Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2. Klasifikasi Glaukoma
1. Glaukoma Primer
Glaukoma jenis ini merupakan bentuk yang paling sering terjadi,
struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akuos humor
mengalami perubahan langsung.
a. Glaukoma Sudut Terbuka
Glaukoma sudut terbuka/glaukoma kronik/glaukoma simpleks
merupakan bentuk glaukoma primer paling sering yang lebih
tersembunyi dan membahayakan serta paling sering terjadi (kurang
lebih 90% dari klien glaukoma).
Diduga glaukoma ini diturunkan secara dominan/resesif pada
50% penderita. Keadaan ini terjadi pada klien usia lanjut (>40 tahun)
dan perubahan karena usia lanjut memegang peranan penting dalam
proses sklerosa badan silier dan jaringan trebekel.
b. Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup/glaucoma acute, mekanisme dasar
yang terlibat dalam patofisiologi glaukoma ini adalah menyempitnya
sudut dan perubahan letak iris yang terlalu ke depan. Perubahan letak
iris menyebabkan kornea menyempit atau nmenutup sudut ruangan
yang akan menghalangi aliran keluar akueos humor. TIO meningkat
2. Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaucoma yang terjadi akibat penyakit
mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan
volume cairan di dalam mata. Kondisi ini secara tidak langsung
mengganggu aktivitas struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau
reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi akibat:
Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa pada
katarak.
Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma dari
jaringan uvea.
Trauma, robeknya kornea/limbus diserai prolaps iris
3. Glaukoma Congenital
Glaukoma ini terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal
memfungsikan trabekular. Kondisi ini disebabkan oleh ciri autosom
resesif dan biasanya bilateral.
3. Etiologi
Ada beberapa sebab dan faktor yang beresiko terhadap terjadinya
glaucoma diantaranya adalah:
Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat
2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan
bertambah dengan bertambahnya usia.
Riwayat anggota keluarga yang terkena glaucoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko
terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anakanak.
Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaukoma.
Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih
rendah sudah dapat merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola
mata dapat dilakukan dirumah sakit mata dan/atau dokter spesialis
mata.
Pemakai steroid secara rutin
Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol
oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk
radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin
lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda pemakai obat-obatan steroid
secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter
spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.
Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata
Penyakit lain seperti : riwayat penyakit diabetes (kencing manis),
hipertensi dan migren.(Anonim,2010)
4. Patofisiologi
Tekanan intraokuler dipertahankan oleh produksi dan pengaliran
Aqueus humor dimana secara kontinue diproduksi oleh badan silier (sel
epitel prosesus ciliary bilik mata belakang untuk memberikan nutrien pada
lensa. Aqueua humor yang merupakan cairan jernih berbahan gelatinosa
jernih yang terletak diantara ruang antara lensa dan retina yang mengalir
6. Penatalaksanaan Glaukoma
Tujuan utama terapi glaukoma adalah dengan menurunkan tekanan
intraokular serta meningkatkan aliran humor aquos (drainase) dengan efek
samping yang minimal. Penangananya meliputi:
Penatalaksanaan Medis
a. Glaukoma Primer
Pemberian tetes mata Beta blocker (misalnya timolol, betaxolol,
carteolol, levobunolol atau metipranolol) yang kemungkinan akan
mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.
Pilocarpine untuk memperkecil pupil sehingga iris tertarik dan
membuka saluran yang tersumbat.
Obat
lainnya
yang
juga
diberikan
adalah
epinephrine,
glaukoma
sekunder
tergantung
kepada
penyaringan yang baru dibuat untuk cairan keluar dari mata. Untk
jalan-jalan kecil baru, suatu bleb penyaringan kecil diciptakan dari
jaringan conjunctiva (conjunctival tissue). Conjunctiva adalah
penutup bening diatas putih mata. Filtering bleb adalah suatu area
yang timbul seperti bisul yang ditempatkan pada bagian atas mata
dibawah kelopak atas. Sistim pengaliran baru ini mengizinkan cairan
untuk meninggalkan mata, masuk ke bleb, dan kemudian lewat
masuk kedalam sirkulasi darah kapiler (capillary blood circulation)
dengan demikian menurunkan tekanan mata. Trabeculectomy adalah
operasi glaukoma yang paling umum dilaksanakan. Jika sukses, dia
merupakan alat paling efektif menurunkan tekanan mata.
Viscocanalostomy adalah suatu prosedur operasi alternatif yang
digunakan untuk menurunkan tekanan mata. Dia melibatkan
penghilangan suatu potongan dari sclera (dinding mata) untuk
meninggalkan hanya suatu membran yang tipis dari jaringan
melaluinya cairan aqueous dapat dengan lebih mudah mengalir.
Ketika dia lebih tidak invasiv dibanding trabeculectomy dan aqueous
shunt surgery, dia juga bertendensi lebih tidak efektif. Ahli bedah
kadangkala menciptakan tipe-tipe lain dari sistim pengaliran
(drainage systems). Ketika operasi glaukoma seringkali efektif,
komplikasi-komplikasi, seperti infeksi atau perdarahan, adalah
mungkin. Maka, operasi umumnya dicadangkan untuk kasus-kasus
yang dengan cara lain tidak dapat dikontrol.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit
syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
Lapang penglihatan :
lempeng
optik,
papiledema,
perdarahan
retina,
dan
mikroaneurisma.
Darah lengkap, LED : Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
EKG,
kolesterol
serum,
dan
pemeriksaan
aterosklerosisi,PAK.
Tes Toleransi Glukosa : menentukan adanya DM.
lipid:
Memastikan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO).
Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau
digambarkan dengan istilah seperti (International Association for the
Study of Pain) ; awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas
ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat
diramalkan dan durasinya lebih dari enam bulan.
Batasan Karakteristik :
Subjektif : Depresi, keletihan, takut kembali cedera
Objektif :
Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya
Anoreksia
Atrofi kelompok otot yang terlibat
Perubahan pola tidur
Wajah topeng
Perilaku melindungi
Iritabilitas
Perilaku protektif yang dapat diamati
Penurunan interaksi dengan orang lain
Gelisah
Berfokus pada diri sendiri
Respons yang dimediasi oleh saraf simpatis (misalnya, suhu, dingin,
perubahan posisi tubuh, dan hipersensitivitas)
Perubahan berat badan
Hasil NOC :
Tingkat Kenyamanan : Tingkat persepsi positif terhadap kemudahan
fisik dan psikologis
Tingkat Depresi : Keparahan alam perasaan melankolis dan kehilangan
minat dengan peristiwa hidup
Pengendalian-Diri Terhadap Depresi : Tindakan individu untuk
meminimalkan melankolia dan mempertahankan minat
dengan
peristiwa hidup
Nyeri : Respons Simpang Psikologis : Keparahan respons simpang
kognitif dan emosi yang dapat diamati atau dilaporkan terhadap nyeri
fisik
Intervensi NIC :
Pemberian Analgesik : Penggunaan agens farmakologis untuk
meredakan atau menghilangkan nyeri
Modifikasi perilaku : Meningkatkan perubahan perilaku
Restrukturisasi Kognitif : Mendorong pasien untuk mengubah
distorsipola pikir dan memandang diri sendiri serta dunia secara lebih
realistis
b. Gangguan
persepsi
sensori
Penglihatan
b.d
gangguan
Batasan Karakteristik :
Subjektif : Distorsi sensori
Objektif :
Perubahan pola perilaku
Perubahan kemampuan penyelesaian masalah
Perubahan ketajaman sensori
Perubahan respons yang biasanya terhadap stimulus
Disorientasi
Halusinasi
Hambatan komunikasi
Iritabilitas
Konsentrasi buruk
Gelisah
Hasil NOC :
Distorsi Kendali Pikir Diri : Pembatasan diri terhadap gangguan
persepsi, proses pikir, dan isi pikir
Status Neurologis : Fungsi Motorik Sensorik/Kranial : Kemampuan
saraf kranial untuk mengenali impuls sensorik dan motorik
Fungsi Sensorik : Kutaneus : Tingkat stimulasi terhadap kulit
dirasakan dengan tepat
Perilaku Kompensasi Penglihatan : Tindakan pribadi untuk
mengompensasi gangguan penglihatan
Tujuan/Kriteria Evaluasi :
Menunjukkan Status Neurologis : Fungsi Motorik Sensorik/Kranial,
yang dibuktikan oleh (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat,
sedang, ringan, atau tidak ada gangguan)
Penciuman
Penglihatan
Pengecapan
Pendengaran
Bicara
Sensasi wajah
Gerakan otot wajah
Gerakan . Terarah
Menunjukkan Orientasi Kognitif , yang dibuktikan oleh indikator
berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada gangguan) : Mengidentifikasi diri, orang terdekat, tempat
saat ini, hari, bulan, dan musim yang benar.
Intervensi NIC :
Peningkatan Komunikasi : Defisit Penglihatan : Membantu
pembelajaran dan penerimaan metode alternatif untuk menjalani hidup
dengan penurunan fungsi penglihatan
Manajemen Waham : Meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan
orientasi realitas pasien yang mengalami keyakinan yang kuat dan salah
yang tidak sesuai dengan kenyataan
Manajemen Lingkungan : Memanipulasi lingkungan sekitar pasien
untuk manfaat terapeutik
Manajemen Halusinasi : Meningkatkan keamanan, kenyaman, dan
orientasi realitas pasien yang mengalami halusinasi
Pemantauan Neurologis : Mengumpulkan dan menganalisi data pasien
untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis
Perasaan
ini
merupakan
isyarat
kewaspadaan
yang
Batasan Karakteristik :
Perilaku :
Penurunan produktivitas
Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa
hidup
Gerakan yang tidak relevan (misalnya, mengeret kaki, gerakan
lengan)
Gelisah
Memandang sekilas
Insomnia
Kontak mata buruk
Resah
Menyelidik dan tidak waspada
Afektif :
Gelisah
Kesedihan yang mendalam
Distres
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Fokus pada diri sendiri
Peningkatan kekhawatiran
Iritabilitas
Gugup
Gembira berlebihan
Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten
Marah
Menyesal
Perasaan takut
Ketidakpastian
Khawatir
Fisiologis :
Wajah tegang
Insomnia
Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
Terguncang
Gemetar atau tremor di tangan
Suara bergetar
Parasimpatis :
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan darah
Penurunan nadi
Diare
Pingsan
Keletihan
Mual
Gangguan tidur
Kesemutan pada ekstremitas
Sering berkemih
Berkemih tidak lampias
Urgensi berkemih
Simpatis :
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Diare
Mulut kering
Wajah kemerahan
Jantung berdebar-debar
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan nadi
Peningkatan reflex
Peningkatan pernapasan
Dilatasi pupil
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi supervfisial
Kedutan otot
Kelemahan
Kognitif :
Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis
Blocking pikiran
Penurunan lapang pandang
Kesulitan untuk berkonsentrasi
Keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
Keterbatasan kemampuan untuk belajar
Mengeskpresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa
hidup
Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik
Fokus pada diri sendiri
Mudah lupa
Gangguan perhatian
Tenggelam dalam dunia sendiri
Melamun
Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain
Faktor yang berhubungan :
Terpajan toksin
Hubungan keluarga/hereditas
Transimisi dan penularan interpersonal
Hasil NOC :
Tingkat Ansietas : Keparahan manifestasi kekhawatiran, ketegangan,
atau perasaan tidak tenang yang muncul dari sumber yang tidak dapat
diidentifikasi
Pengendalian-Diri Terhadap Ansietas : Tindakan personal untuk
menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir, tegang, atau
perasaan tidak tenang akibat sumber yang tidak dapat diidentifikasi
Konsentrasi : kemampuan untuk fokus pada stimulus tertentu
Koping : Tindakan personal untuk mengatasi stresor yang membebani
sumber-sumber individu
Tujuan/Kriteria Evaluasi :
Ansietas berkurang, dibuktikan oleh bukti Tingkat Ansietas hanya
ringan sampai sedang, dan selalu menunjukkan Pengendalian-Diri
Terhadap Ansietas, konsentrasi, dan koping.
Menunjukkan
Pengendalian-Diri
Terhadap
Ansietas,
yang
Intervensi NIC :
Bimbingan
Antisipasi
mempersiapkan
pasien
menghadapi
Batasan Karakteristik :
Subjektif :
Depersonalisasi bagian [tubuh] atau kehilangan melalui kata
gantiretral
Penekanan pada kekuatan yang tersisa dan pencapaian yang tertinggi
Rasa takut terhadap penolakan atau reaksi dari orang lain
Berfokus pada kekuatan, fungsi atau penampilan di masa lalu
Perasaan negatif tentang tubuh (misalnya, perasaan putus asa, tidak
mampu, atau tidak berdaya)
Personalisasi dari bagian tubuh atau bagian tubuh yang hilang
dengan menggunakan nama
Fokus pada perubahan atau kehilangan
Objektif :
Perubahan aktual pada struktur atau fungsi [tubuh]
Perilaku menghindar, memantau, atau mencari tahu tentang tubuh
individu
Perubahan pada kemampuan untuk memperkirakan hubungan spasial
tubuh terhadap lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan social
Memperluas batasan tubuh untuk menggabungkan benda-benda di
lingkungan
Menutupi atau terlalu memperlihatkan bagian tubuh (dengan sengaja
atau tidak sengaja)
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat pada bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi
kronis,
defek
kongenital,
kehamilan]
Kognitif/persepsi [misalnya, nyeri kronis]
Cultural atau spiritual
Perubahan perkembangan
Penyakit
Perceptual
Psikososial [misalnya, gangguan makan]
Trauma atau cedera
Penanganan [misalnya, pembedahan, kemoterapi, dan radiasi]
dan
Hasil NOC :
Adaptasi dengan Ketunadayaan Fisik : Respons adaptif terhadap
tantangan fungsional yang bermakna akibat ketunadayaan fisik
Citra Tubuh : Persepsi terhadap penampilan dan fungsi tubuh sendiri
Perkembangan Anak : 2 Tahun : Penanda kemajuan fisik, kognitif,
dan psikososial pada usia 2 tahun.
Penyesuaian Psikososial : Perubahan Hidup : Respons psikososial
yang adaptif pada individu terhadap perubahan hidup yang bermakna
Harga Diri : Penilaian diri terhadap harga diri
Tujuan/Kriteria Evaluasi :
Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu
menunjukkan adaptasi dengan ketunadayaan fisik, penyesuaian
psikososial : Perubahan hidup, Citra tubuh positif, tidak mengalami
keterlambatan dalam perkembangan Anak, dan Harga diri positif
Menunjukkan Citra Tubuh, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut (sebutkan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering,
atau selalu ditampilkan) :
Kesesuaian antara realitas tubuh, ideal tubuh, dan perwujudan tubuh
Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh
Keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami
gangguan
Intervensi NIC :
Bimbingan Antisipasi : Mempersiapkan pasien terhadap krisis
perkembangan atau krisis situasional
Peningkatan Citra Tubuh : Meningkatkan presepsi sadar dan tak
sadar pasien serta sikap terhadap tubuh pasien
Peningkatan Koping : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan
persepsi stressor, perubahan, atau ancaman yang menghambat,
pemenuhan tuntutan dan peran hidup
Batasan karakteristik
Subjektif : Mengungkapkan masalah secara verbal
Objektif :
Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat
Performa uji tidak akurat
Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan ( sebagai contoh,
histeris, bermusuhan, agitasi, atau apatis )
Hasil NOC
Pengetahuan : Perilaku Sehat : Tingkat pemahaman yang
ditunjukkan mengenai promosi dan perlindungan kesehatan
Pengetahuan : Promosi Kesehatan : Tingkat pemahaman yang
ditunjukkan mengenai informasi yang diperlukan untuk memperoleh
dan mempertahankan kesehatan yang optimal
Pengetahuan : Sumber kesehatan : Tingkat pemahaman yang
ditunjukkan mengenai sumber perawatan kesehatan yang relevan
Intervensi NIC
Edukasi Kesehatan : mengembangkan dan memberikan bimbingan
dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar
perilaku yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas
Panduan Sistem Kesehatan : memfasilitasi lokasi pasien dan
penggunaan layanan kesehatan yang sesuai
Fasilitasi
Pembelajaran
meningkatkan
kemampuan
untuk
DAFTAR PUSTAKA
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35542Kep%20Sensori%20dan%20Persepsi-Askep%20Glaukoma.html
http://rikayuhelmi116.wordpress.com/2012/12/09/asuhan-keperawatanpada-klien-dengan-glaukoma/
http://sofaners.wordpress.com/2013/03/23/asuhan-keperawatan-padapasien-dengan-glukoma/