Você está na página 1de 8

IX.

Analisis dan Pembahasan


Pada percobaan tentang kekuatan medan ligan bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonium dan air
pada Cu sebagai logam pusat. Terdapat 3 variasi pelarut yang digunakan dalam
larutan uji. Hal ini bertujuan agar bisa menjelaskan pengaruh panjang
gelombang maksimum, baik dilihat dari jenis ligan yang ikat ataupun
banyaknya ligan yang akan disubtitusi oleh logam Cu. Untuk mengetahui
panjang gelombang maksimum dari masing-masing larutan uji digunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang yang berbeda-beda sesuai
warna larutan yang dibentuk dengan warna komplemennya. Selanjutnya, dari
nilai maksimum yang diperoleh akan disubtitusikan ke persamaaan:

Menurut teori medan kristal, orbital d yang terurai oleh ligan disebut
uraian medan kristal atau splitting. Splitting ini terdiri dari tingkat energi
orbital eg dan t2g dengan selisih tingkat energinya sebesar 10 Dq.

Gambar 1.1 Pemecahan Orbital d Manjadi eg dan t2g Akibat Pengaruh Ligan
Sehingga dari nilai 10 Dq yang diperoleh dari masing-masing larutan uji,
bisa mengetahui perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonium dan
air pada Cu sebagai logam pusat.
Secara teori, jika semakin kuat ligannya, maka 10 Dq juga akan semakin
besar. Jika 10 Dq kecil, maka ligannya adalah ligan lemah. Ligan yang kuat
dapat menggantikan ligan yang lebih lemah. Dan selanjutnya, akan diperiksa

antara membaca nilai 10 Dq yang dihasilkan dengan deret spektrokimia.


Berikut adalah deret spektrokimia :
I- < Br- < SCN- ~ Cl- < F- < OH- ~ NO- < C2O42- < H2O < CS- < EDTA4- < NH3~
pyr ~ en < phen < CN- ~ CO

1. Larutan Uji 1
Untuk larutan uji pertama, langkah pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan 2 mL larutan Cu2+ 0,1 M lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur 10
mL. Keadaan awal larutan Cu2+ 0,1M adalah larutan biru muda (+). Kemudian
diencerkan dengan akuades sampai tanda batas. Pengenceran menghasilkan
larutan biru muda (-), dimana warna biru yang terbentuk menyerap warna
komplemennya yaitu merah dengan panjang gelombang sekitar 610-800 nm.
Volume akuades yang digunakan dalam proses pengenceran ini berkaitan
dengan banyaknya ligan yang akan disubtitusi oleh logam Cu.
Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa dalam larutan ini air
berfungsi sebagai ligan, sedangkan Cu adalah logam pusat. Jika ikatan yang
terjadi adalah antara logam dengan ligan maka senyawaan yang dibentuk
disebut senyawa kompleks. Dimana senyawa kompleks yang terbentuk adalah
[Cu(H2O)6]2+ atau ion heksaakuotembaga(II). Hal ini menunjukkan bahwa ion
yang umum berada dalam larutan air (dan beberapa juga dalam keadaan
kristalin) dalam bentuk akuokompleks. Reaksinya ditunjukkan sebagai berikut:
Cu2+ (aq) + 6 H2O(l) [Cu(H2O)6]2+ (aq)
Hibridisasi senyawa kompleks diatas menurut VBT (Valence Bond
Theory/Teori Ikatan Valensi) dimana ada 6 ligan H2O sebagai berikut :



3d
2s
4p
4d
Dari hibridisasi diatas dapat diketahui bahwa hibridisasi kompleks
[Cu(H2O)6]2+ adalah sp3d2 dengan geometri molekul oktahedral karena PEI = 6
dan bersifat paramagnetik.
Larutan kemudian diuji dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 700-850 nm, dan didapatkan panjang gelombang maksimum
810,60 nm dengan absorbansi 0,264. Hasil ini cukup sesuai dengan teori
dimana komplemen warna hijau biruan berada pada rentang 610-800 nm.

Harga 10Dq dapat dicari dengan memasukkan panjang gelombang


maksimum 810,60 nm ke dalam rumus berikut :

Nilai Dq yang diperoleh dari larutan uji pertama adalah 35,2714


kkal/mol

2. Larutan Uji 2
Untuk larutan uji kedua, langkah pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan 2 mL larutan Cu2+ 0,1M lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur 10
mL. Keadaan awal larutan Cu2+ 0,1M adalah larutan biru muda (+).
Ditambahkan 5 mL larutan amonium (larutan tidak berwarna) sehingga
warnanya menjadi biru pekat (+++). Warna biru pekat (+++) tersebut
menyerap wana komplemennya yaitu jingga dengan panjang gelombang sekitar
590-620 nm. Kemudian diencerkan dengan akuades sampai tanda batas
sehingga perbandingan volum Air : Amonium adalah 5 mL:5 mL.
Perbandingan volum ini berkaitan dengan banyaknya ligan yang akan
disubtitusi oleh logam Cu.
Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa dalam larutan ini air dan
amonia berfungsi sebagai ligan, sedangkan Cu adalah logam pusat. Jika ikatan
yang terjadi adalah antara logam dengan ligan maka senyawaan yang dibentuk
disebut senyawa kompleks. Dimana senyawa kompleks yang terbentuk adalah
[Cu(H2O)3(NH3)3]2+ atau ion triaminatriakuotembaga(II). Karena penambahan
air dan amonia dengan perbandingan sama, maka ion Cu2+ yang stabil dalam
air [Cu(H2O)6]2+ disubstitusi oleh 3 ligan H2O dan 3 ligan NH3. Reaksinya
ditunjuaqkkan sebagai berikut :
[Cu(H2O)6]2+ (aq) + 3NH3(aq) [Cu(H2O)3(NH3)3]2+ (aq)
Hibridisasi senyawa kompleks diatas menurut VBT (Valence Bond
Theory/Teori Ikatan Valensi) dimana ada 3 ligan H2O (merah) dan 3 ligan NH3
(biru) sebagai berikut :


3d
2s
4p
4d
Dari hibridisasi diatas dapat diketahui bahwa hibridisasi kompleks
[Cu(H2O)3(NH3)3]2+ adalah sp3d2 dengan geometri molekul oktahedral karena
PEI = 6 dan bersifat paramagnetik.
Larutan kemudian diuji dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 350-700nm, dan didapatkan panjang gelombang maksimum 605,60
nm dengan absorbansi 0,714. Hasil ini cukup sesuai dengan teori dimana
komplemen warna biru kehijauan berada pada rentang 590-620nm.
Harga 10Dq dapat dicari dengan memasukkan panjang gelombang
maksimum 605,60 nm ke dalam rumus berikut :

Besar nilai Dq larutan uji kedua berbeda dengan larutan uji pertama,
dimana energi Dq larutan uji kedua akan lebih besar yaitu 47,2110 kkal/mol.
Dari perbandingan energi Dq larutan uji pertama dan kedua, energi Dq larutan
uji kedua lebih besar karena adanya substitusi ligan NH3 sehingga
menyebabkan energi Dq bertambah besar, dimana pada larutan uji pertama
hanya ada substitusi ligan H2O. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan
medan ligan NH3 lebih besar dari H2O karena menimbulkan energi Dq yang
besar, dimana energi yang besar ini akan membuat splitting orbital eg dan t2g
semakin besar. Splitting yang besar menandakan ligan yang masuk adalah
ligan kuat. Dalam larutan ini secara otomatis ligan NH3 menggantikan ligan
yang lebih lemah yaitu H2O. Kekuatan medan ligan H2O dan NH3 ini sesuai
dengan deret spektrokimia.
Berikut adalah deret spektrokimia :
I- < Br- < SCN- ~ Cl- < F- < OH- ~ NO- < C2O42- < H2O < CS- < EDTA4- < NH3~
pyr ~ en < phen < CN- ~ CO

<

3. Larutan Uji 3
Untuk larutan uji ketiga, langkah pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan 2 mL larutan Cu2+ 0,1M lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur 10
mL. Keadaan awal larutan Cu2+ 0,1M adalah larutan biru muda (+).
Ditambahkan 2.5 mL larutan amonium (larutan tidak berwarna) sehingga
warnanya menjadi biru pekat (++). Warna biru pekat (++) tersebut menyerap
wana komplemennya yaitu jingga dengan panjang gelombang sekitar 590-620
nm. Kemudian diencerkan dengan akuades sampai tanda batas sehingga
perbandingan volum air:amonium adalah 7.5mL:2.5mL. Perbandingan volum
ini berkaitan dengan banyaknya ligan yang akan disubtitusi oleh logam Cu.
Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa dalam larutan ini air dan
amonia berfungsi sebagai ligan, sedangkan Cu adalah logam pusat. Jika ikatan
yang terjadi adalah antara logam dengan ligan maka senyawaan yang dibentuk
disebut senyawa kompleks. Dimana senyawa kompleks yang terbentuk adalah
[Cu(H2O)4(NH3)2]2+ atau ion diaminatetraakuotembaga(II).
Karena penambahan air lebih kecil daripada amonia, maka ion Cu2+
yang stabil dalam air [Cu(H2O)6]2+ disubstitusi oleh 4 ligan H2O dan 2 ligan
NH3. Reaksinya ditunjuaqkkan sebagai berikut :
[Cu(H2O)6]2+ (aq) + 2NH3(aq) [Cu(H2O)4(NH3)2]2+ (aq) + H2O (l)
Hibridisasi senyawa kompleks diatas menurut VBT (Valence Bond
Theory/Teori Ikatan Valensi) dimana ada 4 ligan H2O (merah) dan 2 ligan NH3
(biru) sebagai berikut :

3d

2s

4p


4d

Dari hibridisasi diatas dapat diketahui bahwa hibridisasi kompleks


[Cu(H2O)4(NH3)2]2+ adalah sp3d2 dengan geometri molekul oktahedral karena
PEI = 6.
Larutan kemudian diuji dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 350-700 nm, dan didapatkan panjang gelombang maksimum
606,40 nm dengan absorbansi 0,924. Hasil ini cukup sesuai dengan teori
dimana komplemen warna biru kehijauan berada pada rentang 590-620nm.

Harga 10Dq dapat dicari dengan memasukkan panjang gelombang


maksimum 609,00 nm ke dalam rumus berikut :

Besar nilai Dq larutan uji ketiga berbeda dengan larutan uji kedua,
dimana energi Dq larutan uji ketiga akan lebih kecil yaitu 47,1488 kkal/mol.
Dari perbandingan energi Dq larutan uji ketiga dan kedua, energi Dq larutan uji
kedua lebih besar karena adanya substitusi ligan NH3 yang lebih banyak
sehingga menyebabkan energi Dq bertambah besar, sedangkan pada larutan uji
ketiga terbentuk substitusi ligan H2O yang lebih banyak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kekuatan medan ligan NH3 lebih besar dari H2O karena
menimbulkan energi Dq yang besar, dimana energi yang besar ini akan
membuat splitting orbital eg dan t2g semakin besar. Splitting yang besar
menandakan ligan yang masuk adalah ligan kuat. Dalam larutan ini secara
otomatis ligan NH3 menggantikan ligan yang lebih lemah yaitu H2O, namun
ligan NH3 yang menggantikan H2O tidak sebanyak larutan uji 2.

4. Larutan Blanko
Untuk larutan blanko, langkah pertama yang dilakukan adalah
memasukkan akuades ke dalam gelas ukur 10 mL. Kemudian diuji dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400-600 nm, nilai
absorbansi yang didapatkan adalah 0.00. Larutan blanko digunakan sebagai
larutan pembanding (kontrol).

X. Kesimpulan
1. Semakin besar nilai panjang gelombang yang dihasilkan, semakin kecil
nilai Dq, yaitu
-

maks larutan uji pertama > maks larutan uji ketiga > maks
larutan uji kedua
810,60 nm > 606,40 nm > 605,60 nm

10Dq larutan uji pertama < Dq larutan uji ketiga < Dq larutan uji
kedua
35,2714 kkal/mol < 47,1488 kkal/mol < 47,2110 kkal/mol

2. Kekuatan medan ligan NH3 lebih besar daripada H2O, karena NH3
memiliki nilai Dq yang besar sehingga mengakibatkan splitting yang
besar pula.
3. Semakin banyak ligan NH3 yang tersubstitusi maka pada spektrometri
UV-VIS akan terbaca panjang gelombang yang semakin kecil, sehingga
nilai Dq akan semakin besar.

Lampiran 1 : Gambar

Larutan uji 1

Larutan uji 2

Hasil Percobaan

Larutan uji 3

Você também pode gostar