Você está na página 1de 43

KELOMPOK 5

PT. X merupakan salah satu afiliasi dari Philip Morris


International. PT. X memulai bisnis di Indonesia pada bulan
April 1984, pada saat memulai bisnis di Indonesia PT X
memproduksi dan mendistribusikan produk dengan
menggunakan Third Party yang memakai lisensi. PT X.
Sampai pada akhirnya pada tahun 2006 memulai kegiatan
manufaktur sendiri di Bekasi, Jawa Barat pada Mei 2006.
Saat ini, PT X - Bekasi Manufaktur Center memproduksi
Marlboro, beberapa jenis produk Marlboro yang diproduksi
meliputi Marlbooro Red, Marlboro Lights, Marlboro Menthol,
Marlboro Lights Menthol dan Marlboro Black Menthol. Pada
bulan Mei 2005, PT X, berhasil memperoleh mayoritas PT HM
Sampoerna Tbk. saham. Sampai saat ini, PT X memiliki
98,18% dari PT HM Sampoerna Tbk.

Melalui

penilaian kinerja keuangan,


perusahaan dapat memilih strategi dan
struktur keuangannya, menentukan phase
out terhadap unit-unit bisnis. yang tidak
produktif, menentukan balas jasa internal
dan menentukan harga saham secara
wajar, sehingga perusahaan memiliki
kinerja yang baik.

. Sehingga keseluruhan bahan baku utama dan pendukungnya.


Tembakau
Kertas pembungkus rokok
Kertas pembungkus filter
Tow(Serat kayu/bahan dasar pembuat filter)
Filter
Alumunium Foil
Plastik pembungkus
Tear Tape
Kardus
PT. X membeli bahan baku Kardus dari suplier suplier yang berada di
sekitar kawasan jababeka dan cibitung maupuan daerah kawasan industri
pulo gadung
Jumlah kardus yang dibutuhkan 5000 buah per produksi (per hari)
Harga Kardus per lipat (10 kardus) Rp. 300 (termasuk biaya transport)
Pasokan dilakukan 1 hari sekali dengan disertai label yang telah ditentukan
oleh perusahaan
Pembayaran dilakukan 1 bulan sekali pada akhir bulan
Apabila terjadi kerusakan resiko ditanggung oleh pemasok

. Untuk bahan baku di luar tembakau atau bahan baku pendukung seperti
kemasan, saus, kertas pavir dan lain lain. Sebagian besar dipasok oleh agen
yang diangkut menggunakan mobil box yang berada di sekitar pabrik. Sehingga
keseluruhan bahan baku utama dan pendukungnya.
Tembakau
Kertas pembungkus rokok
Kertas pembungkus filter
Tow(Serat kayu/bahan dasar pembuat filter)
Filter
Alumunium Foil
Plastik pembungkus
Tear Tape
Kardus
PT. X membeli bahan baku Kardus dari suplier suplier yang berada di sekitar
kawasan jababeka dan cibitung maupuan daerah kawasan industri pulo gadung
Jumlah kardus yang dibutuhkan 5000 buah per produksi (per hari)
Harga Kardus per lipat (10 kardus) Rp. 300 (termasuk biaya transport)
Pasokan dilakukan 1 hari sekali dengan disertai label yang telah ditentukan oleh
perusahaan

Kemudahan untuk mendapatkan akses bahan baku


dan bahan pendukung lainnya.
Jauh dari penduduk sehingga, tidak menimbulkan
dampak lingkungan ke penduduk. Untuk karyawan
yang berada diluar lokasi ini, disediakan bus karyawan
di lokasi tertentu sebagai sarana angkutan untuk
menuju ke lokasi pekerjaan
Bebas macet, lokasi yang ada saat ini hanya khusus
untuk kawasan industri dan tidak adanya pusat bisnis
disini. Sehingga kawasan ini cocok untuk kegiatan
distribusi

Kota

Cibitung merupakan salah satu kota


yang terdapat di provinsi Jawa Barat, yang
terletak di lingkungan megapolitan
Jabodetabek dan menjadi kota besar
kelima di Indonesia. Kota cibitung
merupakan tempat tinggal kaum urban dan
saat ini berkembang menjadi kawasan
sentra industri. Secara geografis kota
cibitung berada pada ketinggian 19 m
diatas permukaan laut.

Kota

ini terletak di sebelah timur Jakarta;


berbatasan dengan Jakarta Timur di barat,
kabupaten Bekasi di utara dan timur,
kabupaten Bogor di selatan, serta kota
Depok di sebelah barat daya.

Aspek
Rokok

Medis
secara teroritik medis memang
berbahaya tapi beberapa kasus menunjukan
beberapa individu tetap sehat dan berumur
panjang.
Aspek Pengolahan Limbah
Secara Operasional, Limbah yang dihasikan
PT. Philip Morris tidak mengganggu
lingkungan yang berada di sekitar. Karena
limbah yang dihasilkan dari awal proses
pembuatan rokok bersifat alam dan sangat
ramah lingkungan

Machine Packer di Philip Morris ada 3 jenis yaitu, 3 buah Focke 550, 2 buah
GDX-2 dan 1 buah Focke 350, yang secara spesifikasinya sebagai berikut:
Nama: Focke 550
Asal Mesin: Germany
Kapasitas Produksi: 500 pack per menit
Nama: GDX-2
Asal Mesin: Italy
Kapasitas Produksi: 350 pack per menit
Nama: Protos Focke 350
Asal Mesin: Germany
Kapasitas Produksi: 350 pack per menit
Untuk menjamin ketersediaan rokok marlboro dipasaran khususnya pulau
jawa, maka PT. Philip Morris membangun pabrik di daerah surabaya

Pada

Proses Produksinya PT. X mempunyai


6 mesin maker (pembuat rokok) dan 6 mesin
packer (pengepakan rokok). Machine Maker
di PT. X ada 3 jenis yaitu, 3 buah Protos 100,
2 buah Protos 70 dan 1 buah Protos 80, yang
secara spesifikasinya sebagai berikut:
Nama mesin: Protos 100

Asal Mesin: Germany

Kapasitas Produksi: 10.000 batang


per menit

Pelaksanaan

kegiatan setiap hari PT.


Philip Morris dipimpin oleh seorang
Direktur yang membawahi empat orang
manajer, yang terdiri dari Manajer
Distribusi dan Pemasaran, Manajer Pabrik,
Manajer Administrasi dan Keuangan, dan
Manajer Teknis

Tenaga

kerja yang dibutuhkan pada


industri pengolahan ini dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu tenaga kerja
yang membutuhkan kualifikasi khusus dan
tenaga kerja yang tidak membutuhkan
kualifikasi khusus.

Tenaga Kerja Yang Memerlukan Kualifikasi Khusus


Direktur
Manager
Staff

Tenaga Kerja Yang tidak Memerlukan Kualifikasi


Khusus

Hasil analisis demand dan produksi menunjukkan bahwa pada tahun


2009 jumlah setiap pemesanan sebesar 3.551 kg untuk Januari
sampai februari, 2.793 untuk Maret sampai April , 3.093 untuk Mei
sampai Juni. 4.236 kg, 3.049 kg untuk Juli sampai Agustus, dan
3.679 kg untuk September sampai Oktober. Mengingat tingginya
demand dan meningkatnya produktivitas maka Frekuensi
pemesanan pada tahun 2010 dan setrusnya diperkirakan meningkat
sebanyak 13 kali sampai 15 kali pemesanan dalam setahun, yang
biasanya hanya 11 kali pesan per tahun.. PT. X menerapkan Safety
Stock sebesar 2,5 bulan pemakaian.

TUJUAN PEREKRUTAN
Menyediakan sekumpulan calon tenaga
kerja/karyawan yang memenuhi syarat;
Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan
nilai perusahaan;
Untuk membantu mengurangi kemungkinan
keluarnya karyawan yang belum lama bekerja;
Untuk mengkoordinasikan upaya perekrutan
dengan program seleksi dan pelatihan;
Untuk memenuhi tanggungjawab perusahaan
dalam upaya menciptakan kesempatan kerja yang
adil.

Beberapa alternatif perekrutan dari dalam organisasi melalui :


a. Promosi
Perekrutan internal yang paling banyak dilakukan adalah promosi
untuk mengisi kekosongan pada jabatan yang lebih tinggi yang
diambil dari pekerja yang jabatannya lebih rendah.
b. Transfer/Rotasi
Di samping itu terdapat pula kegiatannya dalam bentuk
memindahkan pekerja dari satu jabatan ke jabatan lain yang sama
jenjangnya. Dengan kata lain promosi bersifat vertikal, sedang
pemindahan berifat horizontal (rotasi).
c. Pengkaryaan Kembali
Berlaku untuk karyawan yang diberhentikan sementara dan
dipanggil kembali ketika ada jabatan yang kosong.
d. Kelompok Pekerja Sementara / Kontrak Kerja
Kelompok pekerja sementara (temporer) adalah sejumlah tenaga
kerja yang dipekerjakan dan diupah menurut keperluan, dengan
memperhitungkan jumlah jam atau hari kerja. Namun mereka dapat
menjadi pekerja tetap, jika sesuai dengan persyaratan.

Objectives of implementation planning


Perencanaan kedepan, PT. X mempunyai perencanaan untuk
membuka perkebunan tembakau di indonesia. Dengan tujuan
pangsa pasar ekspor. PT. X berencana untuk membuka perkebunan
tembakau di daerah makassar tepatnya di daerah mamuju dengan
luas 2011 hektar dan diharapkan dapat menghasilkan 1654 ton
dalam sekali panen. Alasan utama dipilihnya daerah ini adalah
tanahnya yang relatif subur dan harga tanhnya masih relatif tidak
terlalu mahal ( Berkisar antara Rp100.000 Rp300.000 m2) serta
kemudahan akses untuk mendapatkan tenaga kerja dan curah hujan
turun lebih banyak.

Visi dan misi serta tujuan permbukaan perkebunan tembakau di masa


mendatang akan dijelaskan dibawah ini :
Visi
Dengan mengacu kepada kondisi perkebunan saat ini, dinamika lingkungan
strategis baik domestik maupun internasional, REPENAS, dan visi
pembangunan pertanian maka visi pembangunan perkebunan adalah
terwujudnya masyarakat perkebunan yang sejahtera melalui pengembangan
sistem dan usaha agribisnis perkebunan yang berdaya saing, berkeadilan,
berkerakyatan, terdesentralisasi dan berbasis pada pengelolaan SDA yang
lestari sesuai fungsinya pada Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan
(KIMBUN).
Misi
Adapun Misi pembangunan perkebunan yang ditetapkan berdasarkan visi
tersebut diatas, adalah :
(1) mengembangkan prasarana dan sarana perkebunan dalam rangka
optimalisasi pemanfaatan SDA sesuai fungsinya.
(2) meningkatkan produksi, produktivitas dan efesiensi, efektifitas perkebunan
melalui dukungan sarana produksi, teknologi dan kelembagaan penyuluhan
yang kokoh.
(3) memantapkan prakondisi pengelolaan perkebunan untuk melindungi dan
melestarikan keberadaan sumber daya alam.

IRR merupakan tingkat bunga pada saat jumlah penerimaan sama


dengan jumlah penerimaan atau tingkat suku bunga yang
menghasilkan NPV sama dengan nol yang dinyatakan dalam persen
pertahun. Suatu proyek industri dinyatakan layak apabila
mempunyai nilai IRR yang lebih tinggi dari nilai suku bunga bank
(discount rate).

Você também pode gostar