Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ii
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
BAB II
10
A. Kesimpulan ...................................................................................
10
B. Saran ..............................................................................................
10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang harus dikuasai oleh bangsa
Indonesia. Bahkan bahasa Indonesia pernah dijadikan isi sumpah pemuda yang
berbunyi Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa
Indonesia.
pemersatu bangsa diatas berbagai perbedaan bahasa yang dimiliki oleh berbagai
suku di Indonesia. Selain itu, bahasa Indonesia sudah ditetapkan sebagai bahasa
Negara, seperti tercantum dalam pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945. Oleh
karena itu, semua warga negara Indonesia wajib menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
kesalahan
berbahasa,
para
pemakai
bahasa
harus
berupaya
data
beberapa
kesalahan
berbahasa
yang
terjadi
dan
menganalisisnya untuk dijadikan acuan dalam berbahasa yang akan dibahas lebih
lanjut dalam makalah ini.
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Menentukan Tujuan
Anda harus jelas mengetahui tujuan pengumpulan data kesalahan berbahasa,
misalnya anda mengumpulkan data kesalahan berbahasa untuk mengetahui
kesalhan berbahasa yang dibuat siswa anda dalam berpidato, bercerita,
menjawab pertanyaan, berdiskusi atau yang lain atau untuk mengetahui
kesalahan berbahasa siswa dalam menulis atau mengarang.
(1) Tataran bunyi yang terdiri atas
(a) Lafal
(b) Ejaan
B.
Selain siapa yang akan menjadi objek penelitian maka lokasi juga sangat
relevan dalam pengumpulan data kesalahan berbahasa. Anda jangan terlalu
ambisius dalam melakukan penelitian. Anda dapat mulai dari proyek-proyek
kecil saja, misalnya mengumpulkan data dari siswa anda sendiri di dalam
kelas, kemudian dikembangkan satu kelas pararel, satu sekolah dan
seterusnya.
Pada prinsipnya sampel yang baik adalah sampel yang benar-benar dapat
mewakili populasi atau sasara penelitian. Untuk menentukannya anda dapat
gunakan berbagai teknik sampling.
C. Menentukan Metode
Metode atau teknik yang dapat digunakan untuk menjaring kesalahan
berbahasa diantaranya yaitu:
(1) Teknik sadap
(2) Teknik sadap libat cakap
(3) Teknik sadap bebas libat cakap
(4) Teknik rekam
(5) Teknik catat
Teknik sadap merupakan teknik dasar untuk metode simak. Pada praktiknya,
dalam metode ini anda dapat menyimak dengan cara menyadap pembicaraan.
Dengan segala kecerdikan, anda mencuri dengar (menyadap pembicaraan)
seseorang atau beberapa orang. Teknik itu dapat dikembangkan dengan
teknik lenjutannya yaitu teknik sadap libat cakap, yaitu dengan cara anda ikut
serta dalam proses pembicaraan itu sambil diam-diam memperhatikan dan
merekam dalam hati pembicaraan para pembicara yang lain. Teknik itu dapat
anda kembangkan lagi dengan teknik lanjutannya yakni teknik simak bebas
libat cakap. Anda tidak terlibat dalam dialog percakapan. Anda hanya sebagai
pemerhati yang dengan penuh minat dan ketekunan mengikuti pembicaraan
orang-orang yang hanyut dalam proses dialog.
Ketika teknik pertama dan kedua itu digunakan, sekaligus anda dapat
melakukan perekaman dengan menggunakan tape recorder. Teknik itu
dianggap sebagai teknik ketiga, yakni teknik rekam. Proses perekaman
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kewajaran proses kegiatan
pembicaraan yang terjadi. Oleh karena itu sebaiknya kegiatan merekam tanpa
sepengetahuan para pembicara. Disamping perekaman, dapat pula anda
melakukan pencatatan kartu data yang segera anda lanjutkan dengan kegiatan
lain. Pencatatan dengan alat tulis tersebut dapat dipandang sebagai teknik
lanjutan keempat yang disebut teknik catat. Teknik tersebut dapat dilakukan
langsung ketika teknik pertama atau kedua selesai digunakan atau sesudah
perekaman dilakukan. Pencatatan dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga
macam transkripsi, yakni transkripsi ortografis, fonemis, atau fonetis
D. Menyusun Instrumen
Langkah berikutnya ialah merancang instrument pengumpul data. Dalam
penjelasan terdahulu disebutkan bahwa data anda dapat bersifat lisan dan
dapat pula bersifat tertulis. Data lisan dapat anda peroleh dengan
menggunakan instrument panduan wawancara, atau panduan berbicara. Anda
dapat menentukan, misalnya siswa diajak Tanya jawab tentang lingkungan
sekolah, keluarga, hobi, dan sebagainya. Anda juga dapat menyiapkan
gambar cerita. Siswa diminta untuk menceritakan gambar tersebut dengan
bahasanya. Berikut ini contoh instrument panduan wawancara yang berupa
gambar yang dapat dipakai sebagai bahan bercerita siswa:
Contoh 1:
Subjek
: Siswa Kelas 2 SD
Topik
Panduan Wawancara
1. Siapa namamu ?
2. Siapa nama ayahmu ?
3. Siapa nama ibumu ?
4. Apakah kamu punya kakak atau adik ?
5. Siapa nama kakak dan adikum ?
6. Apa pekerjaan ayahmu ?
Apabila anda menginginkan data yang anda lakukan bersifat tertulis, anda
dapat membuat instrument ujian menulis atau mengarang. Misalnya, menulis
narasi, deskripsi, argumentasi, dan sebagainya.
Contoh:
Buatah sebuah karangan narasi yang panjangnya kurang lebih 300 kata.
Pilihlah salah satu judul berikut ini:
1. Libur sekolah
2. Pertandingan sepak bola antar sekolah
3. Pramuka di sekolah
4. Pondok Ramadan
5. Kegemaran saya
E. Pengambilan Data
Langkah berikutnya ialah melaksanakan pengumpulan data kesalahan
berbahasa. Untuk melaksanakan pengumpulan data tersebut, anda sebaiknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
kecermatan
tersendiri
ditranskripsikan.
dan
kerja
keras
karena
harus
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Langkah pertama untuk mengadakan analisis kesalahan berbahasa ialah
mengumpulkan data kesalahan berbahasa. Untuk memperoleh data lisan
maupun data tertulis perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan sasaran penelitian
3. Menentukan metode dan teknik
4. Menyusun instrument
5. Mengambil data
B. Saran
Pengumpulan data kesalahan berbahasa sebaiknya dilakukan dengan adanya
bukti yang kuat dari berbagai sumber. Dengan mempelajarinya lebih lanjut
tentang pengumpulan data kesalahan berbahasa, kita mendapatkan banyak
bekal pengetahuan sehingga lebih peka terhadap kesalahan-kesalahan
berbahasa yang dilakukan oleh siswa.
10