Você está na página 1de 4

Hipoglikemi

Definisi
Hipoglikemi adalah keadaan penurunan kadar glukosa plasma <50 mg/dL.
Pada laki-laki dan <45 mg/dL pada perempuan serta <40 mg/dL pada bayi dan
anak. Gejala hipoglikemi terjadi jika kadar glukosa darah dibawah 70 mg/dL.
Bebrapa penulis mendefinisikan hipoglikemi sebagai penurunan kadar glukosa
darah >20 mg/dL atau 10-20% di bawah kadar glukosa darah puasa (Immanuel,
2009).

Klasifikasi
Hipoglikemi akut menunjukan gejala dan Triad Whipple merupakan
panduan hipoglikemia yang bermanfaat. Triad tersebut meliputi :
a. Keluhan yang menunjukan adanya kadar glukosa darah plasma yang
rendah.
b. Kadar glukosa yang rendah
c. Hilangnya secara cepat keluhan-keluhan sesudah kelainan biokimiawi
dikorekasi.
Akan tetapi pada pasien diabetes dapat kehilangan kemampuannya untuk
menunjukan adanya atau mendeteksi keluhan dini hipohlikemia. Dengan
menambah kriteria klinis pada pasien diabetes yang mendapat terapi,
hipoglikemia akut dibagi menjadi hipoglikemia ringan, sedang dan berat
a. Hipoglikemia ringan : simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada
gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata.
b. Hipoglikemi sedang : simptomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan
gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata.
c. Hipoglikemia berat : sering (tidak selalu) tidak simptomatik, karena
gangguan kognitif pasien tidak mampu mengatasi sendiri dengan kata lain
pasien membutuhkan pihak ketiga, memputuhkan terapi parenteral dan
disertai dengan koma atau kejang (Sudoyo, 2009).

Faktor Predisposisi

Berbagai faktor yang merupakan predisposisi atau mempresipitasi hipoglikemi


menurut Sudoyo (2009) adalah :
1. Kadar insulin berlebihan
a. Dosis berlebihan
b. Peningkatan bioavailibilitas insulin
2. Peningkatan sensitivitas insulin
a. Defisiensi hormon counter regulatory
b. Penurunan berat badan
c. Latihan jasmani, postpartum
3. Asupan karbohidrat kurang
a. Makan tertunda atau lupa, porsi makan kurang
b. Diet slimming, anorexia nervosa
c. Muntah, gastroparesis
d. Menyusui
4. Lain-lain
a. Absorbsi yang cepat, pemulihan glikogen otot
b. Alkohol

Keluhan dan Gejala


Berikut ini keluhan dan gejala hipoglikmei akut yang sering dijumpai menurut
Sudoyo (2009) antara lain:
1. Gangguan otonomik : berkeringat, jantung berdrebar, tremor dan lapar.
2. Neuroglikopenik : bingung (confusion), mengantuk, sulit berbicara,
inkordinasi, perilaku yang berbeda, gangguan visul dan parestesi.
3. Malaise : mual dan sakit kepala.

Terapi
Terapi awal hipoglikemia yang serius (menimbulkan bingung atau koma)
adalah pemberian bolus intravena 25 atau 50 g glukosa sebagai larutan 50 persen
diikuti infus konstan glukosa sampai pasien dapat makan. Makanan penting
karena pengisian glikogen hati tidak efektif dengan sejumlah kecil glukosa
intravena. Pasien dalam katagori pengguanaan glukosa berlebihan bisa

memerlukan sejumlah besar glukosa intravena untuk memertahankan kesadaran.


Tidak cukup dengan memberikan infus dextrose 5 persen dengan kecepatan 1-2
ml/menit dan menganggap pasien terlindungi mungkin membutuhkan larutan
dextrose 20-30 persen. Pengukuran konsentrasi glukosa kapiler yang sering harus
dilakukan dengan strip reagen yang sensitif untuk glukosa untuk menilai
keefektifan kecepatan infus glukosa. Glukosa intravena biasanya dapat dihentikan
begitu pasien sudah dapat makan tetapi inihanya bisa dapat ditentukan dengan
coba-coba. Reaksi adrenergi tanpa abnormalitas sistem saraf dapat diobati dengan
karbohidrat oral dan tidak memerlukan terapi parenteral (Isselbacher, 2008).
Hipoglikemi akibat sulfonilurea dapat berlangsung lama (berhari-hari).
Pasien sering kembali koma jika infus glukosa terlalu cepat dihentikan. Alasan
efek yang diperpanjang tidak selalu jelas, meskipun interaksi obat, penyakit hati
dan gagal ginjal dapat memainkan peranan dalam sebagian kasus (Isselbacher,
2008).
Terapi media merupakan indikasi dari insulinoma hanya untuk persiapan
operasi. Ada dua obat yang tersedia, diazoxide dan oktreotid,oktapeptid kerja
panjang analog somatostatin. Diazoxida dapat diberikan secara intravena atau per
oral dalam dosis 300-1200 mg/hari. Karena sifatnya yang menahan garam,
pemberian obat ini disertai dengan diuretika. Oktreotid diberkan subkutan dalam
dosis terbagi 100 sampai 600 g/hari. Obat ini dapat menyebabkan mual, diare
dan merupakan faktor predisposisi kolelitiasis (Isselbacher, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Immanuel, Suzanna dan Alvina. 2009. Postprandial Hypoglycemia. Jurnal
Kedoteran Indonesia. Volume : 59, Nomer 7.
Sudoyo, Aru W., et all. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.
Jakarta : Internal Publishing.
Isselbacher, Kurt J., et all. 2008. Horrison Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : EGC.

Você também pode gostar