Você está na página 1de 24

A.

KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani: Glaukos yang berarti hijau
kebiruan yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita
ditandai dengan adanya peningkatan tekanan bola mata, atropi papil saraf
optik dan menciutnya lapang pandang.
Glaukoma adalah penyakit mata

yang menyebabkan proses

hilangnya pengelihatan yang disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan


didalam mata, karena gangguan makanisme pengeluaran cairan mata dan
kelainan syaraf mata. Jika tidak ditangani dengan segera dapat
menyebabkan kerusakan retina dan resiko kebutaan total.

2. Klasifikasi Glaukoma
1. Glaukoma Primer
Glaukoma jenis ini merupakan bentuk yang paling sering terjadi,
struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akuos humor
mengalami perubahan langsung.
a. Glaukoma Sudut Terbuka
Glaukoma sudut terbuka/glaukoma kronik/glaukoma simpleks
merupakan bentuk glaukoma primer paling sering yang lebih
tersembunyi dan membahayakan serta paling sering terjadi (kurang
lebih 90% dari klien glaukoma).
Diduga glaukoma ini diturunkan secara dominan/resesif pada
50% penderita. Keadaan ini terjadi pada klien usia lanjut (>40 tahun)
dan perubahan karena usia lanjut memegang peranan penting dalam
proses sklerosa badan silier dan jaringan trebekel.
b. Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup/glaucoma acute, mekanisme dasar
yang terlibat dalam patofisiologi glaukoma ini adalah menyempitnya
sudut dan perubahan letak iris yang terlalu ke depan. Perubahan letak
iris menyebabkan kornea menyempit atau nmenutup sudut ruangan
yang akan menghalangi aliran keluar akueos humor. TIO meningkat

dengan cepat, kadang-kadang mencapai tekanan 50-70 mmHg (


dewit, 1998).
Tanda dan gejala meliputi nyeri hebat di dalam dan sekitar
mata., timbulnya halo di sekitar cahaya, pndangan kabur. Klien
kadang mengeluhkan keluhan umum seperti sakit kepala, mual,
muntah, kedinginan, demam. Peningkatan TIO menyebabkan nyeri
yang melalui saraf kornea menjalar ke pelipis, oksiput dan rahang
melaui cabang-cabang nervus trigeminus.

2. Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaucoma yang terjadi akibat penyakit
mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan
volume cairan di dalam mata. Kondisi ini secara tidak langsung
mengganggu aktivitas struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau
reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi akibat:
Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa pada
katarak.
Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma dari
jaringan uvea.
Trauma, robeknya kornea/limbus diserai prolaps iris

3. Glaukoma Congenital
Glaukoma ini terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal
memfungsikan trabekular. Kondisi ini disebabkan oleh ciri autosom
resesif dan biasanya bilateral.

3. Etiologi
Ada beberapa sebab dan faktor yang beresiko terhadap terjadinya
glaucoma diantaranya adalah:

Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat
2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan
bertambah dengan bertambahnya usia.
Riwayat anggota keluarga yang terkena glaucoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko
terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anakanak.
Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaukoma.
Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih
rendah sudah dapat merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola
mata dapat dilakukan dirumah sakit mata dan/atau dokter spesialis
mata.
Pemakai steroid secara rutin
Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol
oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk
radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin
lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda pemakai obat-obatan steroid
secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter
spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.
Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata
Penyakit lain seperti : riwayat penyakit diabetes (kencing manis),
hipertensi dan migren.(Anonim,2010)

4. Patofisiologi
Tekanan intraokuler dipertahankan oleh produksi dan pengaliran
Aqueus humor dimana secara kontinue diproduksi oleh badan silier (sel
epitel prosesus ciliary bilik mata belakang untuk memberikan nutrien pada
lensa. Aqueua humor yang merupakan cairan jernih berbahan gelatinosa
jernih yang terletak diantara ruang antara lensa dan retina yang mengalir

melalui jaring-jaring trabekuler, pupil, bilik mata depan, trabekuler mesh


work dan kanal schlem. Tekanan intra okuler (TIO) dipertahankan dalam
batas 10-21 mmHg tergantung keseimbangan antara produksi dan
pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan.
Peningkatan TIO akan menekan aliran darah ke syaraf optik dan
retina sehingga dapat merusak serabut syaraf optik menjadi iskemik dan
mati. Selanjutnya menyebabkan kerusakan jaringan yang dimulai dari
perifer menuju ke fovea sentralis. Hal ini menyebabkan penurunan lapang
pandang yang dimulai dari derah nasal atas dan sisa terakhir pada temporal

5. Manifestasi Klinis Glaukoma


Menurut Harnawartiaj (2008) umumnya dari riwayat keluarga
ditemukan anggota keluarga dalam garis vertical atau horizontal memiliki
penyakit serupa, penyakit ini berkembang secara perlahan namun pasti,
penampilan bola mata seperti normal dan sebagian besar tidak
menampakan kelainan selama stadium dini. Pada stadium lanjut keluhan
klien yang mincul adalah sering menabrak akibat pandangan yang menjadi
jelek atau lebih kabur, lapangan pandang menjdi lebih sempit hingga
kebutaan secara permanen. Gejala yang lain adalah:
Mata merasa dan sakit tanpa kotoran.
Kornea suram.
Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah.
Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat.
Nyeri di mata dan sekitarnya.
Udema kornea.
Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang.
Lensa keruh.
Menurut Sidharta Ilyas (2004) glaucoma akan memperlihatkan
gejala sebagai berikut:
Tekanan bola mata yang tidak normal
Rusaknya selaput jala
Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat

Berakhir dengan kebutaan

6. Penatalaksanaan Glaukoma
Tujuan utama terapi glaukoma adalah dengan menurunkan tekanan
intraokular serta meningkatkan aliran humor aquos (drainase) dengan efek
samping yang minimal. Penangananya meliputi:
Penatalaksanaan Medis
a. Glaukoma Primer
Pemberian tetes mata Beta blocker (misalnya timolol, betaxolol,
carteolol, levobunolol atau metipranolol) yang kemungkinan akan
mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.
Pilocarpine untuk memperkecil pupil sehingga iris tertarik dan
membuka saluran yang tersumbat.
Obat

lainnya

yang

juga

diberikan

adalah

epinephrine,

dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan


atau mengurangi pembentukan cairan).
Minum larutan gliserin dan air biasa untuk mengurangi tekanan
dan menghentikan serangan glaukoma.
Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya
acetazolamide).
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya
diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).
b. Glaukoma sekunder
Pengobatan

glaukoma

sekunder

tergantung

kepada

penyebabnya. Jika penyebabnya adalah peradangan, diberikan


corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan
pembedahan.
c. Glaukoma kongenitalis
Untuk mengatasi Glaukoma kongenitalis perlu dilakukan
pembedahan.

Apabila obat tidak dapat mengontrol glaukoma dan peningkatan TIO


menetap, maka terapi laser dan pembedahan merupakan alternatif.
a. Terapi Laser
Laser iridotomy melibatkan pembuatan suatu lubang pada bagian
mata yang berwarna (iris) untuk mengizinkan cairan mengalir secara
normal pada mata dengan sudut sempit atau tertutup (narrow or
closed angles).
Laser trabeculoplasty adalah suatu prosedur laser dilaksanakan
hanya pada mata-mata dengan sudut-sudut terbuka (open angles).
Laser trabeculoplasty tidak menyembuhkan glaukoma, namun sering
dilakukan daripada meningkatkan jumlah obat-obat tetes mata yang
berbeda-beda. Pada beberapa kasus-kasus, dia digunakan sebagai
terapi permulaan atau terapi utama untuk open-angle glaukoma.
Prosedur ini adalah metode yang cepat, tidak sakit, dan relatif aman
untuk menurunkan tekanan intraocular. Dengan mata yang dibius
dengan obat-obat tetes bius, perawatan laser dilaksanakan melalui
lens kontak yang berkaca pada sudut mata (angle of the eye).
Microscopic laser yang membakar sudut mengizinkan cairan keluar
lebih leluasa dari kanal-kanal pengaliran.
Laser cilioablation (juga dikenal sebagai penghancuran badan ciliary
atau cyclophotocoagulation) adalah bentuk lain dari perawatan yang
umumnya dicadangkan untuk pasien-pasien dengan bentuk-bentuk
yang parah dari glaukoma dengan potensi penglihatan yang miskin.
Prosedur ini melibatkan pelaksanaan pembakaran laser pada bagian
mata yang membuat cairan aqueous (ciliary body). Pembakaran laser
ini menghancurkan sel-sel yang membuat cairan, dengan demikian
mengurangi tekanan mata.
b. Terapi Pembedahan
Trabeculectomy adalah suatu prosedur operasi mikro yang sulit,
digunakan untuk merawat glaukoma. Pada operasi ini, suatu
potongan kecil dari trabecular meshwork yang tersumbat dihilangkan
untuk menciptakan suatu pembukaan dan suatu jalan kecil

penyaringan yang baru dibuat untuk cairan keluar dari mata. Untk
jalan-jalan kecil baru, suatu bleb penyaringan kecil diciptakan dari
jaringan conjunctiva (conjunctival tissue). Conjunctiva adalah
penutup bening diatas putih mata. Filtering bleb adalah suatu area
yang timbul seperti bisul yang ditempatkan pada bagian atas mata
dibawah kelopak atas. Sistim pengaliran baru ini mengizinkan cairan
untuk meninggalkan mata, masuk ke bleb, dan kemudian lewat
masuk kedalam sirkulasi darah kapiler (capillary blood circulation)
dengan demikian menurunkan tekanan mata. Trabeculectomy adalah
operasi glaukoma yang paling umum dilaksanakan. Jika sukses, dia
merupakan alat paling efektif menurunkan tekanan mata.
Viscocanalostomy adalah suatu prosedur operasi alternatif yang
digunakan untuk menurunkan tekanan mata. Dia melibatkan
penghilangan suatu potongan dari sclera (dinding mata) untuk
meninggalkan hanya suatu membran yang tipis dari jaringan
melaluinya cairan aqueous dapat dengan lebih mudah mengalir.
Ketika dia lebih tidak invasiv dibanding trabeculectomy dan aqueous
shunt surgery, dia juga bertendensi lebih tidak efektif. Ahli bedah
kadangkala menciptakan tipe-tipe lain dari sistim pengaliran
(drainage systems). Ketika operasi glaukoma seringkali efektif,
komplikasi-komplikasi, seperti infeksi atau perdarahan, adalah
mungkin. Maka, operasi umumnya dicadangkan untuk kasus-kasus
yang dengan cara lain tidak dapat dikontrol.

7. Pemeriksaan Diagnostik
Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit
syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
Lapang penglihatan :

Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa

tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau


glaucoma.

Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25


mmHg).
Pengukuran gonioskopi: Membantu membedakan sudut terbuka dari
sudut tertutup glaukoma.
Tes Provokatif : digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atrofi

lempeng

optik,

papiledema,

perdarahan

retina,

dan

mikroaneurisma.
Darah lengkap, LED : Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
EKG,

kolesterol

serum,

dan

pemeriksaan

aterosklerosisi,PAK.
Tes Toleransi Glukosa : menentukan adanya DM.

lipid:

Memastikan

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat

: Perubahan aktivitas biasanya / hobi

sehubungan dengan gangguan penglihatan.


b. Makanan / Cairan : Mual, muntah (glaukoma akut)
c. Neurosensori

: Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar

terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan


perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang
gelap (katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran
cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia
(glaukoma akut). Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki
penglihatan.
Tanda

: Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea

berawan, peningkatan air mata.


d. Nyeri / Kenyamanan

: Ketidaknyamanan ringan/mata berair

(glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada


dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
e. Penyuluhan / Pembelajaran : Riwayat keluarga glaukoma, DM,
gangguan sistem vaskuler. Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor
(contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO).
Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau
digambarkan dengan istilah seperti (International Association for the
Study of Pain) ; awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas
ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat
diramalkan dan durasinya lebih dari enam bulan.

Batasan Karakteristik :
Subjektif : Depresi, keletihan, takut kembali cedera
Objektif :
Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya
Anoreksia
Atrofi kelompok otot yang terlibat
Perubahan pola tidur
Wajah topeng
Perilaku melindungi
Iritabilitas
Perilaku protektif yang dapat diamati
Penurunan interaksi dengan orang lain
Gelisah
Berfokus pada diri sendiri
Respons yang dimediasi oleh saraf simpatis (misalnya, suhu, dingin,
perubahan posisi tubuh, dan hipersensitivitas)
Perubahan berat badan

Faktor yang berhubungan : Ketunadayaan fisik atau psikososial


kronis (misalnya, kanker metastasis, cedera neurologis, dan arthtritis)

Hasil NOC :
Tingkat Kenyamanan : Tingkat persepsi positif terhadap kemudahan
fisik dan psikologis
Tingkat Depresi : Keparahan alam perasaan melankolis dan kehilangan
minat dengan peristiwa hidup
Pengendalian-Diri Terhadap Depresi : Tindakan individu untuk
meminimalkan melankolia dan mempertahankan minat

dengan

peristiwa hidup
Nyeri : Respons Simpang Psikologis : Keparahan respons simpang
kognitif dan emosi yang dapat diamati atau dilaporkan terhadap nyeri
fisik

Pengendalian Nyeri : Tindakan pribadi untuk mengendalikan nyeri


Nyeri : Efek Merusak : Keparahan dampak negatif nyeri kronik yang
dapat diobservasi atau dilaporkan pada fungsi sehari-hari
Tingkat Nyeri : Keprahan nyeri yang dampak atau dilaporkan

Tujuan / Kriteria Evaluasi


Menunjukkan Nyeri : Efek Merusak, yang dibuktikan oleh indikator
sebagai berikut (sebutkan 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada) :
Gangguan performa peran atau gangguan hubungan interpersonal
Gangguan konsentrasi
Gangguan Perawatan Diri
Gangguan Pola Tidur
Kehilangan selera makan
Memperlihatkan Tingkat Nyeri, yang dibuktikan oleh indikator
sebagai berikut (sebutkan 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada) :
Ekspresi nyeri pada wajah
Gelisah atau tidak tenang
Ketegangan otot
Kehilangan selera makan
Episode nyeri yang lama

Intervensi NIC :
Pemberian Analgesik : Penggunaan agens farmakologis untuk
meredakan atau menghilangkan nyeri
Modifikasi perilaku : Meningkatkan perubahan perilaku
Restrukturisasi Kognitif : Mendorong pasien untuk mengubah
distorsipola pikir dan memandang diri sendiri serta dunia secara lebih
realistis

Peningkatan Koping : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan


persepsi stresor, perubahan, atau ancaman yang menhambat pemenuhan
tuntutan dan peran hidup
Manajemen Medikasi : Memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat
bebas secara aman dan efektif
Manajemen Alam Perasaan : Memberikan keamanan, stabilisasi,
pemulihan, dan pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi
alam perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan
Manajemen Nyeri : Menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ke
tingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien
Kontrak Pasien : Menegosiasi peresetujuan dengan individu yang
menekankan perubahan perilaku tertentu
Bantuan Analgesia yang Dikendalikan oleh Pasien (PatientControlled Analgesia(PCA)) : Memfasilitasi pengendalian pemberian
dan pengaturan analgesik oleh pasien
Fasilitasi Tanggung Jawab Diri : Mendorong pasien untuk lebih
bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri

b. Gangguan

persepsi

sensori

Penglihatan

b.d

gangguan

penerimaan; gangguan status organ


Definisi : Perubahan pada jumlah atau pola stimulus yang diterima,
yang disertai respons terhadap stimulus tersebut yang dihilangkan,
dilebihkan, disimpangkan, atau dirusakkan.

Batasan Karakteristik :
Subjektif : Distorsi sensori
Objektif :
Perubahan pola perilaku
Perubahan kemampuan penyelesaian masalah
Perubahan ketajaman sensori
Perubahan respons yang biasanya terhadap stimulus
Disorientasi

Halusinasi
Hambatan komunikasi
Iritabilitas
Konsentrasi buruk
Gelisah

Faktor yang berhubungan :


Perubahan resepsi, transmisi, dan/atau integrasi sensori
Ketidakseimbangan biokimia
Ketidakseimbangan elektrolit
Stimulus lingkungan yang berlebihan
Ketidakcukupan stimulus lingkungan
Stres psikologis

Hasil NOC :
Distorsi Kendali Pikir Diri : Pembatasan diri terhadap gangguan
persepsi, proses pikir, dan isi pikir
Status Neurologis : Fungsi Motorik Sensorik/Kranial : Kemampuan
saraf kranial untuk mengenali impuls sensorik dan motorik
Fungsi Sensorik : Kutaneus : Tingkat stimulasi terhadap kulit
dirasakan dengan tepat
Perilaku Kompensasi Penglihatan : Tindakan pribadi untuk
mengompensasi gangguan penglihatan

Tujuan/Kriteria Evaluasi :
Menunjukkan Status Neurologis : Fungsi Motorik Sensorik/Kranial,
yang dibuktikan oleh (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat,
sedang, ringan, atau tidak ada gangguan)
Penciuman
Penglihatan
Pengecapan
Pendengaran

Bicara
Sensasi wajah
Gerakan otot wajah
Gerakan . Terarah
Menunjukkan Orientasi Kognitif , yang dibuktikan oleh indikator
berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada gangguan) : Mengidentifikasi diri, orang terdekat, tempat
saat ini, hari, bulan, dan musim yang benar.

Intervensi NIC :
Peningkatan Komunikasi : Defisit Penglihatan : Membantu
pembelajaran dan penerimaan metode alternatif untuk menjalani hidup
dengan penurunan fungsi penglihatan
Manajemen Waham : Meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan
orientasi realitas pasien yang mengalami keyakinan yang kuat dan salah
yang tidak sesuai dengan kenyataan
Manajemen Lingkungan : Memanipulasi lingkungan sekitar pasien
untuk manfaat terapeutik
Manajemen Halusinasi : Meningkatkan keamanan, kenyaman, dan
orientasi realitas pasien yang mengalami halusinasi
Pemantauan Neurologis : Mengumpulkan dan menganalisi data pasien
untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis

c. Ansietas b.d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya


nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya.

Perasaan

ini

merupakan

isyarat

kewaspadaan

yang

memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memapukan individu


melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

Batasan Karakteristik :
Perilaku :
Penurunan produktivitas
Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa
hidup
Gerakan yang tidak relevan (misalnya, mengeret kaki, gerakan
lengan)
Gelisah
Memandang sekilas
Insomnia
Kontak mata buruk
Resah
Menyelidik dan tidak waspada

Afektif :
Gelisah
Kesedihan yang mendalam
Distres
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Fokus pada diri sendiri
Peningkatan kekhawatiran
Iritabilitas
Gugup
Gembira berlebihan
Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten
Marah
Menyesal
Perasaan takut
Ketidakpastian
Khawatir

Fisiologis :
Wajah tegang
Insomnia
Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
Terguncang
Gemetar atau tremor di tangan
Suara bergetar

Parasimpatis :
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan darah
Penurunan nadi
Diare
Pingsan
Keletihan
Mual
Gangguan tidur
Kesemutan pada ekstremitas
Sering berkemih
Berkemih tidak lampias
Urgensi berkemih

Simpatis :
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Diare
Mulut kering
Wajah kemerahan

Jantung berdebar-debar
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan nadi
Peningkatan reflex
Peningkatan pernapasan
Dilatasi pupil
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi supervfisial
Kedutan otot
Kelemahan

Kognitif :
Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis
Blocking pikiran
Penurunan lapang pandang
Kesulitan untuk berkonsentrasi
Keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
Keterbatasan kemampuan untuk belajar
Mengeskpresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa
hidup
Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik
Fokus pada diri sendiri
Mudah lupa
Gangguan perhatian
Tenggelam dalam dunia sendiri
Melamun
Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain
Faktor yang berhubungan :
Terpajan toksin
Hubungan keluarga/hereditas
Transimisi dan penularan interpersonal

Krisis situasi dan maturasi


Stres
Penyalahgunaan zat
Ancaman kematian
Ancaman atau perubahan pada status peran, fumgsi peran,
lingkungan, status kesehatan, status ekonomi, atau pola interaksi
Ancaman terhadap konsep diri
Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang
esensial
Kebutuhan yang tidak terpenuhi

Hasil NOC :
Tingkat Ansietas : Keparahan manifestasi kekhawatiran, ketegangan,
atau perasaan tidak tenang yang muncul dari sumber yang tidak dapat
diidentifikasi
Pengendalian-Diri Terhadap Ansietas : Tindakan personal untuk
menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir, tegang, atau
perasaan tidak tenang akibat sumber yang tidak dapat diidentifikasi
Konsentrasi : kemampuan untuk fokus pada stimulus tertentu
Koping : Tindakan personal untuk mengatasi stresor yang membebani
sumber-sumber individu

Tujuan/Kriteria Evaluasi :
Ansietas berkurang, dibuktikan oleh bukti Tingkat Ansietas hanya
ringan sampai sedang, dan selalu menunjukkan Pengendalian-Diri
Terhadap Ansietas, konsentrasi, dan koping.
Menunjukkan

Pengendalian-Diri

Terhadap

Ansietas,

yang

dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5 : tidak


pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu) :
Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan
Mempertahankan performa peran
Memantau distorsi persepsi sensori

Memantau manifestasi perilaku ansietas


Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas

Intervensi NIC :
Bimbingan

Antisipasi

mempersiapkan

pasien

menghadapi

kemungkinan krisis perkembangan dan/atau situasional


Penurunan Ansietas : Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan,
prasangka, atau perasaan tidak tenang yang berhubungan dengan
sumber bahaya yang diantisipasi dan tidak jelas
Teknik Menenangkan Diri : Meredakan kecemasan pada pasien yang
memngalami distres akut
Peningkatan koping : Membantu pasien untuk beradapatasi dengan
persepsi, stresor, perubahan, atau ancaman yang memnghambat
pemenuhan tuntutan dan peran hidup
Dukungan Emosi : Memberikan penenangan, penerimaan, dan
bantuan/dukungan selama masa stres

d. Gangguan Citra Tubuh b.d kenyataan/kehilangan penglihatan


Definisi : Konfusi pada gambaran mental fisik diri seseorang

Batasan Karakteristik :
Subjektif :
Depersonalisasi bagian [tubuh] atau kehilangan melalui kata
gantiretral
Penekanan pada kekuatan yang tersisa dan pencapaian yang tertinggi
Rasa takut terhadap penolakan atau reaksi dari orang lain
Berfokus pada kekuatan, fungsi atau penampilan di masa lalu
Perasaan negatif tentang tubuh (misalnya, perasaan putus asa, tidak
mampu, atau tidak berdaya)
Personalisasi dari bagian tubuh atau bagian tubuh yang hilang
dengan menggunakan nama
Fokus pada perubahan atau kehilangan

Menolak untuk memverikasi perubahan actual


Mengungkapkan secara verbal perubahan gaya hidup

Objektif :
Perubahan aktual pada struktur atau fungsi [tubuh]
Perilaku menghindar, memantau, atau mencari tahu tentang tubuh
individu
Perubahan pada kemampuan untuk memperkirakan hubungan spasial
tubuh terhadap lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan social
Memperluas batasan tubuh untuk menggabungkan benda-benda di
lingkungan
Menutupi atau terlalu memperlihatkan bagian tubuh (dengan sengaja
atau tidak sengaja)
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat pada bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi

Faktor yang Berhubungan :


Biofisik [misalnya, penyakit

kronis,

defek

kongenital,

kehamilan]
Kognitif/persepsi [misalnya, nyeri kronis]
Cultural atau spiritual
Perubahan perkembangan
Penyakit
Perceptual
Psikososial [misalnya, gangguan makan]
Trauma atau cedera
Penanganan [misalnya, pembedahan, kemoterapi, dan radiasi]

dan

Hasil NOC :
Adaptasi dengan Ketunadayaan Fisik : Respons adaptif terhadap
tantangan fungsional yang bermakna akibat ketunadayaan fisik
Citra Tubuh : Persepsi terhadap penampilan dan fungsi tubuh sendiri
Perkembangan Anak : 2 Tahun : Penanda kemajuan fisik, kognitif,
dan psikososial pada usia 2 tahun.
Penyesuaian Psikososial : Perubahan Hidup : Respons psikososial
yang adaptif pada individu terhadap perubahan hidup yang bermakna
Harga Diri : Penilaian diri terhadap harga diri

Tujuan/Kriteria Evaluasi :
Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu
menunjukkan adaptasi dengan ketunadayaan fisik, penyesuaian
psikososial : Perubahan hidup, Citra tubuh positif, tidak mengalami
keterlambatan dalam perkembangan Anak, dan Harga diri positif
Menunjukkan Citra Tubuh, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut (sebutkan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering,
atau selalu ditampilkan) :
Kesesuaian antara realitas tubuh, ideal tubuh, dan perwujudan tubuh
Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh
Keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami
gangguan

Intervensi NIC :
Bimbingan Antisipasi : Mempersiapkan pasien terhadap krisis
perkembangan atau krisis situasional
Peningkatan Citra Tubuh : Meningkatkan presepsi sadar dan tak
sadar pasien serta sikap terhadap tubuh pasien
Peningkatan Koping : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan
persepsi stressor, perubahan, atau ancaman yang menghambat,
pemenuhan tuntutan dan peran hidup

Peningkatan Perkembangan : Remaja : Memfasilitasi pertumbuhan


fisik, kognitif, social, dan emosional individual selama masa transisi
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
Peningkatan Perkembangan : Anak : Memfasilitasi atau memberi
penyuluhan orang tua-pengasuh untuk memfasilitasi pertumbuhan
motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif, social, dan emosional
anak usia prasekolah dan anak usia sekolah
Edukasi Orang Tua : Remaja : Membantu orang tua untuk
memahami dan membantu anak-anak remaja mereka
Edukasi Orang Tua : Childbearing Family : Membantu orang tua
untuk memahami dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
fisik, psikologis, dan social anak toddler, anak prasekolah, atau anak
usia sekolah mereka
Identifikasi Risiko : Menganalisis factor risiko potensial, menetapkan
risiko kesehatan, dan memprioritaskan strategi menurunkan risiko untuk
individu atau kelompok
Peningkatan Harga Diri : Memabntu pasien untuk meningkatkan
penilaian personal terhadap harga diri

e. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan


b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi
Definisi : Tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik
tertentu.

Batasan karakteristik
Subjektif : Mengungkapkan masalah secara verbal
Objektif :
Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat
Performa uji tidak akurat
Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan ( sebagai contoh,
histeris, bermusuhan, agitasi, atau apatis )

Faktor yang berhubungan


Keterbatasan kognitif
Kesalahan dalam memahami informasi yang ada
Kurang pengalaman
Kurang perhatan di dalam belajar
Kurang kemampuan mengingat kembali
Kurang familier dengan sumber-sumber informasi

Hasil NOC
Pengetahuan : Perilaku Sehat : Tingkat pemahaman yang
ditunjukkan mengenai promosi dan perlindungan kesehatan
Pengetahuan : Promosi Kesehatan : Tingkat pemahaman yang
ditunjukkan mengenai informasi yang diperlukan untuk memperoleh
dan mempertahankan kesehatan yang optimal
Pengetahuan : Sumber kesehatan : Tingkat pemahaman yang
ditunjukkan mengenai sumber perawatan kesehatan yang relevan

Intervensi NIC
Edukasi Kesehatan : mengembangkan dan memberikan bimbingan
dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar
perilaku yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas
Panduan Sistem Kesehatan : memfasilitasi lokasi pasien dan
penggunaan layanan kesehatan yang sesuai
Fasilitasi

Pembelajaran

meningkatkan

kemampuan

untuk

memproses dan memahami informasi


Peningkatan Kesiapan untuk Belajar : Memperbaiki kemampuan dan
keinginan untuk menerima informasi

DAFTAR PUSTAKA

Wilkinson.M. Judith. Ahern R. Nancy (2002) ; Diagnosis Keperawatan :


Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Criteria Hasil NOC Edisi 9, EGC :
Jakarta

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35542Kep%20Sensori%20dan%20Persepsi-Askep%20Glaukoma.html

http://rikayuhelmi116.wordpress.com/2012/12/09/asuhan-keperawatanpada-klien-dengan-glaukoma/

http://sofaners.wordpress.com/2013/03/23/asuhan-keperawatan-padapasien-dengan-glukoma/

Você também pode gostar