Você está na página 1de 25

1.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I.

IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:

Nama

: Tn. D

Pendidikan

: S1

Umur

: 45 tahun

Pekerjaan

: Karyawan Swasta

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Bareng Tenes 4B No. 685


RT 1 RW 2 Kelurahan Bareng

Suku

: Jawa

Nomor Telpon

:-

b. Komposisi Keluarga:
No

Nama

TTL

L/P

Umur

Hub. Klg

Pekerjaan

Pendidikan

Tn. D

Magelang, 27-9-1969

45

Suami

Swasta

S1

Ny. N

Blitar, 24-4-1975

39

Istri

IRT

S1

An. I

Malang, 15-5-1998

16

Anak

Pelajar

SMA kelas 1

An. D

Malang, 10-6-2005

Anak

Pelajar

SD kelas 3

c.

Genogram:

Ket:

39

45

Ny. N

Tn. D

Laki-laki:
Laki-Laki Mati:
Perempuan:
Perempuan mati:
Laki-laki sakit:

16

An. I

An. D

Perempuan sakit:

d. Tipe Keluarga:
a) Jenis tipe keluarga: Keluarga multi generasi.
b) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut: Menurut Ny. N tidak terjadi masalah
pada tipe keluarga ini. Menurut Ny. N, yang lebih dominan mengatur adalah Tn.
D selaku KK namun hal tersebut bukan merupakan suatu masalah.

e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Ny. N mengatakan baik dirinya maupun suaminya berasal
dari suku jawa, aslinya dia berasal dari Blitar sejak lahir besar dan menetap di
sana. Setelah menikah, pekerjaan suami menuntutnya untuk tinggal di Malang
bersama anak-anaknya. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
jawa dan bahasa Indonesia.
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: Ny. N mengatakan tidak
terbiasa untuk mengkonsumsi jamu tradisional maupun obat-obatan herbal. Bila
ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, biasanya dia dan
suami langsung memeriksakannya ke rumah sakit karena tempat tinggalnya
dekat dengan RS Hermina.
f.

Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:


Semua keluarga Tn. D menganut agama Islam. Klien mengatakan anak terakhirnya
An. D memiliki penyakit Sindrom Steven Johnson (SSJ) yang disebabkan karena
alergii pada obat-obatan seperti antibiotika salah satunya Therapazepin. An. D
terlahir prematur pada usia kehamilan 8 bulan dan mempunyai kelainan bawaan
yaitu adanya lubang kecil di bagian temporal yang menyebabkan kemampuan
motoriknya sempat terganggu. Ny. N mengaku SSJ pertama kali terjadi pada
anaknya saat berumur 1 tahun dan sempat berulang kali di rawat di rumah sakit.
Ny. N percaya bila anaknya terlalu lelah maka akan mempengaruhi kondisi
kesehatannya sehingga sistem imunnya menurun dan anaknya mudah terserang
batuk, flu serta demam. Ny. N juga berhati-hati dalam memilihkan jenis makanan
yang diberikan kepada anaknya karena takur anaknya akan mengalami alergi yang
sama. Saat masih balita, An. D sempat mengalami gangguan motorik karena
kelainan bawaan dan kejang yang pernah dialami semasa kecil, sehingga Ny. N
memilih untuk menyekolahkan anaknya di MIN Malang karena mendengar
pendidikan di sekolah itu bagus dan mampu menangani masalah gangguan motorik
pada anaknya. Hingga saat ini, banyak perubahan yang terjadi pada anaknya, Ny.
N merasa anaknya isa lebih aktif dan mampu mengatur kemampuan motoriknya
dengan lebih baik. Kegiatan sholat dan mengaji pun diyakini oleh Ny. N dapat
membantu membuat anaknya lebih tenang dan lebih mampu menangkap informasi.

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


a) Anggota keluarga yang mencari nafkah: Tn. D sebagai karwayan swasta yang
bertugas di bagian CT Coordinator untuk sebuah perusahaan swasta. Hingga
sekarang, Tn. D masih sering dinas keluar kota pada akhir minggu. Ny. N dulu
sempat bekerja namun karena kondisi anak terakhirnya yang membutuhkan
perhatian lebih, akhirnya Ny. N keluar dari pekerjaannya dan sekarang hanya
bekerja mengurus keperluan rumah tangga.

b) Penghasilan: Rp. 3.500.000 Rp. 4.000.000


c) Upaya lain: Ny. N terkadang mendapat pesanan kue lebaran pada saat Idul Fitri
karena Ny. N pandai membuat kue-kue kering.
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Meja, kursi, tempat tidur, lemari, televisi, kompor gas, dan perabotan rumah
tangga yang lain. Keluarga Tn. D memiliki 2 buah sepeda motor dan 1 buah
mobil.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
Biaya makan sehari-hari, biaya sekolah, biaya berobat. Menurut Ny. N
penghasilan yang didapatkan setiap bulan telah cukup untuk mencukupi
kebutuhan bulanan keluarganya.
f) Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Ny. N mengatakan melakukan rekreasi setiap bulan, biasanya pulang ke Blitar
atau ke rumah suami di Magelang untuk bertemu dengan orang tua atau
mertua. Liburan tidak dapat sering dilakukan karena pekerjaan suaminya yang
sering keluar kota. Terkadang Ny. N hanya rekreasi dengan kedua anaknya ke
tempat wisata di daerah malang seperti Jatim Park, BNS, dll.

II.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Keluarga berada dalam tahap perkembangan keluarga yaitu fase remaja.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Tahap perkembangan yang ditempuh oleh keluarga adalah:
a. Memperkenalkan anak dengan kehidupan remaja.
Tn. D dan Ny. N memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan kehidupan
remaja pada anak tertuanya. Perubahan psikologis yang dialami oleh remaja
perlu di antisipasi oleh orang tua. Pada tahap perkembangan ini, orang tua
berperan untuk memberi penjelasan kepada anaknya mengenai norma-norma
dalam kehidupan sosial, memilih pergaulan yang benar, menjelaskan setiap
konsekuensi yang harus dijalani si anak dalam setiap tindakannya sehari-hari.
b. Membantu anak dalam pembentukan jati diri seorang remaja.
Sebagai orang tua, Tn. D dan Ny. N sudah memberikan banyak ruang bagi
anaknya untuk mengaktualisasikan dirinya. Terbukti dengan banyaknya
penghargaan yang telah diraih oleh anak pertamanya baik di bidang pendidikan
maupun seni.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Berdasarkan data
pengkajian terdapat hambatan dalam memenuhi peran serta tanggung jawab orang
tua pada fase perkembangan keluarga saat ini. Hambatan itu berupa kurangnya

waktu ayah untuk mendampingi setiap fase perkembangan anaknya karen atugas
yang harus dilalukannya di luar kota. Waktu efektif untuk dapat berkumpul dalam
satu keluarga utuh hanyalah sekitar 4-5 hari per minggu, selebihnya dalam
mendidik anaknya, tugas tersebut lebih banyak di jalankan oleh ibu.
c.

Riwayat kesehatan keluarga inti:


a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Tn. D: Terkadang mengeluh pegal-pegal karena kelelahan bekerja.
Ny. N: Sering mengeluh sakit kepala sebelah (migrain) dan tekanan darah
kadang tinggi.
An. I: Gastritis dan kadang kambuh bila telat makan, kelelahan atau stress.
An. D: Sindrom Steven Johnson yang terakhir kali dialami pada tahun 2005 lalu,
saat ini anak sering mengalami ruam dikulit bila terlalu lelah dan mengonsumsi
makanan yang dapat menimbulkan alergi.
b) Riwayat penyakit keturunan:
Ibu Ny. N: Hipertensi dan diabetes mellitus
Ayah Ny. N : Meninggal setelah menderita stroke selama 2 tahun.
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Imunisasi

No

Nama Umur

Keadaan Kesehatan

(BCG/Polio/

Masalah

DPT/HB/

kesehatan

Tindakan
Yang telah
dilakukan

Campak
1 Tn. D

45

Terkadang

mengeluh

pegal-pegal

Lengkap

Keletihan

karena

Meningkatkan
waktu

kelelahan bekerja.

dan

istirahat
terkadang

melakukan pijat
untuk
merilekskan otot
yang kaku.
2 Ny. N

39

Sering mengeluh sakit


kepala sebelah (migrain)
dan

tekanan

kadang tinggi.

darah

Lengkap

Migrain dan Memeriksakan


HT

diri dan kontrol


ke

RS

bila

keluhan

terasa

semakin

parah,

meningkatkan
istirahat

dan

terkadang
mengkonsumsi

analgesic seperti
paramex.
3 An. I

16

Nyeri

lambung

terlambat
kelelahan

dan

bila

Lengkap

Gastritis

Mengkonsumsi

makan,

antasida

terlalu

(promag)

stress.

keluhan
terasa
tidak

bila
maag
parah,

terlambat

makan,
mengurangi
makanan pedas
serta

terlalu

asam dan cukup


istirahat.
4 An. D

Anak

perlu

sering

Lengkap

mendapatkan
pengulangan
dan

informasi

praktek

SSJ

dan Menghindari

hipersensiti

makanan

fitas

dapat

secara

yang

menyebabkan

bertahap karena anak

alergi,

istirahat

mengalami

yang

cukup,

kemampuan
Anak

penurunan
motorik.
terkadang

menghindari
antibiotik seperti

mengalami ruam di kulit

Therapazepin.

bila

Bila

mengkonsumsi

keluhan

makanan yang sensitif

alergi

dirasa

dan dapat menimbulkan

cukup

parah,

alergi, serta bila anak

maka anak akan

terlalu lelah.

dilarikan ke RS.
Ibu

juga

mengajarkan
banyak

hal

secara bertahap
kepada anaknya.
d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Rumah sakit dan klinik dokter spesialis.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
An. D lahir prematur dalam usia kehamilan 8 bulan dan mengalami kelainan
bawaan yaitu adanya lubang di bagian temporal sehingga saat bayi An. D pernah

kejang dan beberapa kali di bawa ke RS. An. D juga pernah mengalami SSJ saat
berusia 1 tahun karena alergi obat Therapazepin yang menyebabkan ruam dan
bula di seluruh tubuhnya dan di rawat di RS Lavalet, Malang.

III.

PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah: 5 x 8 m2 , terdiri dari 2 lantai.
b) Type rumah: Permanen.
c) Kepemilikan: Milik sendiri.
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 4/9
e) Ventilasi/ jendela: 8 di lantai 1 dan 6 di lantai 2
f) Pemanfaatan ruangan: 1 ruang tamu, 4 kamar tidur (1 kamar tidur untuk Tn. D
dan Ny. N, 1 kamar tidur untuk Tamu, 1 kamar tidur untuk An. I dan 1 kamar
tidur untuk An. D), 1 dapur, 2 kamar mandi, 1 ruang makan, 1 ruang keluarga,
dan 1 tempat mencuci baju.
g) Septic tank: ada, letak di belakang rumah.
h) Sumber air: PDAM untuk memasak dan mencuci, air mineral galon untuk
minum.
i) Kamar mandi/WC: 2 kamar mandi yang ada WC di dalamnya.
j) Sampah: di buang di tempat sampah depan rumah dan setiap hari diambil oleh
tukang sampah.
k) Kebersihan lingkungan: Halaman depan rumah, kamar mandi, dapur dan setiap
ruangan di rumah tampak bersih dan rapi.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan: Ada arisan dan pengajian setiap seminggu sekali. Kadang
dilakukan kerja bakti. Ny. N terlibat dalam PKK di RW 2 yang biasanya aka
nada rapat ibu-ibu PKK sekali dalam sebulan.
b) Aturan/kesepakatan: Bila ada kerja bakti dihimbau masyarakat untuk ikut serta.
c) Budaya: Mayoritas suku jawa sehingga menganut adat jawa.
c.

Mobilitas Geografis Keluarga: Keluarga Tn. D biasanya pergi ke luar kota untuk
bekerja, paling sering ke Surabaya. Terkadang keluarga liburan ke Magelang atau
Blitar dan daerah sekitar Batu, Malang.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga mengikuti pengajian dan arisan serta kerja bakti lingkungan. Ny. N juga
aktif untuk hadir dalam kegiatan PKK setiap bulannya.
e. Sistem Pendukung Keluarga
RT, RW, Kelurahan, Puskesmas dan RS. Jika ada masalah, biasanya Ny. N akan .
Menyelesaikannya dulu dengan Tn. D, bila tidak menemukan pemecahan masalah

barulah berkomunikasi dengan saudara yang berada di Malang.

Denah Rumah

Lantai 1
DAPUR
KAMAR TIDUR

KAMAR TIDUR

KAMAR
MANDI

RUANG
MAKAN

RUANG

TANGGA

TANGGA LT 2

TEMPAT
MENCUCI

Lantai 2

KELUARGA

R. TAMU

KAMAR TIDUR

KAMAR TIDUR
KAMAR
MANDI

PAGAR DEPAN RUMAH

Ecomap (sistem pendukung dan jaringan sosial keluarga)

Kelompok Pengajian
Kelompok PKK Ny. N

36

45

Ny. N

Tn. D

Teman-teman
Tetangga Ny. N

16
An. I

IV.

9
An. D

STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: Pola komunikasi 2 arah, menggunakan bahasa
jawa, tidak ada konflik. Keluarga jarang dapat berkumpul secara utuh karena Tn. D
yang sering keluar kota dan anak-anak yang sekolah di MIN dengan jadwal yang
padat. Namun, bila ada kesempatan, keluarga ini pasti menghabiskan waktu
bersama di ruang keluarga. Ny. N selalu menyempatkan tiap malam untuk
membantu An. D dalam belajar.
b. Struktur Kekuasaan Keluarga: Yang banyak mengambil keputusan adalah Tn. D,
sedangkan anggota keluarga yang lain cenderung ikut keputusan Tn. D (menurut
Ny. N).

c.

Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)


Tn. D: berperan sebagai kepala keluarga, suami, ayah, pencari nafkah.
Ny. N: berperan sebagai, istri, ibu, mengurus rumah tangga (masak, nyapu, nyuci)
serta membantu anak-anaknya dalam belajar.
An. I: berperan sebagai anak sulung dengan tugas untuk belajar dan membantu
adiknya belajar.
An. D: berperan sebagai anak bungsu dengan tugas adalah untuk belajar.

d. Nilai dan Norma Keluarga


Nilai dan norma yang dianut sesuai dengan budaya jawa dan islam. Kebutuhan
makan An. D diatur agar tidak menimbulkan alergi, begitu pula dengan An. I karena
memiliki gastritis makanan tidak boleh terlalu pedas dan asam. An. I cenderung
kurang menyukai sayuran, namum An. D sejak kecil sudah terbiasa dan suka
makan sayur dan buah. Ny. N mulai mengurangi konsumsi garam karena
terkadang merasa pusing dan tekanan darahnya kadang tinggi.
V.

FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Jika salah satu anggota keluarga sakit, anggota keluarga yang lain ikut merawat.
Karena An. D mengalami keterlambatan pada kemampuan motoriknya, Ny. N
selalu mendampingi anaknya dalam belajar dan memberikan motivasi kepada
anaknya bahwa dia bisa melakukan apa yang teman-teman lainnya lakukan
walaupun membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama. Hingga saat ini, sudah
banyak kemajuan yang Ny. N rasakan pada anaknya.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Rukun, tidak ada konflik.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: Sering ngobrol bersama dan Ny. N
rutin menemani anaknya dalam belajar dan mengerjakan tugas sekolah.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn. D, namun
demikian Tn. D juga mempertimbangkan perdapat anggota keluarga yang lain
dan keputusan akan diambil melalui diskusi terlebih dahulu.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: Tidur, lihat TV, mengobrol dengan anggota
keluarga yang lain, rekreasi di daerah sekitar Batu-Malang.
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial: Mengikuti PKK, pengajian dan kerja bhakti.
c.

Fungsi perawatan kesehatan


a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya:
Sindrom Steven Johnson : Ny. N mengatakan kurang banyak mengetahui
mengenai penyakit yang di derita anaknya itu. Yang dia tahu hanya anaknya
harus berhati-hati dengan penggunaan obat karena ia alergi obat dan tidak

boleh sembarangan mengkonsumsi obat ataupun makanan. Hingga saat ini Ny.
N masih sering khawatir bila anaknya terlalu kelelahan karena akan muncul
ruam merah seperti reaksi alergi pada kulit anaknya. Makananpun dibatasi oleh
Ny. N. An. D tidak pernah diberikan makanan yang sensitif dan sering
menyebabkan alergi seperti kacang, ikan tongkol, telor karena takut anaknya
juga akan alergi. Kemampuan motorik anaknya yang kurang karena kelainan
bawaan yang dimilikinya juga membuat Ny. N lebih protektif dan terus
mengawasi anaknya dan membantu setiap urusan tugas sekolah ataupun
masalah yang mungkin dihadapi anaknya.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Keluarga Tn. D dan Ny. N akan segera membawa anggota keluarga yang sakit
ke RS karena jarang RS dengan rumahnya terbilang cukup dekat. An. D
termasuk sering rawat inap maupun rawat jalan ke rumah sakit karena
hiipersensitifitas yang dialaminya dan orang tua tidak bisa memberikan
sembarangan obat untuk menghentikan gejala penyakit yang dialami anaknya
(contohnya bila anaknya panas, orang tua tidak berani memberikan
parasetamol secara sembarangan).
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Ny. N keluar dari pekerjaannnya yang dulu karena memutuskan untuk fokus
merawat anak bungsunya yang memiliki SSJ dan hipersensitifitas. Ny. N selalu
memantau perkembangan dan pertumbuhan anaknya, selain itu karena tidak
bekerja Ny. N juga memiliki banyak waktu untuk mengurus semua urusan
rumah dan bila anaknya sakit Ny. N juga dapat mengantar anaknya seorang diri
ke RS karena jaraknya yang dekat dengan rumah. Ny. N selalu mengawasi
makanan, aktifitas dan obat-obatan yang dikonsumsi anaknya dan cepat
membawa anaknya ke RS bila terdapat tanda dan gejala kegawatan.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Rumah selalu bersih karena di sapu dan pel setiap hari. Kamar mandipun
dibersihkan 2 kali seminggu. Sampah rumah tangga selalu di buang setiap hari
dan setiap kamar maupun ruangan di rumah dalam kondisi bersih dengan
ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:
Keluarga memanfaatkan pelayanan RS yang dekat rumah serta klinik dokter
spesialis. Alat transportasi yang digunakan adalah sepeda motor milik sendiri.
Jarak antara rumah dengan tempat pelayanan kesehatan dekat.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak: Ny. N tidak punya rencana untuk memiliki anak lagi
ke depan. Ny. I mengatakan dalam waktu dekat sekitar 5 tahun ke depan belum

punya rencana memiliki anak lagi karena masih ingin merawat anak bungsunya
hingga dapat mandiri.
b) Akseptor: Ya, Ny. N menggunakan IUD yang sudah dipasang 2 tahun yang lalu.
Selama ini tidak pernah ada keluahan dengan menstruasi yang dialami Ny. N.
c) Keterangan lain: Ny. N mengatakan tidak ada keluhan menstruasi dan
menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun.
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan: Yang bekerja adalah Tn. D sebagai
karyawan swasta yaitu CT Coordinator di sebuah perusahaan swasta. Tn. D
sering dinas keluar kota dengan penghasilan perbulan berkisar antara Rp.
3.000.000 Rp. 4.000.000. Terkadang Ny. N juga menerima pesanan kue
kering untuk lebaran.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat: Memanfaatkan arisan PKK untuk
menambah pemasukan rumah tangga.
VI.

STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek: Ny. N terkadang merasa butuh bantuan suaminya untuk
mengurus masalah rumah tangga, namun dia dan suaminya hanya dapat
berkomunikasi melalui telepon karena suami yang sering dinas keluar kota.
b. Stressor jangka panjang: Ny. N dan Tn. D merasa cemas dengan kondisi anak
bungsunya yang terkadang masih sering mengalami alergi bila terlalu lelah dan
salah makan. Karena itu Ny. N dan Tn. D lebih memberikan perhatian khusus untuk
anak keduanya ketimbang pada anak pertamanya yang telah SMA.
c.

Respon keluarga terhadap stressor: Berusaha untuk selalu mendampingi


perkembangan dan pertumbuhan anaknya. Sering mengobrol dan bercerita dengan
anaknya mengenai masalah yang dijumpai mereka pada saat di sekolah ataupun
saat bersosialisasi dengan teman-temannya. Waspada dan cepat mengambil
keputusan bila terjadi tanda gejala kegawatan terhadap kesehatan anaknya.

d. Strategi koping: Jalan-jalan ke Malang, alun-alun Batu, serta mengunjung kampong


halaman di Blitar dan Magelang.
e. Strategi adaptasi disfungsional: kepikiran yang mengakibatkan sulit tidur.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Kondisi gizi: Ny. N, Tn. D, An. I dan An. D -> status gizi normal.
Pemenuhan gizi: Pola makan keluarga adalah makan tiga kali sehari. Karena kedua
anaknya sekolah di MIN Malang dengan jadwal sekolah hingga sore hari, biasanya Ny.
N membuatkan bekal untuk makan siang anak di sekolah. Komposisi makanan terdiri
dari nasi, lauk biasanya ayam, sayur dan terkadang buah. An. I kurang menyukai
sayuran sedangkan An. D sejak kecil terbiasa mengkonsumsi sayur dan buah.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


Nama

Hasil Pemeriksaan Fisik

Tn. D

Ny. N

TD: 130/80 mmHg


RR: 20 x/m
Nadi: 86x/m
Kepala: Mata normal (inspeksi mata bersih dan jernih). Konjungtiva
tidak anemis ataupun ikterik. Mukosa bibir lembab.
Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Thoraks: Suara napas vesicular.
Abdomen: BU normal, perkusi timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran organ.
Eskstrimitas atas: Sensitifitas terhadap rangsang usap dan tajam
tumpul baik.
Ekstrimitas bawah: Terkadang mengeluh nyeri dibagian sendi lutut
bila jongkok terlalu lama saat mencuci baju.

An. I

TD : 110/70 mmHg
RR : 18 x/m
Nadi : 90 x/m
Kepala: Mata normal (inspeksi mata bersih dan jernih). Konjungtiva
tidak anemis ataupun ikterik. Mukosa bibir lembab.
Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Thoraks: Suara napas vesicular.
Abdomen: BU normal, perkusi timpani, tidak ada pembesaran
organ, nyeri tekan di area ulu hati dan terkadang mengeluh panas
dan perih bila terlambat makan.
Eskstrimitas atas: Sensitifitas terhadap rangsang usap dan tajam
tumpul baik.
Ekstrimitas bawah: Tidak terdapat keluhan.

An. D

TD : 110/80 mmHg
RR : 22 x/m
Nadi : 94 x/m
Kepala: Mata normal (inspeksi mata bersih dan jernih). Konjungtiva
tidak anemis ataupun ikterik. Mukosa bibir lembab.
Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Thoraks: Suara napas vesicular.
Abdomen: BU normal, perkusi timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak

Nama

Hasil Pemeriksaan Fisik


ada pembesaran organ.
Eskstrimitas atas: Sensitifitas terhadap rangsang usap dan tajam
tumpul baik.
Ekstrimitas bawah: Tidak terdapat keluhan.
Integumen : Terkadang kulit teraba panas, memerah dan muncul
ruam bila terlalu lelah dan makan sembarangan.

IX.

HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya: Ny. N berharap agar An. D tidak mengalami
kekambuhan alergi lagi. Daya tahan tubuhnya lebih kuat dan kemampuan
motoriknya semakin membaik.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada:
Selama ini telah mendapat pelayanan yang baik dari petugas kesehatan.

2.

ANALISIS DATA
DATA

ETIOLOGI

MASALAH

Ds :
Ny. N mengatakan An. D
mengalami Sindom Steven
Johnson sejak kecil.
Ny. N mengaku kurang
memiliki
informasi
mengenai SSJ yang dialami
anaknya.
Ny. N hanya tahu SSJ
diakibatkan karena anaknya
alergi obat tertentu.

Ny. N mengatakan An. D


mengalami Sindom Steven
Johnson sejak kecil

Defisiensi
pengetahuan
b.d
kurang
pajanan
informasi.

Do :
Ny. N banyak bertanya
kepada petugas kesehatan
mengenai SSJ.
Ny. N tampak antusias saat
petugas
kesehatan
memaparkan definisi umum
dari SSJ.

Ny. N mengaku kurang memiliki


informasi mengenai SSJ yang
dialami anaknya
Ny. N hanya tahu SSJ
diakibatkan karena anaknya
alergi obat tertentu
Ny. N banyak bertanya kepada
petugas kesehatan mengenai
SSJ
Ny. N tampak antusias saat
petugas kesehatan memaparkan
definisi umum dari SSJ
MK : Defisiensi pengetahuan

Ds :
Ny. N mengaku khawatir
dengan kondisi kesehatan
anak bungsunya.

Ny. N mengaku khawatir dengan


kondisi kesehatan anak
bungsunya

Ansietas
b.d
perubahan
dalam
status
kesehatan
anggota keluarga.

Ny. N terkadang membatasi


aktifitas anaknya agar tidak
terlalu
lelah
dan
menyebabkan
alerginya
kambuh.
Ny. N juga mengatur
makanan yang dikonsumsi
anaknya
agar
tidak
mengalami alergi.
Ny. N terkadang merasa
sakit kepala sebelah bila
terlalu banyak pikiran.

Do :
TD: 130/80 mmHg
RR: 20 x/m
Nadi: 86x/m
Ny.
N
menunjukkan
ekspresi wajah yang tegang
saat menceritakan tentang
kondisi kesehatan anaknya.
Ds :
An. D mempunyai SSJ yang
sudah dideritanya sejak
masih kecil dan terkadang
alergi berupa demam dan
ruam dikulit masih sering
dialami.
Ny. N terkadang merasa
butuh bantuan suaminya
untuk mengurus masalah
kesehatan anak namun
suami dinas di luar kota.
Ny. N dan Tn. D cemas
dengan kondisi kesehatan
anak bungsunya.
Strategi
koping
yang
selama ini dilakukan adalah
dengan pergi berekreasi
dan
selalu
memantau
kesehatan anaknya.
Orang tua memberikan
perhatian lebih untuk anak
bungsunya.

Ny. N
terkadang
membatasi
aktifitas
anaknya

Ny. N juga
mengatur
makanan
yang
dikonsumsi
anaknya

Terlalu sering memikirkan kondisi


kesehatan anaknya
Perubahan pada fisiologis Ny. N
TD: 130/80 mmHg, RR: 20 x/m,
Nadi: 86x/m
MK : Ansietas
An. D mempunyai SSJ yang
sudah dideritanya sejak masih
kecil dan terkadang alergi berupa
demam dan ruam dikulit masih
sering dialami
Ny. N dan Tn. D cemas dengan
kondisi kesehatan anak
bungsunya
Orang tua memberikan perhatian
lebih untuk anak bungsunya
Ny. N terkadang merasa butuh
bantuan suaminya untuk
mengurus masalah kesehatan
anak namun suami dinas di luar
kota
Strategi koping yang selama ini
dilakukan adalah dengan pergi
berekreasi dan selalu memantau
kesehatan anaknya
MK : Kesiapan meningkatkan
koping keluarga

Kesiapan
meningkatkan
koping keluarga.

3.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi mengenai
definisi, penyebab, perjalanan penyakit dan cara penanganan serta pencegahan
kekambuhan pada Sindrom Steven Johnson.
2) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan anggota
keluarga yaitu An. D yang mengalami SSJ dan sering mengalami kekambuhan
alergi bila terlau lelah dan salah mengkonsumsi makanan.
3) Kesiapan

meningkatkan koping keluarga

berhubungan

dengan kurangnya

dukungan suami dalam perawatan anak, kondisi anak yang sering mengalami
kekambuhan karena hipersensitifitas yang dialaminya dan perhatian berlebih yang
diberikan orang tua kepada anak keduanya.

4.

PRIORITAS DIAGNOSA
1) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi mengenai
definisi, penyebab, perjalanan penyakit dan cara penanganan serta pencegahan
kekambuhan pada Sindrom Steven Johnson.

No
1

Kriteria

Bobot

Sifat masalah

Aktual: 3

Nilai

Pembenaran

3/3x1

Ny. N meyatakan secara actual bahwa

=1

informasi

yang

penyakit

anaknya

dia

miliki

tentang

masih

sangat

kurang.
2

Kemungkinan

masalah 2

diubah

2/2x2

Tingkat pengetahuan dapat dengan

=2

mudah ditingkatkan bila Ny. N merasa

Mudah: 2

informasi ini penting untuk dirinya dan


kesehatan anaknya.

Potensial

masalah 1

dicegah

2/3x1

Kurangnya

=2/3

dicegah dengan adanya informasi yang

Cukup: 2
4

Menonjolnya masalah
Masalah dirasakan dan

dapat

adekuat untuk Ny. N


1

2/2x1

Pengetahuan

=1

meningkatkan keberhasilan perawatan

harus segera ditangani: 2


Total

pengetahuan

yang

cukup

dapat

An. D dengan SSJ.

4,7

2) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan anggota


keluarga yaitu An. D yang mengalami SSJ dan sering mengalami kekambuhan
alergi bila terlau lelah dan salah mengkonsumsi makanan.

No
1

Kriteria

Bobot

Sifat masalah

Aktual: 3

Nilai

Pembenaran

3/3x1

Ansietas

tampak

pada

perubahan

=1

fisiologis dan keluhan yang dirasakan


Ny. N.

Kemungkinan

masalah 2

diubah

2/3x2

Ansietas

= 1,3

psikologis yang dapat timbul bila faktor

Sebagian: 2

adalah

pengalaman

pencetus berupa stresor dirasakan


mengancam

bagi

subyeknya.

Intervensi yang diberikan hanya dapat


mengurangi ansietas jangka pendek
yang dirasakan Ny. N.
3

Potensial

masalah 1

dicegah

2/3x1

Pencegahan ansietas dapat dilakukan

=2/3

dengan pembekalan informasi yang

Cukup: 2

cukup mengenai kondisi kesehatan An.


D.

Menonjolnya masalah

Masalah dirasakan dan

2/2x1

Ansietas yang dialami Ny. N telah

=1

banyak berdampak pada perubahan

harus segera ditangani: 2

fisiologis seperti peningkatan tekanan


darah dan keluhan nyeri kepala yang
dirasa.

Total

3) Kesiapan

meningkatkan koping keluarga

berhubungan

dengan kurangnya

dukungan suami dalam perawatan anak, kondisi anak yang sering mengalami
kekambuhan karena hipersensitifitas yang dialaminya dan perhatian berlebih yang
diberikan orang tua kepada anak keduanya.
No
1

Kriteria
Sifat masalah

Bobot
1

Aktual: 3

Nilai

Pembenaran

3/3x1

Tindakan perawatan yang dilakukan

=1

oleh

Ny.

telah

menunjukkan

perubahan pada kemampuan motorik


An. D, namun dukungan suami masih
perlu

ditingkatkan

memaksimalkan

untuk
keberhasilan

intervensi.
2

Kemungkinan
diubah
Sebagian: 1

masalah 2

1/2x2

Masalah berhubungan dengan perilaku

=1

sehingga kemungkinan dapat diubah


sebagian oleh keluarga.

Potensial

masalah 1

dicegah

2/3x1

Dengan

=2/3

keluarga, masalah kesehatan yang

Cukup: 2

meningkatkan

koping

dialami dapat menjadi tanggung jawab


bersama

dan

memudahkan

untuk

penatalaksanaannya.
4

Menonjolnya masalah
Masalah dirasakan tetapi
tidak

perlu

1/2x1

Peningkatan koping keluarga dapat

=1/2

dilakukan

ditangani

sejauh

segera: 1

secara

bertahap

ini koping

keluarga

karena
dirasa

sudah cukup baik untuk menangani


masalah yang ada.

Total

3,2

PRIORITAS DIAGNOSA
1

Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi mengenai


definisi, penyebab, perjalanan penyakit dan cara penanganan serta pencegahan
kekambuhan pada Sindrom Steven Johnson.

Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan anggota


keluarga yaitu An. D yang mengalami SSJ dan sering mengalami kekambuhan
alergi bila terlau lelah dan salah mengkonsumsi makanan.

Kesiapan

meningkatkan koping keluarga

berhubungan

dengan kurangnya

dukungan suami dalam perawatan anak, kondisi anak yang sering mengalami
kekambuhan karena hipersensitifitas yang dialaminya dan perhatian berlebih yang
diberikan orang tua kepada anak keduanya.

5. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang pajanan informasi
mengenai
definisi,
penyebab,
perjalanan
penyakit
dan
cara
penanganan
serta
pencegahan kekambuhan
pada
Sindrom
Steven
Johnson.

Tujuan
Kriteria Hasil
TUM:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4 kali
pertemuan
tingkat
pengetauan
klien
dan
keluarga meningkat.

Standar

Rencana Intervensi

TUK1:
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan klien dan
keluarga dapat memahami
tentang definisi, penyebab, ,
perjalanan penyakit, gejala
klinis,
pencegahan
dan
penatalaksanaan klinis dari
SSJ.

Keluarga Mampu Menyebutkan:


1. Definisi SSJ.
2. Penyebab SSJ.
3. Perjalanan penyakit SSJ.
4. Gejala klinis SSJ.
5. Pencegahan SSJ.
6. Penatalaksanaan klinis SSJ.

1. Kaji pengetahuan yang


dimiliki
klien
dan
keluarga tentang SSJ.
2. Berikan KIE mengenai
SSJ kepada klien dan
keluarga.
3. Beri feedback positif bila
klien
dan
keluarga
menunjukkan
pemahaman
dan
mampu
menjawab
pertanyaan..
4. Diskusikan
tentang
informasi yang masih
perlu diketahui klien dan
keluarga.
5. Gunakan media peraga
berupa gambar atau

Kognitif:
Klien dan keluarga
dapat menyebutkan
kembali
informasi
yang telah diberikan
dan
mampu
menjawab
seua
pertanyaan
yang
diajukan
tentang
SSJ.

poster.
TUK 2:
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan klien dan
keluarga dapat melakukan
perawatan pada pasien SSJ
dan hipersensitifitas dengan
benar.

Ansietas
berhubungan
dengan perubahan dalam
status kesehatan anggota
keluarga yaitu An. D yang
mengalami SSJ dan sering
mengalami
kekambuhan
alergi bila terlau lelah dan
salah
mengkonsumsi
makanan.

Psikomotor:
Klien dan keluarga
dapat
melakukan
pengawasan
terhadap obat-obatan
yang
digunakan,
makanan yang di
konsumsi dan kondisi
tubuh.

Klien
dan
keluarga
mampu 1. Kaji pengetahuan yang
melakukan pengawasan terhadap:
dimiliki
klien
dan
1. Penggunaan obat-obatan dengan
keluarga
dalam
menghindari obat-obatan seperti
penanganan
antibiotika,
analgesik
sering
hipersensitifitas.
menyebabkan alergi.
2. Beri reinforcement pada
2. Pemilihan jenis makanan dan
tindakan
perawatan
menghindari
makanan
yang
yang sudah dilakukan
dapat menimbulkan alergi seperti
dengan benar.
makanan laut ataupun telur.
3. Diskusikan dengan klien
3. Kondisi tubuh agar tidak terlalu
dan keluarga teknik
lelah dan imunitas tetap baik.
penanganan
hipersensitifitas
yang
sudah dilakukan dan
masih kurang untuk
dilakukan.
4. Evaluasi
kemampuan
klien dan keluarga.

TUM:
Setelah dilakukan 4 kali
kunjungan perawatan, tingkat
ansietas yang dialami Ny. N
menurun.

TUK 1:
Psikomotor :
Setelah dilakukan tindakan 4 TTV klien

Terdapat perubahan pada respon 1. Monitoring


dalam fisiologis klien berupa :
ansietas klien.

tingkat

kali
pertemuan
terdapat rentang normal dan 1. Tekanan darah klien : 110/60 2. Memberikan informasi
perubahan pada fisiologis ekspresi wajah klien
120/80 mmHg.
yang cukup megenai
klien
yang
menyatakan tampak rileks.
2. RR klien : 18-22 x/m.
SSJ kepada klien.
penurunan ansietas.
3. Nadi klien : 80-100 x/m.
3. Melakukan pemeriksaan
4. Klien tampak rileks saat bercerita
respon fisiologis klien
dan ditanya mengenai kondisi
akibat ansietas yang
kesehatan anaknya.
dialami.
4. Mendorong klien untuk
mau
mengungkapkan
penyebab ansietas yang
dialami dan membantu
mencari
pemecahan
masalah.
TUM 2
Psikomotor :
1. Klien dapat tidur malan dengan 1. Monitoring tingkat nyeri
Setelah dilakukan tindakan Klien
tidak
nyenyak minimal selama 6 jam.
kepala yang dirasakan
selama 4 kali pertemuan, mengalami keluhan 2. Terdapat penurunan skala nyeri
klien.
keluhan akibat ansietas yang nyeri kepala dan
kepala yang dirasakan klien.
2. Ajarkan teknik relaksasi
dialami
klien
mengalami gangguan pada pola 3. Terdapat penurunan pada durasi
dan distraksi untuk
penurunan.
tidur.
dan frekuensi nyeri kepala yang
mengurangi nyei kepala
dirasakan klien
yang dirasa.
3. Anjurkan klien untuk
menekan stresor yang
dapat
menyebabkan
gangguan pola tidur.
4. Anjurkan klien untuk
melakukan
aktifitas
spiritual
serta
mengkonsumsi
susu
hangat sebelum tidur.
5. Kolaborasi pemberian
analgesik atau sedatif

bila diperlukan dan


keluhan dirasa semakin
mengganggu
produktifitas.
Kesiapan
meningkatkan
koping
keluarga
berhubungan
dengan
kurangnya dukungan suami
dalam perawatan anak,
kondisi anak yang sering
mengalami
kekambuhan
karena
hipersensitifitas
yang
dialaminya
dan
perhatian berlebih yang
diberikan orang tua kepada
anak keduanya.

TUM
Setelah dilakukan 4 minggu
kunjungan perawatan, koping
klien dan keluarga lebih
efektif.

TUK 1
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan, klien dan
keluarga
mampu
mengidentifikasi
penyebab
stress atau pikiran yang
mengganggunya.

Afektif
Klien dan keluarga menceritakan 1. Kaji koping adaptif klien
Klien dan keluarga stressor yang dihadapi.
dan keluarga terhadap
mau mendiskusikan
penyakit yang dihadapi.
masalah/stressor
2. Kaji koping maladaptif
yang dihadapi.
yang mungkin dilakukan
oleh keluarga.
3. Kaji motivasi klien untuk
sembuh.
4. Kaji dukungan yang
diberikan oleh keluarga
kepada
anggota
keluarganya
yang
mengalami sakit.
5. Beri
pujian
atau

penguatan pada koping


adaptif
yang
telah
dilakukan oleh klien dan
keluarga.
TUK 2
Terjadi peningkatan Nilai Check List tingkat stress klien 1. Anjurkan Klien untuk
Setelah dilakukan tindakan koping klien terhadap berada dalam tingkat rendah.
melakukan
teknik
keperawatan
selama
4 stress.
napas dalam secara
minggu terjadi peningkatan
teratur.
koping klien terhadap stress.
2. Anjurkan Klien untuk
menceritakan
masalahnya
pada
keluarga.
3. Evaluasi tingkat stress
klien.

6. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Tanggal 26 September 2014
NO
1

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan dengan kurang
pajanan informasi mengenai
definisi, penyebab, perjalanan
penyakit dan cara penanganan
serta pencegahan kekambuhan
pada Sindrom Steven Johnson.

TUJUAN
TUM:
1.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4 kali
pertemuan
tingkat
pengetauan
klien
dan
keluarga meningkat.
2.
TUK1:
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan klien dan
keluarga dapat memahami
tentang definisi, penyebab, , 3.
perjalanan penyakit, gejala
klinis,
pencegahan
dan
penatalaksanaan klinis dari
4.
SSJ.

5.

Ansietas berhubungan dengan


perubahan
dalam
status
kesehatan anggota keluarga
yaitu An. D yang mengalami SSJ

TUM:
1.
Setelah dilakukan 4 kali
kunjungan
perawatan, 2.
tingkat ansietas yang dialami

IMPLEMENTASI
Melakukan KIE kepada klien
dan menjelaskan mengenai
definisi,
penyebab,
perjalanan penyakit, gejala
klinis,
pencegahan
dan
penatalaksanaan klinis dari
SSJ.
Mengevaluasi
kembali
tingkat pemahaman klien
tentang informasi yang telah
diberikan.
Memberikan
kesempatan
klien untuk berdiskusi dan
bertanya bila masih ada hal
yang kurang dimengerti.
Menggunakan media leaflet
dalam penyampaian agar
klien lebih mudah memahami
infomasi.
Menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti klien dan
tidak menggunakan medical
jargon.
Memonitoring
tingkat
ansietas klien.
Memantau
penyebab
ansietas yang dialami dan

EVALUASI
S : Klien mengatakan memahami
informasi yang di berikan.
O : Klien dapat menjawab semua
pertanyaan mengenai informasi yang
telah diberikan dengan benar, klien
tampak
antusias
selama
penyampaian materi dan aktif untuk
bertanya.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi dengan
pendalaman informasi mengenai
penatalaksanaan anak dengan SSJ.

S : Klien mengatakan ansietasnya


sedikit berkurang karena sudah
memiliki cukup informasi mengenai
kondisi anaknya.

dan
sering
mengalami
kekambuhan alergi bila terlau
lelah dan salah mengkonsumsi
makanan.

Ny. N menurun.
mendiskusikan
cara
mengurangi ansietas yang
TUK 1:
dapat di terapkan.
Setelah dilakukan tindakan 4
pemeriksaan
kali pertemuan terdapat 3. Melakukan
terhadap perubahan tandaperubahan pada fisiologis
tanda vital klien.
klien
yang
menyatakan
4. Memberikan dukungan moral
penurunan ansietas.
kepada klien untuk dapat
mengurangi ansietas yang
dirasakan.

O : TD : 120/90 mmHg, N : 82 x/m,


RR, 20 x/m. Klien tampak lebih rileks
dan mau membuka diri untuk
menceritakan penyebab ansietasnya.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi untuk
masalah gangguan pola tidur yang
dialami klien.

Tanggal 1 Oktober 2014


NO
1

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan dengan kurang
pajanan informasi mengenai
definisi, penyebab, perjalanan
penyakit dan cara penanganan
serta pencegahan kekambuhan
pada Sindrom Steven Johnson.

TUJUAN
TUM:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4 kali
pertemuan
tingkat
pengetauan
klien
dan
keluarga meningkat.
TUK 2:
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan klien dan
keluarga dapat melakukan
perawatan pada pasien SSJ
dan hipersensitifitas dengan
benar.

1.

2.

3.

4.

IMPLEMENTASI
Memonitoring
teknik
perawatan anak dengan SSJ
yang sudah dilakukan klien.
Memberikan reinforcement
positif bila klien sudah
menerapkan
teknik
perawatan yang benar.
Memberikan waktu untuk
berdiskusi
bila
klien
melakukan tindakan yang
kurang tepat dalam merawat
anak dengan SSJ.
Melakukan evaluasi hasil
intervensi.

EVALUASI
S : Klien mengatakan sudah
memahami cara yang tepat dalam
merawat anaknya yang memiliki
SSJ.
O : Klien dapat menjawab seluruh
pertanyaan yang diajukan dan
mempraktekkan hal-hal yang perlu
diperhatikan
pada
anak
yang
memiliki hipersensitifitas dan SSJ.
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan
monitoring tingkat pengetahuan dan
psikomotor klien.

Tanggal 9 Oktober 2014


NO
2

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan dengan
perubahan
dalam
status
kesehatan anggota keluarga
yaitu An. D yang mengalami SSJ
dan
sering
mengalami
kekambuhan alergi bila terlau
lelah dan salah mengkonsumsi
makanan.

TUJUAN
TUM:
Setelah dilakukan 4 kali
kunjungan
perawatan,
tingkat ansietas yang dialami
Ny. N menurun.
TUM 2
Setelah dilakukan tindakan
selama 4 kali pertemuan,
keluhan akibat ansietas yang
dialami klien mengalami
penurunan.

IMPLEMENTASI
Memonitoring
tingkat
ansietas klien.
Memonitoring gangguan tidur
serta keluhan lain akibat
ansietas yang dialami klien.
Monitoring skala nyeri yang
dirasakan klien.
Mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam serta distraksi
untuk mengurangi ansietas
dan gangguan pola tidur
klien.
Menganjurkan klien untuk
melakukan kegiatan spiritual
dan mengkonsumsi susu
sebelum tidur malam.
Melakukan KIE mengenai
efek ansietas pada tekanan
darah klien dan diit yang
harus dilakukan oleh orang
dengan hipertensi.

EVALUASI
S : Klien mengatakan jam tidur dapat
bertambah dan tidur terasa lebih
pulas serta keluhan nyeri kepala
berkurang.

IMPLEMENTASI
1. Menggali koping adaptif
klien dan keluarga terhadap
penyakit yang dihadapi.
2. Menggali koping maladaptif

EVALUASI
S : Klien mengatakan setelah
membahas stresor yang dia rasakan
kepada suami, suaminya dapat
memberikan dukungan serta waktu

1.
2.

3.
4.

5.

6.

O : Wajah klien tampak cerah dan


tidak tampak kantung hitam di bawah
mata.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi untuk
monitoring tingkat ansietas dan
keluhan yang diakibatkannya.

Tanggal 17 Oktober 2014


NO
3

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kesiapan meningkatkan koping
keluarga berhubungan dengan
kurangnya
dukungan
suami
dalam perawatan anak, kondisi

TUJUAN
TUM
Setelah dilakukan 4 minggu
kunjungan
perawatan,
koping klien dan keluarga

anak yang sering mengalami


kekambuhan
karena
hipersensitifitas yang dialaminya
dan perhatian berlebih yang
diberikan orang tua kepada anak
keduanya.

lebih efektif.
TUK 1
Setelah dilakukan tindakan 4
kali pertemuan, klien dan
keluarga
mampu
mengidentifikasi penyebab
stress atau pikiran yang
mengganggunya.
TUK 2
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama
4
minggu terjadi peningkatan
koping klien terhadap stress.

3.
4.

5.

6.

7.

yang mungkin dilakukan


oleh keluarga.
Menggali
motivasi
klien
untuk sembuh.
Memantau dukungan yang
diberikan
oleh
keluarga
kepada
anggota
keluarganya
yang
mengalami sakit.
Memberikan pujian atau
penguatan pada koping
adaptif yang telah dilakukan
oleh klien dan keluarga.
Menganjurkan klien untuk
menceritakan masalahnya
pada keluarga.
Mengevaluasi tingkat stress
klien dan keluarga.

lebih banyak untuk


perawatan anaknya.

membantu

O : Klien dapat menceritakan stresor


yang dia rasa dengan lugas dan
mampu membuat keputusan yang
positif dengan koping yang adaptif.
A : Maslaha teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi untuk
memantau pola koping individu dan
keluarga.

Você também pode gostar