Você está na página 1de 4

Sc:

modul

kuliah.2003

Yoseph

Indrayanto.

Bag.Biologi

FK.UNS.

available

at

http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/ANDROPAUSE.pdf
ANDROPAUSE
Definisi
Andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang mempunyai kumpulan
gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita. Istilah andropause berasal
dari bahasa Yunani, Andro artinya pria sedangkan Pause artinya penghentian. Jadi secara harfiah
andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria. Berbeda dengan wanita yang
mengalami menopause, dimana produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang
akan berhenti dengan cara yang relatif mendadak, pada pria penurunan produksi spermatozoa,
hormon testosteron dan hormon hormon lainnya sedemikian perlahan.

Mekanisme terjadinya Andropause.


Mekanisme terjadinya andropause adalah karena menurunnya fungsi dari sistem
reproduksi pria, yang selanjutnya menyebabkan penurunan kadar testosteron sampai dengan
dibawah angka normal.
Hormon yang turun pada pada andropause ternyata tidak hanya testosteron saja,
melainkan penurunan multi hormonal yaitu penurunan hormon DHEA, DHEAS, Melantonin,
Growth Hormon, dan IGFs (Insulin like growth factors). Oleh karena itulah banyak pakar yang
menyebut andropause dengan sebutan lain seperti Adrenopause (deficiency DHEA/DHEAS),
Somatopause ( deficiency GH/Insulin like Growth Factor), PTDAM (Partial Testosteron
Deficiency in Aging Male), PADAM (Partial Androgen deficiency in Aging Male), Viropause,
Climacterium pada pria, dsb.
Umumnya andropause dimulai pada umur 30-60 tahun. Keluhan atau gejala-gejala pada
andropause tidak terjadi sekaligus dan bisa terjadi pada umur yang sangat bervariasi. Perubahan
hormonal dan biokimiawi tubuh secara pasti akan terjadi dengan bertambahnya usia, tetapi tidak
semua pria akan mengalami keluhan andropause.

Gejala :
1. Gangguan vasomotor : tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.
2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati: mudah lelah, menurunnya motivasi,
berkurangnya ketajaman mental/institusi, keluhan depresi, hilangnya rasa percaya diri dan
menghargai diri sendiri.
3. Gangguan virilitas: menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan
dan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah abdominal dan
osteoporosis.
4. Gangguan seksual: menurunnya minat terhadap seksual/libido, perubahan tingkah laku dan
aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi / disfungsi
ereksi / impotensi, berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi.

Penyebab
Penurunan hormon pada andropause terjadi secara perlahan sehingga sering kali tidak
menimbulkan gejala. Keluhan baru timbul jika ada penyebab lain yang mempercepat penurunan
hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya.
Beberapa penyebab tersebut antara lain :
1. Faktor lingkungan
a) Bersifat fisik: bahan kimia yang bersifat estrogenik yang sering digunakan dalam
bidang pertanian, pabrik dan rumah tangga.
b) Bersifat psikis:suasana lingkungan (tidak erotis), kebisingan dan perasaan tidak
nyaman.
2. Faktor Organik (Perubahan hormonal)
Penyakit-penyakit tertentu dapat menyebabkan perubahan hormonal yang dapat
mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya. Penyakit tersebut
antara lain : diabetes mellitus (kencing manis), varikokel (pelebaran pembuluh darah testis),
prostatitis kronis (Infeksi pada prostat), kolesterol yang tinggi, obesitas, atropi testis dsb.

3. Faktor Psikogenik
Penyebab psikogenik sering dianggap sebagai faktor timbulnya berbagai keluhan
andropause setelah terjadi penurunan hormon testosteron.

Diagnosa :
Karena kumpulan gejala andropause yang mirip dengan penyakit lain, maka untuk mendiagnosa
penyakit

ini

harus

dirangkaikan

dengan

pemeriksaan

lainnya,

seperti

Perubahan hormonal dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium.


Perubahan mental dan fisik dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik, fungsi tubuh, dan

pemeriksaan psikologi.
Perubahan tingkah laku dikonfirmasi dengan alloanamnesa (anamnesa terhadap
keluarga / saudara)

Pengobatan
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi andropause adalah pemberian
hormon testosteron, yang lebih dikenal sebagai pengobatan sulih hormon (hormone replacement
therapy, HRT) dengan testosteron. Seperti halnya pengobatan sulih hormon estrogen pada wanita
menopause, sulih hormon testosteron pada pria andropause juga efektif dan bermanfaat, serta
tidak menimbulkan rasa sakit. Namun pengobatan ini tidak diberikan kepada semua pria, karena
pada pria dengan gejala-gejala andropause, mungkin juga mengidap masalah kesehatan lain yang
dapat

menimbulkan

gejala-gejala

tersebut.

Terdapat beberapa keadaan yang tidak mengizinkan pria andropause diberikan pengobatan sulih
hormon, yaitu:

Kanker payudara (pada pria)

Kanker prostat

Pada beberapa kasus lain, pengobatan sulih hormon ini bahkan mungkin tidak
tepat. Bilamana terdapat keadaan berikut ini, pengobatan sulih hormon testosteron perlu
dipertimbangkan apakah akan menjadi pilihan terbaik.

Penyakit hati

Penyakit jantung atau pembuluh darah

Edema (pembengkakan muka, tangan, kaki, telapak kaki)

Pembesaran prostat

Penyakit ginjal

Diabetes mellitus (penyakit gula, kencing manis)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengobatan sulih hormon testosteron:

1. Pemeriksaan fisik lengkap. Pria usia lanjut harus mempunyai indikasi jelas untuk
diberikan testosteron.
2. Pemeriksaan laboratorium untuk profil lemak darah, hemoglobin, dan kadar hormon.
3. Penderita hipogonadisme yang diduga disebabkan oleh kelainan pada
hipofisis/hipotalamus harus diperiksa menyeluruh.
4. Pemeriksaan fungsi hati.
5. Pemeriksaan colok dubur dan antigen spesifik-prostat (prostate specific antigen , PSA).
6. Penderita dengan gejala gangguan saluran kemih bawah tidak boleh diberikan
pengobatan sulih hormon testosteron
7. Kanker prostat merupakan kontraindikasi mutlak untuk pemberian testosteron.
8. Pemberian testosteron dianjurkan dalam bentuk ester injeksi, oral, atau tempelan di kulit.
9. Respons klinis merupakan petunjuk terbaik untuk menentukan dosis yang dibutuhkan.

Você também pode gostar