Você está na página 1de 7

2.

10 Program CSR PT Freeport Indonesia


Program jangka panjang PTFI dibagi menjadi beberapa bidang, yakni:
A. Lingkungan
Berdasarkan sifatnya, kegiatan pertambangan bagaimanapun akan memberikan dampak
terhadap lingkungan.Tapi banyak yang hal dapat dilakukan untuk mengurangi dampak tersebut
dan memastikan dampak tersebut tidak berlangsung dalam jangka waktu lama. Untuk itu
Freeport Indonesia berkomitmen untuk melakukan identifikasi, memahami, membuat strategi
dan berupaya mengurangi dampak lingkungan dari setiap kegiatan.
Kerangka pembangunan berkelanjutan dalam aspek lingkungan menitikberatkan pada upaya
terencana dalam mengidentifikasi dan menangkap peluang untuk membantu melindungi dan
memperbaiki lingkungan. Hal ini menjadi strategi dan cara mengelola bisnis. Konsep
pertambangan berkelanjutan adalah kompleks dan menantang. Tentunya tanpa pengelolaan
lingkungan yang cermat, kegiatan penambangan akan berdampak pada lingkungan termasuk
dalam hal ini polusi, gangguan terhadap keanekaragaman hayati, maupun perubahan landskap
yang ekstrim.
Melalui pertambangan yang ramah lingkungan dan bertanggungjawab dipastikan dapat
memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang signifikan serta meningkatkan standar hidup
bagi generasi yang ada dan masa depan secara berkelanjutan.
Program lingkungan mencakup pengelolaan pasir sisa tambang atau sirsat, pengelolaan air,
limbah, kegiatan reklamasi dan revegetasi, serta pembangunan konservasi untuk
keanekaragaman hayati.
B. Program Kesehatan
Untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan tersebut, PTFI dan LPMAK turut
serta secara aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan membantu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu, PTFI dan LPMAK juga ikut
mendorong masyarakat agar mempraktekkan pola hidup bersih dan sehat. Fasilitas dan
pelayanan kesehatan yang masih sangat terbatas juga mendorong PTFI dan LPMAK
membangun Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) di dataran rendah dan Rumah Sakit Waa
Banti (RSWB) di dataran Tinggi untuk membantu meningkatkan dan mempermudah akses
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
PTFI dan LPMAK juga melanjutkan kerjasama dengan mitra-mitranya dalam pengembangan
dan pelaksanaan program kesehatan masyarakat yang difokuskan pada masalah kebersihan dan
sanitasi; pengendalian infeksi dan penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS dan TB;
masalah Kesehatan Ibu dan Anak; dan upaya-upaya untuk mengurangi penyakit menular
seperti Malaria. Selain itu, LPMAK juga membantu beberapa kampung dalam hal
mendapatkan akses ke air bersih.

Kampanye kesehatan di Timika dilakukan melalui pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan


HIV/ AIDS bagi karyawan. PT Freeport Indonesia dianugerahi Millenium Development Goals
(MDGs) Award tahun 2008 oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), yang bekerja sama
dengan Metro TV untuk kategori Combating HIV/AIDS, malaria and other diseases.
Malaria dan Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman utama di Papua. PT Freeport
Indonesia secara aktif melakukan upaya-upaya penanggulangan penyakit ini dengan bekerja
sama dengan Pemerintah Daerah, tokoh masyarakat dan LSM lokal.
Di Kabupaten Mimika di Papua, PT Freeport Indonesia menjadi mitra terdepan dalam
pengembangan layanan kesehatan kuratif dan preventif. Perusahaan menyokong layanan
kesehatan pemerintah untuk seluruh penduduk Mimika dengan pendanaan, prasarana, dan
dukungan teknis. Kami mendanai 2 rumah sakit melalui kemitraan kemasyarakatan dengan
LPMAK, dan mengoperasikan 4 puskesmas sebagai bagian dari Departemen Kesehatan
Masyarakat dan Pengendalian Malaria (Public Health and Malaria Control, PHMC) PT
Freeport Indonesia.
Sarana-sarana kesehatan ini setiap tahunnya menyediakan layanan perawatan di luar dan
konsultasi untuk 150.000-200.000 pasien rawat jalan dan layanan perawatan di dalam untuk
lebih dari 10.000 pasien rawat inap di rumah sakit. Lebih lanjut, kami menyediakan program
kesehatan ibu dan anak, layanan sinar-X dan laboratorium gratis melalui kemitraan dengan
puskemas pemerintah di Timika, serta penyediaan air bersih untuk sejumlah komunitas yang
didanai.

Mimika merupakan salah satu kabupaten dengan pertumbuhan paling pesat di Indonesia.
Wilayah yang tiga dasawarsa lalu menyokong hanya beberapa ribu orang yang tinggal di
kampung-kampung terpencil dan saling terpisah jauh ini sekarang menjadi rumah bagi lebih
dari 150.000 orang. Seiring banyaknya pemukim baru berdatangan dari tempat-tempat lain di
provinsi ini dan dari seantero nusantara untuk mencari lapangan pekerjaan dan kesempatan,
pertempuran melawan berbagai penyakit seperti malaria, TBC, dan infeksi yang bertransmisi
secara seksual, termasuk HIV/AIDS, menjadi kian rumit. PT Freeport Indonesia sedang
menangani tantangan-tantangan ini dengan cara mendukung program-program perawatan
kesehatan yang bermutu. Kami juga telah mendukung studi-studi besar internasional untuk
menangani malaria di daerah setempat.
Pada tahun 2008, Departemen Kesehatan Masyarakat dan Pengendalian Malaria Freeport
Indonesia bekerja sama dengan LPMAK menyediakan pelatihan bagi staf Biro Kesehatan
LPMAK dan sebuah ornop lokal untuk melaksanakan program pengendalian malaria di daerahdaerah terpencil di Mimika. Melalui transfer keterampilan dan pengetahuan kepada para mitra
lokal, Freeport Indonesia berharap dapat meningkatkan keberlanjutan program kesehatan yang
akan memberikan manfaat di masa datang.

C. Sosial
Pemberdayaan perempuan
PTFI melalui Koperasi Aitomona sejak tahun 2008 memberdayaan perempuan Papua dan
memberikan ketrampilan bagi ibu rumah tangga sehingga dapat berperan dalam meningkatkan
pendapatan keluarga. Lewat berbagai pelatihan seperti mengelola keuangan keluarga, menjahit
sampai dengan membuat makanan dari bahan lokal di ajarkan agar dapat tecipta industri skala
rumah tangga di masa yang akan datang.
Pembangunan Infrastruktur
PT Freeport Indonesia (PTFI) telah mendukung pengembangan infrastruktur dasar di
Kabupaten Mimika yang bisa memberikan dampak bagi peningkatan kualitas hidup
masyarakat lokal. Berbagai sarana dan prasarana yang telah dibangun di bidang kesehatan,
pendidikan, ekonomi dan sarana umum tersebut ditujukan untuk mendukung akses pelayanan
dasar yang layak bagi masyarakat, mempercepat proses penyerapan manfaat kegiatan
pengembangan masyarakat, serta untuk mendukung keberlanjutan dari manfaat program
tersebut bagi masyarakat lokal. Pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan di dataran tinggi
maupun di dataran rendah.

D. Program Ekonomi
PTFI dan LPMAK terus menerus memacu pertumbuhan ekonomi untuk memberikan nilai
tambah bagi masyarakat lokal melalui keunggulan kompetitif dari masing-masing daerah.
Dalam melaksanakan peran itu, PTFI dan LPMAK juga turut mengajak pemangku kepentingan
lainnya untuk dapat berperan serta dalam pengembangan daerah dan masyarakat di sektor
ekonomi. Dalam pembangunan ini, PTFI dan LPMAK memberikan perhatian pada program
perikanan, peternakan, pertanian, ketahananpangan, dukungan terhadap sistem ekonomi dan
program ekonomi altenatif, serta kerjasama dengan pihak pihak lain.
Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP-UMKM) dan Dana Bergulir
bertujuan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat lokal dengan
memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha-pengusaha Papua yang
berpotensi. Program ini diharapakan dapat meningkatkan perekonomian lokal dan taraf hidup
masyarakat secara berkelanjutan serta meningkatkan kemampuan kompetisi pasar para
pengusaha lokal.

E. Budaya dan Agama


Dalam bidang budaya, PTFI berkomitmen untuk melakukan promosi kebudayaan lokal agar
ciri khas dan khazanah budaya suku asli tetap terpelihara seiring dengan pembangunan yang
berlangsung. Promosi yang dilakukan ini meliputi promosi ke dalam dan promosi ke luar.
Promosi ke dalam diperlukan agar masyarakat lokal tetap memahami budayanya meskipun
hidup dan tinggal dan bersinggungan dengan berbagai macam budaya dari luar. Sedangkan
promosi ke luar bertujuan agar masyarakat luas dapat mengenal corak kebudayaan lokal dari
Kabupaten Mimika.
Dukungan terhadap pengembangan di bidang agama menjadi penting karena kehidupan
masyarakat kabupaten Mimika disatukan oleh ikatan keagamaan. Oleh karena itu, PTFI dan
LPMAK juga turut melakukan dukungan program pengembangan masyarakat melalui jalur
agama.
F. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PT Freeport Indonesia sedang memusatkan perhatian pada pendekatan penilaian risiko untuk
mencegah kecelakaan, menghindari kasus kematian apapun di masa mendatang, dan
menekankan keterlibatan mereka yang bukan staf dalam manajemen keselamatan. Kejadian
kasus kematian apapun di tempat kerja tidak dapat diterima, dan kami teramat menyesal
dengan kehilangan nyawa ini. Perusahaan telah mengidentifikasi akar-akar penyebab kasus
kematian ini dan sedang menjalankan rencana aksi untuk mencegah terulangnya kejadian.
Selanjutnya, kami telah melaksanakan program pengurangan kasus kematian ICMM.
Pendekatan terhadap kesehatan yang dilakukan adalah evaluasi berlanjut terhadap proses dan
operasi apapun yang potensial menghadirkan suatu ancaman. Apabila suatu risiko
teridentifikasi, kami mengambil langkah untuk mengukurnya dan kemudian
mengendalikannya melalui cara-cara proaktif untuk melindungi kesehatan dari angkatan kerja
PTFI.
G. Tenaga Kerja dan HAM
Freeport Indonesia berkomitmen memastikan bahwa kegiatan dijalankan sesuai dengan
Deklarasi Universal PBB tentang Hak Asasi Manusia, undang-undang dan peraturan Indonesia
serta budaya dari masyarakat yang merupakan penduduk asli di wilayah operasi perusahaan.
Jumlah karyawan hingga tahun 2010 sekitar 22.000 orang, dimana 30% nya adalah karyawan
asli Papua.
PT Freeport Indonesia berkomitmen untuk membantu pemenuhan prinsip dasar dalam bidang
ketenagakerjaan dan hubungan karyawan, termasuk penghapusan diskriminasi di tempat kerja,
kebebasan untuk berkumpul dan hak dalam perundingan bersama, penghapusan tenaga kerja
paksa dan wajib, serta penghapusan tenaga kerja anak.

Dalam mendukung kegiatan operasionalnya di area kerja perusahaan, PT Freeport Indonesia


(PTFI) membangun berbagai fasilitas untuk karyawan dan keluarganya. Fasilitas ini berupa
perkotaan dan camp yang terdiri atas berbagai jenis akomodasi dan perumahan karyawan,
tempat makan karyawan (messhall), hotel, klinik kesehatan dan rumah sakit, sekolah, pusat
olahraga dan rekreasi, pusat perbelanjaan dan komersial, rumah ibadah, dan berbagai fasilitas
lain, seperti bandara, sarana perbengkelan dan perawatan, pusat pengolahan air bersih dan
sampah, pabrik pengolahan batu gamping, dan logistik.

Selama tahun 2010, Freeport Indonesia telah menjalankan 28.342 jam pelatihan pada
kebijakan sosial, ketenagakerjaan, dan hak asasi manusia untuk lebih dari 12.438 karyawan,
dan sosialisasi HAM bagi 1.733 peserta dari TNI/POLRI, petugas keamanan, kontraktor lokal,
dan pelajar. Freeport Indonesia juga melakukan Sertifikasi Kepatuhan Sosial,
Ketenagakerjaan, dan Hak Asasi Manusia tahun 2010 dengan 100% dari responden
melaporkan kepatuhan (proses pengumpulan Sertifikasi Kepatuhan Hak Asasi Manusia
Kepatuhan saat ini).

Apriyanto

07311013

Maria Krisanti C.S 07311058


Theresa Naomi

07311100

Você também pode gostar