Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dalam jurnal ini dibahas mengenai efek dari tim pendidikan diabetes atau yang
disebut dengan tim perawatan diabetes pada diabetesi tipe 1. Peran dari Tim Perawatan
Kesehatan Diabetes merupakan suatu komponen dasar yang memang khusus ditujukan
diabetesi Tipe 1 dewasa muda . Gabungan dari Tim Perawatan Kesehatan Diabetes
terdiri dari ahli endokrin, perawat spesialis diabetes melitus, dokter umum, serta ahli gizi
(nutrisi). Adanya Tim ini sangat membatu diabetes tipe 1 untuk mereka agar dapat
mengelola sendiri komponen dasar perawatan penyakit mereka dari pertama di
diagnose oleh dokter sampai sepanjang hidup .
Tujuan di bentuknya Tim ini tidak lain untuk menggambarkan pengalaman
pendidikan diabetes dari perspektif dewasa muda dengan Diabetes Melitus Tipe 1.
Sealin itu penelitian ini juga bermaksdkan untuk memperbaiki sistem tim pelayanan
kesehatan agar dapat berfokus kepada pasien atau individualism dan menyamaratakan
edukasi kepasa semua dewasa muda dengan diabetes melitus tipe 1.
Jurnal ini menggunakan sampel dewasa muda karena sulitnya dalam menaati
apa yang seharusnya di lakukan sehingga control glikemik yang ditujukan untuk
menunda atau mencegah onset diabetes gagal dalam mempertahankan tingkat control
glikemik yang telah direkomendasikan oleh dokter sebelumnya. Mereka dipilih yang
lebih berpengalaman dalam hal teknologi, namun dewasa muda ternyata memiliki
tingkatan buruk dari layanan kesehatan diabetes melitus. Dilihat dari tingkat gesekan
tinggi terhadap layanan kesehatan ternyata mereka lebih sering masuk ke layanan
kesehatan padahal mereka seharusnya lebih memahami dan mengerti , hal ini di
pengaruhi karena jarang mau nurut serta tidak melibatkan pasien saat memberikan
pelayanan pendidikan.
Pendidikan
Diabetes
merupakan
intervensi
klinis
yang
memberikan
efektif dan pendidikannya mungkin terstruktur. Sistem ini di lakukan menuju sistem
yang lebih peduli kepada pasien untuk menyamaratakan informasi dan pendidikan
kepada dewasa muda yang menyandang Diabetes Melitus Tipe 1. Saat ini perkembangan
terbaru telah bergerak untuk melaksanakan program pendidikan diabetes berstruktur
group. Menurut pembelajaran sosial telah mendorong perkembangan ini. Pada Negara
yang Maju terdapat pembelajaran internasional terkemukan seperti program
penyesuaian dosis normal makan (DAFNE) yang tersedia di Inggris, Irlandia, Australia,
Singapura, dan Kuwait. Namun sangat disayangkan terdapat data yang tidak diterbitkan
yaitu data yang mengukur penggunaan program oleh peserta yang cocok. Oleh sebab itu,
lulusan kursus DAFNE akan mendapat follow up individu oleh tim perawatan kesehatan
pada kebutuhan dasar. Tetapi rekomendasi tindak lanjut mengenai pemberian edukasi
dengan pendidik America Diabetes Association mengalihkan untuk pendidikan diabetes
menjadi lebih individual dan bukan group.
Pendidikan diabetes yang disesuaikan dengan individu ternyata terdapat
beberapa isu-isu bahwa orang dengan Diabetes Melitus Tipe 1 sebagai hambatan untuk
pendididkan yang efektif. Namun peneliti lain berpendapat bahwa kita harus memahami
dari perspektif pasien dan faktor yang mempengeruhi proses ini. Studi ini dilakukan
berusaha untuk mengatasi kesenjangan dari penelitian yang satu dengan yang lainnya
sehingga menemukan sebuah titik yang mengcangkup semuanya.
Analisa Hasil
2.1 Metode penelitian
Penelitian ini mengambil sampel dewasa muda berkebangsaan Australia, berusia 18
- 35 tahun, dengan T1D. Peserta direkrut tahun 2011 dari organisasi-organisasi
dukungan konsumen diabetes Australia melalui iklan di website, e-newsletter, Facebook,
dan jurnal. Untuk mendapatkan data kualitatif, kelompok fokus dilaksanakan di semua
ibu kota negara bagian kecuali Hobart. Kelompok fokus tidak dilakukan di Hobart karena
tingkat respon yang rendah. Kriteria pengecualian adalah orang-orang dengan T1D di
luar batas usia yang ditetapkan, orang-orang dengan T1D tidak tinggal di Australia, dan
mereka yang hanya carier dengan T1D.
Semua prosedur yang diikuti oleh responden telah sesuai dengan standar etika dari
komite yang bertanggung jawab pada eksperimen yang dilakukan kepada manusia
(kelembagaan Nasional). Informed consent juga sebelumnya telah diperoleh dari semua
pasien untuk diikutsertakan dalam penelitian ini.
komponen kuantitatif terdiri dari studi yang berbasis web, laporan diri dari metode
manajemen diri diabetes. Survei yang tersedia online dari Februari hingga April 2011.
Versi kertas ( hard copy ) atau kuisioner survei ini telah tersedia tetapi tidak
dimanfaatkan oleh setiap responden. Survei terdiri dari 96 pertanyaan penilaian yang
komprehensif, mencakup faktor yang relevan dengan manajemen diri T1D meskipun
tidak semua pertanyaan relevan dengan setiap responden.
Berikut penilaian karakteristik demografis responden, survei membahas
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan mode, frekuensi, dan evaluasi terhadap
penggunaan insulin dan pemantauan sistem glukosa darah. Survei juga mengeksplorasi
catatan responden dalam menjaga, pengelolaan Diet; penyesuaian insulin dan
penggunaan target tingkat glukosa darah (termasuk untuk latihan, istirahat, dan
konsumsi alkohol), identifikasi dan evaluasi terhadap layanan kesehatan dan pendidikan
diabetes dapat. Peserta diminta untuk memberitahukan dari siapa mereka menerima
pendidikan awal diabetes mereka. Mereka diminta untuk menilai, menggunakan skala
tujuh titik Likert, apakah mereka memadai dididik oleh pemberi pendidikan yang telah
mereka sebutkan dalam pelaksanaan aspek manajemen mandiri diabetes. Apakah
mereka yakin untuk mengelola aspek-aspek dari perawatan diabetes mereka, dan
apakah pendidikan diabetes mandiri mereka bersumber dari apa yang disediakan oleh
tim kesehatan mereka. Peserta diminta untuk menyebutkan sumber-sumber yang
mereka sebut sebagai pendidikan diabetes lebih lanjut.
Untuk memperluas hasil survei, peserta diajak lewat email untuk menghadiri
kelompok fokus. Metode ini telah dipilih untuk mempromosikan interaksi peserta
kelompok fokus yang tidak dapat datang dalam wawancara pribadi. Kelompok fokus
dilaksanakan dari Mei-Agustus 2011. Enam puluh delapan responden menyatakan
ketertarikan untuk menghadiri kelompok fokus, tapi hanya 33 yang tersedia untuk
tanggal dan tempat yang terorganisir. Enam kelompok fokus dilaksanakan dengan
berbagai jumlah mulai dari tiga sampai tujuh peserta.
tidak continue atau berkala. Untuk pemberikan insulin, 40.4% responden mengunakan
perangkat infus kontinyu insulin. 90 Responden yang menggunakan metode suntikan
insulin subkutan, 5.6% memiliki 1 suntikan tiap hari, 57.3% telah 4 suntikan tiap hari,
dan 37,1% memiliki lebih dari 4 suntikan setiap hari.
responden
yang
saat
ini
berkonsultasi
dengan
apa
yang
direkomendasikan dokter ahli endokrin, 135 (90,0%); pendidik diabetes, 89 (59.3%); ahli
diet, 50 (33,3%); psikolog/psikiater/sosial pekerja 34 (22.7%); dan GPs, 56 (37.3%).
Empat responden (2,7%) saat ini tidak berkonsultasi dengan dokter apapun.
karakteristik pendidikan Diabetes untuk sampel
di awal diagnosa diabetes 112 (74.7%) dari semua responden atau anggota
keluarga mereka menerima pendidikan diabetes dari seorang dokter ahli endokrinologi
atau spesialis, 116 (77,3%) dari pendidik diabetes, 87 (58.0%) dari ahli gizi, dan 40
(26,7%) dari GP. Karena usia di diagnosis, tiga (2%) responden tidak sadar Apakah
pendidikan awal diabetes setiap disediakan.
Lima puluh enam persen dari responden merasa puas dengan jumlah
melanjutkan pendidikan diabetes yang mereka terima dari tim perawatan kesehatan
mereka, 76.6% adalah yakin tentang cara menghitung persyaratan insulin bolus atau
penggunaan insulin jangka pendek, 64.0% adalah yakin tentang cara menghitung
kebutuhan basal insulin, 66.0% sepakat bahwa itu telah telah memadai menjelaskan
kepada mereka bagaimana mengelola diabetes mereka ketika sakit, 66,7% setuju bahwa
pendidikan diabetes yang mereka dapatkan telah memadai dalam menjelaskan kepada
mereka bagaimana mengelola diabetes mereka saat berolahraga, dan 76.7% sepakat
bahwa telah ada penjelasan mengenai efek alkohol pada pendidikan diabetes mereka.
hasil lengkap peringkat skala Likert dari Responden untuk pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan pendidikan diabetes tercantum dalam Table2.
Untuk memperkirakan persyaratan insulin untuk konsumsi makanan, responden
menggunakan berbagai metode secara bersamaan: 122 (81.3%) menghitung kandungan
karbohidrat, 38 (25,3%) menggunakan metode Asing, 28 (18.7%) dianggap sebagai
indeks glikemik dari makanan, dan 97 (64.7%) umumnya menggunakan pengalaman
untuk berapa banyak insulin yang digunakan untuk mengelola diabetes di masa lalu.
Enam puluh delapan responden (45.3%) menyatakan bahwa mereka dididik
pada kebutuhan harian yang direkomendasikan dari kelompok makanan yang berbeda
sementara 81 (54%) telah dididik tentang penggunaan indeks glikemik.
Seratus empat puluh lima (96,6%) responden mengakses lebih lanjut pendidikan
diabetes besumber dari diri sendiri tanpa menerima informasi dari tim pelayanan
kesehatan sebelumnya dan 110 (73.3%) responden menyatakan bahwa mereka
bersumber selengkapnya diabetes sendiri daripada jumlah keseluruhan informasi yang
disediakan oleh tim perawatan kesehatan. Sumber Pendidikan diabetes yang paling
banyak disebut responden adalah dukungan organisasi diabetes melalui website 80,7%.
Sumber daya pendidikan diri yang dimanfaatkan responden kami cantumkan di Table3.
Kelompok fokus
Karakteristik dari peserta kelompok fokus
ini adalah sub-set dari peserta survei. Dua puluh tujuh wanita (81,8%) dan enam
laki-laki (18.1%) menghadiri kelompok fokus. Semua peserta datang dari kota-kota besar
atau regional. Usia rata-rata mereka adalah 25,1 tahun dengan berkisar antara 20
sampai 33 tahun. Durasi rata-rata T1D adalah 10,5 tahun dengan serangkaian durasi 0,5
sampai 25 tahun. Tujuh peserta (21.2%) menggunakan alat bantu infus kontinyu insulin.
Salah satu peserta (3,0%) sebelumnya menggunakan alat tersebut tetapi telah
diagnosis dan orang-orang yang telah menjadi penerima utama pendidikan yang
dipimpin oleh tim perawatan kesehatan. Peserta, yang didiagnosis diabetes pada usia
ketika orang tua mereka yang bertanggung jawab untuk manajemen diabetes mereka,
melaporkan bahwa mayoritas pendidikan diabetes telah diarahkan kepada orang tua
mereka daripada mereka. Ini menjadi problematis untuk peserta pada usia ketika
mereka diminta untuk menjadi otonom untuk manajemen diabetes mereka, seperti
pendidikan diabetes clinicianled intensif awal yang diberikan kepada orangtua tidak
pernah diulang untuk peserta (kutipan 1).
Partisipan yang orang tuanya mendapatkan pendidikan diabetes dari tim
pelayanan kesehatan melaporkan, bahwa tim pelayanan kesehatan hanya memberikan
pendidikan diabetes kepada orang tuanya saja dan menganggap bahwa klien akan
mendapatkan pendidikan diabetes dari orang tuanya (kutipan 2).
Namun, dalam banyak kasus orangtua tidak memberikan pengetahuan
komprehensif diabetes untuk anak mereka. Meskipun peserta diberi pendidikan
intermiten atau sedikit demi sedikit oleh klinisi diabetes, mereka tidak diberikan
pendidikan diabetes yang komprehensif. Hal ini menyebabkan kesenjangan dalam
pengetahuan pasien. Kesenjangan pengetahuan yang mereka rasakan tentang
pendidikan diabetes begitu besar sehingga beberapa peserta mengungkapkan bahwa
mereka merasa mereka tidak pernah mendapatkan pendidikan diabetes, dan tidak tahu
mengenai managemen mandiri diabetes (kutipan 3).
Peserta lainnya berpendapat ketika mereka didiagnosis awal, dan menerima
pendidikan diabetes utama dari tim pelayanan kesehatan, melaporkan bahwa sifat
intensif sesi pendidikan awal diabetes, yang terjadi pada saat mereka sedang berusaha
menerima keadaan kesehatan fisik mereka yang berdampak pada psikologis mereka,
sehingga mereka merasa kewalahan dalam menerima informasi yang didapatkan. Waktu
pendidikan komprehensif tidak kondusif dan tidak diulang pada tahap berikutnya, ketika
klien sudah mulai bisa menerima keadaan mereka (kutipan 4).
Kekurangan Pengetahuan Diabetes yang tidak diidentifikasi dalam pendidikan
selanjutnya
Peserta berkomentar bahwa pendidikan berkelanjutan yang diberikan oleh tim
pelayanan kesehatan cenderung menjadi lebih sedikit tanpa pertimbangan akan
2.3 Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi masalah yang berhubungan
dengan pendidikan diabetes yang dilaporkan oleh dewasa muda dengan T1D agar
pendidikan dilaksanakan lebih komprehensif untuk meningkatkan otonomi atau
keterlibatan klien dan kepercayaan dalam manajemen mandiri diabetes. Temuan
mengungkapkan bahwa dewasa muda dengan T1D memandang bahwa kesenjangan
Aplikasi di Indonesia
Jika mengatakan aplikasi sistem edukasi yang disampaikan pada jurnal ini
sebenarnya sudah ada di Indonesia , namun sama seperti pada jurnal yang telah diteliti
di Australia bahwa sistem kerja pelayanan kesehatan pendidikan diabetes masih kurang
berfokus terhadap pasien dan selalu saja dikdaktif saat memberikan pembelajaran.
Sehingga individu yang satu dengan yang lainnya dianggap sama. Jika di lihat dari hasil
studi ini sangat di anjurkan sekali jika kita dapat melibatkan pasien dalam menentukan
apa yang mereka ingin sehingga tidak menjadi beban dalam melakukan regimen terapi.
Kendala yang di dapatkan dalam menerapkan sistem ini di Indonesia adalah
belum banyak terbentuknya tim tersebut dan untuk pelayanan edukasi serta perawatan
diabetes melitus tipe 1 oleh perawat masih sanggat jarang sehingga yang pertama harus
dilakukan adalah pembentukan tim khusus seperti pada jurnal untuk memudahkan
memberikan edukasi dan managemen mengenai diri sendiri pasien. Alhasil jika di
Indonesia sudah terbentuknya tim tersebut sangat memudahkan bagi mereka atau
dewasa muda yang menyandang penyakit diabetes mellitus untuk mengetahui kondisi
mereka serta dapat mempertahankan hidupnya menjadi lebih baik dan menjalanin sama
seperti kita.
Bahkan jika tidak terdapat tim seperti ahli endokrin, perawat spesialis, ahli gizi,
serta dokter umum, keuntungan yang bisa kita dapatkan sebagai perawat dapat
membuka layanan jasa perawatan diabetes yang sekarang semakin marak dan semakin
gencarnya untuk membuka layanan jasa perawatan. Karena hal yang paling penting
dalam hidup ini adalah bagaimananya susahnya merawat kesehatan, berfokus terhadap
pasien sendiri, serta sulitnya memberikan promosi kesehatan atau edukasi di
bandingkan dengan mengobatinya.