Você está na página 1de 3

Pengertian Reaksi Oksidasi:

Reaksi oksidasi adalah reaksi penambahan atau pengikatan oksigen. Dapat juga disebut sebagai
reaksi pelepasan elektron. Pada reaksi oksidasi ini terjadi kenaikan bilangan oksidasi.
Pengertian Reaksi Reduksi:
Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen. Dapat juga disebut sebagai reaksi penambahan
jumlah elektron. Pada reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi
Prinsip reaksi Reduksi- Oksidasi:
Prinsip reaksi reduksi-oksidasi yang selanjutanya disebut dengan reaksi redoks adalah
perpindahan elektron dari satu zat ke zat yang lainnya sehingga zat- zat tersebut mengalami
perubahan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi adalah jumlah bilangan positif ataupun negatif
yang menandakan jumlah elektron dalam suatu unsur. Suatu zat yang teroksidasi akan
mengalami kenaikan bilangan oksidasi karena zat tersebut telah melepaskan elektronnya,
sedangkan suatu zat yang tereduksi akan mengalami penurunan bilangan oksidasi karena telah
menerima elektron.
Tujuan praktikum:
Tujuan dari praktikum reaksi reduksi oksidasi ini adalah mengetahui terjadinya reaksi reduksi
dan reaksi oksidasi pada suatu zat tertentu dengan menggunakan logam seng, logam tembaga,
larutan CuSO4 dan larutan AgNO3.
Fungsi Bahan:
1. Logam Seng
Logam seng dalam praktikum kali ini berperan dalam reaksinya dengan larutan tembaga
sulfat 1 M sebagai agen pereduksi, logam seng berperan dalam mengoksidasi unsur Cu
dalam larutan CuSO4 sehingga menghasilkan endapan berwarna merah. Endapan
berwarna merah tersebut merupakan logam Cu hasil reaksi redoks.
2. Logam Tembaga
Logam tembaga dalam praktikum kali ini berperan dalam reaksinya dengan larutan perak
nitrat 1 M sebagai agen perekduksi, logam tembaga berperan dalam mengoksidasi unsur
Ag dalam larutan AgNO3 sehingga menghasilkan endapan berwarna perak yang
merupakan logam perak hasil reaksi redoks.
3. Larutan CuSO4 1 M
Unsur Cu dalam larutan CuSO4 1 M berfungsi sebagai agen pengoksidasi yang akan
bereaksi dengan logam seng. Larutan ini tidak mengiritasi saat terkena kulit.

4. Larutan AgNO3 1 M
AgNO3 merupakan lartan yang memiliki pH antara 6-7( asam- netral). Jika terkena kulit
larutan ini akan menyebabkan iritasi kulit. Unsur Ag dalam larutan AgNO3 1 M
berfungsi sebagai agen pengoksidasi yang akan bereaksi dengan logam tembaga.
Reaksi yang terjadi pada percobaan 1 dan percobaan 2 :
Percobaan I :
Zn(s) + CuSO4

ZnSO4(aq)

+ Cu(s)

Percobaan II :
Cu(s) + 2 AgNO3(aq)

Cu(NO3)2(aq) + 2 Ag (s)

Tanda- tanda terjadinya reaksi redoks pada percobaan I dan percobaan II:

Reaksi redoks pada percobaan I ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah.
Endapan berwarna merah ini merupakan ion Cu dalam larutan CuSO4 yang tereduksi
sehingga kehilangan elektronnya. Ion Cu ini kemudian akan mengendap menjadi logam
Cu. Logam Cu inilah yang membentuk endapan berwarna merah. Selain itu pada
percobaan I larutan akan memudar warnanya dari biru muda menjadi bening, perpudaran
warna ini disebabkan karena berkurangnya logam Cu dalam larutan. Gelembung yang
timbul pada larutan merupakan akibat dari adanya pengikatan oksigen.
Pada percobaan II, reaksi redoks ditandai dengan terbentuknya endapan perak. Endapan
ini merupakan ion Ag dalam larutan AgNO3 yang tereduksi membentuk logam Ag. Pada
percobaan II ini warna larutan akan berubah dari bening menjadi biru muda, perubahan
ini disebabkan oleh terbentuknya CuNO3.

Reaksi Autoredoks
Reaksi autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi redoks dimana agen pereduksi dan agen
pengoksidasinya merupakan unsur yang sama:

Reaksi koproporsionasi
Reaksi koproporsionasi adalah reaksi redoks dimana hasil reduksi dan hasil oksidasinya
merupakan unsure yang sama:

Reaksi Redoks Spontan dan Tidak Spontan


Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang proses terjadinya tidak memerlukan energi
listrik atau energi aktivasi. Suatu reaksi redoks dapat diketahui apakah merupakan reaksi spontan
atau tidak spontan dengan cara menghitung energi potensial komponen yang terlibat dalam
reaksi. Apabila energi potensial antara kedua komponen berjumlah positif maka reaksi tersebut
merupakan reaksi spontan. Sebaliknya apabila energi potensial berjumlah negatif makan reaksi
tersebut merupakan reaksi tidak spontan. Reaksi tidak spontan adalah reaksi yang memerlukan
energi agar dapat berlangsung.
Deret Volta
Suatu unsur dapat diketahui apakah unsur tersebut cenderung mengalami reduksi atau
mengalami oksidasi melalui deret volta:

Semakin ke kiri kedudukan logam dalam deret volta maka akan semakin kuat kemampuan logam
tersebut untuk melepaskan elkctron, sehingga logam tersebut cenderung akan mengalami
oksidasi. Sebaliknya semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret volta maka semakin
kuat kemampuan logam tersebut untuk menerima elektron sehingga logam tersebut akan lebih
mudah mengalami reduksi.

Você também pode gostar