Você está na página 1de 31

ANALGESIK ANTIPIRETIK

Oleh:
Dr. Hj. Ietje Wientarsih Apt.MSc.
Lina Noviyanti Sutardi, Apt. M.Si

DEFINISI
Analgesik adalah obat yang digunakan untuk
menghilangkan, mengurangi nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Antipiretik adalah obat yang digunakan
untuk menurunkan panas atau suhu tubuh.
Sekitar 90% analgesik mpy efek antipiretik
Antiinflamasi adalah obat yang digunakan
untuk mengurangi peradangan

DEFINISI
Nyeri pengalaman sensorik dan motorik yang
tidak menyenangkan, berhubungan dengan
adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi
yang menggambarkan kerusakan tsb
Gejala Nyeri dapat digambarkan rasa benda
tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa
terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang
merambat, rasa nyeri yang hilang timbul dan
berbeda tempat nyeri.

Penggolongan Analgetika
1.

Analgetika perifer (non narkotik), yang


terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja
sentral.
2. Analgetika narkotik khusus digunakan
untuk menghalau rasa nyeri hebat
seperti pada fractura dan kanker
bersifat spt opium atau morfin

ANALGETIKA PERIFER
Secara kimiawi, dibagi dalam:
1. Parasetamol
2. Salisilat (asetosal, salisilamid)
3. Penghambat prostaglandin (NSAIDs),
co: ibuprofen
4. Derivat-derivat pirazolinon:
metamizol (antalgin, analsik,danalgin)
5. Lainnya: benzidamin HCl (Tantum)

ANALGETIKA PERIFER
Masing-masing obat memiliki:
Perbedaan struktur kimia
Persamaan dalam efek terapi dan efek
samping
Prototipe golongan ini adalah Aspirin
obat mirip aspirin (Aspirin like)

EFEK ANALGESIK
Efektif terhadap nyeri dengan intensitas
rendah sampai sedang misalnya sakit
kepala.
Efektif terhadap nyeri yang berkaitan
dengan inflamasi, misal: radang.

EFEK ANALGESIK
Efek analgesiknya jauh lebih lemah
daripada efek analgesik opiat.
Tidak menimbulkan ketagihan dan tidak
menimbulkan efek samping sentral yang
merugikan.

EFEK ANALGESIK
Mengubah persepsi modalitas sensorik
nyeri, tidak mempengaruhi sensorik lain.
Nyeri akibat terpotongnya saraf aferen
(yg mengarah ke SSP), tidak teratasi
dengan obat mirip aspirin.
Nyeri kronis pasca bedah dapat diatasi
oleh obat mirip aspirin.

EFEK ANTIPIRETIK
Obat ini menurunkan suhu badan hanya
pada keadaan demam.
Tidak semuanya berguna sebagai
antipiretik karena bersifat toksik apabila
digunakan secara rutin atau terlalu lama.
co: Fenilbutazon dan antirematik lainnya

EFEK ANTIINFLAMASI
Lebih dimanfaatkan sebagai antiinflamasi
pada arthritis rheumatoid, osteoatritis.
Tetapi harus hanya meringankan gejala nyeri
dan inflamasi yang berkaitan dengan
penyakitnya secara simtomatik, tidak
menghentikan, memperbaiki atau mencegah
kerusakan jaringan pada kelainan
musculoskeletal.

EFEK SAMPING

Induksi tukak lambung


Anemia
Hepatotoksik
Kerusakan ginjal
Reaksi alergi pada kulit

Kehamilan dan Laktasi


Parasetamol dianggap paling aman bagi
wanita hamil dan menyusui
Asetosal, NSAIDs dan metamizol dapat
mengganggu perkembangan janin.

CONTOH
Asam asetil salisilat (Asetosal, Aspirin,
Naspro)
Asam mefenamat (Ponstan)
Parasetamol (Sanmol, Panadol, Tempra )
Ibuprofen (Proris)
Salisilamid (Neozep)
Metamizol (Antalgin, Dolo Neurobion,
Novalgin)

ASPIRIN
asam asetilsalisilat (asetosal) keluarga salisilat
analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor),
antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi.

memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam


dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah
serangan jantung.

ASPIRIN
Nama "Aspirin" - ternyata dari jaman Yunani
kuno, dan diperkenalkan oleh Bapak Para
Dokter se-dunia - yaitu Hippocrates.
Hippocrates
tidak
menyebut
Aspirin,
melainkan menyebut tumbuhan bernama
willow yang bila batangnya dikeringkan dan
dijadikan bubuk, dapat menghilangkan rasa
sakit.

ASPIRIN
tahun 1829, ilmuwan mengisolasi bahan dalam
tumbuhan willow meredakan rasa sakit
salicin.
Dapat menghilangkan sakit, tapi memiliki efek
samping terhadap perut.
Tahun 1853, Charles Frederic Gerhardt (ahli
kimia Perancis) menetralkan salicin alami
menjadi asam salisilat (salicylic acid) lewat
penyanggaan (buffering) dengan natrium dan
asam asetat. Asam salisilat ini lebih "ramah"
terhadap perut.

ASPIRIN
tahun 1899,Felix Hoffmann (seorang ahli
kimia Jerman), yang bekerja bagi Bayer,
menemukan kembali formula Gerhardt
"Aspirin"
obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk
tablet.
Dalam menyambut Piala Dunia FIFA di
Jerman, replika tablet aspirin raksasa
dipajang di Berlin sebagai bagian dari
pameran terbuka Deutschland, Land der
Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide").

Parasetamol/acetaminophen
Merupakan derivat para amino fenol. Di
Indonesia penggunaan parasetamol sebagai
analgesik dan antipiretik, telah
menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai
analgesik, parasetamol sebaiknya tidak
digunakan terlalu lama karena dapat
menimbulkan nefropati analgesik.

Parasetamol/acetaminophen
Jika dosis terapi tidak memberi
manfaat, biasanya dosis lebih besar
tidak menolong.
Dalam sediaannya sering dikombinasi
dengan cofein yang berfungsi
meningkatkan efektivitasnya tanpa
perlu meningkatkan dosisnya.

Ibuprofen
merupakan derivat asam propionat yang
diperkenalkan banyak negara.
bersifat analgesik dengan daya
antiinflamasi yang tidak terlalu kuat.
Efek analgesiknya sama dengan aspirin.

Asam mefenamat
sangat kuat terikat pada protein
plasma, sehingga interaksi dengan obat
antikoagulan harus diperhatikan.
Efek samping terhadap saluran cerna
sering timbul misalnya dispepsia dan
gejala iritasi lain terhadap mukosa
lambung.

Tramadol
Senyawa sintetik berefek spt morfin.
untuk sakit nyeri menengah hingga parah.
Sediaan tramadol pelepasan lambat
nyeri menengah - parah yang memerlukan
waktu yang lama.
Jangan minum tramadol lebih dari 300 mg
sehari.

Fentanyl

termasuk gol. analgesik narkotika.


digunakan sbg penghilang nyeri.
bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular)
untuk menghilangkan sakit yang
disebabkan kanker.

TERIMA KASIH

Wassalaamualaikum wr. wb.

ANALISIS KUALITATIF
1. Reaksi warna:
FeCl3
: ungu (dipanaskan)
Hasil sublimasi+FeCl3: ungu
Reaksi kristal
: sublimasi
2. Spektrum inframerah menunjukkan
lambda yang sama seperti pada asetosal
BPFI

ANALISIS
KUANTITATIF
Titrasi Bebas Air
Titrasi asam basa
Spektrofotometri UV

ANALISIS
KUANTITATIF
Titrasi asam basa:
1. 1,5 gram, masukkan kedalam labu
2. Tambah 50 ml NaOH 0,5 N
3. Didihkan perlahan-lahan selama 10
menit
4. Tambah indikator fenolftalein LP.
5. Titrasi kelebihan NaOH dengan
asam sullfat 0,5 N
(FI, IV hal
31)

ANALISIS
KUANTITATIF
Timbang 1,5 g sampel
Tambahkan 50 mL NaOH 0,5 N
didihkan selama 10 menit
Sisa NaOH dititrasi kembali dengan
H2SO4 0,5 N, indikator
fenolftalein (3 tetes)
(Higuchi, hal 17)

ASAM SALISILAT
Timbang saksama 3 g,
Larutkan dalam 15 ml etanol (95%)
P hangat yang telah dinetralkan
terhadap larutan merah fenol P,
Tambahkan 20 ml air.
Titrasi dengan natrium hidroksida
0,5N menggunakan indikator
larutan merah fenol P. (FI edisi III
hal 56-57)

ASAM SALISILAT
Timbang 500 mg sampel
Dilarutkan dalam alkohol yang telah
dinetralkan dengan 0,1 N NaOH,
dengan 3 tetes fenolftalein sebagai
indikator.
Titrasi dengan 0,1 N NaOH sampai
terbentuk warna merah muda
(Higuchi, Hal
15)

Você também pode gostar