Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I.
Nama
: Tn. D
Pendidikan
: S1
Umur
: 45 tahun
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Agama
: Islam
Alamat
Suku
: Jawa
Nomor Telpon
:-
b. Komposisi Keluarga:
No
Nama
TTL
L/P
Umur
Hub. Klg
Pekerjaan
Pendidikan
Tn. D
Magelang, 27-9-1969
45
Suami
Swasta
S1
Ny. N
Blitar, 24-4-1975
39
Istri
IRT
S1
An. I
Malang, 15-5-1998
16
Anak
Pelajar
SMA kelas 1
An. D
Malang, 10-6-2005
Anak
Pelajar
SD kelas 3
c.
Genogram:
Ket:
39
45
Ny. N
Tn. D
Laki-laki:
Laki-Laki Mati:
Perempuan:
Perempuan mati:
Laki-laki sakit:
16
An. I
An. D
Perempuan sakit:
d. Tipe Keluarga:
a) Jenis tipe keluarga: Keluarga multi generasi.
b) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut: Menurut Ny. N tidak terjadi masalah
pada tipe keluarga ini. Menurut Ny. N, yang lebih dominan mengatur adalah Tn.
D selaku KK namun hal tersebut bukan merupakan suatu masalah.
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Ny. N mengatakan baik dirinya maupun suaminya berasal
dari suku jawa, aslinya dia berasal dari Blitar sejak lahir besar dan menetap di
sana. Setelah menikah, pekerjaan suami menuntutnya untuk tinggal di Malang
bersama anak-anaknya. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
jawa dan bahasa Indonesia.
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: Ny. N mengatakan tidak
terbiasa untuk mengkonsumsi jamu tradisional maupun obat-obatan herbal. Bila
ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, biasanya dia dan
suami langsung memeriksakannya ke rumah sakit karena tempat tinggalnya
dekat dengan RS Hermina.
f.
II.
waktu ayah untuk mendampingi setiap fase perkembangan anaknya karen atugas
yang harus dilalukannya di luar kota. Waktu efektif untuk dapat berkumpul dalam
satu keluarga utuh hanyalah sekitar 4-5 hari per minggu, selebihnya dalam
mendidik anaknya, tugas tersebut lebih banyak di jalankan oleh ibu.
c.
No
Nama Umur
Keadaan Kesehatan
(BCG/Polio/
Masalah
DPT/HB/
kesehatan
Tindakan
Yang telah
dilakukan
Campak
1 Tn. D
45
Terkadang
mengeluh
pegal-pegal
Lengkap
Keletihan
karena
Meningkatkan
waktu
kelelahan bekerja.
dan
istirahat
terkadang
melakukan pijat
untuk
merilekskan otot
yang kaku.
2 Ny. N
39
tekanan
kadang tinggi.
darah
Lengkap
RS
bila
keluhan
terasa
semakin
parah,
meningkatkan
istirahat
dan
terkadang
mengkonsumsi
analgesic seperti
paramex.
3 An. I
16
Nyeri
lambung
terlambat
kelelahan
dan
bila
Lengkap
Gastritis
Mengkonsumsi
makan,
antasida
terlalu
(promag)
stress.
keluhan
terasa
tidak
bila
maag
parah,
terlambat
makan,
mengurangi
makanan pedas
serta
terlalu
Anak
perlu
sering
Lengkap
mendapatkan
pengulangan
dan
informasi
praktek
SSJ
dan Menghindari
hipersensiti
makanan
fitas
dapat
secara
yang
menyebabkan
alergi,
istirahat
mengalami
yang
cukup,
kemampuan
Anak
penurunan
motorik.
terkadang
menghindari
antibiotik seperti
Therapazepin.
bila
Bila
mengkonsumsi
keluhan
alergi
dirasa
cukup
parah,
terlalu lelah.
dilarikan ke RS.
Ibu
juga
mengajarkan
banyak
hal
secara bertahap
kepada anaknya.
d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Rumah sakit dan klinik dokter spesialis.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
An. D lahir prematur dalam usia kehamilan 8 bulan dan mengalami kelainan
bawaan yaitu adanya lubang di bagian temporal sehingga saat bayi An. D pernah
kejang dan beberapa kali di bawa ke RS. An. D juga pernah mengalami SSJ saat
berusia 1 tahun karena alergi obat Therapazepin yang menyebabkan ruam dan
bula di seluruh tubuhnya dan di rawat di RS Lavalet, Malang.
III.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah: 5 x 8 m2 , terdiri dari 2 lantai.
b) Type rumah: Permanen.
c) Kepemilikan: Milik sendiri.
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 4/9
e) Ventilasi/ jendela: 8 di lantai 1 dan 6 di lantai 2
f) Pemanfaatan ruangan: 1 ruang tamu, 4 kamar tidur (1 kamar tidur untuk Tn. D
dan Ny. N, 1 kamar tidur untuk Tamu, 1 kamar tidur untuk An. I dan 1 kamar
tidur untuk An. D), 1 dapur, 2 kamar mandi, 1 ruang makan, 1 ruang keluarga,
dan 1 tempat mencuci baju.
g) Septic tank: ada, letak di belakang rumah.
h) Sumber air: PDAM untuk memasak dan mencuci, air mineral galon untuk
minum.
i) Kamar mandi/WC: 2 kamar mandi yang ada WC di dalamnya.
j) Sampah: di buang di tempat sampah depan rumah dan setiap hari diambil oleh
tukang sampah.
k) Kebersihan lingkungan: Halaman depan rumah, kamar mandi, dapur dan setiap
ruangan di rumah tampak bersih dan rapi.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan: Ada arisan dan pengajian setiap seminggu sekali. Kadang
dilakukan kerja bakti. Ny. N terlibat dalam PKK di RW 2 yang biasanya aka
nada rapat ibu-ibu PKK sekali dalam sebulan.
b) Aturan/kesepakatan: Bila ada kerja bakti dihimbau masyarakat untuk ikut serta.
c) Budaya: Mayoritas suku jawa sehingga menganut adat jawa.
c.
Mobilitas Geografis Keluarga: Keluarga Tn. D biasanya pergi ke luar kota untuk
bekerja, paling sering ke Surabaya. Terkadang keluarga liburan ke Magelang atau
Blitar dan daerah sekitar Batu, Malang.
Denah Rumah
Lantai 1
DAPUR
KAMAR TIDUR
KAMAR TIDUR
KAMAR
MANDI
RUANG
MAKAN
RUANG
TANGGA
TANGGA LT 2
TEMPAT
MENCUCI
Lantai 2
KELUARGA
R. TAMU
KAMAR TIDUR
KAMAR TIDUR
KAMAR
MANDI
Kelompok Pengajian
Kelompok PKK Ny. N
36
45
Ny. N
Tn. D
Teman-teman
Tetangga Ny. N
16
An. I
IV.
9
An. D
STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: Pola komunikasi 2 arah, menggunakan bahasa
jawa, tidak ada konflik. Keluarga jarang dapat berkumpul secara utuh karena Tn. D
yang sering keluar kota dan anak-anak yang sekolah di MIN dengan jadwal yang
padat. Namun, bila ada kesempatan, keluarga ini pasti menghabiskan waktu
bersama di ruang keluarga. Ny. N selalu menyempatkan tiap malam untuk
membantu An. D dalam belajar.
b. Struktur Kekuasaan Keluarga: Yang banyak mengambil keputusan adalah Tn. D,
sedangkan anggota keluarga yang lain cenderung ikut keputusan Tn. D (menurut
Ny. N).
c.
FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Jika salah satu anggota keluarga sakit, anggota keluarga yang lain ikut merawat.
Karena An. D mengalami keterlambatan pada kemampuan motoriknya, Ny. N
selalu mendampingi anaknya dalam belajar dan memberikan motivasi kepada
anaknya bahwa dia bisa melakukan apa yang teman-teman lainnya lakukan
walaupun membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama. Hingga saat ini, sudah
banyak kemajuan yang Ny. N rasakan pada anaknya.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Rukun, tidak ada konflik.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: Sering ngobrol bersama dan Ny. N
rutin menemani anaknya dalam belajar dan mengerjakan tugas sekolah.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn. D, namun
demikian Tn. D juga mempertimbangkan perdapat anggota keluarga yang lain
dan keputusan akan diambil melalui diskusi terlebih dahulu.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: Tidur, lihat TV, mengobrol dengan anggota
keluarga yang lain, rekreasi di daerah sekitar Batu-Malang.
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial: Mengikuti PKK, pengajian dan kerja bhakti.
c.
boleh sembarangan mengkonsumsi obat ataupun makanan. Hingga saat ini Ny.
N masih sering khawatir bila anaknya terlalu kelelahan karena akan muncul
ruam merah seperti reaksi alergi pada kulit anaknya. Makananpun dibatasi oleh
Ny. N. An. D tidak pernah diberikan makanan yang sensitif dan sering
menyebabkan alergi seperti kacang, ikan tongkol, telor karena takut anaknya
juga akan alergi. Kemampuan motorik anaknya yang kurang karena kelainan
bawaan yang dimilikinya juga membuat Ny. N lebih protektif dan terus
mengawasi anaknya dan membantu setiap urusan tugas sekolah ataupun
masalah yang mungkin dihadapi anaknya.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Keluarga Tn. D dan Ny. N akan segera membawa anggota keluarga yang sakit
ke RS karena jarang RS dengan rumahnya terbilang cukup dekat. An. D
termasuk sering rawat inap maupun rawat jalan ke rumah sakit karena
hiipersensitifitas yang dialaminya dan orang tua tidak bisa memberikan
sembarangan obat untuk menghentikan gejala penyakit yang dialami anaknya
(contohnya bila anaknya panas, orang tua tidak berani memberikan
parasetamol secara sembarangan).
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Ny. N keluar dari pekerjaannnya yang dulu karena memutuskan untuk fokus
merawat anak bungsunya yang memiliki SSJ dan hipersensitifitas. Ny. N selalu
memantau perkembangan dan pertumbuhan anaknya, selain itu karena tidak
bekerja Ny. N juga memiliki banyak waktu untuk mengurus semua urusan
rumah dan bila anaknya sakit Ny. N juga dapat mengantar anaknya seorang diri
ke RS karena jaraknya yang dekat dengan rumah. Ny. N selalu mengawasi
makanan, aktifitas dan obat-obatan yang dikonsumsi anaknya dan cepat
membawa anaknya ke RS bila terdapat tanda dan gejala kegawatan.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Rumah selalu bersih karena di sapu dan pel setiap hari. Kamar mandipun
dibersihkan 2 kali seminggu. Sampah rumah tangga selalu di buang setiap hari
dan setiap kamar maupun ruangan di rumah dalam kondisi bersih dengan
ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:
Keluarga memanfaatkan pelayanan RS yang dekat rumah serta klinik dokter
spesialis. Alat transportasi yang digunakan adalah sepeda motor milik sendiri.
Jarak antara rumah dengan tempat pelayanan kesehatan dekat.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak: Ny. N tidak punya rencana untuk memiliki anak lagi
ke depan. Ny. I mengatakan dalam waktu dekat sekitar 5 tahun ke depan belum
punya rencana memiliki anak lagi karena masih ingin merawat anak bungsunya
hingga dapat mandiri.
b) Akseptor: Ya, Ny. N menggunakan IUD yang sudah dipasang 2 tahun yang lalu.
Selama ini tidak pernah ada keluahan dengan menstruasi yang dialami Ny. N.
c) Keterangan lain: Ny. N mengatakan tidak ada keluhan menstruasi dan
menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun.
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan: Yang bekerja adalah Tn. D sebagai
karyawan swasta yaitu CT Coordinator di sebuah perusahaan swasta. Tn. D
sering dinas keluar kota dengan penghasilan perbulan berkisar antara Rp.
3.000.000 Rp. 4.000.000. Terkadang Ny. N juga menerima pesanan kue
kering untuk lebaran.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat: Memanfaatkan arisan PKK untuk
menambah pemasukan rumah tangga.
VI.
Tn. D
Ny. N
An. I
TD : 110/70 mmHg
RR : 18 x/m
Nadi : 90 x/m
Kepala: Mata normal (inspeksi mata bersih dan jernih). Konjungtiva
tidak anemis ataupun ikterik. Mukosa bibir lembab.
Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Thoraks: Suara napas vesicular.
Abdomen: BU normal, perkusi timpani, tidak ada pembesaran
organ, nyeri tekan di area ulu hati dan terkadang mengeluh panas
dan perih bila terlambat makan.
Eskstrimitas atas: Sensitifitas terhadap rangsang usap dan tajam
tumpul baik.
Ekstrimitas bawah: Tidak terdapat keluhan.
An. D
TD : 110/80 mmHg
RR : 22 x/m
Nadi : 94 x/m
Kepala: Mata normal (inspeksi mata bersih dan jernih). Konjungtiva
tidak anemis ataupun ikterik. Mukosa bibir lembab.
Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Thoraks: Suara napas vesicular.
Abdomen: BU normal, perkusi timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak
Nama
IX.
HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya: Ny. N berharap agar An. D tidak mengalami
kekambuhan alergi lagi. Daya tahan tubuhnya lebih kuat dan kemampuan
motoriknya semakin membaik.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada:
Selama ini telah mendapat pelayanan yang baik dari petugas kesehatan.
2.
ANALISIS DATA
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Ds :
Ny. N mengatakan An. D
mengalami Sindom Steven
Johnson sejak kecil.
Ny. N mengaku kurang
memiliki
informasi
mengenai SSJ yang dialami
anaknya.
Ny. N hanya tahu SSJ
diakibatkan karena anaknya
alergi obat tertentu.
Defisiensi
pengetahuan
b.d
kurang
pajanan
informasi.
Do :
Ny. N banyak bertanya
kepada petugas kesehatan
mengenai SSJ.
Ny. N tampak antusias saat
petugas
kesehatan
memaparkan definisi umum
dari SSJ.
Ds :
Ny. N mengaku khawatir
dengan kondisi kesehatan
anak bungsunya.
Ansietas
b.d
perubahan
dalam
status
kesehatan
anggota keluarga.
Do :
TD: 130/80 mmHg
RR: 20 x/m
Nadi: 86x/m
Ny.
N
menunjukkan
ekspresi wajah yang tegang
saat menceritakan tentang
kondisi kesehatan anaknya.
Ds :
An. D mempunyai SSJ yang
sudah dideritanya sejak
masih kecil dan terkadang
alergi berupa demam dan
ruam dikulit masih sering
dialami.
Ny. N terkadang merasa
butuh bantuan suaminya
untuk mengurus masalah
kesehatan anak namun
suami dinas di luar kota.
Ny. N dan Tn. D cemas
dengan kondisi kesehatan
anak bungsunya.
Strategi
koping
yang
selama ini dilakukan adalah
dengan pergi berekreasi
dan
selalu
memantau
kesehatan anaknya.
Orang tua memberikan
perhatian lebih untuk anak
bungsunya.
Ny. N
terkadang
membatasi
aktifitas
anaknya
Ny. N juga
mengatur
makanan
yang
dikonsumsi
anaknya
Kesiapan
meningkatkan
koping keluarga.
3.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi mengenai
definisi, penyebab, perjalanan penyakit dan cara penanganan serta pencegahan
kekambuhan pada Sindrom Steven Johnson.
2) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan anggota
keluarga yaitu An. D yang mengalami SSJ dan sering mengalami kekambuhan
alergi bila terlau lelah dan salah mengkonsumsi makanan.
3) Kesiapan
berhubungan
dengan kurangnya
dukungan suami dalam perawatan anak, kondisi anak yang sering mengalami
kekambuhan karena hipersensitifitas yang dialaminya dan perhatian berlebih yang
diberikan orang tua kepada anak keduanya.
4.
PRIORITAS DIAGNOSA
1) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi mengenai
definisi, penyebab, perjalanan penyakit dan cara penanganan serta pencegahan
kekambuhan pada Sindrom Steven Johnson.
No
1
Kriteria
Bobot
Sifat masalah
Aktual: 3
Nilai
Pembenaran
3/3x1
=1
informasi
yang
penyakit
anaknya
dia
miliki
tentang
masih
sangat
kurang.
2
Kemungkinan
masalah 2
diubah
2/2x2
=2
Mudah: 2
Potensial
masalah 1
dicegah
2/3x1
Kurangnya
=2/3
Cukup: 2
4
Menonjolnya masalah
Masalah dirasakan dan
dapat
2/2x1
Pengetahuan
=1
pengetahuan
yang
cukup
dapat
4,7
No
1
Kriteria
Bobot
Sifat masalah
Aktual: 3
Nilai
Pembenaran
3/3x1
Ansietas
tampak
pada
perubahan
=1
Kemungkinan
masalah 2
diubah
2/3x2
Ansietas
= 1,3
Sebagian: 2
adalah
pengalaman
bagi
subyeknya.
Potensial
masalah 1
dicegah
2/3x1
=2/3
Cukup: 2
Menonjolnya masalah
2/2x1
=1
Total
3) Kesiapan
berhubungan
dengan kurangnya
dukungan suami dalam perawatan anak, kondisi anak yang sering mengalami
kekambuhan karena hipersensitifitas yang dialaminya dan perhatian berlebih yang
diberikan orang tua kepada anak keduanya.
No
1
Kriteria
Sifat masalah
Bobot
1
Aktual: 3
Nilai
Pembenaran
3/3x1
=1
oleh
Ny.
telah
menunjukkan
ditingkatkan
memaksimalkan
untuk
keberhasilan
intervensi.
2
Kemungkinan
diubah
Sebagian: 1
masalah 2
1/2x2
=1
Potensial
masalah 1
dicegah
2/3x1
Dengan
=2/3
Cukup: 2
meningkatkan
koping
dan
memudahkan
untuk
penatalaksanaannya.
4
Menonjolnya masalah
Masalah dirasakan tetapi
tidak
perlu
1/2x1
=1/2
dilakukan
ditangani
sejauh
segera: 1
secara
bertahap
ini koping
keluarga
karena
dirasa
Total
3,2
PRIORITAS DIAGNOSA
1
Kesiapan
berhubungan
dengan kurangnya
dukungan suami dalam perawatan anak, kondisi anak yang sering mengalami
kekambuhan karena hipersensitifitas yang dialaminya dan perhatian berlebih yang
diberikan orang tua kepada anak keduanya.
Tujuan
Kriteria Hasil
TUM:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4 kali
pertemuan
tingkat
pengetauan
klien
dan
keluarga meningkat.
Standar
Rencana Intervensi
TUK1:
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan klien dan
keluarga dapat memahami
tentang definisi, penyebab, ,
perjalanan penyakit, gejala
klinis,
pencegahan
dan
penatalaksanaan klinis dari
SSJ.
Kognitif:
Klien dan keluarga
dapat menyebutkan
kembali
informasi
yang telah diberikan
dan
mampu
menjawab
seua
pertanyaan
yang
diajukan
tentang
SSJ.
poster.
TUK 2:
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan klien dan
keluarga dapat melakukan
perawatan pada pasien SSJ
dan hipersensitifitas dengan
benar.
Ansietas
berhubungan
dengan perubahan dalam
status kesehatan anggota
keluarga yaitu An. D yang
mengalami SSJ dan sering
mengalami
kekambuhan
alergi bila terlau lelah dan
salah
mengkonsumsi
makanan.
Psikomotor:
Klien dan keluarga
dapat
melakukan
pengawasan
terhadap obat-obatan
yang
digunakan,
makanan yang di
konsumsi dan kondisi
tubuh.
Klien
dan
keluarga
mampu 1. Kaji pengetahuan yang
melakukan pengawasan terhadap:
dimiliki
klien
dan
1. Penggunaan obat-obatan dengan
keluarga
dalam
menghindari obat-obatan seperti
penanganan
antibiotika,
analgesik
sering
hipersensitifitas.
menyebabkan alergi.
2. Beri reinforcement pada
2. Pemilihan jenis makanan dan
tindakan
perawatan
menghindari
makanan
yang
yang sudah dilakukan
dapat menimbulkan alergi seperti
dengan benar.
makanan laut ataupun telur.
3. Diskusikan dengan klien
3. Kondisi tubuh agar tidak terlalu
dan keluarga teknik
lelah dan imunitas tetap baik.
penanganan
hipersensitifitas
yang
sudah dilakukan dan
masih kurang untuk
dilakukan.
4. Evaluasi
kemampuan
klien dan keluarga.
TUM:
Setelah dilakukan 4 kali
kunjungan perawatan, tingkat
ansietas yang dialami Ny. N
menurun.
TUK 1:
Psikomotor :
Setelah dilakukan tindakan 4 TTV klien
tingkat
kali
pertemuan
terdapat rentang normal dan 1. Tekanan darah klien : 110/60 2. Memberikan informasi
perubahan pada fisiologis ekspresi wajah klien
120/80 mmHg.
yang cukup megenai
klien
yang
menyatakan tampak rileks.
2. RR klien : 18-22 x/m.
SSJ kepada klien.
penurunan ansietas.
3. Nadi klien : 80-100 x/m.
3. Melakukan pemeriksaan
4. Klien tampak rileks saat bercerita
respon fisiologis klien
dan ditanya mengenai kondisi
akibat ansietas yang
kesehatan anaknya.
dialami.
4. Mendorong klien untuk
mau
mengungkapkan
penyebab ansietas yang
dialami dan membantu
mencari
pemecahan
masalah.
TUM 2
Psikomotor :
1. Klien dapat tidur malan dengan 1. Monitoring tingkat nyeri
Setelah dilakukan tindakan Klien
tidak
nyenyak minimal selama 6 jam.
kepala yang dirasakan
selama 4 kali pertemuan, mengalami keluhan 2. Terdapat penurunan skala nyeri
klien.
keluhan akibat ansietas yang nyeri kepala dan
kepala yang dirasakan klien.
2. Ajarkan teknik relaksasi
dialami
klien
mengalami gangguan pada pola 3. Terdapat penurunan pada durasi
dan distraksi untuk
penurunan.
tidur.
dan frekuensi nyeri kepala yang
mengurangi nyei kepala
dirasakan klien
yang dirasa.
3. Anjurkan klien untuk
menekan stresor yang
dapat
menyebabkan
gangguan pola tidur.
4. Anjurkan klien untuk
melakukan
aktifitas
spiritual
serta
mengkonsumsi
susu
hangat sebelum tidur.
5. Kolaborasi pemberian
analgesik atau sedatif
TUM
Setelah dilakukan 4 minggu
kunjungan perawatan, koping
klien dan keluarga lebih
efektif.
TUK 1
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan, klien dan
keluarga
mampu
mengidentifikasi
penyebab
stress atau pikiran yang
mengganggunya.
Afektif
Klien dan keluarga menceritakan 1. Kaji koping adaptif klien
Klien dan keluarga stressor yang dihadapi.
dan keluarga terhadap
mau mendiskusikan
penyakit yang dihadapi.
masalah/stressor
2. Kaji koping maladaptif
yang dihadapi.
yang mungkin dilakukan
oleh keluarga.
3. Kaji motivasi klien untuk
sembuh.
4. Kaji dukungan yang
diberikan oleh keluarga
kepada
anggota
keluarganya
yang
mengalami sakit.
5. Beri
pujian
atau
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan dengan kurang
pajanan informasi mengenai
definisi, penyebab, perjalanan
penyakit dan cara penanganan
serta pencegahan kekambuhan
pada Sindrom Steven Johnson.
TUJUAN
TUM:
1.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4 kali
pertemuan
tingkat
pengetauan
klien
dan
keluarga meningkat.
2.
TUK1:
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan klien dan
keluarga dapat memahami
tentang definisi, penyebab, , 3.
perjalanan penyakit, gejala
klinis,
pencegahan
dan
penatalaksanaan klinis dari
4.
SSJ.
5.
TUM:
1.
Setelah dilakukan 4 kali
kunjungan
perawatan, 2.
tingkat ansietas yang dialami
IMPLEMENTASI
Melakukan KIE kepada klien
dan menjelaskan mengenai
definisi,
penyebab,
perjalanan penyakit, gejala
klinis,
pencegahan
dan
penatalaksanaan klinis dari
SSJ.
Mengevaluasi
kembali
tingkat pemahaman klien
tentang informasi yang telah
diberikan.
Memberikan
kesempatan
klien untuk berdiskusi dan
bertanya bila masih ada hal
yang kurang dimengerti.
Menggunakan media leaflet
dalam penyampaian agar
klien lebih mudah memahami
infomasi.
Menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti klien dan
tidak menggunakan medical
jargon.
Memonitoring
tingkat
ansietas klien.
Memantau
penyebab
ansietas yang dialami dan
EVALUASI
S : Klien mengatakan memahami
informasi yang di berikan.
O : Klien dapat menjawab semua
pertanyaan mengenai informasi yang
telah diberikan dengan benar, klien
tampak
antusias
selama
penyampaian materi dan aktif untuk
bertanya.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi dengan
pendalaman informasi mengenai
penatalaksanaan anak dengan SSJ.
dan
sering
mengalami
kekambuhan alergi bila terlau
lelah dan salah mengkonsumsi
makanan.
Ny. N menurun.
mendiskusikan
cara
mengurangi ansietas yang
TUK 1:
dapat di terapkan.
Setelah dilakukan tindakan 4
pemeriksaan
kali pertemuan terdapat 3. Melakukan
terhadap perubahan tandaperubahan pada fisiologis
tanda vital klien.
klien
yang
menyatakan
4. Memberikan dukungan moral
penurunan ansietas.
kepada klien untuk dapat
mengurangi ansietas yang
dirasakan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan dengan kurang
pajanan informasi mengenai
definisi, penyebab, perjalanan
penyakit dan cara penanganan
serta pencegahan kekambuhan
pada Sindrom Steven Johnson.
TUJUAN
TUM:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4 kali
pertemuan
tingkat
pengetauan
klien
dan
keluarga meningkat.
TUK 2:
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan klien dan
keluarga dapat melakukan
perawatan pada pasien SSJ
dan hipersensitifitas dengan
benar.
1.
2.
3.
4.
IMPLEMENTASI
Memonitoring
teknik
perawatan anak dengan SSJ
yang sudah dilakukan klien.
Memberikan reinforcement
positif bila klien sudah
menerapkan
teknik
perawatan yang benar.
Memberikan waktu untuk
berdiskusi
bila
klien
melakukan tindakan yang
kurang tepat dalam merawat
anak dengan SSJ.
Melakukan evaluasi hasil
intervensi.
EVALUASI
S : Klien mengatakan sudah
memahami cara yang tepat dalam
merawat anaknya yang memiliki
SSJ.
O : Klien dapat menjawab seluruh
pertanyaan yang diajukan dan
mempraktekkan hal-hal yang perlu
diperhatikan
pada
anak
yang
memiliki hipersensitifitas dan SSJ.
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan
monitoring tingkat pengetahuan dan
psikomotor klien.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan dengan
perubahan
dalam
status
kesehatan anggota keluarga
yaitu An. D yang mengalami SSJ
dan
sering
mengalami
kekambuhan alergi bila terlau
lelah dan salah mengkonsumsi
makanan.
TUJUAN
TUM:
Setelah dilakukan 4 kali
kunjungan
perawatan,
tingkat ansietas yang dialami
Ny. N menurun.
TUM 2
Setelah dilakukan tindakan
selama 4 kali pertemuan,
keluhan akibat ansietas yang
dialami klien mengalami
penurunan.
IMPLEMENTASI
Memonitoring
tingkat
ansietas klien.
Memonitoring gangguan tidur
serta keluhan lain akibat
ansietas yang dialami klien.
Monitoring skala nyeri yang
dirasakan klien.
Mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam serta distraksi
untuk mengurangi ansietas
dan gangguan pola tidur
klien.
Menganjurkan klien untuk
melakukan kegiatan spiritual
dan mengkonsumsi susu
sebelum tidur malam.
Melakukan KIE mengenai
efek ansietas pada tekanan
darah klien dan diit yang
harus dilakukan oleh orang
dengan hipertensi.
EVALUASI
S : Klien mengatakan jam tidur dapat
bertambah dan tidur terasa lebih
pulas serta keluhan nyeri kepala
berkurang.
IMPLEMENTASI
1. Menggali koping adaptif
klien dan keluarga terhadap
penyakit yang dihadapi.
2. Menggali koping maladaptif
EVALUASI
S : Klien mengatakan setelah
membahas stresor yang dia rasakan
kepada suami, suaminya dapat
memberikan dukungan serta waktu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kesiapan meningkatkan koping
keluarga berhubungan dengan
kurangnya
dukungan
suami
dalam perawatan anak, kondisi
TUJUAN
TUM
Setelah dilakukan 4 minggu
kunjungan
perawatan,
koping klien dan keluarga
lebih efektif.
TUK 1
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan, klien dan
keluarga
mampu
mengidentifikasi penyebab
stress atau pikiran yang
mengganggunya.
TUK 2
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama
4
minggu terjadi peningkatan
koping klien terhadap stress.
3.
4.
5.
6.
7.
membantu