Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. PENDAHULUAN
Penglihatan merupakan indera yang penting bagi
manusia. Dimana dengan penglihatan kita dapat mengenal
dunia. Namun tidak semua dapat dilihat dengan mata
telanjang manusia. Beberapa objek dengan jarak yang jauh
maupun ukuran yang kecil harus kita lihat untuk mendapatkan
informasi dari objek tersebut. Oleh karena itu manusia
merancang divais optik, yang salah satunya berupa lensa.
Pemanfaatan lensa sendiri dewasa ini kita rasakan sangat
besar, mulai dari hanya mengabadikan momen dengan
kamera, melakukan percobaan dengan mikroskop, hingga
penemuan bintang dan planet baru menggunakan teleskop.
Perancangan divais optik diperlukan untuk membantu
dalam kegiatan manusia. Salah satunya adalah desain beam
expander. Beam Expander adalah komponen optik yang
digunakan untuk memperbesar beam. Desain dibuat pada
perangkat lunak OSLO dan selanjutnya diimplementasikan
dalam eksperimen secara nyata. Paper ini akan membahas
mengenai hasil yang diperoleh dari desain beam expander
secara simulasi dan eksperimen.
II. DASAR TEORI
Mp =
atau Mp =
2) Lensa cembung
2.3 Aberasi
Aberasi disebutj uga kesesatan atau kecacatan lensa.
Aberasi adalah kelainan bentuk bayangan yang dihasilkan
oleh lensa atau cermin. (Tippler, 2001). Aberasi optik adalah
degradasi kinerja suatu sistem optik dari standar pendek atan
paraksial optika geometri. Degradasi yang terjadi dapat
disebabkan sifat-sifat optik dari cahaya maupun dari sifat-sifat
optik sebagai medium terakhir yang dilalui sinar sebelum
mencapai mata pengamatnya.
1) Aberasi Sferis
Aberasi sferis adalah gejala kesalahan terbentuknya
bayangan yang diakibatkan pengaruh kelengkungan lensa atau
cermin. Aberasi semacam ini akan menghasilkan bayangan
5) Distorsi
Distorsi
adalah gejala bayangan benda yang
berbentuk bujur sangkar tidak berbentuk bujur sangkar lagi.
Dapat dihindari dengan lensa ganda dengan difragma di
tengahnya.
6) Astigmatisme
Astigmatisme adalah gejala dimana bayangan benda titik
tidak berupa titik tapi berupa ellips atau lingkaran.
Astigmatisme itu sama dengan koma namun koma terbentuk
akibat penyebaran gambar dari suatu titik pada suatu bidang
yang tegak lurus pada sumbu lensa sedangkan astigmatisme
terbentuk sebagai penyebaran gambar dalam suatu arah
sepanjang sumbu lensa.
III. DESAIN DIVAIS OPTIK BEAM E XPANDER DENGAN
MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK OSLO
3.1 Pengenalan OSLO
OSLO (Optics Software for Layout Optimization)
adalah software yang digunakan untuk mendesain suatu
divais optik. Umumnya layar permukaan OSLO terdiri
dari dua surfaces yaitu object surface di bagian kiri dan
image surface di bagian kanan. Ada 3 parameter utama
dalam setiap surfaces yaitu jari-jari kelengkungan (ketebalan
material), indeks refraksi (tipe kaca), dan jari jari apperture.
OSLO terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Command,
Spreadsheet, Main Window, Graphic Windows, Status Bar,
Text Window, dan Slider-whell Window.
Desain beam expander dilakukan dengan memasukkan
nilai tertentu pada parameter surfaces sebelum disimulasikan.
3.2. Eksperimen Desain Divais Optik Beam Expander
Desain yang dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak OSLO menggunakan dua buah lensa yang memiliki titik
fokus berbeda, yaitu 100mm dan 330mm. Beberapa parameter
surfaces diberikan untuk desain beam expander.
Radius
Aperture
Radius
Ukuran
Beam
5mm
17.025mm
3.4 X
Eksperimen langsung
2mm
5mm
2.5 X