Você está na página 1de 11

GAMBARAN IBU YANG MELAHIRKAN DENGAN

KELAINAN KONGENITAL DI RSUD DR.H.ABDUL


MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012-2013

Disusun Oleh : YAYU SRI RAHAYU


Npm
: 10310412
Pembimbing I : dr. T. Marwan Nusri.MPH
Pembimbing II: Samino.SH.M.Kes
SMA 70.8%, klasifikasi kelainan bawaan
pada system pencernaan 47.4%, jenis
kelainan terbanyak yaitu Hisprung 26,9%,
Atresia Ani 12,9%, labiopalato skizies
11,7%, hidrocefaluis 8,2%, omfalokel
7,0%, jenis kelamin bayi laki-laki 66.1%,
pulang dalam keadaan hidup sebesar
81,3%.Saran kepadapihak RSUD Dr.Hi.
Abdul Moloek untuk meningkatkan
pelayanan dan manajemen khususnya
untuk penatalaksanaan medis bagi bayi
dengan kelainan congenital sehingga dapat
mengurangi tingginya angka kematian.

ABSTRAK
Latar Belakang: Hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012di Provinsi Lampung angka kematian
neonatal 27 per 1000 kelahiran hidup,
kematian bayi 43 per 1000 dan kematian
balita 30 per 1000 kelahiran hidup.
Kematian bayi dalam bulan pertama
kehidupan sering diakibatkan oleh
kelainan
kongenital
yang
cukup
berat.Hasil survey pendahuluan di RSUD.
Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
dari bulan januari hingga desember tahun
2013 terdapat 3408 ibu yang melahirkan
dan terdapat 378 kelahiran kematian. Dari
378 kematian terdapat 59 kelahiran
kematian yang disebabkan oleh cacat
bawaan.Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran ibu yang
melahirkan dengan kelainan kongenital di
RSUD.Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung Tahun 2012-2013.

Kata Kunci : Gambaran, Kelainan Kongenital


Kepustakaan :26 (1991-2013)

ABSTRACT
Background: The survey result of
Indonesia Demography and Health (SDKI)
in 2012 showed that the infant mortality
rate in Lampung was 27 per 1,000 living
births neonatal, 43 per 1000 living births,
and mortality 30 per 1000 living births.
The first month infant death was often
caused by severe congenital disorders. The
pre survey result in Dr. H. Abdul Moeloek
public hospital in Bandar Lampung from
January to December 2013 showed that
there were 3408 delivering mothers and
there were 378 mortal neonatal. From 378
mortal neonatal births, 59 of them were
caused by congenital defects. The objective
of this research was to find out the
descriptions of mothers delivering with
congenital disorders in Dr. H. Abdul

Metode Penelitian: Jenis penelitian yang


dilakukan adalah deskriptif univariat.
Subjek adalah semua kejadian kelainan
bawaan yang telah tercatat di ruang
perinatologi yang ada di Rumah Sakit Dr.
H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
daritahun 2012-2013 sejumlah 171
orang.Analisa data yang digunakan adalah
analisis univariat dengan menggunakan
rumus persentase.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian
menunjukkan
distribusi
frekuensi
responden yang berusia 36-40 tahun
33.9%, tidak bekerja 54.4%, pendidikan
1

Moeloek public hospital


Lampung in 2013.

in

Bandar

Promosi
Kesehatan,
menyampaikan
bahwasanya pengertian kesehatan yaitu
sumber daya untuk kehidupan keseharian,
bukan hanya maksud hidup Kesehatan
yaitu rencana positif mengutamakan
sumber daya sosial serta pribadi, dan
kekuatan fisik.1
Menurut
Survey
Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 di
Provinsi Lampung
pada tahun 2012
Angka Kematian Neonatal 27 per 1000
kelahiran hidup, kematian bayi 43 per
1000 kelahiran hidup dan kematian balita
30 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
Secara umum angka kematian anak
menunjukkan penurunan yang lambat.
Angka Kematian Neonatal mengalami
stagnasi 10 tahun terakhir yaitu 20 per
1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002
menjadi 19 per 1.000 pada SDKI 2007 dan
SDKI 2012. Padahal kematian neonatal
merupakan proporsi yang besar dari
kematian bayi (59%) dan balita
(47%).Pada Tahun 2012 di Provinsi
Lampung terjadi 787 kasus kematian
Perinatal, 110 kasus kematian neonatal,
159 kasus kematian bayi dan kasus
kematian Balita sebanyak 64 kasus.19

Research Method: This was a univariate


descriptive research. Subjects were all 171
respondents with congenital disorders
recorded in perinatology ward in Dr. H.
Abdul Moeloek public hospital in Bandar
Lampung in 2012-2013. Data were
analyzed with univariate analysis by using
percentage formula.
Results:The results showed that 33.9%
respondents were 36-40 years old, 54.4%
respondents were unemployed, 70.8%
respondents had high school education,
47.4%
had
congenital
disorder
classification of digestive system, 26.9%
were Hisprung disorders, 12.9% were
Atresia Ani, 11.7% were labiopalatiskizies,
8.2% were hydrocephalus, 7.0% were
omphalocele, 66.1% respondents had male
infants,
and
81.3%
respondents
discharged from public hospital with living
infants. The researcher recommends the
Dr. H. Abdul Moeloek public hospital to
improve
service
and
management
especially in medical management for
neonates with congenital disorders to
reduce high mortality rate.
Keywords
Disorder
References

Diketahui pula dari hasil SDKI 2012


bahwa AKB di Provinsi Lampung adalah
30 per 1000 kelahiran hidup. Dengan hasil
yang demikian menempatkan Provinsi
Lampung diurutan ke 12 dari 33 provinsi
terendah AKB.3

: Description, Congenital
: 26 (1991 2013)

Angka Kematian Balita adalah


jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan
sebagai angka per. 1.000 kelahiran hidup.
Sedangkan untuk provinsi Lampung ada
60 angka kematian balita per 1.000
kelahiran hidup menurut SDKI 2007 dan
2012.

PENGANTAR
Pengertian kesehatan menurut WHO
yaitu situasi sejahtera dari tubuh, jiwa,
serta sosial yang sangat mungkin tiap-tiap
orang hidup produktif dengan cara sosial
serta ekonomis. Sedang Pengertian
Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) th. 1948 mengatakan bahwa
pengertian kesehatan yaitu untuk satu
situasi fisik, mental, serta sosial
kesejahteraan serta tidak cuma ketiadaan
penyakit atau kekurangan Pada tahun
1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk

Berdasarkan
Dinas
Kesehatan
(Dinkes) Provinsi Lampung penyebab
kematian bayi disebabkan karena Asfiksia
35 kasus (54,72%) , Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) 29 kasus (27,36%), dan
termasuk cacat bawaan yaitu 19 kasus
2

(17,92%) dengan kelainan kongenital


seperti
:
Jantung
bawaan,
Labiopalatoscizis, Atresia esophagus,
Leukimia, Hernia diafragmatika, dan
Atresia jejenum.4

biologi molecular. Berdasarkan genome


data, dimana dari data ini dapat diketahui
pathogenesis kelainan metabolis kelainan
keganasan. Kelainan turunan lainnya dan
aspek penuaan, yang merupakan bagian
penyakit tidak menular yang bertambah
banyak prevalensinya.27

Di Indonesia data tentang penyakit


kelainan kongenital sulit untuk ditemukan
khusunya di Provinsi Lampung masih
belum ada data resmi tentang penyakit
kelainan kongenital, sehingga upaya-upaya
surveillance, pencegahan, dan promosi
tentang insiden kelainan bawaan ini sangat
perlu dikembangkan secara seksama dan
segera.

Genetik dapat dimulai sejak awal


konsepsi dan bisa dimulai dengan adanya
kelainan kromosom. Penyakit akibat
kelainan kromosom dan genetik ini dapat
menyebabkan kematian waktu dewasa,
ataupun sebelum dilahirkan dan dapat
mengakibatkan
kecacatan.
Kondisi
menyebabkan suatu beban sosial dan
ekonomi yang berat bagi penderita dan
keluarga.25

Hasil survey pendahuluan di


RSUD.Dr.H.Abdul
Moeloek
Bandar
Lampung dari bulan januari hingga
desembertahun 2013 terdapat 3408 ibu
yang melahirkan dan terdapat 378
kelahiran kematian. Dari 378 kematian
terdapat 59 kelahiran kematian yang
disebabkan oleh cacat bawaan.

Kelainan
kongenital
dapat
disebabkan oleh kelainan gen tunggal,
kelainan
kromosom,
multifaktorial,
lingkungan, dan kekurangan nutrisi. Ibu
yang terinfeksi sifilis atau rubella
merupakan penyebab kelainan kongenital
di negara berkembang. Penyakit seperti
diabetes mellitus (DM), ibu yang
kekurangan iodin dan asam folat, dan
paparan obat-obatan serta narkoba
termasuk alkohol dan tembakau, bahan
kimia, dan radiasi dosis tinggi merupakan
faktor lain yang menyebabkan kelainan
kongenital. Masalah sosial, hipoksia,
hipotermia, atau hipertermia diduga dapat
menjadi faktor penyebabnya. Namun
seringkali penyebab kelainan kongenital
tidak diketahui.13,14

Menurut Depkes RI, kelainan


kongenital adalah kelainan yang terlihat
pada saat lahir, bukan akibat proses
persalinan.16 Sekitar 3% bayi baru lahir
mempunyai kelainan bawaan (kongenital)
dan akan menjadi 4-5% bila bayi diikuti
terus sampai berumur 1 tahun.14,15
WHO
meminta
negara-negara
ASEAN mulai memperhatikan penyakit
akibat kelainan genetik yang akan menjadi
masalah kesehatan dan menjadi beban
ekonomi masyarakat kedepan. Sementara
ini prioritas kesehatan genetik belum
mendapat perhatian yang cukup. Di
Indonesia pelayanan genetik masih
terfragmentasi pada unit-unit yang berdiri
sendiri misalnya di RSCM, Lembaga
Ejikman, ITB, Univeritas Diponegoro.
Sementara itu data-data untuk kelainan
genetik belum tersedia banyak dan valid.24

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
deskriptif univariat. Subjek adalah semua
kejadian kelainan bawaan yang telah
tercatat di ruang perinatologi yang ada di
Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung daritahun 2012-2013
sejumlah 171 orang.Analisa data yang
digunakan adalah analisis univariat dengan
menggunakan rumus persentase.

Paradigma pendekatan penanganan


penyakit saat ini sudah berubah, dimana
managemennya lebih kepada pendekatan

DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No.

Variabel

1.

Usia

2.

Pekerjaan

3.

Pendidikan

4.

Jenis Organ

5.

Jenis Kelamin

6.

Keadaan Bayi

Definisi
Operasional
Usia pasien
yang
melahirkan
dengan
kelainankongen
ital
Kehiatan yang
dilakukanibudal
ammemperoleh
pendapatan

Alat Ukur

Jenjangpendidi
kan formal
tertinggi yang
ditamatkanibu
Anggota
tubuhbayi yang
mengalami
kelainan
kongenital

Ceklist

Ciri-ciri fisik
yang
membedakan
antara laki-laki
dan perempuan
Keadaan
terakhir Pasien

Ceklist

Ceklist

Ceklist

Ceklist

Ceklist

Hasil Ukur
1 = 35 Tahun
2= < 35 Tahun

Skala
Ordinal

1= Tidak Bekerja
2= Tani
3 = Buruh
4= Karyawan
5= Guru
6= Swasta
7=Pegawai Negeri
1 = Rendah (SD/SMP)
2 = Menengah (SMA)
3 = Tinggi
(Diploma/Sarjana)
1. Sistem saraf
2. Mata
3. Telinga, wajah, dan
leher
4. Congenital Heart
Disease
5. Pernafasan
6. Oro-facial cleft
7. Sistem pencernaan
8. Defek dinding
abdomen
9. Perkemihan
10. Genital
11. Ekstremitas
12. Musculo-skeletal
13. Malformasi lain
1 = Perempuan
2 = Laki-laki

Ordinal

1 = Meniggal
2 = Hidup

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Lampung. Sampel dalam penelitian ini


adalah sebanyak171sampel.Dari171sampel
kelainan kongenital tersebut dapat
dijelaskan distribusinya sebagai berikut:

Hasil Penelitian
Proses pengambilan data untuk
penelitian ini telah dilakukan pada tanggal
19 April2014 sampaidengan19 Mei 2014
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Usia Ibu
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung tahun 2012-2013
UsiaIbu

Frekuensi

Prosentase (%)

16-20 Tahun
21-25 Tahun
26-30 Tahun
31-35 Tahun
36-40 Tahun

8
19
40
46
58

4.7
11.1
23.4
26.9
33.9

Total

171

100.0

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui


bahwa sebagian besar responden berusia

36-40 tahunyaitu sebesar 33.9% atau 58


responden.

Grafik 4.1 UsiaIbu

60
50
40
30
20
10
0
16-20 Tahun

21-25 Tahun

26-30 Tahun

31-35 Tahun

36-40 Tahun

Pekerjaan Ibu
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Ibu di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2012-2013
PekerjaanIbu

Frekuensi

Prosentase (%)

TidakBekerja
PegawaiNegeri
Tani
Swasta
Buruh
Karyawan
Guru

93
10
33
4
13
14
4

54.4
5.8
19.3
2.3
7.6
8.2
2.3

Total

171

100.0

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui


bahwa sebagian besar responden tidak

bekerja yaitu
sebesar 54.4% atau 93 responden.

Grafik 4.2 Pekerjaan Ibu


100

93

80
60

33

40
10

20

13

14

Pendidikan Ibu
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Ibu di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2012-2013
PendidikanIbu

Frekuensi

Prosentase (%)

SD
SMP
SMA
PT

9
26
121
15

5.3
15.2
70.8
8.8

Total

171

100.0

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui


bahwas ebagian besar responden

dengan pendidikan SMA yaitu


sebesar 70.8% atau 121 responden.

Grafik 4.3 Pendidikan Ibu

121

140
120
100
80
60
26

40

15

20
0
SD

SMP

SMA

PT

Jenis Kelainan
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Responden Menurut Klasifikasi Kelainan Bawaan di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2012-2013
Klasifikasi Kelainan Bawaan
Sistem saraf
Mata
Telinga, wajah, danleher
Congenital Heart Disease
Pernafasan
Oro-facial cleft
Sistempencernaan
Defekdinding abdomen
Perkemihan
Genital
Ekstremitas
Musculo-skeletal
Malformasi lain
Total

Frekuensi
27
0
26
3
0
0
81
20
0
2
0
0
12
171

Prosentase (%)
15.8
0.0
15.2
1.8
0.0
0.0
47.4
11.7
0.0
1.2
0.0
0.0
7.0
100.0

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa


pencernaan yaitu sebesar47.4%
sebagian
besar
responden
dengan
81responden.
klasifikasi kelainan bawaan pada system
Grafik 4.4 Klasifikasi Kelainan Bawaan
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Jenis Kelamin
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut JenisKelaminBayi dengan
Kelainan Kongenital di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
tahun 2012-2013
JenisKelamin
Perempuan
Laki-laki
Total

Frekuensi
58
113
171

Prosentase (%)
33.9
66.1
100.0

atau

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa


sebagian besar responden dengan jenis

kelamin bayi laki-laki yaitu sebesar66.1%


atau 113 responden.

Grafik 4.5 Jenis Kelamin Bayi

113
120
100
80

58

60
40
20
0
Perempuan

Laki-laki

KeadaanBayi
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut KeadaanBayi Pada Saat
dilahirkan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 20122013
Keadaan Bayi
Hidup
Meninggal
Total

Frekuensi
139
32
171

Prosentase (%)
81.3
18.7
100.0

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa


hidup yaitu sebesar 81,3% atau 139
sebagian besar responden dalam keadaan
responden.
Grafik 4.6 Keadaan Bayi

139
140
120
100
80
60

32

40
20
0
Hidup

Meninggal

bahwa lingkungan kerja mempengaruhi


kejadian bayi lahir dengan kelainan
kongenital. Pekerjaan juga erat kaitannya
dengan tingkat status social ekonomi
penderita,
yang
pada
beberapa
kepustakaan disebut mempengaruhi angka
kejadian kelainan kongenital.

Pembahasan
Usia Ibu
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa
kejadian terbanyak didapatkan kelainan
congenital adalah sebesar 33.9% atau 58
responden berusia 36-40 tahun. Dapat
dilihat bahwa kejadian kelainan congenital
pada kelompok umur 35 tahun lebih
tinggi bila dibandingkan dengan kelompok
umur yang lainnya. Umur kasus terkecil
pada penelitian ini adalah 17 tahun,
sedangkan umur kasus tertua pada
penelitian ini adalah 45 tahun. Penelitian
ini sejalan dengan kepustakaan yaitu
semakin tinggi usia ibu semakin besar
peluang untuk melahirkan bayi dengan
kelainan kongenital. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Prabawa juga di dapat hal
yang sama yaitu usia ibu 35 tahun lebih
banyak memiliki bayi dengan kelainan
kongenital.

Jenis Kelainan
Dari penelitian ini diketahui bahwa
kelainan congenital dari kelompok system
gastro-intestinal merupakan kelompok
kelainan kongenital yang terbanyak
didapatkan pada penelitian ini yaitu
sebesar 47.4% atau 81 responden.dengan
angka kejadian 12,8 per 1000 persalinan.
Jika dibandingkan dengan penelitianpenelitian lain di Indonesia seperti
Prabawa sedikit berbeda pada penelitian
Prabawa didapatkan kelompok sistim saraf
pusat merupakan kelainan tertinggi
dibandingkan kelompok sistim yang lain12

Pendidikan Ibu

Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


pendidikan ibu-ibu yang melahirkan bayi
dengan kelainan congenital terbanyak
adalah sekolah menengah atas, sebanyak
121 kasus (70.8%) dan disusul oleh ibuibu dengan tingkat pendidikan SMP 26
kasus (15,2%), Perguruan tinggi 15 kasus
(8.8%) dan sekolah dasar sebanyak 9 kasus
(5.3%). Hal ini dapat menggambarkan
bahwa sebagian besar ibu-ibu yang
melahirkan
bayi
dengan
kelainan
congenital berpengetahuan cukup, yang
mungkin akan mempengaruhi pengetahuan
dalam perawatan kehamilan. Hal ini juga
bias erat kaitannya dengan tingkat social
ekonomi penderita, yang pada beberapa
kepustakaan di sebutkan mempengaruhi
angka kejadian kelainan kongenital.

Pada tabel.2 dapat dilihat kejadian


kelainan congenital pada bayi laki-laki
lebih besar dibandingkan pada bayi
perempuan. Sebanyak 66.1% atau 113
responden jenis kelamin bayi laki-laki.
Pada kepustakaan disebutkan bahwa untuk
jenis
kelainan
congenital
tertentu
berhubungan dengan jenis kelamin bayi,
misalnya kejadian kelainan congenital
anensefali pada bayi perempuan 4 kali
lebih besar dibandingkan dengan bayi lakilaki. Pada sebelumnya yang di lakukan
Prabawa di Semarang juga mendapatkan
hasil yang sama yaitu bayi laki-laki lebih
banyak mengalami kelainan kongenital di
bandingkan bayi perempuan.
Keadaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden pulang dalam
keadaan hidup yaitu sebesar 81,3% atau
139 responden. Bayi dengan kelainan
kongenital yang meninggal mengalami
kelainan yang berat dan dengan prognosis
yang buruk. Bayi dengan kelainan

Pekerjaan Ibu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian kasus adalah tidak bekerja atau
semata-mata hanya sebagai ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 93 kasus (54.4%).
Pada beberapa kepustakaan menyebutkan
9

kongenital yang meninggal ada yang


mengalami komplikasi seperti sepsis,
asfiksia, serta anemia dan beberapa
diantaranya meninggal akibat komplikas
itersebut.

Timur, www.lampungtimurkab.go.id
(diunduh: 27 Oktober 2013).
5. Made Prabawa. Kejadian Bayi Lahir
dengan Kelainan Kongenital. 1998.
(diunduh: 27 Oktober 2013).
6. Sadler.T.W. Langman Embriologi
KedokteranEdisi
VII.
Jakarta:
EGC,1994.
7. Sadler.T.W. Langman Embriologi
Kedokteran Edisi 10. Jakarta: EGC,
2006. Hal 129-131.
8. Sjamsuhidayat, R, dkk. 2010. Buku
Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta :
EGC hal Hal 416-1083.
9. Daigneault R, Rafiur Ariganjoye, Birth
Defect,http://www.yourtotalhealth.ivill
age.com
10. Linda
Nicholson,
Birth
Defect,http://www.kidshealth.org
11. Birth Defect, Causes, Symptoms,
Diagnosis
and
Prevention,
http://www.medicinenet.com
12. dr.Kusnandi Rusmil, SpA(K), MM.
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Ditingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
EGC, 2006. Hal 15.
13. WHO. 2010. Birth Defects.
Geneva.http://apps.who.int/gb/ebwha/p
df_files/WH (diunduh 29 january
2014).
14. Effendi, SH. Dan Indrasanto, E.2008,
Buku Ajar Neonatologi. Jakarta. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
15. Markum, A.H. 1991. Buku Ajar
Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia.
16. Depkes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta.
17. Sjamsuhidayat, R, dkk. 2010. Buku
Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta :
EGC hal Hal 260-967.
18. Ndibazza, J., dkk. 2011. A Description
of Congenital Anomalies Among
Infants in Entebbe, Uganda. Birth
Defects Research (Part A): Clinical
and
MoleculerTeratology91:857_861(201
1).

Kesimpulan
1. Distribusi frekuensi responden
yang berusia 36-40 tahun sebesar
33.9% atau 58 responden.
2. Distribusi frekuensi responden
tidak bekerja sebesar 54.4% atau
93 responden.
3. Distribusi frekuensi responden
dengan pendidikan SMA sebesar
70.8% atau 121 responden
4. Distribusi frekuensi responden
dengan jenis kelainan bawaan
hisprung sebesar 26,9% atau 46
responden
5. Distribusi frekuensi responden
dengan klasifikasi kelainan bawaan
pada system pencernaan sebesar
47.4% atau 81 responden.
6. Distribusi frekuensi responden
dengan jenis kelamin bayi laki-laki
sebesar 66.1% atau 113 responden
7. Distribusi frekuensi responden
pulang dalam keadaan hidup
sebesar 81,3% atau 139 responden
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.healthofchildren.com
(diunduh 17 desember 2013)
2. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia
2012. Jakarta: Departemen Kesehatan.
2012.
3. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia.
Ringkasan Eksekutif Data dan
Informasi
Kesehatan
Provinsi
Lampung.
Jakarta:
Departemen
Kesehatan. 2012.
4. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika, 2012, Situs Resmi
Pemerintahan Kabupaten Lampung
10

19. Profil Dinas Kesehatan Lampung,


2012 (diunduh 14 April 2014)
20. Kiegman,Behrman.2001.Ilmu
Kesehatan Anak(Nelson), Vol 1, Edisi
15,Jakarta: EGC hal 382-406
21. EUROCAT.
2004.
EUROCAT
Klasifikasion
for
Congenital
Anomalies.
http://www.eurocat.ulster.ac.uk
22. National Health&Medical Research
Council. Information for Health
Professionals.
Medical
Genetic
Testing.
Australia:
Australia
Government,2010;
23. Perpustakaan; BATISTA ET. ALL:
Public Health Genomics 2012; 15: 3435.
24. WHO, Identifying Regional Priorities
in the Area of Human Genetics in
South East Asia Region, 2004 Report,
New Delhi
25. V.B. Rao, K. Gosh, Chromosomal and
Genetics, Indian Journal of Human
Genetics, May-Agust 2005, Vol 11,
issue 2
26. Prabawa.
KejadianBayidenganKelainanKongeni
tal. Tesis. UniversitasDiponegoro.
Semarang. 1998.
27. Sudarmono. Basic Principle of
Genetic. Departemen Microbiology.
FKUI

11

Você também pode gostar