Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH :
NAHIYAH JAIDI FARAZ
KONSEP GENDER
Nahiyah jaidi Faraz
Pengertian Dasar
Gender merupakan penafsiran budaya untuk masalah citra, peran
dan status seseorang yang dilahirkan sebagai laki-laki atau wanita.
Misalnya sebuah budaya menafsirkan citra laki-laki sebagai pemberani,
kuat, agresif, dan rasional; kemudian perannya sebagai pelindung, pencari
nafkah; dan statusnya sebagai kepala keluarga. Sedangkan wanita, citranya adalah lemah-lembut, pasif dan emosional; kemudian perannya
sebagai pengelola rumah tangga (non-produktif), atau tiyang-wingking;
dan statusnya sebagai istri. Penafsiran ini kemudian melahirkan
prasangka-prasangka atau stereotipe bagi laki-laki dan wanita, yang
seringkali dianggap sebagai suatu kebenaran. Padahal penafsiran akan
citra, peran, dan status di atas bukanlah sesuatu yang bersifat universal.
Penelitian Margaret Mead (lihat sejarah konsep gender) memberikan
informasi menarik akan hubungan gender yang bersifat relatif itu.
Gender diartikan juga sebagai perbedaan-perbedaan sifat wanita
dan pria yang tidak mengacu pada perbedaan biologis, tetapi pada nilainilai sosial budaya yang menentukan peranan wanita dan pria dalam
kehidupan pribadi dan dalam setiap bidang kehidupan dan pembangunan.
Gender dapat juga diartikan sebagai konsep hubungan sosial yang
memilah-milahkan fungsi dan peran antara pria dan wanita.
Dalam kenyataan sebenarnya sifat-sifat tersebut dapat ditemui baik
pada pria maupun pada wanita (dapat dipertukarkan). Sebagai contoh,
banyak pria bekerja sebagai penjahit, ahli masak, salon kecantikan,
sebaliknya tidak sedikit wanita yang bekerja sebagai sopir, pilot, arsitek
dan sebagainya.
Jadi konsep gender dapat berubah karena pengaruh perjalanan
sejarah atau karena pengaruh perubahan politik, sosial-budaya, atau
pengaruh kemajuan pembangunan. Dengan demikian gender tidak berlaku
2
JENIS KELAMIN
GENDER
3
Biologis
Konstruksi/bentukan sosial
Konstruksi Sosial:
Berbeda peran dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki, dan
dapat dipertukarkan karena produk budaya (tata nilai)
Konstruksi Agama:
Berbeda posisi perempuan dan laki-laki, dan tidak dapat
dipertukarkan karena ajaran agama (dogmatis)
terjadinya
ketidakadilan
gender.
Ketidakadilan
gender
atau
diskriminasi gender merupakan akibat dari adanya system (struktur) sosial dimana
salah satu jenis kelamin (laki-laki maupun perempuan) menjadi korban. Hal ini
terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan sepanjang
peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan cara yang menimpa kedua belah
pihak, walaupun dalam kehidupan sehari-hari masalah lebih banyak dialami oleh
perempuan.
Terbatasnya
lembaga-lembaga
dan
mekanisme
yang
dapat
Keterbatasan akses kaum perempuan terhadap media massa, sehingga ada kecenderungan media informasi menggunakan tubuh
wanita sebagai media promosi dan eksploitasi murahan.
Masih banyak peraturan perundang-undangan yang diskriminatif terhadap kaum perempuan terutama di tempat kerja dan
skala penggajian.
Contoh : Undang-undang Ketenagakerjaan yang masih bias gender.
Sindikat
penipuan
dan
perdagangan
perempuan
untuk
Eksploitasi tubuh, dan tindakan pelecehan seksual atau pornografi yang dilakukan dengan alasan seni dan pariwisata.
Contoh : Beberapa majalah/surat kabar dengan cover gambar
perempuan yang menggunakan pakaian tidak sopan /sangat
sensual.
diharapkan
tidak
lagi
mencampuradukkan
8
pengertian
kodrat
Dartar Pustaka
CIDA,(2001).Kantor Meneg Pemberdayaan Perempuan, WGP 11, Gender
dan Pembangunan.
Nazaruddin Umar, (1998) Argumentasi Kesetaraan Gender Perspektif AlQuran; PT Paramadina, Jakarta.
Rifka Anisa, M, (2002) Memahami Gender dan Kekerasan Terhadap
Perempuan.
UNFPA,(2001). Kantor Meneg Pemberdayaan Perempuan RI; 2001, Bahan
Pembelajaran
Pelatihan
Pengurus
Utamaan
Gender
Bidang