Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Hodge I adalah bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul
dengan bagian atas simfisis dan promontorium.
Hodge II adalah bidang yang sejajar dengan Hodge I terletak setinggi bagian
bawah simfisis.
Hodge III adalah bidang yang sejajar dengan bidang bidang Hodge I dan II
terletak setinggi spina ischiadica kanan dan kiri.
Hodge IV bidang yang sejajar dengan Hodge I, II dan III terletak setinggi os.
coccygis.
Bagian lunak jalan lahir adalah segmen bawah uterus, serviks uteri, dan
vagina. Disamping uterus dan vagina , otot, jaringan ikat, dan ligamen ligamen
yang berfungsi menyokong alat alat urogenitalis perlu diketahui.1,2
Otot yang menahan dasar panggul seperti m. sfingter ani eksterna, m.
bulbokavernosus dan perinei tranversus superfisialis. Otot yang melingkari vegina
bagian tengah dan anus adalah m. iliokoksigeus, m. iskiokoksigeus, m. perinei
tranversus profundus dan m. koksigeus. M. levator ani yang disebut sebagai
diafragma pelvis, berfungsi menahan dasar panggul.1,2
Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba
masuk ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu pace maker dari
mana gelombang his berasal. Gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah dengan
kecepatan 2 cm tiap detik. His yang sempurna mempunyai kejang otot paling
tinggi di fundus uteri dan puncak kontraksi terjadi stimultan di seluruh bagian
uterus.1,2
dan serviks yang hanya mengandung sedikit otot dan banyak mengandung
jaringan kolagen akan tertarik sehingga menjadi tipis dan membuka.1,2
Pada kala II, ibu mulai mengedan sehingga ibu menambah kekuatan uterus
yang sudah optimum dengan mengadakan kontraksi diafragma dan otot otot
dinding abdomen. Kekuatan yang ada pada ibu ini akan lebih efisien jika badan
ibu dalam keadaan fleksi. Dagu ibu di dadanya, badan dalam keadaan fleksi dan
kedua tangan menarik kedua pahanya dekat dengan lutut. 1,2
Kala III atau kala uri yang berlangsung 2 6 menit. Setelah plasenta lahir,
amplitudo masih tinggi namun frekuensinya berkurang.1,2
c. Janin
Tentukan letak, presentasi, posisi dan sikap badan janin. Letak janin untuk
mengemukakan sumbu janin terhadap sumbu ibu, misalnya letak janin
memanjang, letak lintang, letak miring atau oblik. Sikap badan (attitude) janin
Gambar 2.11. Presentasi Bokong. (A) Complete Breech, (B) Frank Breech, (C)
Footling atau Incomplete Breech.
2. Teori oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu, timbul
kontraksi otot-otot rahim. Peningkatan kadar oksitosin diakibatkan oleh
meningkatnya reseptor oksitosin pada dinding miometrium saat kehamilan
aterm, peningkatan reseptor ini di stimulasi oleh peningkatan kadar
estrogen. Sedangkan progesterone justru meningkatkan degradasi dari
reseptor oksitosin dan menghambat aktivasinya.
3. Relaksin
Relaksin ini dimediasi oleh G protein coupled reseptor, RXFP1, yang
fungsinya merangsang pembentukan glikosaminoglikan dan proteoglikan
dan mendegradasi kolagen yang di induksi oleh Matrix Metalloprotease
(MMP). Relaksin ini merangsang pertumbuhan cervix, vagina, simphisis
pubis dan payudara untuk laktasi
4. Keregangan otot-otot
Apabila dinding kandung kencing dan lambung teregang karena isinya
bertambah, timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula
dengan rahim, seiring dengan majunya kehamilan, otot-otot rahim makin
teregang dan rentan.
5. Pengaruh janin
Hipofisis dan kelenjar adrenal janin rupanya memegang peranan. Plasenta
menghasilkan CRH pada saat kehamilan aterm yang merangsang Hipofisis
mengeluarkan ACTH lalu ACTH merangsang kalenjar adrenal janin
menghasilkan steroid C19 yang kemudian akan diubah menjadi estrogen
terutama estriol di sinsitiotrofoblast. Selain itu, ACTH juga merangsang
pengeluaran
DHEA-S
(Dehidroepiendosteron)
yang
menyebabkan
6. Teori prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh amnion kemudian diaktivasi oleh desidua
saat kehamilan aterm dan saat proses persalinan
yang menyebabkan
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama primigravida. Pada multipara tidak begitu jelas.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah buang air kecil (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus, kadang-kadang disebut false labor pain.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, dan bisa
bercampur darah (bloody show).
Berikut ini adalah tanda-tanda in partu.1
1. Rasa sakit oleh adanya his yang semakin kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekanrobekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
1. Kala I
In partu dimulai bila timbul his dan keluarnya lendir bercampur darah
(bloody show). Lendir bercampur darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis
karena serviks mulai membuka atau mendatar, sedangkan darahnya berasal dari
pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang pecah
karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya
serviks dibagi dalam 2 fase, yaitu sebagai berikut.1
(1) Fase laten: berlangsung selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
(2) Fase aktif : dibagi lagi dalam 3 subfase, yakni:
o Fase akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
o Fase dilatasi maksimal: selama 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
o Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm.
2. Kala II
Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar,
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan
lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Para primigravida, kala II
berlangsung rata-rata 1 jam-2 jam dan pada multipara rata-rata 1/2 jam-1 jam. 1
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat.
Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam waktu 5-10 menit yang keluar spontan
atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah sekitar 100-200 cc. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir.1
4. Kala IV
Kala IV merupakan kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.1
Daftar Pustaka
1. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Jilid 1. Edisi 2. Jakarta: EGC, 1998.
2. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2008.
3. Fakultas Kedokteran UNPAD. Obstetri Fisiologi. Ilmu Kesehatan
Produksi. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2004.127-144