Você está na página 1de 11

Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Perbankan

Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Perbankan


Oleh
Muhammad Nurul Huda[1].

Kehidupan masyarakat pasti dan selalu menimbulkan fenomena dan gejala, dengan demikian politik
hukum sangat diperlukan bagi kehidupan masyarakat, pemerintah, atau Negara yang sedang
berubah, atau membangun atau berkembang. Pembahsan Negara hukum, sistem demokrasi, dan
politik hukum sejak lahir dan berdirinya Negara Republik Indonesia, atas dasar Proklamasi
Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta atas nama Bangsa
Indonesia pada hari dan tanggal 17 Agustus 1945, yang merupakan satu kesatuan dengan pidato
Proklamasi, hingga saat ini tak kunjung dapat diselesaikan dengan tuntan[2].
Berkaitan dengan itu, perbankan sangat mempengaruhikegiatan suatu Negara. Bank dapat dikatakan
sebagai darahnya perekonomian suatu Negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bankmdisuatu
Negara dapatmpula dijadikan ukuran kemajuan suatu Negara yang bersangkutan.semakin maju
suatu Negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan Negara tersebut.
Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya.
Lain halnya dengan dinegara-negara berkembang, seperti Indonesia, pemahaman tentang bank
dinegeri ini baru sepotong-potong. Sebagian masyarakat hanya memahami bank sebatas tempat
memindahkan jam dan menyimpang uang belaka. Bahkan terkadang sebagian masyarakat samasekali belum memahami bank sering diartikan secara keliru. Selebihnya banyak masyarakat yang
tidak paham sama sekali tentang dunia perbankan. Semua ini dapat dipahami karena pengenalan
dunia perbankan secara utuh terhadap masyarakat sangatlah minim, sehingga tidaklah
mengherankan keruntuhan dunia perbankanpun tidak terlepas dari kurang pahamnya pengelola
perbankan ditanah air dalam memahami dunia perbankan secara utuh[3].
Bank juga disebut sebagai lembaga perantara keuangan atau Finacial Intermediary. Sebagai lembaga
perantara keuangan, artinya bank menjebatani kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak,
merupakan nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan nasabah yang membutuhkan
dana. Bank menghimpun dana dari masyakarat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam
bentuk kredit. Produk simpanan yang ditawarkan oleh bank antara lain simpanan giro, tabungan,
deposito, dan produk penghimpunan dana lainnya. Fungsi lainnya adalah penyaluran dana kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk penempatan dana lainnya. Sebagia besar
penayaluran dana pihak ketiga ialah dalam bentuk kredit. Kredi yang diberikan oleh bank secara
garis besar dilihat dari segi tujuan penggunaan dapat dibagi menjadi kredit investasi, kredit modal
kerja, dan komsumsi. Kredit investasi merupakan jenis kredit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pengadaan barang modal. Kredit modal kerja merupakan
kerja perusahaan. Kredit konsumsi merupakan jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan barang konsumsi yang habispakai dan digunakan
untuk keperluan pribadi[4].
Sistem keuangan juga menjadi perhatian daripada perbankan itu sendiri, sistem keuangan dinegaranegara asia, termasuk Indonesia, telah mengalami perubahan yang berarti selama decade 80-an
sampai sekarang. Hampir semua Negara asia melakukan liberalisasi sistem keuangan yang pada
umumnya disertai kelonggaran arus modal asing dan pengawasan devisa. Perubahan tersebut

mendorong perubahan arah kebijakan moneter, memengaruhi hubungan antara permintaan uang,
pendapatan dan suku bungan dan mendorong pemerintah untuk mengkaji ulang instrumeninstrumen moneter yang tepat untuk menentukan kebijaksanaan yang dikeluarkan. Meskipun
leiberalisasi tersebut diikuti oleh paket-paket kebijakan lainnya yang disempurnakan, namun belum
dapat mengurangi kelemahan diberbagai sektor perekonomian yang ada.
Beranjak dari apa apa yang diuraikan diatas jelaslah bahwa sistem keuangan memegang peranan
yang sangat penting dalam perekonomian seiiring dengan fungsinya untuk menyalurkan dana dari
pihak mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) kepada pihak yang membutuhkan dana (lack of
funds). Apabila sistem keuangan tidak bekerja dengan baik, maka perekonomian menjadi pihak tidak
efisien dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai[5].
Penyebab terjadinya kejahatan dipasar modal diasumsikan didasarkan beberapa alasan, yaitu
kesalahan pelaku, kelamahan aparat yang mencakup integritas dan profesionalisme dan kelemahan
peraturan[6]. Selain itu juga, penelitian terhadap perangkat perundangan yang mengatur pasar
modal akan memberikan kontribusi positif bagi penegakan hukum dalam memberikan jaminan dan
kepastian hukum kepada pelaku pasar modal[7].
Anjak Piutang atau disebut juga Factoring apabila dilihat secara leksikal terdiri dari dua kata yaitu
anjak dan Piutang. Anjak artinya berpindah atau bergerak sedangkan Piutang artinya uang yang
dipinjamkan (yang dapat ditagih dari seseorang), tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan
yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya tagihan.
Sehingga secara leksikal anjak piutang artinya adalah berpindahnya piutang. Sehingga perjanjian
anjak piutang adalah perjanjian yang mendasari perpindahan tagihan sejumlah piutang kepada pihak
lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan
Pembiayaan pasal 1 (e) bahwa Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang
tersebut. Sedangkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga
Pembiayaan pasal 1 dan Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan bahwa perusahaan Anjak Piutang adalah Badan usaha
yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri.
Perusahaan Anjak Piutang atau Factoring adalah perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan
penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu perusahaan
dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.
Anjak piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya
(misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan
pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit
perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset
(piutang). Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga
pihak.
Dari keseluruhan pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa perusahaan anjak piutang merupakan
perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah utang piutang, baik pengambilalihan atau
pembelian piutang yang bertujuan memperlancar kegiatan perusahaan dan menghindari kredit
macet agar perusahaan yang mempunyai masalah utang piutang dapat melaksanakan kegiatan

operasionalnya dengan baik dan lancar. Perusahaan anjak piutang tersebut juga akan mendapatkan
diskon atau fee tertentu dari perusahaan yang mempunyai masalah utang piutang.
Terkait dengan itu maka ada maka akan dikemukakan beberapa teori yaitu yang menyangkut anjak
piutang, sebagai berikut :
1.
Teori Perlindungan Hukum Dalam Melihat Peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang
(factoring)
Perlindungan hukum menurut Hadjon meliputi dua macam perlindungan hukum bagi rakyat
meliputi:
a. Perlindungan Hukum Preventif : dimana kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan
keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang
definitive.
b.

Perlindungan Hukum Represif; dimana lebih ditujukan dalam penyelesian sengketa.

Perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia adalah prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap
harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip Negara Hukum yang
berdasarkan Pancasila. Adapun elemen dan cirri-ciri Negara Hukum Pancasila ialah:
a.

Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan.

b.

Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan Negara

c.

Prinsip penyelesian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana terakhir.

d.

Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Berdasarkan elemen-elemen tersebut, perlindungan hukum bagi rakyat terhadap pemerintah


diarahkan kepada:
a. Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya sengketa atau sedapat mungkin mengurangi terjadinya
sengketa, dalam hubungan ini sarana perlindungan hukum preventif patut diutamakan daripada
sarana perlindungan represif.
b. Usaha-usaha untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat dengan cara
musyawarah.
c. Penyelesaian sengketa melalui peradilan merupakan jalan terakhir, peradilan hendaklah
merupakan ultimum remedium dan peradilan bukan forum konfrontasi sehingga peradilan harus
mencerminkan suasana damai dan tentram terutama melalui hubungan acaranya.
Terkait dengan peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang (factoring) dalam mengatasi permasalahan
piutang dalam perusahaan, peranan Lembaga Keuangan Anjak Piutang (factoring) harus
dilaksanakan baik secara preventif maupun secara represif, karena hal ini merupakan salah satu
kunci dari upaya perlindungan hukum dimana hal ini mutlak dilakukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya wanprestasi/cidera janji yang dilakukan oleh debitur.

2.
Pihak yang terlibat dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan anjak peiutang, Pihak yang
terkait dalam kegiatan anjak piutang meliputi:
a.

Perusahaan jasa anjak piutang (Factor), yaitu pihak yang memberikan jasa anjak piutang

b. Klien (client), yaitu pihak yang menerima jasa anjak piutang dan menjual barang dan/ jasa
secara kredit kepada nasabah.
c. Nasabah (customer), yaitu pihak yang membeli barang dan/ jasa klien dan mempunyai
kewajiban berupa utang jangka pendek kepada klien.
Anjak piutang merupakan perjanjian antara factor dengan klien yang mewajibkan:
Pihak factor untuk memberikan jasa berupa:

Pembiayaan atas piutang usaha yang dimiliki oleh klien.

Nonpembiayaan berupa antara lain penagihan piutang, dan administrasi penjualan.

Pihak klien untuk:

Menjual atau menjaminkan piutangnya kepada pihak factor.

Memberikan balas jasa financial kepada factor.

Pada pelaksanaannya, jasa anjak piutang dapat dibedakan atas dasar hal-hal berikut:
1. Jasa yang Ditawarkan
a. Full-service factoring yaitu Anjak piutang yang memberikan jasa secara menyeluruh, baik jasa
pembiayaan maupun nonpembiayaan.
b. Bulk factoring yaitu Anjak piutang yang memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat
jatuh tempo pada nasabah.
c. Maturity factoring yaitu Anjak piutang yang memberikan jasa proteksi risiko piutang,
administrasi penjualan secara menyeluruh, dan penagihan.
d.

Invoice discounting yaitu Anjak piutang yang hanya memberikan jasa pembiayaan saja.

2. Distribusi Risiko
a. With recourse factoring yaitu Dimana risiko tidak terbayarnya piutang dari nasabah seluruhya
ditanggung oleh klien, danfactor sama sekali tidak menanggung risiko tidak terbayarnya piutang
tersebut.
b. Without recourse factoring yaitu Dimana risiko tidak terbayarnya piutang dari nasabah tidak
seluruhya ditanggung oleh klien, akan tetapi klien hanya menanggung sebesar piutang yang tidak
dibiayai oleh factor,sedangkan factor sendiri menanggung risiko sebesar uang muka atau
pembiayaan yang telah diberikan kepada klien.

3. Keterlibatan Nasabah dalam Perjanjian


a. Disclosed factoring yaitu Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor dengan
sepengetahuan pihak nasabah. Secara praktis, tipe disclosed factoring memungkinkan pemberian
jasa penagihan piutang kepada klien oleh factor.

b. Undisclosed factoring yaitu Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor dengan
dengan sepengetahuan pihak nasabah. Secara praktis, tipe undisclosed factoring ini tidak
memungkinkan pemberian jasa penagihan piutang kepada klien oleh factor, kecuali terjadi
pelanggaran atau cidera janji yang dilakukan oleh nasabah.

4. Lingkup Pelayanan
a.

Domestic factoring: Pihak yang terlibat berada dalam satu wilayah Negara.

b. International factoring: Pihak yang terlibat tidak berada dalam satu wilayah Negara. Dalam
kegiatan anjak piutang skala internasional ini ada empat pihak yang terkait yaitu eksportir, importer,
export factor,dan import factor.

5. Tipe Tagihan atau Piutang


a. Anjak piutang untuk tagihan biasa Hanya melibatkan pihak klien, nasabah, dan factor. Pihak lain
tidak ikut serta secara langsung dalam proses anjak piutang ini.
b. Anjak piutang untuk promes Ikut melibatkan pihak lain. Mekanismenya menjadi sedikit lebih
panjang karena bukti piutang dikonversikan menjadi promes kemudian didiskontokan ke pihak lain.

Setiap perusahaan mempunyai berbagai kegiatan usaha seperti kegiatan utama atau operasional
perusahaan dan kegiatan yang diluar operasionalnya. Perusahaan harus mengelola kegiatan tersebut
dengan baik agar tidak menghambat kegiatan yang lain.
Salah satu kegiatan operasional perusahaan adalah penjualan barang dan jasa, baik yang dilakukan
secara tunai atau kredit yang sesuai dengan perjanjian. Perjanjian jual beli lahir dan mengikat setelah
ada kata sepakat mengenai harga dan barang walaupun belum dilakukan penyerahan barang dan
pembayaran harga. Jika dilakukan secara tunai maka perusahaan tersebut akan langsung menikmati
keuntungannya tetapi jika dilakukan secara kredit maka perusahaan tersebut akan mempunyai
piutang atau tagihan yang harus menggunakan manajemen yang baik secara efektif dan efisien agar
piutang tersebut dapat ditagih sesuai dengan harapan.
Pengelolaan piutang perusahaan harus dilakukan dengan baik karena piutang tersebut merupakan
sumber pendapatan perusahaan yang tertunda dan merupakan hal yang sangat sensitive untuk
dibicarakan karena sebagian besar dana perusahaan dialokasikan dalam bentuk piutang dan
pengelolaan yang baik dapat memberikan kesan yang positif terhadap perusahaan dalam kualitas
manajemennya.
Ketika terjadi kemacetan dalam penagihan Piutang dagang, perusahaan akan mengalami kerugian
yang besar karena terganggunya perputaran barang dan perputaran keuangan. Dan apa yang harus
dilakukan ketika penjual tersebut sedang membutuhkan uang atau membutuhkan perputaran modal
yang cepat untuk perputaran selanjutnya. Salah satu solusinya adalah dengan menjual piutang yang
ada kepada pihak lain. Sehingga Bank, Lembaga keuangan non Bank, dan perusahaan pembiayaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi memberikan jasa anjak piutang yang bertujuan
untuk memperlancar kegiatan penyelesaian utang-piutang dan membantu perusahaan dalam
mengelola penjualan secara kreditnya agar baik dan teratur.

Kegiatan Anjak Piutang atau Factoring tersebut juga diperkuat dengan berbagai macam peraturan
seperti Peraturan Menteri Keuangan dan Undang-Undang Perbankan karena adanya hubungan
hukum yang berubah yaitu orang lain yang membeli piutang tersebut menggantikan kedudukan si
penjual dimana ia berhak untuk menuntut pembayaran dari si pembeli atau konsumen.

1.

Manfaat dari kegiatan Lembaga Keuangan Anjak Piutang

Berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan


Pembiayaan pasal 4 bahwa (1) Kegiatan Anjak Piutang dilakukan dalam bentuk pembelian piutang
dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. (2) Kegiatan
anjak piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk anjak piutang
tanpa jaminan dari penjual piutang (Without Recourse) dan Anjak piutang dengan jaminan dari
penjual piutang(With Recourse).
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa kegiatan perusahaan anjak piutang dilakukan dalam bentuk
pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam dan
luar negeri dan penata usahaan penjualan kredit serta penagihan piutang klien. Kegiatan anjak
piutang dapat dilakukan oleh Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan Pembiayaan
berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, kegiatan anjak piutang terdiri dari :
1) Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
2) Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang sesuai
dengan kesepakatan.
3) Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang dapat
mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.
Kegiatan diatas dapat dilakukan oleh perusahaan anjak piutang dengan terlebih dahulu melakukan
perjanjian anjak piutang. Perjanjian Anjak Piutang ini terdiri dari tiga serangkaian hukum yaitu
Subyek Hukum, Obyek hukum, dan Hubungan hukum atau peristiwa hukum. Subyek Hukum, adalah
penjual, pembeli, dan perusahaan anjak piutang. Namun penamaan tersebut dirubah disesuaikan
dengan hakikat anjak piutang. Perusahaan anjak piutang dikenal sebagai Factor, yaitu badan usaha
yang menawarkan anjak piutang. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa dari anjak piutang, yaitu
penjual atau supplier. Nasabah atau konsumen merupakan pihak yang mengadakan transaksi
dengan klien. Obyek Hukum, merupakan piutang itu sendiri, baik dijual atau dialihkan atau di urus
oleh pihak lain. Peristiwa Hukum, merupakan perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian antara
perusahaan anjak piutang dengan klien.
Cara peralihan piutang yang dikenal dengan nama levering harus melihat bentuk dari bendanya yang
akan dialihkan, apakah benda tersebut merupakan benda bergerak atau benda tidak bergerak.
Karena piutang tersebut timbul dari perdagangan sehingga pengalihan anjak piutang dilakukan
dengan akta dan pemberitahuan dan pengakuan.
Perusahaan anjak piutang agar dapat melakukan kegiatan operasionalnya juga harus mendapatkan
keuntungan. Keuntungan tersebut diperoleh dari berbagai biaya yang dikenakan terhadap klien yang
dapat menutupi seluruh kegiatan operasional perusahaan anjak piutang. Tapi sebelum perusahaan
anjak piutang menerima pembelian piutang dari klien, factor harus mempertimbangkan juga risiko

kerugian tagihan yang tidak dapat terbayar oleh debitur yang biasanya ditetapkan dengan biaya
penagihan atau komisi yang tinggi untuk piutang yang cukup bermasalah.
Keuntungan yang diperoleh dari biaya yang dibebankan kepada kliennya terdiri dari :
1. Jasa Penagihan (Service Charge) : biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak piutang kepada
kliennya yang dikenal dengan fee dan besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu
berdasarkan kesepakatan dengan berbagai pertimbangan seperti tingkat kesulitan atau jumlah
piutang yang ditagihkan.
2. Biaya Administrasi : biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah melakukan
pengelolaan terhadap penjualan kredit klien dan besarnya pun tergantung dari kesepakatan yang
dibuat bersama.
Imbalan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang, baik berupa service charge, provisi, dan
diskon, akan dicatat secara akrual sehingga pada saat penandatanganan perjanjian akan diakui pajak
terutang. Dasar pengenaan pajak atas penyerahan jasa anjak piutang adalah 5% dari jumlah imbalan
yang diterima dan Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan anjak piutang tidak dapat
dikreditkan.
Keuntungan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang diperoleh dari jasa yang diberikan kepada
klien berupa : Jasa Pembiayaan (Financing service), Perusahaan anjak piutang melakukan
pembayaran dimuka (prefinancing) kepada klien yang besarnya tergantung dari kesepakatan kedua
belah pihak. Kontrak dibuat dengan with recourse atau dengan without recourse. Besarnya
pembiayaan dilakukan sekira 60% sampai 80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak dan
penyerahan bukti-bukti penjualan.
Jasa non pembiayaan (non financing service), perusahaan anjak piutang memberikan jasa
pengelolaan administrasi kredit yang terdiri dari :
a.

Analisis kelayakan suatu kredit.

b.

Melakukan administrasi kredit.

c.

Pengawasan terhadap kredit termasuk pengendaliannya.

d.

Perlindungan terhadap suatu risiko kredit.

Kegiatan anjak piutang ini pada kenyataannya hanya dirasakan cukup bermanfaat bagi perusahaa
yang berskala besar, bagi usaha kecil atau UMK umumnya takut memanfaatkan pembiayaan anjak
piutang karena biayanya mencekik dan khawatir diteror bank jika pencairan dana dari nasabah tidak
tepat waktu. Selain itu UMK juga enggan mendapatkan uang tunai dengan menjaminkan resi tagihan
karena belum mengertinya tentang anjak piutang dan adanya persepsi jika menggunakan anjak
piutang akan diteror penagih jka pencairan resi mandek dan mundur atau nasabah bangkrut.
Para perusahaan anjak piutang membebankan resi tagihan kepada klien dengan skema with
recourse karena adanya faktur penagihan fiktif, atau pemasok diam-diam telah menerima
pembayaran dari nasabah padahal resi tagihan sudah dianjak-piutangkan pada lembaga keuangan.
Karena pencairan resi bermasalah maka para pemasok akan dikenai komisi anjak piutang 25% s.d.
30% per tahun serta ditambah service charge untuk jasa penagihan dan biaya administrasi.
Dari apa yang dipaparkan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan adapun manfaat dari anjak piutang
bagi perusahaan/perbankan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana tunai sehingga
terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa digunakan untuk modal kerja perusahaan. Aliran
kas (cash in flow) akan lebih lancar karena perusahaan tidak perlu menunggu pencairan piutang
sampai jatuh tempo.
2. Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat dialihkan ke lembaga
anjak piutang karena lembaga ini membantu mengelola administrasi penjualan dan penagihan (sales
ledgering and collection service).
3. Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada customer baru
karena resiko tagihan macet bisa ditanggung bersama dengan lembaga anjak piutang (credit
insurance).
4. Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang dapat dibayar tepat saat
jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini tidak merusak hubungan baik antara perusahaan
(klien) dengan pelanggannya (customer).

2.

Lembaga Keuangan Anjak Piutang (factoring) dalam mengatasi permasalahan Perbankan

Lembaga perbankan sebaga salah satu lembaga keuangan mempunyai nilai strategis dalam
kehidupan perekonomian suatu Negara[8]. Selain itu juga dikenal juga sistem keuangan. Adapun
yang dimaksudkan dengan Konsep Sistem Keuangan
a. Sistem keuangan dalam suatu negara terdiri dari unit-unit lembaga keuangan baik institusi
perbankan, lembaga keuangan bukan bank serta pasar yang saling berinteraksi secara kompleks
dengan tujuan memobilisasi dana untuk investasi dan menyediakan fasilitas sistem pembayaran
untuk pembiayaan aktivitas komersial.
b. Dalam Sistem keuangan terjadi intermediasi antara yang memiliki dana dan yang membutuhkan
dana, transformasi dan pengelolaan resiko serta penemuan harga pasar.
c. Suatu sistem keuangan yang efisien dan kokoh adalah sistem keuangan yang mampu
memobilisasi dan mengalokasikan sumber daya yang terbatas kepada aktivitas yang memberikan
tingkat pengembalian yang optimal dan mampu berkontribusi secara penuh dalam pertumbuhan
ekonomi suatu negara secara sehat, berkelanjutan dan seimbang
Definisi Sistem Keuangan
A financial system consist of institutional units and markets that interact, typically in a complex
manner, for the purpose of mobilizing funds for investment, and providing facilities, including
payment system for financing of commercial activity ( Sebuah sistem keuangan terdiri dari unit
institusional dan pasar yang berinteraksi, biasanya dengan cara yang kompleks, dengan tujuan untuk
memobilisasi dana untuk investasi, dan menyediakan fasilitas, termasuk sistem pembayaran untuk
pembiayaan kegiatan komersial)
The role of financial institutions within the system is primarily to intermediate between those that
provide the funds and those that need the funds, and typically involves transforming and managing
risk. Financial markets provide a forum within which financial claims can be traded under established
rules of conduct, and can facilitate the management and transformation risk. They also play
important role in identifying market prices (price discovery) Peran lembaga keuangan dalam
sistem ini terutama untuk intermediate antara mereka yang menyediakan dana dan mereka yang

membutuhkan dana, dan biasanya melibatkan transformasi dan mengelola risiko. Pasar uang
menyediakan sebuah forum dimana klaim keuangan dapat diperdagangkan di bawah aturan yang
ditetapkan etik, dan dapat memfasilitasi manajemen dan risiko transformasi. Mereka juga
memainkan peran penting dalam mengidentifikasi harga pasar ("penemuan harga")

Teori Sistem dan Kebijakan PerbankanDefinisi & Fungsi Bank


Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Lembaga keuangan dengan fungsi
intermediasi Lembaga Intermediasi Hanya dapat berjalan bila ada kepercayaan Lembaga
Kepercayaan[9].
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) sebenarnya belum memiliki definisi baku yang telah diterima
secara internasional. Oleh karena itu, muncul beberapa definisi mengenai SSK yang pada intinya
mengatakan bahwa suatu sistem keuangan memasuki tahap tidak stabil pada saat sistem tersebut
telah membahayakan dan menghambat kegiatan ekonomi. Di bawah ini dikutip beberapa definisi
SSK yang diambil dari berbagai sumber:
a. Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap
kejutan (shock)yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan
sistem keuangan.
b. Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai
gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan
pembayaran dan menyebar risiko secara baik.
c. Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan
harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan
ekonomi.
Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor
yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor keuangan. Ketidakstabilan sistem keuangan dapat
dipicu oleh berbagai macam penyebab dan gejolak. Hal ini umumnya merupakan kombinasi antara
kegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun perilaku. Kegagalan pasar itu sendiri dapat
bersumber dari eksternal (internasional) dan internal (domestik). Risiko yang sering menyertai
kegiatan dalam sistem keuangan antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko
operasional.
Meningkatnya kecenderungan globalisasi sektor finansial yang didukung oleh perkembangan
teknologi menyebabkan sistem keuangan menjadi semakin terintegrasi tanpa jeda waktu dan batas
wilayah. Selain itu, inovasi produk keuangan semakin dinamis dan beragam dengan kompleksitas
yang semakin tinggi. Berbagai perkembangan tersebut selain dapat mengakibatkan sumber-sumber
pemicu ketidakstabilan sistem keuangan meningkat dan semakin beragam, juga dapat
mengakibatkan semakin sulitnya mengatasi ketidakstabilan tersebut. Identifikasi terhadap sumber
ketidakstabilan sistem keuangan umumnya lebih bersifat forward looking (melihat kedepan). Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui potensi risiko yang akan timbul serta akan mempengaruhi kondisi
sistem keuangan mendatang. Atas dasar hasil identifikasi tersebut selanjutnya dilakukan analisis
sampai seberapa jauh risiko berpotensi menjadi semakin membahayakan, meluas dan bersifat
sistemik sehingga mampu melumpuhkan perekonomian[10].

Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut pada prinsipnya berkaitan antara lain: kurang
kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target
penjualan tidak tercapai. Di samping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha peningkatan
produksi dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan secara kredit
(Piutang) masih terabaikan.
Kelemahan di bidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin meningkatnya kredit
macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada gilirannya akan menyulitkan
perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari lembaga keuangan.
Beberapa peran lembaga anjak piutang dalam rangka mengatasi masalah dunia usaha/perbankan
adalah sebagai berikut:
1.

Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya penjualan.

2. Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran


dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan Crediet standing perusahaan
3. Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien karena
klien dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik perdagangan dalam negeri
maupun perdagangan internasional.
4. Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan perputaran
modal kerja.
5. Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit macet ini
dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
6. Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan meningkatkan pendapatan
nasional.

[1] Muhammad Nurul Huda, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Jurusan Hukum Pidana Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
[2] Soehino, Politik Hukum Di Indonesia Edisi Pertama, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2010
[3] Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta
[4] Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi, Pranada Media Cetakan Pertama,
Cetakan ke-1, Jakarta, 2010
[5] Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Edisi Revisi, Pranada Media, 2011
[6] Ivan Yustiavandana, Arman Nefi dan Adiwarman, Tindak Pidana Pencucian Uang Di Pasar
Modal, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010
[7] M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal, Prenada Media, Jakarta, 2004

[8] Jamal Wiwoho, Hukum Perbankan Indonesia, Cetakan 1, UNS Press, Surakarta, 2011
[9] http://ehsablog.com/konsep-sistem-keuangan.html, diakse tanggal 19/4/2011 Jam 06.56 Wib
Surakarta
[10]http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Stabilitas+Sistem+Keuangan/Ikhtisar/Definisi+SSK/,
diakses Tanggal 19/4/2011 Jam 06.59 Wib Surakarta

PERANAN LEMBAGA ANJAK PIUTANG DALAM


EKONOMI INDONESIA
PERANAN LEMBAGA ANJAK PIUTANG DALAM EKONOMI INDONESIA
Oleh: Fauzie Yusuf Hasibuan

Você também pode gostar