Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BENCANA NUKLIR
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana dan Kejadian Luar
Biasa Semester Lima Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2014
Disusun oleh :
Kelompok 07 IKM-B 2012
DEWI MEI C. M.
101211131023
101211131047
101211133010
101211133028
MARIATUL FITHRIASARI
101211133060
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 3
BAB 2. PEMBAHASAN ..................................................................................... 6
2.1 PRA BENCANA ................................................................................... 6
2.1.1 Pencegahan Bencana Kecelakaan Nuklir ..................................... 6
2.1.2 Mitigasi Bencana Nuklir ............................................................... 8
2.1.3 Kesiapsiagaan ............................................................................... 9
2.2 SAAT BENCANA ................................................................................ 18
2.3 PASCA BENCANA .............................................................................. 21
2.3.1 Recovery (Pemulihan) .................................................................. 21
2.3.2 Rekonstruksi ................................................................................. 22
BAB 3. KESIMPULAN ....................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
Bahaya yang berasal dari kondisi teknologi atau industri, termasuk kecelakaan,
prosedur berbahaya, kegagalan infrastruktur atau aktivitas manusia yang spesifik, yang
dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, penyakit atau dampak kesehatan lain,
kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan
ekonomi, atau kerusakan lingkungan.
Beberapa contoh bahaya teknologi termasuk polusi industri, radiasi nuklir, limbah
beracun, kegagalan bendungan, kecelakaan transportasi, ledakan pabrik, kebakaran, dan
tumpahan bahan kimia. Bahaya teknologi juga mungkin timbul secara langsung sebagai
akibat dari dampak peristiwa bencana alam. Kecelakaan Nukir atau Kebocoran nuklir
adalah dampak yang paling ditakutkan dibalik manfaaat energi nuklir bagi manusia.
Dalam catatan sejarah manusia terdapat kejadian kecelakan nuklir tersbesar di dunia di
antaranya adalah kecelakaan Chernobyl, Three Mile Island Amerika dan mungkin di
Fukushima Jepang.
Kebocoran nuklir terjadi ketika sistem pembangkit tenaga nuklir atau kegagalan
komponen menyebabkan inti reaktor tidak dapat dikontrol dan didinginkan sehingga
bahan bakar nuklir yang dilindungi yang berisi uranium atau plutonium dan produk
fisi radioaktif mulai memanas dan bocor. Sebuah kebocoran dianggap sangat serius
karena kemungkinan bahwa kontainmen reaktor mulai gagal, melepaskan elemen
radioaktif dan beracun ke atmosfir dan lingkungan. Dari sudut pandang pembangunan,
sebuah kebocoran dapat menyebabkan kerusakan parah terhadap reaktor, dan
kemungkinan kehancuran total.
Beberapa kebocoran nuklir telah terjadi, dari kerusakan inti hingga kehancuran
total terhadap inti reaktor. Dalam beberapa kasus hal ini membutuhkan perbaikan besar
atau penutupan reaktor nuklir.Sebuah ledakan nuklir bukanlah hasil dari kebocoran
nuklir karena, menurut desain, geometri dan komposisi inti reaktor tidak membolehkan
kondisi khusus memungkinkan untuk ledakan nuklir. Tetapi, kondisi yang
menyebabkan kebocoran dapat menyebabkan ledakan non-nuklir. Contohnya, beberapa
kecelakaan tenaga listrik dapat menyebabkan pendinginan bertekanan tinggi,
menyebabkan ledakan uap. Kecelakaan Nukir atau Kebocoran nuklir adalah dampak
yang paling ditakutkan dibalik manfaaat energi nuklir bagi manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10. Harus mempunyai rencana evakuasi dan peraturan yang jelas terkait
mitigasi untuk penduduk sekitar.
2.1.3 KESIAPSIAGAAN
Salah satu kewajiban pengusaha instalasi nuklir adalah memiliki program
kesiapsiagan
nuklir
yang
menghasilkan
beberapa
kajian
terintegrasi
Nuklir),
antara
lain
10
11
informasi
awal
kepada
ketua
penanggulangan
kedaruratan nuklir;
iii. melakukan koordinasi satuan pelaksana di lapangan dalam
pelaksanaan pemulihan awal, operasi pembersihan, perlindungan
terhadap
petugas
penanggulangan
dan
langkah
langkah
perlindungan lainnya;
iv. memberikan masukan dan rekomendasi dalam penanggulangan
kedaruratan kepada ketua penanggulangan kedaruratan nuklir; dan
v. mengawasi dan mengkoordinasikan pelaksana operasi dalam
melakukan tugasnya.
12
medis
pada
korban,
memisahkan
korban
Selain itu, ada humas bagian biro kerjasama, hukum, dan humas
bidang PKNS-PKTN yang mengkoordinasikan pemberian informasi
tentang kedaruratan nuklir yang terjadi, upaya penanggulangan, dan
paska penanggulangan. Kemudian bantuan luar yaitu organisasi
13
Kepala
Badan
Tenaga
Nuklir
Nasional
Nomor:
2. Koordinasi
Koordinasi meliputi sistem hubungan kerja antar organisasi yang
terkait dalam fungsi penanggulangan kedaruratan nuklir, prosedur
koordinasi dengan organisasi terkait lain (contohnya pemberitahuan dan
permintaan bantuan), dan perjanjian atau dokumen tertulis dengan
organisasi atau pihak terkait lain untuk melaksanakan tindakan
penanggulangan kedaruratan nuklir (Sunardi, 2011).
Salah satu contoh sistem koordinasi penanggulangan kedaruratan
nuklir di kawasan nuklir Serpong dilakukan secara terintegrasi
berdasarkan struktur organisasi agar dapat berjalan sesuai rencana.
Koordinasi pelaksanaan penanggulangan kedaruratan nuklir di KNS
terdiri atas penanggulangan kedaruratan dalam jam kerja dan di luar jam
kerja (Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor:
184/KA/IX/2012 Tentang Program Kesiapsiagaan Nuklir Kawasan
Nuklir Serpong Badan Tenaga Nuklir Nasional).
3. Prosedur Penanggulangan
Prosedur penanggulangan terhadap kecelakaan harus disusun
berdasarkan uraian potensi bahaya radiasi seperti di uraikan di atas,
dengan dilengkapi prosedur/juklak/ juknis, deteksi awal, pelaporan,
tindakan penanggulangan, survei radiasi dan monitoring, pertolongasn
pertama dan penyelamatan korban, proteksi dan evakuasi masyarakat,
dekontaminasi korban dan peralatan, penetapan dalam keadaan darurat
dan penetapan keadaan darurat telah berakhir, evaluasi dan analisis
penyebab kecelakaan (Simanjutak, 2008).
14
Kepala
Badan
Tenaga
Nuklir
Nasional
Nomor:
15
16
desa
siaga
dapat
terlaksana
dengan
baik. Upaya
untuk
17
18
sebuah pusat cepat tanggap untuk bencana tenaga atom tersebut. Perdana
Menteri Jepang akan bertindak selaku kepala tim tersebut.
b. Pemerintah Jepang bekerja sama dengan IAEA, yakni organisasi yang
mengawasi penggunaan Nuklir damai, membentuk Internasional Fact Finding
Expert Mission of The Fukushima (22 Mei 1 Juni 2011) dalam merespon
kecelakaan yang terjadi pada beberapa PLTN di Jepang, khususnya PLTN
Fukushima Daiichi. Tim tersebut terdiri dari 18 ahli nuklir dari 10 negara
(Muhari, 2011).
c. Internasional Fact Finding Expert Mission of The Fukushima melakukan
persiapan sarana dan prasarana dalam melaksanakan misinya untuk
melakukan investigasi awal di daerah bencana. Persiapan sarana dan
prasarana tersebut berguna untuk melakukan pengecekan terhadap kebutuhan
selama melakukan investigasi bencana (23 Mei 2011).
d. Internasional Fact Finding Expert Mission of The Fukushima melakukan
investigasi awal terhadap kondisi dan situasi PLTN Fukushima (24 Mei
2011). Investigasi tersebut dilakukan untuk memastikan kondisi PLTN bahwa
lokasi tersebut masih layak untuk ditelusuri dengan memperhatikan standar
prosedur yang telah disepakati.
e. Tim tersebut melakukan pertemuan dengan Menteri-menteri Jepang yang
terkait, yakni Kementrian Luar Negeri, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan
dan Olahraga, serta Kementrian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (25 mei
2011). Pertemuan tersebut merupakan respon tanggap yang dilakukan
pemerintah untuk menanggulangi permasalahan yang timbul saat bencana
tersebut terjadi (Muhari, 2011).
f. Melakukan review terhadap kerusakan PLTN Fukushima dan PLTN Tokai
(26 Mei 2011). Seluruh anggota tim melakukan review terhadap
operasinalisasi PLTN untuk memastikan bahwa PLTN tersebut masih bisa
dikendalikan setelah terjadi kebocoran.
g. Penelitian ke lokasi PLTN (27 Mei 2011). Tim melakukan inspeksinya
dimulai pada 27 Mei 2011 dan berakhir pada 29 Mei 2011. Kemudian
selanjutnya akan dibahas mengenai hasil inspeksi dan investigasi yang akan
dijadikan sebagai rekomendasi bagi Pemerintah Jepang dan pihak Tepco.
19
20
Keselamatan Nuklir, yakni panel penasihat yang terdiri dari para ahli nonpemerintah.
Jepang telah memiliki sistem kesiapan darurat yang terorganisir dengan
baik, dan sistem respon seperti yang ditunjukkan oleh penanganan kecelakaan
Fukushima.
JAEA
bekerja
berdampingan
dengan
Kementerian
21
terkena, seperti yang dicatat oleh National Institute for Defense Studies
Jepang pada awal tahun 2012.
c. Pemulihan
keamanan
dan
ketertiban;contohnya
Nuclear
Security
(JAEA)
melakukan
dekontaminasi
kolam
renang
yang
22
23
BAB III
KESIMPULAN
Beberapa contoh bahaya teknologi termasuk polusi industri, radiasi nuklir,
limbah beracun, kegagalan bendungan, kecelakaan transportasi, ledakan pabrik,
kebakaran, dan tumpahan bahan kimia. Kecelakaan Nukir atau Kebocoran nuklir adalah
dampak yang paling ditakutkan dibalik manfaaat energi nuklir bagi manusia. Dalam
catatan sejarah manusia terdapat kejadian kecelakan nuklir tersbesar di dunia di
antaranya adalah kecelakaan Chernobyl, Three Mile Island Amerika dan mungkin di
Fukushima Jepang.
Pelaksanaan penanganan bencana nuklir meliputi tiga siklus utama. Yang
pertama adalah kegiatan pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Kegiatan Pra
Bencana meliputi pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana untuk mengurangi
dampak yang mungkin timbul akibat dari bencana nuklir tersebut. Selanjutnya adalah
respon saat bencana yang membutuhkan gerak cepat dan efektif dai berbagai pihak.
Kejadian bencana direspon berdasarkan kapasitas yang dimiliki oleh wilayah setempat,
baik itu dari segi sarana prasarana hingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya.
Segala mekanisme permintaan dan pemberian bantuan di daerah bencana dilakukan
secara berjenjang. Oleh karena itu, pendataan mengenai jumlah korban, lokasi, waktu,
tenaga kesehatan, dan tenaga non-kesehatan penting untuk dilakukan untuk menjamin
kelancaran proses pemberian logistic atau bantuan di daerah tersebut
Siiklus yang terakhir adalah tahap atau kegiatn pasca bencana yang merupakan
tahapan paling penting. Meliputi dua kegiatan besar antara lain recovey dan
rekonstruksi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana, pemulihan atau recovery adalah serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana
dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan
upaya rehabilitasi. Sedangkan rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada
wilayah pascabencana.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bpbd.jabarprov.go.id/index.php/en/component/k2/item/32-menatakehidupan-baru-melalui-jitu-kajian-kebutuhan-pasca-bencana
[diakses
pada
2011.
Japan
Mission.
Didapat
dari
(http://www.iaea.org/
Jakarta:
Direktorat Mitigasi.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 09 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Protokol Tambahan Pada
Sistem
Pertanggungjawaban dan
Bapeten
N0.
05-P/Ka-Bapeten/I-03
25
petunjuk
pelaksanaan
program
Sidik Permana dkk., .2011. Belajar dari Bencana Jepang. Institute for Science and
Technology Studies (ISTECS).
Simanjutak, A (2008) Upaya Pengenalan Program Kesiapsiagaan Pada Desa Siaga.
SEMINAR NASIONAL IV SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 25-26
AGUSTUS 2008. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN.
Sunardi dan Sudi Ariyanto (2011)
KEDARURTAN
NUKLIR
PLTN
MURIA.
Prosiding
Seminar
Nasional
26