Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Latar Belakang
Sanitasi berbasis masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Sanimas merupakan salah
satu pilihan program untuk peningkatan kualitas di bidang sanitasi khususnya pengelolaan air
limbah yang diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan padat kumuh miskin
perkotaan dengan menerapkan pendekatan berbasis masyarakat. Program Sanimas telah
berlangsung sejak tahun 2003 yang merupakan inisiatif kerjasama pemerintah Indonesia dengan
pemerintah Australia melalui Australian International Agency for International Development
(AusAID) dan dikelola oleh Water and Sanitation Program (WSP) World Bank.
Prinsip utama Sanimas didasarkan pada upaya untuk memastikan sarana sanitasi yang
dibangun dapat berkelanjutan (sustainable), yaitu digunakan dan dikelola serta dirawat dengan
baik oleh masyarakat. Adapun prinsip utama Sanimas ada enam yaitu
(i) pendekatan tanggap kebutuhan,
(ii) seleksi sendiri,
(iii) pilihan sarana teknologi sanitasi,
(iv) pendanaan multi-sumber,
(v) pemberdayaan, dan
(vi) partisipasi.
Sedangkan tahapan Sanimas secara umum juga terbagi menjadi enam yaitu.
(i) Road show, berupa seminar multi kabupaten/kota,
(ii) Pelatihan tenaga fasilitator lapangan kabupaten/kota terpilih,
(iii) Seleksi kampung,
(iv) Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
(v) Konstruksi dan peningkatan kapasitas,
(vi) Operasional dan pemeliharaan
Hingga akhir tahun 2009, Sanimas telah dibangun di 22 provinsi, 124 kota/kabupaten,
420 titik/lokasi di seluruh Indonesia, khususnya di lingkungan masyarakat yang tinggal di
perkampungan padat dan kumuh serta miskin (PAKUMIS). Fasilitas yang dibangun sesuai
preferensi masyarakat adalah sistem terdesentralisasi yang bisa melayani antara 50-150 KK
meliputi sistem pemipaan langsung dari komunal/rumah, MCK ++, dan kombinasi keduanya.
Hingga tahun 2009, fasilitas yang telah dibangun sebanyak 420 unit terdiri 327 unit
MCK++, 68 unit pemipaan komunal, dan 25 kombinasi unit MCK++ dengan
pemipaan
komunal. Telah tercatat bahwa Sanimas telah berhasil meningkatkan akses terhadap sanitasi
yang baik bagi warga masyarakat yang tinggal di perkampungan padat, kumuh dan miskin
sebanyak 37.451 KK atau sekitar 172.619 jiwa.
Kendati begitu, dalam perjalanannya, program Sanimas yang diusung tidak selamanya
berjalan mulus atau membuahkan keberhasilan dalam mengatasi masalah sanitasi di masyarakat.
Pembangunan Sanimas di beberapa daerah tertentu memiliki kendala dalam pengelolaan dan
perawatan seperti artikel yang dilansir oleh Percik mengenai program Sanimas di salah satu
wilayah di Pasuruan dan Mojokerto.
siLain
ujan
baru
saja
reda
saat
Bakalan,
KSM
kecamatan
Bugul
Kalimas,
di
kediamannya
yang
dengan
lokasi
sungai
Kalimas
inilah
menggantikan
Sebelum
Instalasi
posisi
Buang.
Pengolahan
Air
Limbah,
dia
pengelolaan
dan
Sanimas.
Padahal,
perawatan
kalau
fasilitas
ada
pipa
dengan
iurannya
besar.Sejak
Sanimas.
sebenarnya
tidak
Besaran
terlalu
terkait
IPAL
kembali
kondisi
dikampungnya.
dan
Percik
situasi
lantas
jumlahnya
tidak
signifikan.
Artinya,
makanya
bertekad
Penca
untuk
terus
mempertahankan
terpaksa
(penyandang
menunda
cacar),
membayar
Kadipiro,
Surakarta.
iuran,
tidak,
komunal.
fasilitas
mereka
Sanimas
sendiri
setidaknya
Problem
yang
tetap
lebih
masih
bisa
serius
bisa
mubazir.
diarahkan
untuk
mencari
dan
sabar
akan
lokasi
penting
dibangun.
digunakan
sebagai
yang
memang
untuk
secara
dalam
Berbeda
perlahan-lahan
tahapan
pemberdayaan
dengan
pengerjaan
waktu
pengerjaannya,
aspek
masyarakat
waktunya.
baru,
para
penggunanya,
untuk
itu
Setiap
termasuk
dimasuki
tidak
bisa
lokasi
gagasan
konsep
dipastikan
berbeda-beda
dan
konsep
pembangunan
besar
pertimbangan
Lingkungan
Permukiman,
Ditjen
Cipta
memang
sendiri,
konsep
sabar
untuk
Kadang
PU
tidak
tertentu.
mengikuti
pemberdayaan
DAK Sanitasi
saat
mengenang
konsep
awal-awal
pemberdayaan
masuknya
masyarakat
di
lingkungan PU.
terpilih
sebagai
sebenarnya
penerima
panjang
dan
Sanimas
melibatkan
prosesnya
yang
dan
itu
utamanya
mengembangkan
baru
mengenal
Sanimas
tahapan
dilewati.
warga
dilibatkan,
panjang,
karena
pertimbangan-
sasaran.
Banyak
kawasan
yang
tidak
terpilih,
dalam
sendiri
kawasan
tapi
justru
Mblotho
terpilih
(kecamatan
Prajurit
ada
Dinas
letaknya
waktu,menyebutkan
lebih
dari
100
meter
dari
PU
yang
untuk
amblas
beberapa
menjaga
sementara
bahwa
listriknya
Sanimas
itu
yang
rasio
Percik sendiri
penggunanya
menemukan
lokasi
Berikut profil gambar mengenai realisasi program Sanimas yang tidak berjalan dengan lancar :
Tanggapan
Dari artikel di atas, kita dapat belajar bahwa dalam melakukan suatu rencana program
pembangunan infrastruktur bagi masyarakat, seperti Sanimas, bukan hanya pemerintah saja yang
perlu terlibat tetapi melibatkan setiap elemen/lapisan masyarakat. Untuk masyarakat setempat,
diperlukan upaya untuk memberdayakan mereka, agar mau berpartisipasi dalam proses
pembangunan hingga pengelolaan dan perawatan fasilitas Sanimas. Pemberdayaan masyarakat
ini hendaknya dilakukan lebih awal, jangan membangun sarana fisik terlebih dahulu. Hal ini
guna menghindari timbulnya kesalahpahaman antara pihak perencana dengan masyarakat
setempat yang dapat memicu keengganan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas yang telah
disediakan/dibangun. Untuk perencana sendiri, pembangunan fasilitas umum harus dilakukan
dengan konsep yang sangat matang, salah satunya dalam penentuan lokasi pembangunan. Perlu
dilakukan social mapping yang cukup dalam dan intensif agar pembangunan ini tergolong tepat
guna dan tepat sasaran.
Sumber artikel:
https://www.academia.edu/3425411/PERCIK._Edisi_Khusus._Media_Informasi_Air_Minum_da
n_Penyehatan_Lingkungan._7_Tahun_SANIMAS