Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
3.
4.
urin. Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, cairan berkumpul di sekitar sel dan di dalam darah, dan jantung harus
bekerja semakin keras, dan tekanan darah meningkat karena lebih banyak tekanan pada dinding pembuluh darah.
Fungsi jantung dapat menurun karena kerja berlebih tersebut.
Potasium/kalium. Kurangnya asupan potasium atau kalium dapat meningkatkan tekanan darah, karena fungsinya
adalah untuk mengimbangi sodium.
Alkohol. Konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Mekanisme alkohol dalam meningkatkan tekanan
darah tidak begitu jelas. Kemungkinannya adalah pada pengkonsumsi alkohol, terjadi over-aktivitas simpatetik dan
peningkatan level plasma nonadrenalin.
Walau begitu peningkatan tekanan darah pada orang yang mengkonsumsi alkohol secara akut, sifatnya hanya
transien dan akan kembali normal jika orang tersebut berhenti mengkonsuminya untuk beberapa hari.
Lemak Hewani. Vegetarian pada umumnya memiliki tekanan darah yang lebih rendah daripada non-vegetarian.
Kemungkinan berhubungan dengan tingginya jumlah serat pada diet vegetarian membentuk mekanisme protensi
terhadap hipertensi.
Kalsium. Konsumsi rendah kalsium kemungkinan memberi kontribusi pada meningkatnya tekanan darah. Walau
begitu ini masih merupakan kontroversi.
Aktivitas. Latihan dinamik meningkatkan tekanan darah, sedangkan latihan isometrik sangat meningkatkan tekanan
darah. Walau begitu, statistik menunjukkan bahwa orang yang berolahraga secara teratur lebih sehar dan memiliki
tekanan darah yang lebih rendah daripada yang tidak. Latihan teratur juga menurunkan risiko penyakit jantung koroner
pada normotensi dan hipertensi.
Gaya Hidup.
Merokok. Tekanan darah meningkat setelah konsumsi satu atau dua batang rokok. Terlepas dari efek akut tersebut,
studi epidemiologi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara merokok dan peningkatan
tekanan darah. Walau begitu, terdapat fakta bahwa prevalensi perokok tinggi pada pengidap hipertensi maligna.
Pengidap hipertensi yang juga perokok memiliki risiko kematian lebih tinggi, terutama karena kardiak. Merokok
berhubungan dengan atheromatous renal arteri stenosis.
Stres. Stres akut menstimuli peningkatan tekanan darah. Namun hubungan antara stres dan peningkatan tekanan
darah terbias pula dengan faktor-faktor lain seperti ekonomi, diet lemak, kalori, elektrolit, dan konsumsi alkohol juga
konsumsi rokok.
Limbah logam. Cadmium dan timah, yang merupakan polutan lingkungan, diklaim dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Mekanismenya masih belum jelas.
Temperatur. Orang yang tinggal di daerah yang dingin cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi,
kemungkinan karena pressor-effect langsung. Pada daerah panas, sodium lebih banyak keluar melalui keringat, dan
vasodilatasi lebih mudah terjadi.
Daftar Pustaka:
Beevers, D Gareth. Hypertension in Practice, 2nd Ed. London: Martin Dunitz Ltd, 1995.
Benetos, Athanase.. et al. Influence of Age, Risk-factors, and Cardiovascular and Renal Disease on Arterial Stiffness: Clinical
Applications.
American
Journal
of
Hypertension,
15,
1101-1108,
11
July
2002.
http://www.nature.com/ajh/journal/v15/n12/full/ajh2002195a.html [diunduh 29 Januari 2008]
Mayo Clinic Staff. Hypertension Risk Factors. Jun 5, 2007.
http://www.mayoclinic.com/health/high-blood-pressure/DS00100/DSECTION=4 [diunduh 30 Januari 2008]
Simon,
Harvey...
et
al.
Hypertension
Risc
Factors.
4
Desember
2007.
A.D.A.M.
http://health.nytimes.com/health/guides/disease/hypertension/risk-factors.html [diunduh 30 Januari 2008]