Você está na página 1de 3

Tinjauan Teoritis antara idealisme,Realisme,dan Materialisme

I. IDEALISME
a.Pengertian Pokok.
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas
roh-roh (sukma) atau jiwa. ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu.
b.Perkembangan Idealisme.
Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia.
Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Yang
menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun
alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide
sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan
pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham
idealisme hilang sarna sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang
disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.
Pada jaman Aufklarung ulama-ulama filsafat yang mengakui aliran serba dua seperti
Descartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang bersifat kerohanian dan kebendaan
maupun keduanya mengakui bahwa unsur kerohanian lebih penting daripada kebendaan. Selain
itu, segenap kaum agama sekaligus dapat digolongkan kepada penganut Idealisme yang paling
setia sepanjang masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang mendalam.
Puncak jaman Idealiasme pada masa abad ke-18 dan 19 ketika periode Idealisme. Jerman sedang
besar sekali pengaruhnya di Eropah.realisme adalah suatu sikap/pola pikir yang mengikuti arus.
Individu yang realistis cenderung bersikap mengikuti lingkungannya dengan mengabaikan
beberapa/semua nilai kebenaran yang dia yakini. Sama dengan idealisme, realisme tumbuh
secara perlahan dalam jiwa dan pikiran seseorang.
Namun perlu diperhatikan juga bahwa idealisme tidak bisa berdiri sendiri. Idealisme juga
memerlukan realisme. Idealisme dan sikap realistik bagaikan dua sisi mata uang yang saling
melengkapi satu sama lain secara absolut. Tanpa adanya sikap realistik, idealisme hanya akan
menjadi angan-angan utopis: bagaikan mimpi di siang bolong. Sikap idealis tanpa sifat realistis
hanya akan menjadi bunga tidur dalam kehidupan yang tidak lebih baik dari khayalan orang sakit
jiwa.
II. REALISME Ialah suatu pemikiran yang berkonsep pada pandangan kenyataan di
lapangan.Realisme juga tidak hanya terbatas pada individu, tapi juga pada level-level diatasnya
dari tingkat organisasi kecil hingga ke tingkat negara. Nilai-nilai realisme yang mempengaruhi
individu pada umumnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan materi. Namun tidak tertutup
kemungkinan juga pada hal-hal lain seperti budaya politik, norma reliji (sistem kepercayaan) dan
banyak hal-hal lainnya.
.Idealisme pada dasarnya adalah perubahan, terlepas dari apakah perubahan itu baik atau
buruk. Sebagai contoh idealisme positif, ingat ketika Martin Luther menentang gereja Katolik
Eropa? Banyak orang ketika itu mencemoohnya sebagai orang yang idealis dengan menafikkan
kenyataan-kenyataan di lapangan dan keamanan hidupnya sendiri. Namun dengan kekuatan
idealisme yang luar biasa akhirnya Martin Luther mampu melahirkan gerakan reformasi (pada
masa itu) dan tetap bertahan hingga hari ini.

Untuk contoh buruknya, lihat idealisme yang dilakukan oleh Adolf Hitler. Dengan
keyakinannya atas buruknya kaum Yahudi dan Komunisme, dia bisa menjadi penguasa Eropa
dan membinasakan kaum Yahudi dan Komunis. Padahal ketika zamannya ketika itu, korporasi
Yahudi dan dominasi politik komunis begitu kental dilingkungannya sehingga pada awal-awal
perjuangannya Hitler justru lebih banyak mendapat hinaan dan cemooh ketimbang dukungan.
Tentu saja contoh buruk ini jangan ditiru karena justru merupakan kemunduran dalam peradaban
manusia.
Sebutlah semua pemimpin besar dunia: Mahatma Gandhi, Mother Teressa, Aung an su kyi,
Che Guevara, Soekarno, Julius Caesar, Socrates dan masih banyak pemimpin besar dunia
lainnya yang penuh dengan idealisme-idealismenya walaupun kadang hal itu menjadi faktor
utama berakhirnya hidup mereka.
Socrates contohnya: dia bersikukuh bahwa pemerintahan demokrasi Athena pada kala itu adalah
pemerintah yang busuk dan korup. Walaupun banyak kerabatnya dan murid-muridnya yang
membujuknya agar tidak terlalu idealis dengan keyakinannya karena akan membahayakan
nyawanya, dia tetap saja lantang menentang demokrasi Athena. Walhasil, senat Athena
memerintahkannya menenggak racun sebagai bentuk hukuman mati atas penghinaannya kepada
senat, dan matilah Socrates dalam memperjuangkan ideali
c.Tokoh-tokohnya.
1.Plato (477 -347 Sb.M)
2.B. Spinoza (1632 -1677)
3.Liebniz (1685 -1753)
4.Berkeley (1685 -1753)
5.Immanuel Kant (1724 -1881)
6.J. Fichte (1762 -1814)
7.F. Schelling (1755 -1854)
8.G. Hegel (1770 -1831)

III. MATERIALISME
a. Pengertian Pokok.
Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain
materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
b. Perkembangan Materialisme.
Pada abad pertama masehi faham Materialisme tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan
pada abad pertengahan, orang menganggap asing terhadap faham Materialisme ini. Baru pada
jaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan penganut yang penting
di Eropah Barat.
Pada abad ke-19 pertengahan, aliran Materialisme tumbuh subur di Barat. Faktir yang
menyebabkannya adalah bahwa orang merasa dengan faham Materialisme mempunyai harapanharapan yang besar atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. Selain itu, faham Materialisme ini
praktis tidak memerlukan dalildalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang
pada kenyataankenyataan yang jelas dan mudah dimengerti.
Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana.

Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada abad ke-19 tidak mengakui adanya
Tuhan (atheis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat. Pada masa ini, kritikpun muncul
di kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme. Adapun kritik yang dilontarkan
adalah sebagai berikut :
1. Materialisme menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari khaos (kacau
balau). Padahal kata Hegel. kacau balau yang mengatur bukan lagi kacau balau namanya.
2. Materialisme menerangkan bahwa segala peristiwa diatur oleh hukum alam. padahal pada
hakekatnya hukum alam ini adalah perbuatan rohani juga.
3. Materialisme mendasarkan segala kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri.
padahal dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar alam itu sendiri yaitu Tuhan.
4. Materialisme tidak sanggup menerangkan suatu kejadian rohani yang paling mendasar
sekalipun.
c. Tokoh-tokohnya.
1. Anaximenes ( 585 -528)
2. Anaximandros ( 610 -545 SM)
3. Thales ( 625 -545 SM)
4. Demokritos (kl.460 -545 SM)
5. Thomas Hobbes ( 1588 -1679)
6. Lamettrie (1709 -1715)
7. Feuerbach (1804 -1877)
8. H. Spencer (1820 -1903)
9.Karl maxx
Didalam sebuah pemikiran Perlu ada keseimbangan koheren antara sifat idealisme dan
realistis agar menjadi manusia seutuhnya. Sikap realistis diperlukan untuk memahami dan
menginsyafi kondisi riil di lapangan. Sedangkan sikap idealis diperlukan untuk memperbaiki
atau menyempurnakan kekurangan yang terjadi dalam realita. Tidak mungkin seorang manusia
hanya mengikuti arus (realistis) selama-lamanya, atau hidup akan menjadi statis. Tidak mungkin
juga seorang manusia hanya mengutamakan idealismenya semata dengan mengacuhkan realita
kalau tidak ingin dikatakan seorang pemimpi.
Jadi pada kenyataannya, sikap idealis dan realis bukanlah suatu hal yang saling
berkontradiktif. Justru sebaliknya, kedua hal itu harus selaras berjalan dalam pikiran dan sikap
kita agar hidup selalu mengalami progresifitas. Keseimbangan antara idealisme dan realism
dapat menghasilkan output yang tentunya lebih baik daripada hanya condong ke satu sisi saja.

Você também pode gostar