Você está na página 1de 21

Kelompok 3

1. Achmad Rafiuddiin
2. La Ode Ibnu Hafidz Saleh
3. Lambok Maranantal
4. Fransiskus Purnahadi

Menurut Arens dan Loebbecke, 1991


Auditing adalah:
Proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu satuan usaha yang dilakukan seorang
yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan

Audit Atas Laporan Keuangan

Audit Kepatuhan

Audit Operasional/kinerja

Merupakan panduan audit atas laporan keuangan


historis, yang terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam
bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA) termasuk
interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).

Standar ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan


Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan
publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.

1.

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih


yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor.

2.

Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,


independensi dalam sikap mental harus dipertahankan
oleh auditor.

3.

Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,


auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.

1.

Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika


digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2.

Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus


diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat, dan lingkup oengujian yang akan dilakukan.

3.

Bukti audit yang kompeten yang cukup harus diperoleh


melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

1.

2.

Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan


keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan
audit
harus
menunjukkan
atau
menyatakan, jika ada, ketidakkonsistensian
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam
periode sebelumnya.

3.

4.

Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus


dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi bahea pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor
harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor.

Definisi :
Suatu pernyataan pendapat/pertimbangan yang
diberikan oleh seorang yang independen dan
kompeten yang menyatakan apakah asersi
suatu entitas, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

Pemeriksaan (Examination)

Review

Prosedur Yang Disepakati (Agreed-upon


Procedures)

Memberi kerangka untuk fungsi atestasi bagi


jasa akuntan publik yang mencakup tingkat
keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa
audit
atas
laporan
keuangan
historis,
pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif,
serta tipe perikatan atestasi lain yang
memberikan keyakinan yang lebih rendah

Terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam


bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT),
termasuk Interpretasi Pernyataan Standar
Atestasi (IPSAT)
Standar ini mengikat akuntan publik dan
pelaksanaannya bersifat wajib

1.

2.

Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang


praktisi atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi
atestasi.
Perikatan
harus
dilaksanakan
oleh
seorang praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan cukup dalam bidang yang
bersangkutan dengan asersi.

c.

c.

d.

Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki


alasan untuk menyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini
ada :
Asersi dapat dinilai dengan kritera rasional, baik yang telah
ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam
penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu
memahaminya.
Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten
dan rasional dengan menggunakan kriteria tersebut.
Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap
mental independen harus dipertahankan oleh praktisi.
Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam
melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai
dengan pelaksanaan perikatan tersebut.

1.

2.

Pekerjaan harus direncanakan sebaikbaiknya dan jika digunakan asisten harus


disupervisi dengan semestinya.
Bukti yang cukup harus diperoleh untuk
memberikan dasar rasional bagi simpulan
yang dinyatakan dalam laporan.

1.

2.

Laporan harus menyebutkan asersi yang


dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan
atestasi yang bersangkutan.
Laporan harus menyatakan simpulan
praktisi mengenai apakah asersi disajikan
sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan
dipakai sebagai alat pengukur.

3.

4.

Laporan harus menyatakan semua keberatan


praktisi yang signifikan tentang perikatan dan
penyajian asersi.
Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi
suatu asersi yang disusun berdasarkan kriteria
yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan
untuk melaksanakan prosedur yang disepakati
harus
berisi
suatu
pernyataan
tentang
keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh
pihak-pihak yang menyepakati kriteria atau
prosedur tersebut.

Auditir Junior,

Auditor Senior,

Manajer audit,

Partner,

Você também pode gostar