Você está na página 1de 15

MATEMATIKA INDUSTRI

APLIKASI INTEGRAL DALAM KEHIDUPAN EKONOMI DAN


KETEKNIKAN

Disusun Oleh :
GITA DWI SEPTIYANA
125100301111088
KELAS P

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012

A. Pengertian Integral
Integral merupakan suatu objek matematika yang dapat diinterpretasikan
sebagai luas wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Proses menemukan
integral suatu fungsi disebut sebagai pengintegralan ataupun integrasi. Integral
dibagi menjadi dua, yaitu: integral tertentu dan integral tak tentu. Notasi
matematika yang digunakan untuk menyatakan integral adalah

, seperti huruf S

yang memanjang (S singkatan dari "Sum" yang berarti penjumlahan).


1. Integral Tentu
Diberikan suatu fungsi bervariabel real x dan interval antara [a, b] pada
garis real, integral tertentu:

secara informal didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi
oleh kurva grafik , sumbu-x, dan garis vertikal x = a dan x = b.
Pada notasi integral di atas: a adalah batas bawah dan b adalah batas atas
yang menentukan domain pengintegralan, adalah integran yang akan dievaluasi
terhadap x pada interval [a,b], dan dx adalah variabel pengintegralan. Seiring
dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya lebar subinterval
yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin mendekati luas daerah di
bawah kurva.
Terdapat berbagai jenis pendefinisian formal integral tertentu, namun yang
paling umumnya digunakan adalah definisi integral Riemann. Integral Rieman
didefinisikan sebagai limit dari penjumlahan Riemann. Misalkanlah kita hendak
mencari luas daerah yang dibatasi oleh fungsi pada interval tertutup [a,b].
Dalam mencari luas daerah tersebut, interval [a,b] dapat kita bagi menjadi banyak

subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita memilih sejumlah n-1 titik
{x1, x2, x3,..., xn - 1} antara a dengan b sehingga memenuhi hubungan:

Himpunan

tersebut

kita

sebut

sebagai partisi [a,b], yang membagi [a,b] menjadi sejumlah n subinterval


. Lebar subinterval pertama [x0,x1] kita
nyatakan sebagai x1, demikian pula lebar subinterval ke-i kita nyatakan sebagai
xi = xi - xi - 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita pilih suatu titik sembarang dan
pada subinterval ke-i tersebut kita memilih titik sembarang ti. Maka pada tiap-tiap
subinterval akan terdapat batangan persegi panjang yang lebarnya sebesar x dan
tingginya berawal dari sumbu x sampai menyentuh titik (ti, (ti)) pada kurva.
Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan mengalikan (ti)
xi dan menjumlahkan keseluruhan luas daerah batangan tersebut, kita akan
dapatkan:

Penjumlahan Sp disebut sebagai penjumlahan Riemann untuk pada


interval [a,b]. Perhatikan bahwa semakin kecil subinterval partisi yang kita ambil,
hasil penjumlahan Riemann ini akan semakin mendekati nilai luas daerah yang
kita inginkan. Apabila kita mengambil limit dari norma partisi

mendekati

nol, maka kita akan mendapatkan luas daerah tersebut.


Secara cermat, definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan
Riemann adalah:
Diberikan (x) sebagai fungsi yang terdefinisikan pada interval tertutup
[a,b]. Kita katakan bahwa bilangan I adalah integral tertentu di sepanjang [a,b]
dan bahwa I adalah limit dari penjumlahan Riemann

apabila kondisi berikut dipenuhi: Untuk setiap bilangan > 0 apapun terdapat
sebuah bilangan > 0 yang berkorespondensi dengannya sedemikian rupanya
untuk setiap partisi

di sepanjang [a,b] dengan

dan pilihan ti apapun pada [xk - 1, ti], kita dapatkan

Secara matematis dapat kita tuliskan:

Apabila tiap-tiap partisi mempunyai sejumlah n subinterval yang sama,


maka lebar x = (b-a)/n, sehingga persamaan di atas dapat pula kita tulis sebagai:

Limit ini selalu diambil ketika norma partisi mendekati nol dan jumlah subinterval
yang ada mendekati tak terhingga banyaknya.
2. Integral Tak Tentu
Manakala integral tertentu adalah sebuah bilangan yang besarnya
ditentukan dengan mengambil limit penjumlahan Riemann, yang diasosiasikan
dengan partisi interval tertutup yang norma partisinya mendekati nol, teorema
dasar kalkulus menyatakan bahwa integral tertentu sebuah fungsi kontinu dapat
dihitung dengan mudah apabila kita dapat mencari antiturunan/antiderivatif fungsi
tersebut.

Apabila

Keseluruhan himpunan antiturunan/antiderivatif sebuah fungsi adalah


integral tak tentu ataupun primitif dari terhadap x dan dituliskan secara
matematis sebagai:

Ekspresi F(x) + C adalah antiderivatif umum dan C adalah konstanta


sembarang.

Misalkan terdapat sebuah fungsi

, maka integral tak tentu ataupun

antiturunan dari fungsi tersebut adalah:

Perhatikan bahwa integral tertentu berbeda dengan integral tak tentu. Integral

tertentu dalam bentuk


tentu :

adalah sebuah bilangan, manakala integral tak

adalah sebuah fungsi yang memiliki tambahan konstanta

sembarang C.

B. Alikasi Integral dalam Kehidupan Ekonomi


Penerapan integral tak tentu yaitu untuk mencari persamaan fungsi total
dari suatu variabel ekonomi apabila persamaan fungsi marginalnya diketahui.
Karena fungsi marginal pada dasarnya merupakan turunan dari fungsi total, maka

dengan proses sebaliknya yaitu integrasi dapat dicari fungsi asal dari fungsi
turunan (fungsi total).
Macam-macam penerapan integral tak tentu dalam ekonomi :
A.

Fungsi Biaya

Biaya total (TC) adalah integral biaya marginal (MC) :


F(Q) = f (Q) dQ
TC = MC dQ
Dan Biaya rata-rata (AC) :

AC = TC / Q

Contoh:
Diketahui suatu perusahaan fungsi biaya marginalnya MC = 12Q-9Q2, maka
carilah fungsi biaya total dan biaya rata-rata dimana c ( konstanta ) sebesar 4 ?
TC

= MC dQ
= 12Q 9Q2 dQ
= 6Q2 3Q3 + c , Jika c = 4

TC

= 6Q2 3Q3 + 4

AC

= TC / Q
= 6Q 3Q2 + 4/Q

Analisa : Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa fungsi biaya total
adalah TC = 6Q2 3Q3 + 4 dan fungsi biya rata-rata adalah AC = TC / Q = 6Q
3Q2 + 4/Q.
B.

Fungsi Penerimaan

Penerimaan total (TR) adalah integral dari penerimaan marginal (MR).


F(Q) = f(Q) dQ
TR = MR dQ
Contoh :
Diketahui MR suatu perusahaan adalah 15Q2 + 10Q 5. Tentukan penerimaan
totalnya (TR), jika c = 0 ?
TR

= MR dQ
= 15Q2 + 10Q 5 dQ
= 5Q3 + 5Q2 5Q + c, jika c = 0

TR
C.

= 5Q3 + 5Q2 5Q
Fungsi Produksi
1. Produk Total : P = f(Q), dimana P = keluaran dan Q = masukan
2. Produk Marginal : MP = P = dP / dQ = f(Q)
3. Produk Total adalah integral dari produk marginal.

P = MP dQ = f(Q) dQ

Diketahui produk marginalnya 2Q2 + 4, maka produk totalnya jika c = 0 ?

= MP dQ
= 2Q2 + 4
= 2/3 Q3 + 4Q + c , jika c

=0

= 2/3 Q3 + 4Q

Analisa : Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi total produksi
adalah P = 2/3 Q3 + 4Q.
D.

Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan


Dalam ekonomi makro, konsumsi (C) dan tabungan (S) dinyatakan dalam

fungsional terhadap pendapatan nasional (Y).


Berdasarkan kaidah integrasi, konsumsi (C) adalah integral dari
MPC dan tabungan (S) adalah integral dari MPS.
C = MPC dY = F(Y) + c
S = MPS dY = G(Y) + c
1. k = a = Autonomous Consumption : konsumsi otonom menunjukkan
besarnya konsumsi nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol
2. k = a = Autonomous Saving : Tabungan otonom menunjukkan besarnya
tabungan nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol (0).
3. MPC (Marginal Propensity to Consume) : Perbandingan antara besarnya
perubahan konsumsi (C) dengan perubahan Pendapatan Nasional (Y)
yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi tersebut.
4. MPS (Marginal Propensity to Saving) : Perbandingan antara besarnya
perubahan saving (S) dengan perubahan Pendapatan Nasional (Y) yang
mengakibatkan adanya perubahan konsumsi tersebut.

Keterangan :
MPC < 1, menunjukkan sebagian besar penggunaan tambahan pendapatan
digunakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya yaitu
sejumlah kecil merupakan tambahan tabungan.
MPC > , menunjukkan lebih dari 50 % pendapatan yang diperoleh digunakan
untuk konsumsi.
MPC selalu positif, karena jika pendapatan naik, konsumsi akan naik.
Contoh :
Dimana C = MPC dY = dY + c, bila pendapatan = 0 dan konsumsi
autonomsnya adalah 50, maka fungsi konsumsi, tabungan dan Pendapatan
Nasionalnya adalah
Jawab :
C

= MPC dY
= dY
= Y + 50

= Y ( Y + 50 )
= Y 50 Y

= Y 50

Atau
S

=YC

= MPS dY

= dY
= Y 50
Y

=C+S

= ( Y + 50 ) + ( Y 50 )

Analisa dari perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa fungsi konsumsi adalah
C = Y + 50, fungsi tabungan adalah S = Y 50, dan fungsi pendapatan
nasionalnya adalah Y = ( Y + 50 ) + ( Y 50 ).

C. Aplikasi Integral dalam Keteknikan


Dalam bidang teknik integral dapat digunakan untuk mengetahui luas
daerah pada bidang rata dan untuk mengetahui volume benda putar. Integral yang
digunakan adalah integral tertentu.
1. Luas Daerah Bidang Rata :
a) Daerah antar kurva dan sumbu koordinat.
Perhatikan gambar daerah rata di bawah ini.

Y=f(X)

Daerah R dibatasi oleh grafik-grafik y=f(x), x = a, x = b, dan y = 0,


Luasnya A(R) ditentukan oleh :

A(R) = ab f (x)dx
Jika gambar terletak di bawah sumbu X maka integral di atas bernilai
negatif, karena luas daerah tidak mungkin negatif maka nilai integral tersebut
dimutlakkan. Perhatikan pula gambar daerah rata berikut ini :
y

X = f(y)

X
c

Daerah R dibatasi oleh grafil-grafik x = f(y),y = c, y = d dan x = 0, luasnya A(R)


ditentukan oleh :
A(R) = cd f (y)dy
Jika gambar terletak disebalah sumbu Y maka integral di atas bernilai
negatif, karena luas daerah tidak mungkin bilangan negatif maka nilai tersebut di
mutlakkan.
b) Daerah Antara dua Kurva.
Perhatikan kurva-kurva y = f(x) dan y = g(x) dengan g(x) f(x) pada
selang [a,b], sebagai gambar berikut :

Y = f(x)

Y = g(x)
X
A (f(x) g (x)) x
A = ab ( f(x) g (x))dx
Kita gunakan cara : potong, aproksimasikan, integralkan.
2. Volume Benda Putar.
Benda putar adalah benda yang terbentuk karena sebuah daerah rata yang
terletak pada bidang diputar mengelilingi suatu garis sebagai sumbu putarnya.
Contoh :

a) Metode Cakram.
Cakram dapat dipandang sebagai tabung pipih yang terbentuk karena suatu
jalur yang di ambil pada daerah rata ikut berputar mengelilingi sumbu putar ketika
daerah rata yang bersangkutan berputar.

Dengan menggunakan pola berfikir seperti menghitung luas daerah rata


yaitu : gambar, potong, aproksimasikan dan integralkan maka volume benda putar
dapat ditentukan.

F(x)

b
a

bb

Pada waktu aproksimasi dilakukan, maka dihitung volume cakram sebagai


V r2t, r ditunjukkan oleh fungsi y = f(x) atau x = f(y) dan t ditunjukkan oleh
x atau y.
b) Metode Cincin.
Cincin dapat dipandang sebagai cakram yang ditengah tengahnya ada
lubangnya.
Jadi volume cincin adalah V = (rb2 rk2) h, dimana
rb :jari-jari lingkaran alas yang besar.
rk :jari-jari lingkaran alas yang kecil.

c) Metode Kulit Tabung.

Kulit tabung adalah sebuah benda yang dibatasi oleh dua tabung lingkaran
tegak yang sumbu simetrinya berimpit. Jika jari-jari tabung dalam adalah r1, dan
jari-jari tabung luar adalah r2, sedangkan tinggi tabung adalah h, maka volume
kulit tabung adalah :
V = luas alas . tinggi
= (r22 r12)h = (r2 + r1)h
= 2 ( r2 + r1 / 2 ) (r2 r1)h
= 2.(jari-jari rata-rata).(tebal).(tinggi)
= 2.r.h.r
Untuk menghitung volume dengan menggunakan metode kulit tabung ini,
dihitung volume V sesuai kulit tabung, jumlahkan dan kemudian tarik limit
jumlah ini, jika tebal kulit tabung menuju nol, maka limit ini menghasilkan sebuah
integral yang menyatakan volume benda putar.
V = 2rhr
= 2xf(x)x
V = 2 ab xf (x)dx

DAFTAR PUSTAKA
Donald, A. McQuarrie. 2003. Mathematical Methods for Scientists and
Engineers.London : University Science Books.
DuMairy.2003. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta:BPFE
Stewart, James. 2002. Calculus: Early Transcendentals, 5th ed.London:
Brooks Cole.

Você também pode gostar