Você está na página 1de 9

Faktor Risiko terhadap Kejadian Malaria

Prakosa Jati Prasetyo


Abstrak
Latar belakang: Malaria adalah penyakit yang re-emerging (menular kembali
secara massal) dan masih merupakan masalah di Indonesia. Penyakit menular ini
disebabkan oleh Plasmodium.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko
terhadap kejadian malaria.
Metode Statistik: Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan
pendekatan case control (retrospektif). Metode penarikan sampel untuk kelompok
kasus dan kelompok kontrol yaitu total sampling. Jumlah sampel minimal untuk
masing-masing kasus dan kontrol yaitu dengan perbandingan 1:1.
Hasil: Pendapatan (OR=3,95, 95% CI = 1,442-6,642) merupakan faktor risiko,
pemakaian Kelambu (OR=3,1, 95% CI =0,933-10,298) merupakan faktor risiko,
pemasangan kawat kasa (OR=25,081, 95% CI = 5,658-111,17) merupakan faktor
risiko. Kebiasaan keluar malam hari (OR=4,706, 95% CI = 2,099-10,552)
merupakan faktor risiko. Letak Kandang (OR=3,619, 95% CI = 1,745-7,504)
merupakan faktor risiko. Riwayat pernah pergi ke daerah endemis (OR = 24,375,
95% CI = 3,144-188,95) merupakan faktor risiko. Letak semak-semak (OR =
68,571, 95% CI = 15,305-307,218) merupakan faktor risiko. Genangan Air
(OR=24,294, 95% CI= 9,318-63,338) merupakan faktor risiko.
Kesimpulan: pendapatan, pemakaian kawat kasa, kebiasaan keluar malam hari,
pemakaian obat antinyamuk, letak kandang, semak-semak merupakan faktor
risiko Malaria di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas Tahun 2012.
Kata Kunci : Malaria, Faktor risiko, Kecamatan Tambak.
Abstrak

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria adalah salah satu penyakit yang masih mengakibatkan masalah
besar pada kesehatan masyarakat, penyakit ini disebabkan oleh Plasmodium sp.
Malaria merupakan penyakit yang membahayakan untuk kesehatan sehingga
dibutuhkan diagnosis dini yang tepat (National Institute of Malaria Research,
2009).
Malaria masih menjadi masalah kesehatan bagi dunia, berdasarkan data
WHO angka kematian yang tinggi sebesar 660.000, salah satunya di wilayah
Asia Tenggara. (WHO, 2012). Indonesia salah satu negara di kawasan Asia
Tenggara yang memiliki angka kejadian malaria cukup tinggi. Menurut
Departemen Kesehatan tahun 2009 bahwa angka kejadian malaria tertinggi di
kawasan Indonesia bagian Timur (Menteri Kesehatan RI, 2009)
Jawa Tengah adalah salah satu provinsi yang memiliki permasalahan
dengan penyakit malaria. Saat ini masih ditemukan High Case Incidence(HCI)
pada sekitar 31 desa di 5 kabupaten (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012).
Kabupaten Banyumas salah satu kabupaten dengan morbiditas penyakit
malaria cukup tinggi dibeberapa wilayah, terutama tahun 2011 dan 2012. Pada
tahun 2012 kejadian malaria tertinggi terdapat di Kecamatan Tambak sebesar
76 kasus (Dinas Kesehatan Banyumas, 2012). Menurut Kuswanto (2005) di
Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas terdapat beberapa faktor risiko
kejadian malaria yaitu kebersihan rumah, dinding rumah, ventilasi, genangan

air, sawah, parit, pemakaian kelambu, dan obat anti nyamuk. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan di Papua pada tahun 2007, bahwa penduduk yang
memiliki pendapatan < 1.006.000 memiliki risiko 4,32 kali untuk terkena
penyakit malaria (Babba et al., 2007).
Kebiasaan kegiatan yang dilakukan oleh manusia juga mempengaruhi
kejadian malaria seperti aktifitas di malam hari, pemasangan kelambu pada
tempat tidur, pemasangan kawat kasa, dan pemakaian obat anti nyamuk
(Karmelita, 2011). Sehingga berdasarkan pustaka diatas hipotesis dari
penelitian ini adalah terdapat hubungan antara penggunaan kelambu,
pemasangan kawat kasa, kebiasaan keluar malam hari, pemakaian obat
antinyamuk, riwayat sakit malaria, jumlah pendapatan, pernah pergi ke daerah
endemis, letak kandang ternak dan tempat perindukan nyamuk (genangan air,
rawa-rawa, semak-semak, dan hutan) terhadapkejadian malaria.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko malaria
yang terdapatdi Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas tahun 2012.
Sedangkan manfaat penelitian adalah menambah pengetahuan tentang faktor
risiko malaria dan untuk menambahkan informasi sebagai upaya preventif
kejadian malaria di Kecamatan Tambak tahun 2012

II.

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan atau design penelitian yang digunakan adalah penelitian
observasi analitik matched case control study. Sampel pada penelitian ini
dibagi menjadi 2 yaitu sampel kasus dan sampel kontrol dimana keduanya
disamakan menurut umur dan jenis kelaminnya. Teknik pengambilan sampel
adalah total sampling, sehingga sampel kasus adalah setiap pasien

yang

didiagnosis positif malaria di wilayah kerja Puskesmas Tambak tahun 2012,


sedangkan kontrol adalah seseorang yang tidak menderita malaria pada periode
yang sama dan memiliki karakteristik wilayah berbeda dengan kasus. Sampel
kasus didapatkan melalui data sekunder dari puskesmas.
Berikutnya instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuisioner, sehingga peneliti mendapatkan faktor risiko malaria yang terdapat di
Kecamatan Tambak. Selanjutnya, analisis data pada penelitian akan dilakukan
secara analsis univariat, bivariat dengan metode chi square test. Waktu dan
tempat penelitian dilaksanakan bulan Juni-September di Kecamatan Tambak
Kabupaten Banyumas tahun 2014.

III.

HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan Analisis Bivariat (chi square test) dan analisis multivariat
didapatkan sebagai berikut;
Tabel 3.1 Hasil Analisis Bivariat Faktor Risiko Malaria di Kecamatan
Tambak 2012
No
1.

2.
3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Faktor
Risiko
Pendapatan

Kategori

OR

1. < 1 juta
2. > 1 juta

3,95

Pemakaian
Kelambu
Pemasangan
Kawat Kasa

1. Ya
2. Tidak
1. Tidak
Memasang
2. Memasang
1. Ya
2. Tidak

3,100

1. Ya
2. Tidak

Kebiasaan
Keluar
malam hari
Penggunaan
obat
antinyamuk
Letak
kandang dari
tempat
tinggal
Riwayat
Pernah Pergi
ke
daerah
endemis
sebelumnya
Letak
semaksemak
dengan tepat
tinggal
Genangan

95%
CI
1,4426,642

0,93310,298
5,658111,17
3
2,09910,552

0,055

11,083

4,67326,285

0,000

1. > 10 meter
2. < 10 meter

3,619

1,7457,504

0,000

1. Ya
2. Tidak

24,375

3,144188,95

0,000

1. > 1 km
2. < 1 km

68,571

15,305
307,21
8

0,000

1. > 1 km

24,294

9,318-

0,000

25,081

4,706

0,003

0,000

0,000

Air

2. < 1 km

63,338

B. Pembahasan
Hasil Analisis bivariat pada setiap variabel faktor risiko kejadian
malaria menunjukan hubungan yang signifikan pada faktor risiko
pendapatan, pemasangan kawat kasa, kebiasaan keluar malam hari,
penggunaan obat antinyamuk, letak kandang, letak semak-semak, dan
genangan air. Ini didasarkan pada p-value < 0,05 dengan nilai 0,05.

IV.

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan

dapat

disimpulkan bahwa faktor risiko kejadian malaria di Kecamatan Tambak


Kabupaten Banyumas tahun 2012 adalah pendapatan, pemakaian kawat kasa,
kebiasaan keluar malam hari, pemakaian obat antinyamuk, letak kandang,
semak-semak.

Daftar Pustaka

Babba, I., Suharyo, H., Suwandi, S. 2007. Faktor-Faktor Risiko yang


Mempengaruhi Kejadian Malaria (Studi Kasus Malaria di wilayah kerja
Puskesmas Hamadi kota Jayapura )(Thesis). Semarang: Artikel Publikasi
Universitas Diponegoro
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2012. Buku Saku Kesehatan Jawa Tengah 2012.
Semarang: Dinas Kesehatan Jawa Tengah
Karmelita, D. 2011. Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Individu Sebagai
Faktor Risiko Kejadian Malaria (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada
Kuswanto. 2005. Analisis Faktor Faktor Risiko Kejadian Malaria di Kecamatan
Kemranjen Kabupaten Banyumas (Tesis). Semarang: Universitas
Diponegoro
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 293/Menkes/Sk/Iv/2009 Tentang Eliminasi
Malaria di Indonesia Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta:
Menteri Kesehatan RI 2009
National Institute of Malaria Research. 2009. Guidelines for Diagnosis and
Treatment of Malaria in India 2009. India: WHO Country Office

Você também pode gostar