Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
: Pengetahuan ibu,
pendidikan, status
pekerjaan, kejadian
morbili
ABSTRACT
Morbili, the technical term for
measles, is caused by infection of morbili
virus from paraxoviridae and contagious.
The symptoms are fever, malaise, cough,
conjunctivitis and rash. Based on
Integrated Health Report and Record of
Kemiling Health Center, the prevalence of
measles was fluctuating from 2010 to
2013; 27, 21, 30 respectively. The
objective of the study is to identify the
factors concerning morbili incidents on
1
:
women
knowledge,
education
background,
occupational
status,
morbili incidents
References
: 20 (2002 - 2013)
PENGANTAR
Kesehatan merupakan masalah yang
penting dalam sebuah keluarga, terutama
yang berhubungan dengan balita, oleh
karena itu balita merupakan prioritas
pertama yang harus dijaga kesehatannya.
Dengan imunitas yang masih rendah balita
rentan mengalami infeksi virus, bakteri,
Tabel 3.1
Definisi operasional
Variabel
Dependen :
Kejadian
morbili pada
balita
Definisi Operasional
Alat
ukur
cara ukur
Hasil ukur
Penyakit akibat
Lembar Dokumentasi 0. Morbili
infeksi virus yang
observasi
sangat menular, yang
dan
1. Tidak morbili
ditandai dengan
catatan
demam, lemas, batuk,
medik
konjungtivis
(peradangan selaput
ikat mata/
konjungtiva) dan
bintik merah dikulit
(ruam kulit)
Skala
ukur
Nominal
Independen
. Pengetahuan Hasil tahu ibu setelah
melakukan
ibu
pengindraan terhadap
informasi campak
Kuesione Wawancara
0. Kurang baik
r
jika skore
jawaban < 56
Nominal
1. Baik jika
skore jawaban
56%
Kelengkapan Terpenuhinya
imunisasi dasar pemberian imunisasi
dasar meliputi:
- BCG
- DPT
Nominal
1. Lengkap jika
seluruh
imunisasi
dasar
diberikan
- Polio
- Campak
- Hepatitis
Pendidikan
Status
pekerjaan
Tingkat pendidikan
formal yang yeng
pernah di lalui atau
pernah tempuh oleh
ibu
Kegiatan yang
dilakukan oleh
Wanita usia subur
pada umumnya 6-8
jam setiap hari baik
dirumah ataupun
diluar rumah untuk
menghasilkan uang
Kuesione Wawancara
r
0. Rendah jika
tidak sekolah
SMP
Nominal
1. Tinggi jika
SMA
Perguruan
tinggi
Nominal
Kuesione Wawancara 0. Bekerja
r
1. Tidak bekerja
Puskesmas
Kemiling
Bandar
Lampung dalam penelitian ini
meliputi umur dan jenis kelamin.
Deskriptif karakteristik responden
ditampilkan dalam tabel sebagai
berikut:
Jumlah
< 30
20
33,3
30 - 40
25
41,7
> 40
15
25
Total
60
100
Tabel 4.2
Distribusi deskriprif jenis kelamin balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Kemiling Bandar Lampung
tahun 2013
Jenis kelamin
Jumlah
Laki-laki
26
43,3
Perempuan
34
56,7
Total
60
100,0
Analisa univariat
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi pengetahuan ibu, pendidikan, status pekerjaan, kelengkapan
imunisasi, dan kejadian morbili pada balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Kemiling Bandar Lampung
tahun 2013
Pengetahuan
Jumlah
Kurang Baik
34
56,7
Baik
26
43,3
Pendidikan
Jumlah
39
65,0
SMA PT
21
35,0
Status pekerjaan
Jumlah
Bekerja
37
61,6
Tidak bekerja
23
38,4
Kelengkapan imunisasi
Jumlah
Tidak lengkap
32
53,3
Lengkap
28
46,7
Jumlah
Morbili
30
50,0
Tidak morbili
30
50,0
hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian morbili pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Kemiling Bandar Lampung tahun 2013
Kejadian morbilili pada balita
Variabel
Morbili
n
%
Tidak morbili
n
%
P
value
OR C1 95%
0,001
8.000
0,030
4,000
Pengetahuan
Kurang baik
24
70,6
10
29,4
34
100
Baik
Pendidikan
23,1
20
76,9
26
100
Tidak sekolah
SMP
24
61,5
15
38,5
39
100
SMA - PT
28,6
15
71,4
21
100
Bekerja
25
62,5
15
37,5
40
100
Tidak bekerja
25,0
15
75,0
20
100
Status
pekerjaan
0,014
5,000
Kelengkapan
imunisasi
dasar
Tidak lengkap
22
68,8
10
31,3
32
100
Lengkap
28,6
20
71,4
28
100
0,004
5,500
Pembahasan
Hubungan pengetahuan ibu dengan
kejadian morbili pada balita
Menurut
Notoatmodjo
(2003)
pengetahuan kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behafior).15
Dalam
penelitian
terdapat
ada
hubungan
yang
bermakna
antara
pengetahuan dengan kejadian morbili pada
balita dalam penelitian ini, disebabkan
karena
responden
yang
memiliki
pengetahuan baik tentang imunisasi akan
memiliki suatu pengetahuan yang baik
tentang manfaat dan jadwal pemberian
imunisasi sehingga secara kognitif
pengetahuan
tersebut
akan
Dalam
penelitian
terdapat
ada
hubungan pendidikan ibu dengan kejadian
morbili pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Kemiling Bandar Lampung
tahun 2013 kemungkinan disebabkan
faktor predisposisi yang pertama karena
ibu yang memiliki pendidikan tinggi
kategori SMU - PT akan mempunyai
pengetahuan yang lebih baik tentang
pentingnya
imunisasi
pada
balita
dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
tingkat pendidikan formal yang rendah,
pengetahuan yang baik mempengaruhi
perilaku yang diwujudkan kedalam
tindakan untuk memberikan imunisasi
dengan lengkap kepada balita nya. Selain
itu ibu yang memiliki pendidikan tinggi
mudah untuk menerima konsep dan materi
baru tentang pentingnya imunisasi yang
diberikan oleh petugas kesehatan, selain
itu pendidikan tinggi juga membentuk pola
fikir ibu untuk berinisiatif mencari
informasi tentang pentingnya imunisasi
baik yang didapat melalui media
elektronik, media massa ataupun bertanya
kepetugas
kesehatan
yang
dapat
mempengaruhi perilaku untuk teratur
melakukan kunjungan posyandu untuk
mendapatkan imunisasi guna mencegah
terjadinya penyakit morbili. 22
dengan
Menurut
Pandji Anoraga (2005)
wanita sebagai pekerja mempunyai potensi
dan hal ini sudah dibuktikan dalam dunia
kerja yang tidak kalah dengan pria.
Sebagai pekerja, masalah yang dihadapi
wanita lebih berat dibandingkan pria
karena dalam diri wanita lebih dahulu
harus mengatasi urusan keluarga, suami,
anak dan hal-hal lain yang menyangkut
rumah tangganya. Pada kenyataannya
cukup banyak wanita yang tidak cukup
mengatasi
masalah
itu,
sekalipun
mempunyai kemampuan teknis cukup
tinggi. Kalau wanita tidak pandai
menyeimbangkan peran ganda tersebut
akhirnya balita akan terlantar.24
Dalam
penelitian
terdapat
ada
hubungan kelengkapan imunisasi dasar
dengan kejadian morbili pada balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Kemiling
Bandar Lampung tahun 2013 disebabkan
karena ibu yang tidak memberikan
imunisasi secara lengkap kepada balitanya
tidak tahu akan bahaya yang di timbulkan
karena balita akan mudah terserang
penyakit polio, campak, dan diare karena
keadaan tubuh yang lemah akibat tidak
diberi imunisasi secara lengkap padahal
imunisasi penting diberikan kepada balita.
Begitupun
sebaliknya
ibu
dengan
kelengkapan imunisasi yang kengkap telah
mengetahui dampak jika tidak memberikan
imunisasi secara lengkap kepada balita
sehingga
dimanifestasikan
kedalam
tindakan untuk memberikan imunisasi
secara lengkap kepada balita. 25
Keterbatasan penelitian
Setelah peneliti melakukan penelitian,
maka peneliti menemukan beberapa
keterbatasan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadinegoro, 2011 Pedoman imunisasi di
indonesi, Medika, Nomor 6 edisi 2,
Jakarta.
2. Darmawan, 2013 Respirologi anak,
Jakarta.Ikatan Dokter Indonesia.
3. WHO, 2008. Kematian campak Pada balita.
Dalam
www.scribd.com
diakses
tanggal 20 November 2013.
4. Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman
Operasional Pelayanan Imunisasi,
Jakarta.
5. Departemen Kesehatan RI, 2011, Jadwal
imunisasi 2010 rekomendasi IDAI dalam
www.ayahbunda.co.id diakses tanggal
11November 2013
6. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2010.
Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung. Lampung.
7. Puskesmas Kemiling, 2012. Data Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas
(SP2TP)
Kemiling.
Lampung.
8. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.
Rineka Cipta.
9. Hadi, Sutrisno. 2008. Metodologi Riset,
Yogyakarta. Andi Offset.
10. Behrman, Kliegnan, Arvin. 2009. Ilmu
Kesehatan Anak Nelson. Vol.2. Edisi
15. Jakarta: EGC.
11. Rampengan, T. H dan Laurentz, i.r (2003),
Penyakit infeksi tropik pada anak,
Jakarta : EGC
Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu tentang imunisasi
lebih tinggi pada kategori kurang
baik sebesar 34 orang (56,7%).
2. Pendidikan ibu lebih tinggi pada
kategori rendah sebesar 39 orang
(65,0%).
3. Status pekerjaan ibu lebih tinggi
pada kategori bekerja sebesar 40
orang (46,7%).
4. Kelengkapan imunisasi lebih tinggi
pada kategori tidak lengkap sebesar
32 orang (53,3%).
5. Kejadian morbili pada balita
sebesar 30 orang 50,0%).
6. Dalam penelitin ini didapatkan ada
hubungan
pengetahuan,
kelengkapan imunisasi, pendidikan
dan status pekerjaan dengan
kejadian morbili pada balita .
11
12