnya kurang dari 10%. Kehadirannya tidak
mempengaruhi dalam penamaan batuan. Mineral-mineral tambahan pada batuan beku
yaitu : zircon, magnetite, ilmenite, hematite, apatite, pyrite, corrundum, dan garnet.
Para peneliti dari Amerika Serikat (AS), Korsel serta Jepang menemukan
jenis mineral baru bernama Wassonite di meteorit yang ditemukan di Antartika
pada Desember 1969. Meteorit tersebut mungkin berasal dari asteroid yang
mengorbit antara planet Mars dan Jupiter. Wassonite adalah jenis mineral terkecil
namun penting, yang diidentifikasi di meteorit yang berusia 4,5 miliar tahun tersebut.
Demikian seperti yang dikutip dari Psysorg, Kamis (7/4/2011). Tim peneliti yang
dipimpin oleh Keiko Nakamura-Messenger, ilmuwan dari NASA, menambahkan
temuan tersebut ke dalam daftar yang berisi 4.500 jenis mineral yang sudah disetujui
oleh International Mineralogical Association.

12

BAB IV
TATA CARA PENDESKRIPSIAN

4.1 Warna (Colour)


Bila suatu permukaan mineral terkena cahaya, maka cahaya yang mengenai
sebagian mineral akan diserap (adsorpsi) dan sebagian lagi dipantulkan (refleksi).
Mineral yang berwarna gelap adalah mineral yang secara merata mendapat
menyerap seluruh panjang gelombang pembentuk cahaya putih. Jadi cahaya yang
dipantulkan akan timbul sebagai warna dari mineral.
Faktor yang mempengaruhi warna mineral adalah :
Komposisi kimia.
Contoh :

- Chlorite

= Hijau

= Chloro

- Albite

= Putih

= Alboose

- Erytrite

= Merah

= Erytrite

Struktur kristal dan ikatan atom.


Contoh :

- Intan

= Tidak berwarna

= Isometrik

- Graphite

= Hitam

= Hexagonal

Pengotoran mineral.
Contoh :

- Silika

= Tidak berwarna

- Jasper

= Merah

- Chalsedon

= Coklat kehijau-hijauan

- Agate

= Asap/putih

Warna sangat penting untuk membedakan antara mineral akibat pengotoran


pada warna asli yang berasal dari elemen utama benda tersebut. Warna mineral yang
tetap dan tertentu karena elemen utama pada mineral disebut dengan Idiochromatic.
Misal :

Sulfur

: Kuning

Magnetit

: Hitam

Pyrite

: Kuning Loyang

Warna mineral akibat adanya campuran atau pengotoran dengan unsur lain,
sehingga memberikan warna yangberubah tergantung pada pengotoran disebut
dengan Allochromatic.

4.2 Kilap (Luster)


Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah
mineral yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan
(refraksi).

13

Intensitas kilap tergantung dari indeks bias mineral. Apabila makin besar
indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai
ekonomis mineral kadang-kadang ditentukan oleh kilapnya.
Secara garis besar kilap dibedakan atas tiga bagian, yaitu:
1. Kilap Logam (Metallic Luster).
Mineral yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau lebih, maka mineral
tersebut mempunyai kilap seperti logam. Contoh : Galena (PbS), Magnetit
(Fe3O4), Native metal, Sulfida, Pyrite.
2. Kilap Sub-Metalik (Sub-Metallic Luster).
Kilap ini biasanya dimiliki olem logam yang mempunyai indeks bias antara 2,6 3. Contoh :

Cuprite (Cu2O)

n = 2,85

Hematite (Fe2O3)

n = 3,00

Cinnabar (Hgs) n = 2,90


3. Kilap Bukan Logam (Non Metallic Luster)
Mineral-mineral yang mempunyai mwarna terang

yang dapat membiaskan

dengan indeks bias 2,5. Gores dari mineral ini biasanya berwarna atau berwarna
muda.kilap ini terdiri atas beberapa bagian, antara lain:

Kilap kaca (Vitreous Luster).


Kilap yang ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas.
Indeks bias mineral n = 1,3 1,9.
Contoh : Quartz, Carbonates, Sulphates, Silicates, Spinel, Garnet, Leucite,
Flourite, Corundum, dan Halite.

Kilap Intan (Adamantine Luster).


Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau permata.
Indeks bias mineral n = 1,9 2,5.
Contoh : Diamond, Cassiterite, Sulphur, Sphalerite, Zircon, dan Rutile.

Kilap Lemak (Greasy Luster).


Kenampakan kilap dari suatu mineral seperti lemak atau sabun.
Contoh :

- Napheline yang sudah teralterasi.


- Halite yang sudah terkena udara.

Kilap Lilin (Waxy Luster).


Kenampakan dari suatu mineral seperti lilin yang khas.
Contoh : Serpentine, Cerargyrite.

Kilap sutera (Silky Luster).


Kilap seperti sutera yang terdapat pada mineral-mineral yang paralel atau
berserabut.
Contoh : Asbestos, Selenite, Serpentine, Hematite.
14

Kilap mutiara (Pearly Luster).


Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk lembaran dan
menyerupai mutiara.
Contoh : Talc, Mica, Gypsum.

Kilap Tanah (Earthy Luster).


Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous seperti lempung dapat
memancarkan sinar yang masuk kedalamnya dengan sempurna seolah-olah
tidak mempunyai kilap.
Contoh : Kaoline, Montmorilonite, Chalk, Diatomea, Pyrolusite.
Tidak sulit untuk membedakan antara kilap logam dengan kilap bukan

logam.Tetepi, untuk membedakan jenis-jenis kilap bukan logam akan sulit sekali.
Padahal perbedaan inilah yang sangat penting dalam diskripsi mineral, karena dapat
untuk menentukan jenis suatu mineral tertentu.

4.3 Cerat (Streak)


Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk
sampai halus. Gores ini sangat penting untuk membedakan dua warna mineral yang
sama tetapi goresannya berbeda.
Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada permukaan yang
kasar pada porselein. Tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan diatas 6, maka
dapat dicari dengan menumbuk mineral sampai halus.
Mineral yang berwarna terang atau tidak berwarna biasanya mempunyai gores
warna putih.
Contoh :

Quartz

: Putih / tak berwarna

Gypsum : Putih / tak berwarna


Calcite

: Tak berwarna

Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberi gores yang lebih
terang dari mineralnya sendiri.
Contoh :

- Leucite warna abu-abu dan goresnya putih.


- Dolomite warna kuning sampai merah jambu dan goresnya putih.

Mineral yang mempunyai kilap logam kadang-kadang mempunyai warna


gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.
Contoh:

- Pyrite warna kuning loyang dan gores hitam.


- Copper warna merah tembaga dan gores hitam.
- Hematite warna abu-abu kehitaman dan gores merah.

Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang
sama.

15

Contoh :

- Cinnabar warna dan gores merah.


- Magnesite warna dan gores hitam.
- Lazurite warna dan gores biru.

4.4 Kekerasan (Hardness)


Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral
terhadap goresan (scratching). Pada tahun 1822, Mohs dari Australia mengadakan
penentuan mineral secara kualitatif berdasarkan kekerasan mineral. Skala kekerasan
relatif (Scale of relative hardness).
Berdasarkan penentuen-penentuan kualitatif kekerasan bahwa intervalinterval dari skala Mohs sama besar kecuali 9 dan 10. Maka meskipun skala Mohs
bersifat kualitatif, namun sangat cocok untuk membandingkan kekerasan relatf dari
mineral dan skala ini akan selalu dipakai.
Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan mineral
standar dari skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya.
Skala relatif mineral dari Mohs adalah:
Tabel 4.1 Skala Mohs

Skala kekerasan

Nama Mineral

Rumus Kimia

Talc

Gypsum

CaSO4.2H2O

Calcite

CaCO3

Flourite

CaF2

Apatite

Ca5(PO4)3F

Orthoclase

K(AlSi3O8)

Quartz

SiO2

Topaz

Al2SiO4(FOH)2

Corundum

Al2O3

10

Diamond

Mg3Si4O10(OH)2

Misal suatu mineral digores dangan calcite (H = 3) ternyata mineral tidak


tergores tetapi dapat tergores dengan fluorite, maka mineral tersebut mempunyai
kekerasan 3 - 4.Dapat pula menentukan kekerasan dangan mempergunakan alat-alat
sederhana di sekitar kita seperti:
- Kuku jari manusia

H = 2,5

- Kawat tembaga

H = 3

- Pecahan kaca

H = 5,5

- Pisau baja

H = 5,5

16

- Kikir baja

H = 6,5

- Lempeng baja

H = 7

Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku manusia tetapi dapat tergores
oleh kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.

4.5 Belahan (Cleavage)


Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang dipaksakan melampaui batas
elastisitas dan palstisitasnya, maka pada akhirnyamineral akan pecah. Apabila
mineral pecah dengan teratur mengikuti permukaan yang sesuai dengan struktur
kristalnya maka disebut dengan belahan (cleavage). Belahan mineral akan selalu
sejajar dengan bidang permukaan bidang kristal yang rata karena belahan merupakan
refleksi daripada struktur dalam kristal. pembelahan tersebut akan menghasilkan
kristal menjadi bagian-bagian yang kecil dimana setiap bagian dibatasi oleh bidang
yang rata dan halus. Sifat belahan banyak membantu dalam membedakan mineral
yang satu dengan yang lainnya. Pada kristal yang berbentuk Euhedral belahan
merupakan bidang belahan dengan permukaan rata dan sejajar dengan slah satu
bidang kristal, atau menyudut tertentu dengan salah satu bidang kristalnya. Tetapi
bila mineralnya berbentuk Anhedral maka kedudukan dari belahannya akan tetap
menggambarkan sumbu-sumbu kristal dari mineral tersebut.
Tidak semua mineral mempunyai belahan. Belahan pada mineral tertentu
mempunyai sifat tertentu pula. Bial mineral yang seharusnya mempunyai belahan tapi
mempunyai bentuk mineral yang halus maka tidak menampakan belahan.
Penetuan belahanada beberapa macam dan cara tergantung pada :

Bentuk bidang belahannya.

Jumlah dan arah bidang belahannya.

Belahan yang mempunyai hubungan dengan sistem kristalnya atau belahan


berdasarkan susunan salib sumbu kristalografi.

Parting.
Tetapi dalam hal pendeskripsian mineral dalam praktikum Kristalografi dan

Mineralogi ini kita hanya akan membahas belahan berdasarkan bentuk bidang
belahannya. Berdasarkan bentuk bidang belahannya terbagi atas :
1. Belahan Sangat Sempurna (Perfect)
Bila mineral mudah terbelah arah belahannya yang merupakan bidang yang rata
dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh: Calcite, Muskovit, Galena dan Halite.

17

2. Belahan Sempurna atau Baik


Bila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rapi tetapi

dapat

juga terbelah memotong atau tidak melalui bidang belahannya.


Contoh: Feldspar, Rhodomite, Augite, Diopside.
3. Belahan Jelas atau Tegas
Bila belahan mineral dapat terlihat jelas tetapi mineral tersebut sukar membelah
pada bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh: Straurolite, Feldspar, Scapolite, Hornblende dan Scheelite.
4. Belahan Buruk atau Tidak Jelas
Bila arah belahan masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membelah belahan
dan pecahan sama besar.
Contoh: Beryl, Corundum, Magnetite, Platinum, Gold.
5. Belahan Tidak Sempurna.
Apabila sudah tidak terlihat arah belahannya dan mineral akan pecah dengan
permukaan yang tidak rata.
Contoh: Apatite, Cassiterite, Native Sulfur.

4.6 Pecahan (Fracture)


Apabila suatu mineral mendapatkan suatu tekanan yang melampaui batas
elastisitas dan plastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah. Bila cara pecahnya
tidak teratur disebut dengan pecahan. Pecahan dapat dibedakan atas:
1. Choncoidal
Yaitu bentuk pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit bawang.
Contoh : Quartz, Cerrusite, Obsidian, Rutile, Zincite, Anglesite.
2. Hackly
Yaitu bentuk pecahan mineral seperti pecahan besi runcing-runcing dan tajan
serta kasar tak beraturan atau seperti bergerigi.
Contoh : Copper, Platinum, Silver, Gold.
3. Even
Yaitu bentuk pecahan mineral dengan permukaan bidang kecil-kecil Dengan
ujung pecahan mendekati bidang datar.
Contoh : Muscovite, Biotite, Talc, Lempung.
4. Uneven
Yaitu bentuk dari pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang
pecahannya kasar dan tidak teratur. Kebanyakan mineral mempunyai pecahan
jenis ini.

18

Contoh : Calcite, Marcacite, Chromite, Orthoclase, Rutile, Rhodonite, Pyrolusite


dan Geothite.
5. Splintery
Yaitu apabila pecahan mineralnya hancur menjadi kecil-kecil dan tajam
menyerupai benang atau berserabut.
Contoh : Flourite, Antigorite, Anhydrite, dan serpentine.
6. Earthy
Yaitu apabila pecahan mineral hancur seperti tanah.
Contoh : Kaoline, Biotite, Muscovite dan Talc.

4.7 Perawakan (Habit)


Perawakan ditentukan dari karakteristik kristal. Bentuk yang sempurna larang
dijumpai di alam karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan.
Kebiasaan mengkristal suatu mineral disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya
mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri
maupn kelompok-kelompok.
Bentuk khas di alam ditentukan oleh bidang yang membangunnya termasuk
bentuk dan ukuran relative dari bidang-bidang tersebut. Meski perawakan kristal
bukan merupakan cirri mineral yang tetap (karena factor tersebut di atas), namun ada
beberapa perawakan kristal yang seringkali terdapat pada jenis-jenis mineral tertentu
pula, sehingga perawakan kristal dapat masih dapat juga sebagai suatu ciri yang dapat
dipergunakan dalam penentuan jenis mineral.
Contoh :
-

Mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun atau melapis.

Amphibol (hornblende, Tremolite) selalu menunjukkan perawakan kristal yang


meniang.
Perawakan kristal selalu dibedakandalam 3 golongan menurut Richard M.

Pearl, 1957, yaitu :


A. Elongated Habits (Meniang atau Berserabut)
1. Meniang (Columnar) : Bentuk kristal prismatic menyerupai bentuk tiang.
Contoh: Tourmaline, Pirolusite, Wallastonite.
2. Menyerat (Fibrous) :

Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil.

Contoh: Asbestos, Gypsum, Silimanite, Tremolite, Serpentin, Pyrophylite.


3. Menjarum (Acicular) : Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil.
Contoh: Natrolite, Glaucoplane.
4. Menjaring (Recticulate) :

Bentuk kristal kecil panjang yang tersusun

menyerupai jaring. Contoh: Rutile, Cerrusite.

19

5. Membenang (Filiform) : Bemtuk kristal kecil-kecil dan menyerupai benang.


Contoh: Silver
6. Merambut (Capillary) : Bentuk kristsl kecil-kecil yang menyerupai rambut.
Contoh: Cuprite, Bysolite.
7. Mondok (Stout, Stubby, Equant) : Bentuk kristal pendek, gemuk, sering
terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu C lebih pendek dari sumbu
lainnya. Contoh: Zircon.
8. Membintang (Stellated) : Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang.
Contoh: Pirofilit.
9. Menjari (Radiated) : Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk
jari-jari. Contoh: Marcasit, Natrolit.
B. Flattened Habits (Lembaran Tipis)
1. Membilah (Bladed) : Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah
kayu, dengan perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh. Contoh:
Kyanite, Glauchopane, Kavalerite.
2. Memapan (Tabular) : Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana
lebar dengan tebal tidak terlalu jauh. Contoh: Barite, Hematite.
3. Membata (Blocky) : Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata dangan
perbandingan antara tebal dan lebar hampir sama. Contoh: Microcline.
4. Mendaun (Foliated) :

Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar)

perlapisan yang mudah terkelupas. Contoh: Mika, Talc, Chlorite.


5. Memencar (Divergent) : Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk
Kipas terbuka. Contoh: Gypsum, Millerite.
6. Membulu (Plumose) : Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan
bulu. Contoh: Mika.
C. Rounded Habits (Membutir)
1. Mendada (Mamillary) : Bentuk kristal bulat-bulat yang menyerupai buah
dada. Contoh: Malachite, Opal.
2. Membulat (Colloform) : Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang
bulat-bulat. Contoh: Cobaltite, Bismuth, Goethite.
3. Membulat Jari (Colloform Radial) : Bentuk kristal yang membulat dengan
struktur dalam memencar menyerupai bentuk jari. Contoh: Pyromophyte.
4. Membutir (Granular) :

Kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran.

Contoh: Chromite, Olivine, Cinnabar.


5. Memisolit (Pisolitic) :

Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti

kacang tanah. Contoh: Opal, Pisolitic, Limestone.

20

6. Stalaktit (Stalactitic) :

Bentuk kristal yang membulat dengan litologi

gamping. Contoh: Goethite.


7. Mengginjal (Reniform) :

Bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal.

Contoh: Hematite.

4.8 Sifat Dalam (Tenacity)


Tenacity

adalah

suatu

daya

tahan

mineral

terhadap

pemecahan,

pembengkokan, penghancuran dan pemotongan. Macam-macam tenacity :


1. Brittle
Yaitu apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus.
Contoh: Calcite, Quartz, Marcasite, Hematite.
2. Sectile
Yaitu apabila mudah terpotong dangan pisau dengan tidak berkurang menjadi
tepung.
Contoh: Gypsum, Cerargyrite.
3. Malleable
Yaitu apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.
Contoh: Gold, Silver, Copper.
4. Ductile
Yaitu apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan apabila dilepaskan
maka mineral tidak akan kembali seperti semula.
Contoh: Silver, Copper, Olivine.
5. Flexible
Yaitu apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah.
Contoh: Talc, Gypsum, Mika.
6. Elastic
Yaitu apabila mineral dapat merenggang bila ditarik dan kembali seperti semula
apabila dilepaskan.
Contoh: Muscovite, Hematite tipis.

4.9 Berat Jenis (Specific Gravity)


Berat jenis adalah merupakan angka perbandingan antara berat seatu mineral
dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama.
Cara umum untuk mengukur berat jenis adalah dengan menimbang mineral
tersebut terlebih dahulu diluar air. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah
berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir
mineral tersebut.

21

Berat Mineral =

Berat Jenis
Volume Mineral

Dalam penetuan berat jenis dipergunakan alat-alat :


o Piknometer
o Timbangan analitik
o Gelas ukur

4.10 Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya magnit. Dikatakan
kemagnitan sebagai feromagnetik bila mineral dengan mudah tertarik gaya
magnetseperti mineral magnetite dan phirotit.
Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut dengan diamagnetic, dan
hanya mineral yang tertarikdengan gaya kuat dari elektromagnetik disebut
paramagnetic.

4.11 Susunan Komposisi Kimia (chemistry)


Kelistrikan adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua yaitu
penghantar arus atau konduktor dan tidak dapat mengantar arus atau non konduktor.

4.12 Daya Lebur Mineral


Daya lebur mineral adalah penyelidikan ini dilakukan untuk melihat daya
lebur mineral. Daya lebur mineral dinyatakan dalam derajat angka keleburan.

22

BAB V
PENDISKRIPSIAN MINERAL

5.1 Native Elements


Mineral dapat diklasifikasikan atas sifat-sifat dasar yaitu : sifat kimia, sifat
kristal, manfaat atau kegunaan, jalur dan banyaknya mineral tersebut membentuk
suatu batuan dan lain-lain. Mineral merupakan unsur tunggal dapat pula berupa
senyawa kimia bahkan senyawa kimia yang komplek.
Dalam praktikum Kristalografi dan Mineralogi diklasifikasi berdasarkan
kandungan zat kimia yang dominan yang terdapat didalamnya, maka mineral dapat
klasifikasikan menjadi beberapa golongan atau group, yaitu native elements,
sulfides,oxides, hidroxides, carbonates, sulphates, dan silicates.
Unsur-unsur native elements jarang terdapat dipermukaan ataupun didalam
kerak bumi. Native elements ini bukan merupakan golongan pembentuk batuan (rock
forming).
Asal mula pembentukan mineral native elements berkaitan dengan pengerasan
atau pembentukan magma dengan reaksi kimia yang sekunder atau dengan reaksireaksi kimia yang bertemperatur dan memiliki tekanan yang tinggi.
Mineral golongan native elements ini biasanya terdiri hanya satu unsur saja,
tetapi kadang-kadang terdapat juga campuran dari mineral lain yang jumlahnya
sangat sedikit didalamnya. Unsur-unsur yang membentuk mineral golongan native
elements merupakan satu jenis unsur kimia saja tanpa berasosiasi dengan unsur yang
lainnya. Mineral native elements ini sering dijumpai pada batuan beku dan sedimen
atau juga batuan metamorf.
Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsure kimia, sifat dalam
pada umunya malleable dan ductile dan mempunyai BJ yang cukup tinggi (8 22).
Golongan ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Metal (Logam) : emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), dan paltina (Pt) yang
kesemuanya mempunyai sistem kristal kubik atau isometrik.
b. Semi Logam : arsenic (As) dan bismuth (Bi) yang keduanya mempunyai sistem
kristal hexagonal.
c. Non Logam : belerang (S) sistem kristal orthorhombic, intan (C) sistem kristal
kubik, graphite (C) sistem kristal hexagonal.

23

PENDESKRIPSIAN :

Nama Mineral : GOLD

Rumus Kimia : Au

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Kuning

2. Cerat (Streak)

: Kuning

3. Kilap (Luster)

: Logam (metallic)

4. Perawakan (Habit)

: Membenag (filliform)

5. Belahan (Cleavage)

: Tidak punya belahan

6. Pecahan (Fructure)

: Hackly

7. Kekerasan (Hardness)

: 2,5 3

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Malleable

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 19,3

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : Au


-

Klas

: Native elements

Group

: Gold

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Silver, Rhodium,


Copper, Bismuth. Kegunaan untuk
Industri emas dan perhiasan

Nama Mineral : BISMUTH

Rumus Kimia : Bi

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Hitam kecoklat-coklatan

2. Cerat (Streak)

: Hitam kecoklat-coklatan

3. Kilap (Luster)

: Non logam (Kilap Tanah)

4. Perawakan (Habit)

: Granular

5. Belahan (Cleavage)

: Tidak sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

: 2 2,5

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittle

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 9,7 9,8

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : Bi


-

Klas

: Native elements

Group

: Arsenic

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Silver, Cobalt, Nikel


Kegunaan untuk industri cat,
Industri kosmetik.

24

Nama Mineral : SULFUR

Rumus Kimia : S

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Kuning

2. Cerat (Streak)

: Kuning

3. Kilap (Luster)

: Non logam (Kilap Lilin)

4. Perawakan (Habit)

: Membutir

5. Belahan (Cleavage)

: Tidak sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

: 1,5 2,5

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Sectile

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 0,23

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : S


-

Klas

: Native elements

Group

: Sulfur

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Gypsum, Aragonite,


Calcite. Kegunaan untuk obat kulit dan
bahan pembuat sabun.

25

5.2 Sulfides
Kelompok mineral sulfide menduduki urutan kedua dalam klasifikasi mineral
berdasarkan unsur-unsur kimianya, tetapi jika ditinjau dari banyak sedikitnya masa
yang terdapat dilapisan kerak bumi maka golongan sulfides menduduki posisi yang
terakhir.
Unsur-unsur sulfides seperti halnya golongan native elements maka golongan
inipun merupakan unsur yang tidak pembentuk batuan (rock farming), namun
golongan sulfides ini merupakan golongan yang sangat penting, hal ini karena unsurunsur kimia yang membentuk merupakan kombinasi dari berbagai bentuk dari
belerang.
Asal mula terbentuknya sulfides sangat bekaitan erat dengan pengendapan
dari larutan-larutan air panas. Dan aktivitas gunung api serta instrusi magma. Tetapi
kadang-kadang ditemukan juga mineral golongan sulfides ini merupakan hasil dari
pengerasan atau pembekuan magma walaupun jumlahnya sangat sedikit.
Kebanyakan mineral golongan sulfides mempunyai kilap logam (Metalic)
sedangkan berat jenisnya umumnya tinggi dan kekerasannya umumnya rendah.
Mineral-mineral yang termasuk dalam golongan mineral sulfates ini merupakan
mineral pembentuk batuan (rock forming) yang sangat penting yang terbentuk dari
hasil pengendapan batuan.
Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion (S2-), yaitu merupakan
kombinasi antara logam atau semi logam dengan belerang (S), biasanya terbentuk
pada urat batuan dan hasil dari larutan hydrotermal.
Contoh :

Kalkosit (Cu2S) sistem orthorombic, Galena (PbS) sistem kubik,


Kalkopirit

(CuFeS2)

sistem

kubik,

Markasit

(FeS2)

orthorombic, Arsenopyrite (FeAsS) sistem hexagonal.

PENDESKRIPSIAN :

Nama Mineral : CHALCOPYRITE

Rumus Kimia : CuFeS2

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Kuning keemasan

2. Cerat (Streak)

: Hitam

3. Kilap (Luster)

: Logam (metallic)

4. Perawakan (Habit)

: Massive

5. Belahan (Cleavage)

: Tidak sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

: 3,5 - 4

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Sectile

26

sistem

: 4,1 4,3

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : CuFeS2


- Klas

: Sulfides

- Group

: Chalcopyrite

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Pyrite, Quartz.


Kegunaan untuk bahan galian tambang
tembaga dan besi

Nama Mineral : PIRIT

Rumus Kimia : FeS2

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Kuning pucat

2. Cerat (Streak)

: Hitam

3. Kilap (Luster)

: Logam (metallic)

4. Perawakan (Habit)

: Membata - Membutir

5. Belahan (Cleavage)

: Tidak jelas

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

: 6 6,5

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Sectile

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 5,01

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : FeS2


-

Klas

: Sulfides

Group

: Pyrite

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Cobaltite,Molybdenite


Kegunaan pembuatan asam sulfat dan
campuran pembuatan logam

27

5.3 Oxides dan Hidroxides


Golongan mineral oxides dan hidroxides ini terkadang terdapat juga sebagai
mineral penting pada batuan metamorfosa, dan sering juga terdapat sebagai vein (urat
pada suatu lapisan batuan).
Adapun kegunaan mineral-mineral oxides dan hidroxides ini kebanyakan
digunakan pada industri-industri kimia, industri untuk bahan-bahan bangunan,
industri alumunium dan sebagainya.
Golongan oksida merupakan kombinasi antaraoksigen dengan satu macam
logam atau lebih, yaitu dicirikan oleh gugus anion (O2-). Bedasarkan perbandingan
antara logam dengan oksigen (X dan O), maka golongan oksida dapat dikelompokkan
menjadi oksida sederhana dan oksida kompleks.
Contoh :

- tipe X2O dan XO

: cuprit (Cu2O) sistem kubik

- tipe X2O3 (grup hematit)

: curondum (Al2O3) sistem hexagonal

- tipe XO2 (grup rutil)

: pirolusit (MnO2) sistem tetragonal

- tipe XY2O4 (grup spinel)

: magnetit (Fe3O4) sistem kubik

Golongan hidroksida dicirikan oleh adanya gugs hidroksil (OH-), atau


molekul H2O yang membuat daya ikatannya secara struktur lebih lemah dari oksida.
Contoh :

- manganite (MnO) sistem monoklin


- opal (SiO2.nH2O)
- geothite limonite (Fe2O3.H2O)

PENDESKRIPSIAN :
Nama Mineral : LIMONITE

Rumus Kimia : FeTiO3

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Orange

2. Cerat (Streak)

: Kuning Gelap

3. Kilap (Luster)

: Non Metallic Luster (Earthy Luster)

4. Perawakan (Habit)

: Rounded Habits (Coloform)

5. Belahan (Cleavage)

: Sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

:56

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittle

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

:4

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : FeTiO3


-

Klas

: Oxides & Hydroxides


(Berry Masson, 1917)

Group

: Hematite Group
28

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Lepidocrotise


Kegunaan untuk bahan baku industri

Nama Mineral : MAGNETITE

Rumus Kimia : Fe3O4

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Coklat

2. Cerat (Streak)

: Hitam

3. Kilap (Luster)

: Metallic Luster (Kilap Logam)

4. Perawakan (Habit)

: Rounded Habits (Granular)

5. Belahan (Cleavage)

: Jelas

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

: 5,5 6,5

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittle

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 5,168 5,180

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : Fe3O4


-

Klas

: Oxides & Hydroxides


(Berry Masson, 1917)

Group

: Spinel Group

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Limonite dan Clay


Kegunaan untuk campuran semen yang
fungsinya sebagai pemberat

Nama Mineral : HEMATITE

Rumus Kimia : Fe2O3

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Coklat

2. Cerat (Streak)

: Merah Kecoklatan

3. Kilap (Luster)

: Metallic Luster (Kilap Logam)

4. Perawakan (Habit)

: Flattened habbits

5. Belahan (Cleavage)

: Buruk

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

: 5-6

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittle

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 5,26 5,56

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : Fe2O3


-

Klas

: Oxides & Hydroxides


(Berry Masson, 1917)

Group

: Hematite Group

29

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Limonite dan Clays


Kegunaan untuk bahan baku besi.

Nama Mineral : CORRUNDUM

Rumus Kimia : Al2O3

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Hitam keabu-abuan

2. Cerat (Streak)

: Putih

3. Kilap (Luster)

: Sub Metalic

4. Perawakan (Habit)

: Membutir (Granular)

5. Belahan (Cleavage)

: Tidak jelas

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

:9

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittle

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 4,0

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : Al2O3


-

Klas

: Oxides & Hydroxides


(Berry Masson, 1917)

Group

: Hematite

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Magnetite, Hematite,


Spinel. Kegunaan sebagai bahan
penggosok dan pemoles yang baik.

30

5.4 Carbonates
Mineral-mineral yang termasuk dalam golongan ini adalah mineral-mineral
yang mengandung dan terdiri dari senyawa-senyawa garam asam karbon.
Beberapa diantara mineral golongan ini menjadi mineral-mineral pembentuk
batuan (rock forming) atau pembentuk batuan. Yang berasal dari endapan dan
metamorfosa dari lapisan tanah dan batu. Ciri khas yang paling menonjol dari
mineral-mineral golongongan carbonates adalah dapat bereaksi dengan HCl. Reaksi
ini mmenghasilkan karbon dioksida (CO2) yang terlihat seperti buih yang memberi
kesan mineral tersebut seperti mendidih.
Mineral-mineral pada golongan carbonates sering dijumpai pada batuan beku
dan sedimen ada juga pada batuan metamorf. Pada batuan sedimen yaitu pada batuan
gamping, sedangkan pada batuan metamorf yaitu pada batuan marmer (marble).
Beberapa kegunaan dari mineral-mineral pada golongan ini diantaranya
adalah mineral-mineral pada golongan ini diantaranya adalah untuk dipakai pada
industri kimia, juga untuk bahan bangunan.
Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion yang kompleks, yaitu CO32-.
Hadirnya ion H+ akan menyebabkan mineral-mineral menjadi tidak stabil dan akan
memutuskan ikatannya untukmembentuk H2O dan CO2. Reaksi ini disebut Fizz Test
dengan asam (HCl) yang paling banyak digunakan dalam identifikasi karbonat.
Reaksi : CaCO3 + H2O + CO2 CaH2(CO3)2
calsit

Contoh :

asam bikarbonat

- calsit (CaCO3) sistem rhombohedral


- aragonit (CaCO3) sistem orthorombic
- dolomit (CaMg(CO3)2 sistem hexagonal

PENDESKRIPSIAN :
Nama Mineral : DOLOMITE

Rumus Kimia : CaMg (CO3)2

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Putih keabu-abuan

2. Cerat (Streak)

: Putih

3. Kilap (Luster)

: Kaca- Mutiara

4. Perawakan (Habit)

: Columnar - Massive

5. Belahan (Cleavage)

: Sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

: 3,5 - 4

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittle

31

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 2,85

10.Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : CaMg (CO3)2


-

Klas

: Carbonates, Nitrates, Borates


(Berry Masson, 1917)

Group

: Dolomite

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Barite, Calcite,


Flourite. Kegunaan untuk sumber
magnesium dan campuran logam.

Nama Mineral : CALCITE

Rumus Kimia : CaCO3

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Putih kekuning-kuningan

2. Cerat (Streak)

: Putih

3. Kilap (Luster)

: Kaca

4. Perawakan (Habit)

: Memapan (Tabular)

5. Belahan (Cleavage)

: Sangat sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

:3

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittle

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 2,71

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : CaCO3


-

Klas

: Carbonates, Nitrates, Borates


(Berry Masson, 1917)

Group

: Calcite

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Sulfides, Quartz,


Barite. Kegunaan untuk bahan
campuran pembuatan semen

32

5.5 Sulphates
Adapun proses pembentukan dari mineral ini sebagai akibat dari
mengendapnya garam-garam asam belerang dari permukaan bumi ataupun yang
merupakan hasil dari produk oksidasi sulfida.
Sedangkan kegunaan dari pada mineral golongan sulfates ini lebih banyak
digunakan dalam industri kimia dan bahan bangunan. Mineral-mineral golongan
sulfates ini kebanyakan ditemukan pada batuan beku, sedimen dan metamorf serta
pada urat suatu lapisan batu (vein).
Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion SO42- dan pada umumnya
mempunyai kilap non logam (kaca, lemak, atau sutera) dan terbentuk dari larutan.
Contoh :
- gypsum (CaSO4.2H2O) sistem monoklin
- anhydrite (CaSO4) sistem orthorombik
- barite (BaSO4) sistem orthorombik
PENDESKRIPSIAN :
Nama Mineral : GYPSUM

Rumus Kimia : CaSo4.2H20

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Putih keabu-abuan

2. Cerat (Streak)

: Putih

3. Kilap (Luster)

: Kaca

4. Perawakan (Habit)

: Tabular

5. Belahan (Cleavage)

: Sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

:2

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Sectile

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 2,32

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : CaSO4.2H2O


-

Klas

: Sulfates, Chromates, Molybdates,


Tungstates (Berry Masson, 1917)

Group

: Gypsum

11. Asosiasi dan Keguynaan

: Asosiasi dengan Anhydrite & Halite


Kegunaan untuk industri pupuk

33

5.6 Silicates
Mineral-mineral yang termasuk pada golongan silicates ini adalah mineral
dengan jenis dan jumlah yang terbanyak yaitu sekitar 73%. Mineral-mineral pada
golongan silicates sangat banyak dijumpai baik didalam kerak bumi ataupun diatas
permukaan bumi.
Mineral-mineral pada golongan ini adalah mineral yang terbanyak yang
menjadi mineral pembentuk batuan (rock forming). Silikat merupakan komponen dari
batuan utama yang terbentuk akibat pembekuan atau pendininan magma, dan juga
mineral-mineral pada golongan ini yang terbentuk akibat metamorfosa thermal.
Kadang-kadang pembentukannya juga sebagai akibat lelehan magma akibat aktifitas
gunung api.
Pada umumnya mineral-mineral pada golongan silikat ini mempunyai
senyawa-senyawa (unsur) kimia yang kompleks. Salah satu cirri khas dari mineral
golongan ini adalah silikat yang terdapat didalamnya (SiO4) dengan ion oksigen pada
aspek-aspek dan satu ion silicon pada titik pusatnya. Pada silikat tetrahedron (SiO 4)
saling berhubungan pada aspek-aspeknya membentuk cicin, rantai dan pita. Sistem
tetrahedron seperti diatas tergantung pada komposisi kimianya dan ketentuan dari
sifat fisika mineralnya.
Silikat yang berbeda jaringan ionnya (silikon) digantikan oleh ion alumunium
disebut dengan alumusilikat. Sifat dari silicaterosrock forming yaitu terdapat pada
mineral olivine, augit hornblende, muskovit, dan lain-lain. Sedangkan kegunaan dari
mineral-mineral silikat berguna mulai dari keperluan industri kimia, untuk obatobatan, keperluan industri bangunan, dan untuk perhiasan.
Golongan mineral ini meliputi 25% dari keseluruhan mineral yang dikenal
dan 40% dari mineral yang umum dijumpai pada batuan. Mineralnya mengandung
ikatan antara unsur Si dengan unsur O. bentuk struktur ikatannya yang bermacammacan digunakan sebagai dasar penggaolongan. Silikat merupakan gugus molekul
yang mengandung SiO4 tetrahedral.
Contoh :

feldspar (K-feldspar dan plageoklas), olivin, piroksin (augite),


amphibole (horblende), garnet, kuarsa, mika (muskovit dan boitit),
mineral lempung (kaolin dan bentonit)

Mineral dari golongan silikat biasanya banyak digunakan sebagai dasar


klasifikasi dan penamaan batuan, terutama batuan beku.

34

PENDESKRIPSIAN :
Nama Mineral : ORTHOCLASE

Rumus Kimia : KAlSi3O8

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Putih kemerah-merahan

2. Cerat (Streak)

: Putih

3. Kilap (Luster)

: Kaca - Lilin

4. Perawakan (Habit)

: Membilah (Blade)

5. Belahan (Cleavage)

: Sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Uneven

7. Kekerasan (Hardness)

:6

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittile

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 2,56

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : KAlSi3O8


-

Klas

: Silicates (Berry Masson, 1917)

Group

: Feldspar

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Quartz, Plagioklas


Berguna untuk industri pembuatan
kaca.

Nama Mineral : OLIVIN

Rumus Kimia : (MgFe) SiO4

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Coklat Kehitaman

2. Cerat (Streak)

: Putih

3. Kilap (Luster)

: Non Metallic Luster (Vitreous Luster)

4. Perawakan (Habit)

: Rounded Habbits (Granular)

5. Belahan (Cleavage)

: Buruk

6. Pecahan (Fructure)

: Choncoidal

7. Kekerasan (Hardness)

: 6,5 - 7

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Ductile

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 3,27 4,20

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : (MgFe) SiO4


-

Klas

: Silicates (Berry Masson, 1917)

Group

: Olivie Group

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Serpentite Kegunaan


untuk batu permata dan untuk koleksi

35

Nama Mineral : MUSCOVITE

Rumus Kimia : KAl2(AlSi3)O10(OH)2

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Coklat Keputih-putihan

2. Cerat (Streak)

: Putih

3. Kilap (Luster)

: Non Metallic (Pearly)

4. Perawakan (Habit)

: Flattened Habbits (Bladed)

5. Belahan (Cleavage)

: Sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Even

7. Kekerasan (Hardness)

: 2,5 - 4

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Elastic

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 2,8 2,9

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : KAl2(AlSi3)O10(OH)2


-

Klas

: Silicates (Berry Masson, 1917)

Group

: Mica Group

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Kyanite, Kwarsa dan


Orthoclase. Kegunaan untuk industri
semen, karet dan kertas

Nama Mineral : KWARSA

Rumus Kimia : SiO2

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Ungu

2. Cerat (Streak)

: Putih

3. Kilap (Luster)

: Non Metallic (Vitreous Luster)

4. Perawakan (Habit)

: Rounded (Granular)

5. Belahan (Cleavage)

: Tidak ada

6. Pecahan (Fructure)

: Chocoidal

7. Kekerasan (Hardness)

:7

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittle

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 2,65

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : SiO2


-

Klas

: Silicates (Berry Masson, 1917)

Group

: Silica Group

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Olivine, Pyrits, Piroxin


Kegunaan untuk industri gelas dan
industri pengecoran logam

36

Nama Mineral : HORNBLENDE

Rumus Kimia Ca(Mg,Fe(Fe)4Al(Si7Al)O22(OH,F)2

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL :


1. Warna (Colour)

: Hitam Kehijauan

2. Cerat (Streak)

: Abu-abu

3. Kilap (Luster)

: Non Metallic Luster (Vitreous Luster)

4. Perawakan (Habit)

: Rounded Habbits (Granular)

5. Belahan (Cleavage)

: Sempurna

6. Pecahan (Fructure)

: Even

7. Kekerasan (Hardness)

:6

8. Sifat Dalam (Tenacity)

: Brittle

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

: 3 3,4

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : Ca(Mg,Fe(Fe)4Al(Si7Al)O22(OH,F)2


-

Klas

: Silicates (Berry Masson, 1917)

Group

: Amphibole Group

11. Asosiasi dan Kegunaan

: Asosiasi dengan Magnetit, diorites,


olivine Kegunaan untuk Penelitian dan
Koleksi

37

BAB VI
PERSENTASE MINERAL
6.1 Native Elements
1. Gold, rumus kimianya Au
Ar Au

= 197

Mr Au

= 197

% Au

197
x 100 % = 100 %
197

2. Sulfur, rumus kimianya S


Ar S

= 32

Mr S

= 32

%S

32
x 100 % = 100 %
32

3. Bismuth, rumus kimianya Bi


Ar Bi

= 209

Mr Bi

= 209

% Bi

209
x 100 % = 100 %
209

6.2 Sulfides
1. Chalcopyrite, rumus kimianya CuFeS 2
Ar Cu

= 63,5

Ar Fe

= 56

Ar S 2

= 32 x 2 = 64

Mr CuFeS 2

= 63,5 + 56 + 64 = 183,5

% Cu

63,5
x 100 % = 34,6 %
183 ,5

% Fe

56
x 100 % = 30,5 %
183 ,5

% S2

64
x 100 % = 34,9 %
183 ,5

2. Pirite, rumus kimianya FeS 2


Ar Fe

= 56

Ar S2

= 32 x 2 = 64

Mr FeS2

= 56 + 64 = 120

38

% Fe

56
x 100 % = 46,6 %
120

% S2

64
x 100 % = 34,4 %
120

6.3 Oxides dan Hydroxides


1. Geothite, rumus kimianya Fe 2 O3 .H2 O
Ar Fe 2

= 56 x 2 = 112

Ar O 4

= 16 x 4 = 64

Ar H 2

=1x2=2

Mr Fe2 O3 .H2 O

= 112 + 64 + 2 = 178

% Fe2

112
x 100 % = 62,92 %
178

% O4

64
x 100 % = 35,96 %
178

% H2

2
x 100 % = 1,12 %
178

2. Spinel, rumus kimianya MgAl 2 O4


Ar Mg

= 24

Ar Al 2

= 27 x 2 = 54

Ar O 4

= 16 x 4 = 64

Mr MgAl 2 O4

= 24 + 54 + 64 =142

% Mg

24
x 100 % = 16,9 %
142

% Al 2

54
x 100 % = 38,03 %
142

% O4

64
x 100 % = 45,07 %
142

3. Corrundum, rumus kimianya Al 2 O3


Ar Al 2

= 27 x 2 = 54

Ar O 3

= 16 x 3 = 48

Mr Al 2 O3

= 54 + 48 = 102

% Al 2

54
x 100 % = 52,94 %
102

% O3

48
x 100 % = 47,06 %
102

39

6.4 Carbonates
1. Dolomite, rumus kimianya CaMg (CO 3 )2
Ar Ca

= 40

Ar Mg

= 24

Ar C 2

= 12 x 2 = 24

Ar O 6

= 16 x 6 = 96

Mr CaMg (CO 3 )2

= 40 + 24 + 24 + 96 = 184

% Ca

40
x 100 % = 21,74 %
184

% Mg

24
x 100 % = 13,05 %
184

% C2

24
x 100 % = 13,05 %
184

% O6

96
x 100 % = 52,17 %
184

2. Calcite, rumus kimianya CaCO 3


Ar Ca

= 40

Ar C

= 12

Ar O 3

= 16 x 3 = 48

Mr CaCO 3

= 40 + 12 + 48 = 100

% Ca

40
x 100 % = 40 %
100

%C

12
x 100 % = 12 %
100

% O3

48
x 100 % = 48 %
100

6.5 Sulphates
1. Barite, rumus kimianya BaSO 4
Ar Ba

= 137

Ar S

= 32

Ar O 4

= 16 x 4 = 64

Mr BaSO 4

= 137 + 32 + 64 = 233

% Ba

137
x 100 % = 58,8 %
233

%S

32
x 100 % = 13,73 %
233

% O4

64
x 100 % = 27,47 %
233

40

2. Gypsum, rumus kimianya CaSO 4 .2H 2 O


Ar Ca

= 40

Ar S

= 32

Ar O 6

= 16 x 6 = 96

Ar H 4

=1x4=4

Mr CaSO 4 .2H 2 O

= 40 + 32 + 96 + 4 = 172

% Ca

40
x 100 % = 23,26 %
172

%S

32
x 100 % = 18,6 %
172

% O6

96
x 100 % = 55,81 %
172

% H4

4
x 100 % = 2,33 %
172

6.6 Silicates
1. Orthoclase, rumus kimianya KAlSi 3 O8
Ar K

= 39

Ar Al

= 27

Ar Si 3

= 28 x 3 = 84

Ar O 8

= 16 x 8 = 128

Mr KAlSi 3 O8

= 39 + 27 + 84 + 128 = 278

%K

39
x 100 % = 14,03 %
278

% Al

27
x 100 % = 9,71 %
278

% Si 3

84
x 100 % = 30,22 %
278

% O8

128
x 100 % = 46,04 %
278

2. Serpentine, rumus kimianya MgSi 4 O10 (OH) 8 .4H2 O


Ar Mg

= 24

Ar Si 4

= 28 x 4 = 112

Ar O 22

= 16 x 22 = 352

Ar H 16

= 1 x 16 =16

Mr MgSi 4 O10 (OH) 8 .4H2 O

= 24 + 112 + 352 + 16 =504

% Mg

24
x 100 % = 4,76 %
504

41

% Si 4

112
x 100 % = 22,22 %
504

% O 22

352
x 100 % = 69,84 %
504

% H 16

16
x 100 % = 3,18 %
504

3. Tourmaline, rumus kimianya Mg 7 B3 Al 3 (AlSi 2 O9 )3


Ar Mg7

= 24 x 7 = 168

Ar B3

= 11 x 3 = 33

Ar Al 6

= 27 x 6 = 162

Ar Si 6

= 28 x 6 = 168

Ar O 27

= 16 x 27 = 432

Mr Mg7 B3 Al 3 (AlSi 2 O9 )3

= 168 + 33 + 162 + 168 + 432 = 963

% Mg7

168
x 100 % = 17,445 %
963

% B3

33
x 100 % = 3,43 %
963

% Al 6

162
x 100 % = 16,82 %
963

% Si 6

168
x 100 % = 17,445 %
963

% O 27

432
x 100 % = 44,86 %
963

42

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil praktikan dari praktikum Mineralogi
ini adalah menguasai ilmu ini adalah syarat mutlak bagi seorang geologis untuk
memahami ilmu geologi yang lain. Karena apabila seorang calon geologis telah
menguasai ilmu Mineralogi maka ilmu ini akan membantu memudahkan pemahaman
ilmu geologi yang lain.
Karena ilmu ini membahas segalanya tentang mineral yang ada di bumi ini.
Mineral yang ada di bumi ini berbeda-beda. Untuk membedakan mineral yang satu
dengan yang lainnya kita gunakan berbagai sifatnya yang berbeda-beda, baik dari
sifat fisik maupun kimianya. Kalau dari sifat fisik, kita membedakan mineral dari
warna, kilap, gores, kekerasan, belahan, pecahan, perawakan kristal, berat jenis, daya
tahan terhadap pukulan. Sedangkan sifat kimia, kita membedakan mineral tersebut
dapat dilihat dari rumus kima mineral tersebut.
Dari hasil praktikum mineralogi yang telah dilaksanakan, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa mineral adalah suatu benda padat homogen yang
terdapat di alam dan terbentuk secara anorganik, memiliki komposisi kimia pada
batas-batas tertentu dan mempunyai atom yang tersusun secara teratur. Ilmu
mineralogi sangat berguna untuk mengidentifikasikan struktur mineral, bentuk
mineral, proses pembentukannya, keterdapatannya, sifat-sifat fisik dan kimianya.
Pada praktikum mineralogi, mineral terbagi atas beberapa golongan yaitu :
golongan Native Element, golongan Sulphides, golongan Oxides dan Hydroxides,
golongan Carbonates, golongan Nitrates, golongan Sulphates, golongan Phosphates.
Dalam mendeskripsi mineral tedapat beberapa sifat-sifat fisik yang harus
diamati, yaitu : Warna (Colour), Cerat (Streak), Kilap (Laster), Perawakan (Habit),
Belahan (Cleavage), Pecahan (Fructure), Kekerasan (Hardness), Sifat Dalam
(Tenacity), Berat Jenis (Specific Gravity), Kemagnetan.
Banyak sekali batuan yang kita kenal, dan batuan tersebut tersusun oleh
mineral-mineral. Mineral tersebut dapat kita golongkan dalam dua golongan besar,
yaitu :
1. Golongan Mafic Mineral (Mineral Gelap)
Mafic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan
mempunyai berat jenis yang besar atau berat.
2. Golongan Felsic Mineral (Mineral Terang)

43

Felsic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan


cerah serta mempunyai berat jenis yang kecil atau ringan.
Dalam proses pendinginannya, magma tidak langsung semua membeku tetapi
mengalami penurunan tempertatur secara perlahan-lahan atau cepat. Penurunan
temperatur ini disertai dengan dimulainya pembentukan dan pengendapan mineralmineral tertentu. Pembentukan mineral dalam magma berdasarkan penurunan
temperatur. Penurunan temperatur ini telah diuraikan oleh Bowen yang diberi istilah
dengan Bowen Series.
Penentuan kekerasan relatif mineral adalah dengan cara menggoreskan
permukaan mineral yang rata pada mineral standart dari skala mohs yang sudah
diketahi kekerasannya. Skala kekerasan relatif mineral dari mohs, adalah :
Skala Kekerasan

Nama Mineral

Rumus Kimia

Talc

Mg3Si4O10(OH)2

Gypsum

CaSO4.2H2O

Calcite

CaCO3

Fluorite

CaF2

Apatite

Ca5(PO4)3F

Orthoclase

K(AlSi3O8)

Quartz

SiO2

Topaz

Al2SiO4(FOH)2

Corondum

Al2O3

10

Diamond

Berdasarkan tingkat kepentingannya mineral terbagi tiga, yaitu :


1. Mineral Primer yaitu mineral yang mendominir dalam suatu komposisi batuan
dan jumlahnya lebih dari 10%, dimana mineral ini mempengaruhi penamaan
dalam batuan.
2. Mineral Sekunder adalah mineral-mineral yang dibentuk dari mineral utama,
oleh adanya pelapukan.
3. Mineral Tambahan adalah mineral yang terbentuk dari kristal magma yang
terdapat dalam jumlah sedikit, umumnya kurang dari 10%.
Untuk mencari persentase mineral digunakan rumus sebagai berikut :

Persentase =

Atom Relatif (Ar)


100%
Massa Molekul Relatif (Mr)

44

7.2 Saran
Dari pengalaman yang praktikan didapatkan selama melaksanakan praktikum,
ada beberapa saransaran yang dapat praktikan uraikan yang mungkin dapat lebih
menyempurnakan sistem praktek Mineralogi ini, yaitu sebagai berikut :
1. Praktikum dilaksanakan dengan baik dan berjalan sesuai dengan jadwal yang
diharapkan.
2. Dalam waktu pelaksanaan praktikum, baik praktikan maupun asisten supaya
menaati peraturan yang berlaku. Bagi praktikan ataupun asisten yang melanggar
peraturan supaya dapat ditindak sebagaimana mestinya.
3. Untuk memudahkan para praktikan dalam praktek, ada baiknya disediakan atau
diperbanyak alat peraga, sehingga dalam pendiskripsiannya para praktikan dapat
dengan cepat selesai dalam mendiskripsikan kristal tersebut.
4. Dalam hal pendeskripsian supaya kemagnitan, kelistrikan, dan daya lebur mineral
dipelajari juga, agar praktikan lebih memahami tentang mineral.
5. Kiranya untuk kedepan agar instansi yang terkait lebih melengkapi fasilitas
laboratorium Kristalografi dan Mineralogi.
6. Kiranya agar instansi yang terkait menggunakan fasilitas laboratorium yang
standar digunakan oleh Perguruan Tinggi yang lain agar kualitas lulusan yang
dihasilkan standar.
7. Kiranya lembar saran ini jangan hanya sebagai simbolis pelengkap laporan saja,
tetapi harus benar-benar ditindak lanjuti oleh instansi yang terkait.
Demikianlah saransaran yang dapat penulis kemukakan, semoga apa yang
penulis bahas dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
praktikan sendiri.

45

DAFTAR PUSTAKA
Berry and Mason. 1959. Elemen of Mineralogy.
Brian Mason, L.G. Berry. 1985. Concepts Descriptions Determinationes.
New York. W.H Freeman and Company
C. Danisworo. 1980. Mineralogy. Yogyakarta. Fakultas Teknik Geologi UPN
Veteran.
Edward Salisbury Dana. 1898. Mineralogy. New York. John Wiley and Sons
Graha, S.D. 1976. Mineral dan Batuan. Bandung. Ganecaa Exact.
Team Asisten. 2003. Penuntun Praktikum Kristalografi dan Mineralogi.
Medan. Institut Teknologi Medan

46

Você também pode gostar