Você está na página 1de 17

A.

INVESTASI
1. TINJAUAN ATAS INVESTASI
Investasi dalam sekuritas dapat dilakukan dalam bentuk investasi jangka panjang
(dengan motif untuk mendapat hasil berupa bunga atau dividen jangka panjang, atau
untuk menguasai perusahaan lain) dan investasi jangka pendek (hanya sekedar
memanfaatkan kelebihan kas sambil menunggu sebelum diinvestasikan dalam aktiva
produktif). Aktifitas investasi perusahaan semacam ini berkaitan dengan pemilikan
sekuritas yang diterbitkan oleh perusahan lain. Sekuritas tersebut bisa berupa sertifikat
deposito, saham biasa atau saham preferen, dan obligasi perusahaan.
2. TUJUAN AUDIT
Kategori
Transaksi
Keberadaan

Tujuan Audit Saldo Akun


Pendapatan

investasi, Investasi jangka pendek dan

atau

keuntungaan dan kerugian yang jangka panjang yang dicatat

Keterjadian

direalisasi, serta keuntungan dan merupakan investasi yang ada

(EO)

kerugian penahanan yang belum pada tanggal neraca (EO2).


direalisasi termasuk dalam laba
yang dihasilkan dari transaksi dan
peristiwa yang terjadi selama

Kelengkapan

periode berjalan (EO1)


Pengaruh dari semua transaksi Semua

dan peristiwa investasi selama pendek dan jangka panjang


periode berjalan terhadap laporan termasuk

investasi
dalam

jangka
akun

laba rugi termasuk dalam akun- investasi dalam neraca (C2)


akun laporan laba rugi (C1)
Hak

dan

Semua investasi yang dicatat

Kewajiban

dimiliki oleh entitas yang

(RO)
Penilaian atau Pendapatan
Alokasi (VA)

investasi,

melaporkan (RO1)
dan Investasi dilaporkan di neraca

keuntungan serta kerugian yang pada nilai wajar, harga pokok,


direalisasi dan belum direalisasi biaya yang diamortisasi, atau
dilaporkan pada jumlah
benar (VA1)

yang jumlah yang ditentukan oleh


metode ekuitas, sama seperti
untuk investasi tertentu (VA2)

Penyajian dan

Saldo setelah diidentifikasi

Pengungkapan

dan diklasifikasikan dengan

(PD)

tepat dalam laporan keuangan


(PD1)
Pengungkapan

yang

tepat

dibuat berkenaan dengan (1)


investasi hubungan istimewa,
(2)

dasar

untuk

menilai

investasi, dan (3) pengadaan


investasi

sebagai

agunan

(PD2).
3. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT
a. Materialitas
Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka pendek dapat bersifat material bagi
solvensi jangka pendek suatu entitas, tetapi laba dari sekuritas semacam itu jarang
bersifat signifikan bagi hasil operasi entitas di luar sektor jasa keuangan. Sekuritas
yang ditahan sebagai investasi jangka panjang dapat bersifat material baik bagi neraca
maupun laporan laba rugi, tergantung pada entitasnya.
b.Risiko Bawaan
Risiko bawaan untuk investasi dipengaruhi oleh banyak factor. Volume transaksi
investasi biasanya sangat rendah. Namun, sekuritas rentan terhadap pencurian, dan
akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi semakin kompleks. Dengan
menyajikan secara salah klasifikasi yang tepat dari suatu investasi, manajemen dapat
menunda atau mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi dalam laba. Lebih lanjut, nilai wajar, bila diperlukan, mungkin sulit untuk
ditentukan atau mungkin mudah berubah. Jadi, faktor-faktor ini, apabila berlaku,
dapat menyebabkan tingkat risiko inheren yang tinggi untuk asersi penilaian atau
alokasi serta penyajian dan pengungkapan.
c. Risiko Prosedur Analitis
Prosedur analitis dapat membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya, atau dapat membandingkan hasil-hasil aktual atas jumlah investasi dan

laba investasi dengan yang dianggarkan atau dokumentasi lain dari rencana
manajemen.
Perbedaan yang tidak diharapkan, dapat menunjukkan salah saji berkenaan dengan
asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian atau alokasi, dan penyajian
serta pengungkapan.
d. Risiko Pengendalian
Wewenang dan tanggung jawab atas transaksi investasi harus ditetapkan pada pejabat
perusahaan seperti bendaharawan. Individu ini haruslah orang yang (1) memiliki
integritas yang tidak dapat diragukan, (2) memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan sebagai orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan transaksi
(3) menyadari arti penting pelaksanaan semua prosedur pengendalian yang ditetapkan,
dan (4) dapat membantu anggota manajemen lain yang berpartisipasi dalam membuat
penilaian awal serta berlanjut atas risiko yang berkaitan dengan masing-masing
investasi.
Sistem informasi dan komunikasi harus mencakup dan menyimpan semua data
tentang harga perolehan/cost yang diperlukan, harga pasar, serta data lain yang
diperoleh oleh setiap metoda akuntansi untuk berbagai kategori investasi dalam
sekuritas saham maupun obligasi, baik pada saat pembelian maupun pada tanggal
pelaporan.
Dokumen dan Catatan.

Sertifikat saham (stock certificate). Suatu dokumen tercetak yang


menunjukkan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham
dalam sebuah perseroan.

Sertifikat obligasi (bond certificate). Suatu dokumen tercetak yang


menunjukkan jumlah obligasi yang dimiliki oleh pemegang obligasi.

Perjanjian obligasi (bond indenture). Suatu kontrak yang menyatakan syarat


dari obligasi yang diterbitkan oleh sebuah korporasi.

Pemberitahuan dari broker (brokers advice). Suatu dokumen yang


diterbitkan oleh broker yang menetapkan harga pertukaran dari transaksi
investasi; ini merupakan dokumen sumber yang utama untuk mencatat
transaksi investasi.

Laporan broker (brokers statement). Suatu laporan bulanan yang diterbitkan


broker yang merinci sekuritas yang disimpan oleh broker tersebut, harga
pokoknya, dan nilai pasar wajarnya pada akhir bulan.

Buku jurnal (book of original entry). Jurnal umum digunakan untuk mencatat
pos-pos seperti akrual pendapatan bunga obligasi, penyesuaian pasar menurut
metode nilai wajar, dan laba yang dihasilkan menurut metode akuntansi
ekuitas.

Buku pembantu investasi (investment subsidiary ledger). Buku pembantu


yang terpisah dapat digunakan untuk setiap kelas investasi yang berbeda
apabila perusahaan mempunyai portofolio yang terdiri dari banyak investasi
yang berlainan.

Fungsi-Fungsi Dan Pengendalian Yang Berkaitan.

Pemberian otorisasi transaksi investasi


Pembelian sekuritas. Pembelian dilakukan sesuai dengan otorisasi
manajemen.
Penjualan sekuritas. Penjualan dilakukan sesuai dengan otorisasi
manajemen.

Penerimaan atau penyerahan sekuritas


Penerimaan/pengamanan/penyerahan sekuritas. Sekuritas biasanya
ditahan di tempat yang aman oleh seorang pialang, yang bertanggung
jawab untuk mengamankan sekuritas bersama dengan penerimaan dan
penyerahan sekuritas entitas bersangkutan.
Penerimaan laba periodik. Cek-cek dividen dan bunga segera
disetorkan secara utuh. Apabila sekuritas disimpan di tempat yang
aman, maka dividen dan pendapatan bunga akan disetorkan langsung
ke akun entitas oleh pialang.

Pencatatan transaksi
Pencatatan pembelian, penjualan, dan laba. Transaksi dicatat
berdasarkan dokumentasi pendukung yang tepat; tugas untuk mencatat
transaksi
dipisahkan.

dan

menyelenggarakan

pengawasan

sekuritas

harus

Pencatatan penyesuaian pasar dan reklasifikasi. Perubahan nilai


wajar dan situasi yang bersangkutan dengan klasifikasi yang tepat atas
investasi secara periodik harus dianalisis dan dicatat.

Penerimaan dan pengeluaran kas:


Penerimaan kas. Prosedur pengendalian harus memberikan kepastian
yang layak bahwa dokumentasi yang menetapkan akuntabilitas telah
diciptakan untuk penerimaan kas dan penjualan investasi dan untuk
transfer dana dari akun pialang ke rekening giro utama.
Pengeluaran kas. Pengeluaran kas untuk menyelesaikan pembelian
investasi

harus

mencakup

perbandingan

pengeluaran

dengan

pemberitahuan pialang yang mendasari dan pengendalian atas transfer


dana ke akun pialang dari rekening giro utama.

Penilaian kinerja dan pelaporan investasi. Review kinerja dilakukan oleh


manajemen untuk mendeteksi kinerja investasi yang buruk dan/atau pelaporan
yang salah, termasuk perbandingan saldo investasi dan tingkat pengembalian
atas berbagai kelas investasi dengan jumlah yang dianggarkan, dan penilaian
kelayakan klasifikasi dari masing-masing investasi.

B. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS INVESTASI


1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Apabila entitas menghasilkan arus kas bebas yang mencukupi untuk mempunyai
volume aktivitas investasi yang signifikan, auditor akan perlu mempertimbangkan
pengendalian spesifik atas aktivitas-aktivitas itu. Karena penilaian risiko inheren dan
pengendalian relevan dapat sangat bervariasi disebabkan oleh berbagai jenis investasi
serta situasi yang ada di antara entitas, maka, tingkat risiko deteksi yang adpat
diterima juga akan bervariasi secara signifikan di antara entitas dan di antara kategori
asersi bagi entitas yang sama. Sekali lagi, kesulitan dalam merancang pengendalian
untuk menilai risiko secara memadai berkaitan dengan (1) penggunaan nilai wajar,
bila diperlukan, dan (2) klasifikasi yang tepat atas investasi yang seringkali berarti
bahwa tingkat risiko deteksi yang rendah yang dapat diterima untuk pengujian rincian
biasanya

ditetapkan untuk asersi penilaian atau alokasi serta penyajian dan

pengungkapan.

2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


a. Prosedur Awal
Yaitu, pertama, auditor mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri klien.
Merupakan hal yang penting bagi auditor untuk memahami pendorong ekonomi yang
memungkinkan suatu entitas melakukan aktivitas investasi. Kedua, kecocokan antara
saldo investasi awal dengan jumlah yang diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya
diverifikasi.
b. Prosedur Analitis
Prosedur analitis untuk saldo investasi mencakup keterkaitan di antara akun-akun
spesifik selama periode berjalan dan perbandingan dengan data tahun sebelumnya,
jumlah yang dianggarkan, dan ekspektasi lainnya.
Ketika melaksanakan prosedur analitis atas laba investasi, adalah penting untuk
memahami kebijakan investasi entitas berkenaan dengan proporsi investasi dalam
sekuritas pemerintah, obligasi korporasi, dan sekuritas ekuitas. Auditor harus
mengevaluasi kelayakan laba investasi atas masing-masing kelas investasi secara
terpisah, berdasarkan kinerja pasar terakhir.
c. Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian rincian transaksi secara khusus akan dapat menjadi efektif sebagai suatu
pendekatan audit apabila entitas tersebut mempunyai volume transaksi yang rendah.
Pengujian substantif ini terdiri dari vouching ke masing-masing ayat debet dan kredit
dalam berbagai akun investasi. Sementara pendekatan lainnya ke akun investasi atau
akun penyesuaian pasar yang bertalian dapat divouch ke dokumentasi yang
memverifikasi kenaikan nilai wajar yang harus diakui dalam akun-akun itu.
Pengetahuan tentang akuntansi yang tepat untuk aktivitas investasi yang
mempengaruhi saldo investasi lainnya dapat memberitahu auditor mengenai sumber
dari mana debet dan kredit itu dapat divouching. Dokumentasi juga dapat berguna
dalam menentukan apakah debet dan kredit telah dilakukan ke akun-akun yang tepat
(klasifikasi yang tepat).
d. Pengujian Rincian Saldo
1) Memeriksa dan Menghitung Sekuritas yang ada di Tangan
Pengujian ini biasanya dilaksanakan secara serentak dengan perhitungan auditor
atas kas dan instrumen lainnya yang dapat dinegosiasikan. Dalam melaksanakan

pengujian ini, (1) petugas yang menyimpan sekuritas harus hadir sepanjang
perhitungan, (2) suatu tanda terima harus diperoleh dari petugas tersebut ketika
sekuritas dikembalikan, dan (3) semua sekuritas harus berada di bawah kendali
auditor sampai perhitungan selesai.
Dalam memeriksa sekuritas, auditor harus mengamati hal-hal seperti nomor
sertifikat pada dokumen, nama pemilik (yang harus nama klien, baik secara
langsung maupun melalui endorsemen), uraian tentang sekuritas itu, jumlah saham
(atau obligasi), dan nama penerbitnya.
2) Mengkonfirmasi Sekuritas yang Disimpan oleh Pihak Lain
Konfirmasi ini harus diminta pada tanggal sekuritas yang ditahan oleh klien itu
sedang dihitung. Auditor harus mengendalikan pengiriman melalui pos dan
menerima jawaban langsung dari petuga penyimpanan sekuritas. Jika sekuritas
ditahan oleh kreditor sebagai jaminan atas pinjkaman atau ditempatkan pada pihak
ketiga (escrow) sesuai perintah pengadilan, maka konfirmasi harus dikirimkan
kepada petugas yang ditunjuk.
3) Menghitung Kembali Pendapatan Investasi yang Dihasilkan
Laba dari investasi dapat diverifikasi dengan bukti dokumenter dan dihitung
ulang. Auditor dapat secara independen memverifikasi pendapatan dividen dengan
merujuk pada tanggal pengumuman, jumlah, dan tanggal pembayaran yang
diperlihatkan dalam buku catatan dividen. Verifikasi pendapatan dividen biasanya
digabungkan ke dalam skedul investasi.
Bunga yang dihasilkan dan bunga yang dipungut atas investasi dalam obligasi
dapat diverifikasi dengan menelaah surat berharga dan tanggal pembayaran yang
ditunjukkan pada sertifikat obligasi.
e. Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi
1) Klasifikasi Investasi yang Tepat
Ketika mengevaluasi maksud manajemen berkenaan dengan suatu investasi,
auditor harus menentukan apakah aktivitas investasi manajemen mendukung atau
bertentangan dengan maksud manajemen yang telah dinyatakan. Auditor juga
harus mempertimbangkan kemampuan manajemen untuk menahan sekuritas
hutang sampai jatuh tempo mengingat posisi keuangan klien, kebutuhan modal
kerja, dan kemampuan untuk menghasilkan arus kas operasi. Akhirnya, auditor

biasanya harus mendapatkan representasi tertulis dari manajemen yang


mengkonfirmasi kelayakan klasifikasi sekuritas.
2) Mengaudit Nilai Wajar Investasi
Jika investasi dicatat pada nilai wajarnya, maka auditor harus mendapatkan bukti
yang mendukung nilai wajar itu. Sumber yang umum untuk mendukung nilai wjar
sekuritas adalah harga pasar kutipan yang diperoleh dari publikasi keuangan atau
estimasi nilai wajar yang diperoleh dari pialang-dealer serta sumber pihak ketiga
lainnya. Auditor dapat menganggap perlu untuk melibatkan seorang spesialis
dalam menilai estimasi nilai wajar entitas atau model-model yang bertalian.
f. Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP
Pengujian substantif yang dilakukan terdahulu harus memberikan banyak bukti yang
diperlukan auditor untuk menentukan apakah saldo investasi telah diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan. Berkaitan dengan klasifikasi
lancar dan tidak lancar, atau perdagangan lawan tersedia untuk dijual, auditor juga
harus mengadakan tanya-jawab dengan manajemen menyangkut maksudnya dalam
hal periode penahanan, dsb.
C. SALDO KAS
Saldo kas meliputi penerimaan di tangan yang belum disetor, kas di bank, pada
rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji.
1. HUBUNGAN SALDO KAS DENGAN SIKLUS TRANSAKSI
Siklus pembiayaan dan siklus investasi keduanya dapat menaikkan dan menurunkan
kas, sementara siklus pendapatan akan menaikkan kas, dan siklus pengeluaran serta
jasa personalia akan menurunkan kas. Bagi banyak entitas, volume transaksi siklus
pendapatan dan pengeluaran dapat berjumlah besar, demikian juga dengan siklus jasa
personalia.
2. TUJUAN AUDIT
Kategori Asersi
Tujuan Audit Saldo Akun
Keberadaan atau Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca (EO1)
Keterjadian (EO)
Kelengkapan (C)

Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari semua


transaksi kas yang telah terjadi (C1).

Transfer kas akhir tahun di antara bank telah dicatat pada


Hak

periode yang tepat (C2).


dan Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang

Kewajiban (RO)
diperlihatkan pada tanggal neraca (RO1)
Penilaian
atau Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah yang
Alokasi (VA)
Penyajian

dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul pendukung


(VA1).
dan Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tpat

Pengungkapan

dalam beraca (PD1).

(PD)
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi,
dan pemabatasan lain padanya atas kas telah diungkapkan
dengan tepat (PD2).
3. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT
a. Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titik
waktu yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil, dan seringkali tidak material.
Akan tetapi, jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang
mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun selama suatu
periode waktu benar-benar dapat sangat material. Dalam kenyataannya, volume
transaksi yang mempengaruhi kas biasanya lebih besar daripada untuk setiap akun
lainnya dalam laporan keuangan.
b. Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat saldo inheren yang
signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta
kelengkapan. selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah untuk dicuri karena
berbagai jenis bentuk kecurangan yang melibatkan kas telah terbukti. Akan tetapi,
risiko yang berkenaan dengan asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan
panyajian serta pengungkapan untuk kas bersifat minimal karena tidak adanya
kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan pengungkapan.
c. Risiko Prosedur Analitis
Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan
atau anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum dan

investasi atas kelebihan kas. Biasanya lebih efektif bagi perusahaan untuk
membandingkan saldo kas dengan anggaran dan kebijakan perusahaan karena masingmasing kebutuhan kas dari berbagai entitas seringkali bersifat unik.
d. Risiko Pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas seringkali merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendaliakn oleh sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat
memungkinkan auditor untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah.
Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian, maka banyak auditor akan
mengevauasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan memastikan bahwa
setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan dengan jelas kepada
manajemen.
D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS
Dalam bagian ini, istilah saldo kas hanya mengacu pada kas yang ditahan dan di bank,
tidak termasuk kas kecil dan dana imprest lainnya.
1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap penyalahgunaan.
Metodologi untuk menggabungkan penilaian risiko pengendalian atas asersi
kelompok

transaksi dappat

digunakan dalam

menentukan

penilaian

risiko

pengendalian untuk asersi saldo kas. Model risiko audit atau matriks risiko kemudian
dapat digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas
setiap asersi saldo kas.
2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
a. Prosedur Awal
Auditor harus memastikan bahwa dia telah memperoleh pemahaman tentang bisnis
entitas dan pentingnya saldo kas bagi entitas tersebut.
Titik awal untuk memverifikasi saldo kas adalah menelusuri saldo awal periode
berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya
(apabila dapat diterapkan). Berikutnya, aktivitas selama periode berjalan dalam akun
buku besar kas harus dikaji ulang menyangkut setiap ayat jurnal signifikan yang
bersifat tidak biasa atau jumlah yang memerlukan penyelidikan khusus. Di samping
itu, setiap skedul yang dibuat oleh klien yang menunjukkan ikhtisar penerimaan kas

yang belum disetor pada lokasi yang berbeda dan/atau ikhtisar saldo bank juga harus
diperoleh.
b. Prosedur Analitis
Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien ke klien
lainnya. Efektivitas prosedur analitis dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan
dari pengujian substantif lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila
datanya tidak sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau
peramalan kas, atau kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.
c. Pengujian Rincian Transaksi
1) Melaksanakan Pengujian Pisah-Batas Kas
Dua pengujian pisah-batas kas (cash cutoff tests) telah dilaksanakan: (1)
pengujian pisah batas penrimaan kas dan (2) pengujian pisah-batas pengeluaran
kas. Penggunaan laporan pisah-batas bank juga berguna dalam menentukan
apakah pisah- batas kas yang tepat telah dilakukan.
2) Menelusuri Transfer Bank
Apabila terjadi transfer bank, maka beberapa hari (dikenal dengan periode
mengambang) umumnya akan berlalu sebeblum cek itu dikliring di bank pada
waktu ditarik. jadi setoran kas per catatan bank akan lebih saji selama periode ini,
karena cek itu akan termasuk dalam saldo bank yang menerima setoran dan belum
akan dikurangkan dari bank yang ceknya ditarik. Transfer bank juga dapat
menimbulkan salah saji saldo bank per pembukuan jika pengeluaran dan
penerimaan tidak dicatat pada periode akuntansi yang sama.
Secara sengaja mencatat transfer bank sebagai setoran di bank penerima dan
tidak menunjukkan pengurangan dari akun bank tempat transfer cek ditarik
merupakan suatu penyimpangan yang dikenal sebagai kiting. Kiting juga dapat
digunakan untuk menyembunyikan kekurangan kas atau kelebihan kas di bank
pada tanggal laporan.
Kiting dapat dideteksi dengan menelusuri transfer bank atau juga bisa dideteksi
dengan (1) mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas bank karena cek
yang dikiting dan dikliring pada bulan Januari akan tidak tampak pada daftar cek
yang beredar untuk bulan Desember dan (2) melaksanakan pengujian pisah-batas

kas karena cek terakhir yang diterbitkan pada bulan Desember tidak akan dicatat
dalam register cek.
Seorang auditor memerlukan bukti tentang keabsahan transfer bank atau,
sebaliknya, dapat terjadi salah saji. Bukti ini diperoleh dengan menyiapkan skedul
transfer bank. Data yang akan dicantumkan pada skedul itu diperoleh dari
analisis atas ayat jurnal kas per pembukuan dan laporan bank serta pisah-batas
bank yang berlaku. Skedul itu mencantumkan semua transfer cek yang diterbitkan
pada atau mendekati akhir tahun fiskal klien, dan menunjukkan tanggal cek itu
dicatat oleh klien serta bank.
d. Pengujian Rincian Saldo
1) Menghitung Kas di Tangan
Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:

Mengendalikan semua instrumen kas dan yang dapat dinegosiasikan yang


ditahan oleh klien sampai semua uang telah dihitung.

Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan itu.

Mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada waktu


mengembalikan uang kepada klien.

Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan


kepada klien, baik secara langsung atau melalui endorsemen.

2) Mengkonfirmasi Saldo Kas dan Pinjaman di Bank


Merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk mendapatkan konfirmasi bank
mengenai saldo kas dan pinjaman di bank pada tanggal neraca. Permintaan
konfirmasi disiapkan rangkap dua dan ditandatangani oleh penandatanganan cek
yang berwenang dari klien. kedua salinan itu lalu dikirm ke bank, dan aslinya
dikembalikan kepada auditor. Untuk memastikan kompetensi bukti dari prosedur
ini, auditor secara pribadi harus mengirimkan permintaan ini dalam amplop
dengan alamat pengembalian sendiri dan jawabannya harus dikembalikan
langsung ke auditor oleh bank. Permintaan konfirmasi bank harus dikirimkan ke
semua bank di mana klien mempunyai suatu akun, termasuk yang saldonya nol
pada akhir tahun.

3) Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank


Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo
kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit
dengan bank mungkin mengharuskan peminjam mempertahankan saldo kas di
bank. Jumalh minimum yang disyaratkan dikenal sebagai saldo kompensasi.
Jika, sesudah menilai risiko inheren dan pengendalian, auditor merasa yakin
bahwa perjanjian tersebut ada, maka ia harus mengirimkan surat konfirmasi
kepada bank. Surat itu secara spesifik harus mengidentifikasi informasi yang
diminta dan ditandatangani oleh klien. Lebih lanjut, surat itu harus dikirim ke
pejabat bank yang bertanggung jawab atas hubungan klien dengan bank karena
akan mempercepat proses konfirmasi dan mempertinggi kualitas bukti yang
diperoleh auditor. Akan tetapi, tidak diharuskan melakukan pencarian yang terinci
atas catatan bank.
4) Melakukan scan, Mereview atau Menyiapkan Rekonsiliasi Bank
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat menscan
rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis
dari rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah
rekonsiliasi bank klien. Jika risiko deteksi rendah, maka auditor dapat menyiapkan
rekonsiliasi bank dengan menggunakan data bank di tempat klien. Jika risiko
deteksi sangat rendah atau auditor mencurigai kemungkinan adanya salah saji
yang material, maka auditor dapat memperoleh laporan bank akhir tahun langsung
dari bank dan menyiapkan rekonsiliasi bank.
Bukti yang diberikan oleh rekonsiliasi bank umumnya belum mencukupi untuk
memverifikasi saldo kas di bank karena adanya ketidakpastian berkenaan dengan
dua pos rekonsiliasi yang paling penting: (1) setoran dalam perjalan dan (2) cek
yang beredar. Bukti tersebut hanya dapat diperoleh engan menelusuri pos-pos ini
ke laporan bank dalam periode akuntansi berikutnya.
5) Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas bank
Laporan pisah-batas bank adalah suatu laporan bank pada tanggal sesudah
tanggal neraca. Klien harus meminta laporan pisah-batas dari bank dan
memberitahukan agar hal itu dikirm langsung kepada auditor. Setelah menerima
laporan pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo bank terlampir,
auditor harus:

Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang beredar


yang tercantum pada rekonsiliasi bank. Auditor juga dapat menemukan
bahwa cek periode sebelumnya belum tercantum pada daftar cek yang
beredar yang telah dikliring oleh bank dan beberapa cek yang terdaftar
sebagai cek yang beredar belum dikliring oleh bank. Apabila pengaruh
agregat dari cek yang belum dikliring bersifat material, amak hal ini dapat
menunjukkan suatu penyimpangan yang dikenal sebagai window
dressing, yaitu suatu upaya yang disengaja untuk melebihsajikan solvensi
jangka pendek perusahaan. Dalam kasus semacam itu, auditor harus
menelusuri sek-sek yang belum dikliring ke register cek serta dokumentasi
pendukung dan, jika perlu, meminta keterangan kepada bendaharawan.

Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke


setoran pada laporan pisah-batas. Merupakan hal yang relatif sederhana
karena setoran pertama pada laporan pisah-batas harus merupakan setoran
dalam perjalanan yang diperlihatkan pada rekonsiliasi

Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk


hal-hal yang tidak biasa. Auditor harus waspada terhadap pos-pos seperti
debet dan kredit bank yang tidak tercatat serta kesalahan dan koreksi bank.

e. Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP


Kas harus diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar di neraca. Akan tetapi, kas
dana pelunasan obligasi dianggap sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, harus
ada pengungkapan yang tepat mengenai perjanjian dengan bank. suatu overdraft bank
(cerukan) biasanya dilaporkan sebagai kewajiban lancar.
E. PERTIMBANGAN LAIN
1. PENGUJIAN UNTUK MENDETEKSI LAPPING
Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Kondisi-kondisi yang kondusif untuk lapping tersedia
apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku besar
piutang usaha.

2. PROSEDUR AUDITING
Pengujian untuk mendetksi lapping hanya dapat dilaksanakan apabila risiko
pengendalian untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi. Ada tiga
prosedur yang dapat mendeteksi lapping:

Mengkonfirmasi piutang usaha

Melakukan perhitungan kas secara mendadak.

Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip


setoran harian yang berkaitan.

F. JASA BERNILAI TAMBAH YANG BERKAITAN DENGAN SEKURITAS


YANG MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS
Berikut ini adalah beberapa peluang bernilai tambah yang penting, yang dapat
diberikan akuntan publik dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama
audit atas sekuritas yang mudah dipasarkan dan saldo kas.

Menentukan asumsi-asumsi penting berkenaan dengan penerimaan kas dan


pembayaran beban operasi yang mempengaruhi peramalan saldo kas.

Membantu manajemen dalam mengembangkan model-model peramalan saldo


kas, pinjaman yang diperlukan, ataupotensi kelebihan saldo kas yang tersedia
untuk investasi.

Mengidentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis, seperti peruabhan


kebijakan kredit atau perubahan manajemen persediaan, yang akan
meningkatkan arus kas.

Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan untuk investasi


jangka pendek kelebihan kas.

Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas


investasi jangka pendek atas kelebihan kas.

PENGAUDITAN II
Pengauditan Saldo Investasi dalam Sekuritas dan Kas
(Temu 10)

KELOMPOK 7 :

Kelompok 7

I Made Adistia Dwinda Putra


Ni Putu Milan Novita Handayani
Petrus Kakadir

1206305137
1206305142
1206305214

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2014

( 10 )
( 13 )
( 30 )

DAFTAR REFERENSI
Jusup, Al.Haryono.2002. Auditing (Pengauditan).Yogyakarta : Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Você também pode gostar