Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
modul
kuliah.2003
Yoseph
Indrayanto.
Bag.Biologi
FK.UNS.
available
at
http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/ANDROPAUSE.pdf
ANDROPAUSE
Definisi
Andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang mempunyai kumpulan
gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita. Istilah andropause berasal
dari bahasa Yunani, Andro artinya pria sedangkan Pause artinya penghentian. Jadi secara harfiah
andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria. Berbeda dengan wanita yang
mengalami menopause, dimana produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang
akan berhenti dengan cara yang relatif mendadak, pada pria penurunan produksi spermatozoa,
hormon testosteron dan hormon hormon lainnya sedemikian perlahan.
Gejala :
1. Gangguan vasomotor : tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.
2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati: mudah lelah, menurunnya motivasi,
berkurangnya ketajaman mental/institusi, keluhan depresi, hilangnya rasa percaya diri dan
menghargai diri sendiri.
3. Gangguan virilitas: menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan
dan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah abdominal dan
osteoporosis.
4. Gangguan seksual: menurunnya minat terhadap seksual/libido, perubahan tingkah laku dan
aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi / disfungsi
ereksi / impotensi, berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi.
Penyebab
Penurunan hormon pada andropause terjadi secara perlahan sehingga sering kali tidak
menimbulkan gejala. Keluhan baru timbul jika ada penyebab lain yang mempercepat penurunan
hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya.
Beberapa penyebab tersebut antara lain :
1. Faktor lingkungan
a) Bersifat fisik: bahan kimia yang bersifat estrogenik yang sering digunakan dalam
bidang pertanian, pabrik dan rumah tangga.
b) Bersifat psikis:suasana lingkungan (tidak erotis), kebisingan dan perasaan tidak
nyaman.
2. Faktor Organik (Perubahan hormonal)
Penyakit-penyakit tertentu dapat menyebabkan perubahan hormonal yang dapat
mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya. Penyakit tersebut
antara lain : diabetes mellitus (kencing manis), varikokel (pelebaran pembuluh darah testis),
prostatitis kronis (Infeksi pada prostat), kolesterol yang tinggi, obesitas, atropi testis dsb.
3. Faktor Psikogenik
Penyebab psikogenik sering dianggap sebagai faktor timbulnya berbagai keluhan
andropause setelah terjadi penurunan hormon testosteron.
Diagnosa :
Karena kumpulan gejala andropause yang mirip dengan penyakit lain, maka untuk mendiagnosa
penyakit
ini
harus
dirangkaikan
dengan
pemeriksaan
lainnya,
seperti
pemeriksaan psikologi.
Perubahan tingkah laku dikonfirmasi dengan alloanamnesa (anamnesa terhadap
keluarga / saudara)
Pengobatan
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi andropause adalah pemberian
hormon testosteron, yang lebih dikenal sebagai pengobatan sulih hormon (hormone replacement
therapy, HRT) dengan testosteron. Seperti halnya pengobatan sulih hormon estrogen pada wanita
menopause, sulih hormon testosteron pada pria andropause juga efektif dan bermanfaat, serta
tidak menimbulkan rasa sakit. Namun pengobatan ini tidak diberikan kepada semua pria, karena
pada pria dengan gejala-gejala andropause, mungkin juga mengidap masalah kesehatan lain yang
dapat
menimbulkan
gejala-gejala
tersebut.
Terdapat beberapa keadaan yang tidak mengizinkan pria andropause diberikan pengobatan sulih
hormon, yaitu:
Kanker prostat
Pada beberapa kasus lain, pengobatan sulih hormon ini bahkan mungkin tidak
tepat. Bilamana terdapat keadaan berikut ini, pengobatan sulih hormon testosteron perlu
dipertimbangkan apakah akan menjadi pilihan terbaik.
Penyakit hati
Pembesaran prostat
Penyakit ginjal
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengobatan sulih hormon testosteron:
1. Pemeriksaan fisik lengkap. Pria usia lanjut harus mempunyai indikasi jelas untuk
diberikan testosteron.
2. Pemeriksaan laboratorium untuk profil lemak darah, hemoglobin, dan kadar hormon.
3. Penderita hipogonadisme yang diduga disebabkan oleh kelainan pada
hipofisis/hipotalamus harus diperiksa menyeluruh.
4. Pemeriksaan fungsi hati.
5. Pemeriksaan colok dubur dan antigen spesifik-prostat (prostate specific antigen , PSA).
6. Penderita dengan gejala gangguan saluran kemih bawah tidak boleh diberikan
pengobatan sulih hormon testosteron
7. Kanker prostat merupakan kontraindikasi mutlak untuk pemberian testosteron.
8. Pemberian testosteron dianjurkan dalam bentuk ester injeksi, oral, atau tempelan di kulit.
9. Respons klinis merupakan petunjuk terbaik untuk menentukan dosis yang dibutuhkan.