Você está na página 1de 2

Nama : Muhammad Faiq Amrulloh

Kelas : VI Ibnu Rusdy

Tarsius Binatang Unik dan Langka

Tarsius (diantaranya Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus) adalah


binatang unik dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai
monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya
terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina
sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling
dikenal adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaituTarsius
tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil,
krabuku kecil atau Pygmy tarsier). Kesemua jenis tarsius termasuk
binatang langka dan dilindungi di Indonesia.
Nama Tarsius diambil berdasarkan ciri fisik tubuh mereka yang istimewa,
yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka
dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga
memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki
hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan
ketiga yang memiliki cakar.
Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar
10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang
merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat
57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.
Ciri-ciri fisik tarsius yang unik lainnya adalah ukuran matanya yang sangat besar. Ukuran mata
tarsius lebih besar ketimbang ukuran otaknya. Ukuran matanya yang besar ini sangat bermanfaat
bagi makhluk nokturnal (melakukan aktifitas pada malam hari) ini sehingga mampu melihat
dengan tajam dalam kegelapan malam.
Tarsius juga memiliki kepala yang unik karena mampu berputar
hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti burung hantu.
Telinga satwa langka ini pun mampu digerak-gerakkan untuk
mendeteksi keberadaan mangsa.
Sebagai makhluk nokturnal, tarsius hanya beraktifitas pada sore

hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Oleh sebab itu
Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah serangga seperti
kecoa, jangkrik. Namun terkadang satwa yang dilindungi di Indonesia ini juga memangsa reptil
kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau
sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng. Di Taman Nasional
Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara. Di sini wisatawan secara
mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di dunia itu. Tarsius juga dapat ditemukan di
Filipina (Pulau Bohol). Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan, Tarsius
lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan balao cengke atau tikus jongkok jika
diartikan ke dalam bahasa Indonesia.
Tarsius menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Hewan ini menandai pohon
daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon
ke pohon dengan lompatan hingga sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan
dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka
melompat ketika berada di tanah.
Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi
diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis jika dibandingkan 10 tahun terakhir dimana
jumlah satwa yang bernama latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor. Bahkan untuk
Tarsius pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali diketemukan lagi.
Penurunan populasi tarsius dikarenakan rusaknya hutan sebagai habitat utama satwa langka ini.
Selain itu tidak sedikit yang ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda.
Binatang yang dilindungi ini digunakan sebagai cemilan saat meneguk minuman ber alkohol cap
tikus.
Satu lagi, bintang langka dan unik ini sangat sulit untuk di kembang biakan di luar habitatnya.
Bahkan jika ditempatkan dalam kurungan, tarsius akan melukai dirinya sendiri hingga mati
karena stres.

Dampak positif primata kecil Tarsius ini adalah :


1. Hewan yang sangat unik dan langka
2. Termasuk hewan yang dilindungi dan dilestarikan

Dampak negatif primata kecil Tarsius ini adalah :


1. Harus hidup di hutan
2. Tidak bisa hidup di dalam kurungan, karena akan melukai dirinya
3. Sering di konsumsi oleh orang untuk cemilan saat meneguk minuman beralkohol

Você também pode gostar