Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
Latar Belakang: Hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012di Provinsi Lampung angka kematian
neonatal 27 per 1000 kelahiran hidup,
kematian bayi 43 per 1000 dan kematian
balita 30 per 1000 kelahiran hidup.
Kematian bayi dalam bulan pertama
kehidupan sering diakibatkan oleh
kelainan
kongenital
yang
cukup
berat.Hasil survey pendahuluan di RSUD.
Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
dari bulan januari hingga desember tahun
2013 terdapat 3408 ibu yang melahirkan
dan terdapat 378 kelahiran kematian. Dari
378 kematian terdapat 59 kelahiran
kematian yang disebabkan oleh cacat
bawaan.Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran ibu yang
melahirkan dengan kelainan kongenital di
RSUD.Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung Tahun 2012-2013.
ABSTRACT
Background: The survey result of
Indonesia Demography and Health (SDKI)
in 2012 showed that the infant mortality
rate in Lampung was 27 per 1,000 living
births neonatal, 43 per 1000 living births,
and mortality 30 per 1000 living births.
The first month infant death was often
caused by severe congenital disorders. The
pre survey result in Dr. H. Abdul Moeloek
public hospital in Bandar Lampung from
January to December 2013 showed that
there were 3408 delivering mothers and
there were 378 mortal neonatal. From 378
mortal neonatal births, 59 of them were
caused by congenital defects. The objective
of this research was to find out the
descriptions of mothers delivering with
congenital disorders in Dr. H. Abdul
in
Bandar
Promosi
Kesehatan,
menyampaikan
bahwasanya pengertian kesehatan yaitu
sumber daya untuk kehidupan keseharian,
bukan hanya maksud hidup Kesehatan
yaitu rencana positif mengutamakan
sumber daya sosial serta pribadi, dan
kekuatan fisik.1
Menurut
Survey
Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 di
Provinsi Lampung
pada tahun 2012
Angka Kematian Neonatal 27 per 1000
kelahiran hidup, kematian bayi 43 per
1000 kelahiran hidup dan kematian balita
30 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
Secara umum angka kematian anak
menunjukkan penurunan yang lambat.
Angka Kematian Neonatal mengalami
stagnasi 10 tahun terakhir yaitu 20 per
1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002
menjadi 19 per 1.000 pada SDKI 2007 dan
SDKI 2012. Padahal kematian neonatal
merupakan proporsi yang besar dari
kematian bayi (59%) dan balita
(47%).Pada Tahun 2012 di Provinsi
Lampung terjadi 787 kasus kematian
Perinatal, 110 kasus kematian neonatal,
159 kasus kematian bayi dan kasus
kematian Balita sebanyak 64 kasus.19
: Description, Congenital
: 26 (1991 2013)
PENGANTAR
Pengertian kesehatan menurut WHO
yaitu situasi sejahtera dari tubuh, jiwa,
serta sosial yang sangat mungkin tiap-tiap
orang hidup produktif dengan cara sosial
serta ekonomis. Sedang Pengertian
Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) th. 1948 mengatakan bahwa
pengertian kesehatan yaitu untuk satu
situasi fisik, mental, serta sosial
kesejahteraan serta tidak cuma ketiadaan
penyakit atau kekurangan Pada tahun
1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk
Berdasarkan
Dinas
Kesehatan
(Dinkes) Provinsi Lampung penyebab
kematian bayi disebabkan karena Asfiksia
35 kasus (54,72%) , Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) 29 kasus (27,36%), dan
termasuk cacat bawaan yaitu 19 kasus
2
Kelainan
kongenital
dapat
disebabkan oleh kelainan gen tunggal,
kelainan
kromosom,
multifaktorial,
lingkungan, dan kekurangan nutrisi. Ibu
yang terinfeksi sifilis atau rubella
merupakan penyebab kelainan kongenital
di negara berkembang. Penyakit seperti
diabetes mellitus (DM), ibu yang
kekurangan iodin dan asam folat, dan
paparan obat-obatan serta narkoba
termasuk alkohol dan tembakau, bahan
kimia, dan radiasi dosis tinggi merupakan
faktor lain yang menyebabkan kelainan
kongenital. Masalah sosial, hipoksia,
hipotermia, atau hipertermia diduga dapat
menjadi faktor penyebabnya. Namun
seringkali penyebab kelainan kongenital
tidak diketahui.13,14
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
deskriptif univariat. Subjek adalah semua
kejadian kelainan bawaan yang telah
tercatat di ruang perinatologi yang ada di
Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung daritahun 2012-2013
sejumlah 171 orang.Analisa data yang
digunakan adalah analisis univariat dengan
menggunakan rumus persentase.
DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No.
Variabel
1.
Usia
2.
Pekerjaan
3.
Pendidikan
4.
Jenis Organ
5.
Jenis Kelamin
6.
Keadaan Bayi
Definisi
Operasional
Usia pasien
yang
melahirkan
dengan
kelainankongen
ital
Kehiatan yang
dilakukanibudal
ammemperoleh
pendapatan
Alat Ukur
Jenjangpendidi
kan formal
tertinggi yang
ditamatkanibu
Anggota
tubuhbayi yang
mengalami
kelainan
kongenital
Ceklist
Ciri-ciri fisik
yang
membedakan
antara laki-laki
dan perempuan
Keadaan
terakhir Pasien
Ceklist
Ceklist
Ceklist
Ceklist
Ceklist
Hasil Ukur
1 = 35 Tahun
2= < 35 Tahun
Skala
Ordinal
1= Tidak Bekerja
2= Tani
3 = Buruh
4= Karyawan
5= Guru
6= Swasta
7=Pegawai Negeri
1 = Rendah (SD/SMP)
2 = Menengah (SMA)
3 = Tinggi
(Diploma/Sarjana)
1. Sistem saraf
2. Mata
3. Telinga, wajah, dan
leher
4. Congenital Heart
Disease
5. Pernafasan
6. Oro-facial cleft
7. Sistem pencernaan
8. Defek dinding
abdomen
9. Perkemihan
10. Genital
11. Ekstremitas
12. Musculo-skeletal
13. Malformasi lain
1 = Perempuan
2 = Laki-laki
Ordinal
1 = Meniggal
2 = Hidup
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Hasil Penelitian
Proses pengambilan data untuk
penelitian ini telah dilakukan pada tanggal
19 April2014 sampaidengan19 Mei 2014
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Usia Ibu
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung tahun 2012-2013
UsiaIbu
Frekuensi
Prosentase (%)
16-20 Tahun
21-25 Tahun
26-30 Tahun
31-35 Tahun
36-40 Tahun
8
19
40
46
58
4.7
11.1
23.4
26.9
33.9
Total
171
100.0
60
50
40
30
20
10
0
16-20 Tahun
21-25 Tahun
26-30 Tahun
31-35 Tahun
36-40 Tahun
Pekerjaan Ibu
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Ibu di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2012-2013
PekerjaanIbu
Frekuensi
Prosentase (%)
TidakBekerja
PegawaiNegeri
Tani
Swasta
Buruh
Karyawan
Guru
93
10
33
4
13
14
4
54.4
5.8
19.3
2.3
7.6
8.2
2.3
Total
171
100.0
bekerja yaitu
sebesar 54.4% atau 93 responden.
93
80
60
33
40
10
20
13
14
Pendidikan Ibu
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Ibu di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2012-2013
PendidikanIbu
Frekuensi
Prosentase (%)
SD
SMP
SMA
PT
9
26
121
15
5.3
15.2
70.8
8.8
Total
171
100.0
121
140
120
100
80
60
26
40
15
20
0
SD
SMP
SMA
PT
Jenis Kelainan
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Responden Menurut Klasifikasi Kelainan Bawaan di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2012-2013
Klasifikasi Kelainan Bawaan
Sistem saraf
Mata
Telinga, wajah, danleher
Congenital Heart Disease
Pernafasan
Oro-facial cleft
Sistempencernaan
Defekdinding abdomen
Perkemihan
Genital
Ekstremitas
Musculo-skeletal
Malformasi lain
Total
Frekuensi
27
0
26
3
0
0
81
20
0
2
0
0
12
171
Prosentase (%)
15.8
0.0
15.2
1.8
0.0
0.0
47.4
11.7
0.0
1.2
0.0
0.0
7.0
100.0
Jenis Kelamin
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut JenisKelaminBayi dengan
Kelainan Kongenital di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
tahun 2012-2013
JenisKelamin
Perempuan
Laki-laki
Total
Frekuensi
58
113
171
Prosentase (%)
33.9
66.1
100.0
atau
113
120
100
80
58
60
40
20
0
Perempuan
Laki-laki
KeadaanBayi
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut KeadaanBayi Pada Saat
dilahirkan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 20122013
Keadaan Bayi
Hidup
Meninggal
Total
Frekuensi
139
32
171
Prosentase (%)
81.3
18.7
100.0
139
140
120
100
80
60
32
40
20
0
Hidup
Meninggal
Pembahasan
Usia Ibu
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa
kejadian terbanyak didapatkan kelainan
congenital adalah sebesar 33.9% atau 58
responden berusia 36-40 tahun. Dapat
dilihat bahwa kejadian kelainan congenital
pada kelompok umur 35 tahun lebih
tinggi bila dibandingkan dengan kelompok
umur yang lainnya. Umur kasus terkecil
pada penelitian ini adalah 17 tahun,
sedangkan umur kasus tertua pada
penelitian ini adalah 45 tahun. Penelitian
ini sejalan dengan kepustakaan yaitu
semakin tinggi usia ibu semakin besar
peluang untuk melahirkan bayi dengan
kelainan kongenital. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Prabawa juga di dapat hal
yang sama yaitu usia ibu 35 tahun lebih
banyak memiliki bayi dengan kelainan
kongenital.
Jenis Kelainan
Dari penelitian ini diketahui bahwa
kelainan congenital dari kelompok system
gastro-intestinal merupakan kelompok
kelainan kongenital yang terbanyak
didapatkan pada penelitian ini yaitu
sebesar 47.4% atau 81 responden.dengan
angka kejadian 12,8 per 1000 persalinan.
Jika dibandingkan dengan penelitianpenelitian lain di Indonesia seperti
Prabawa sedikit berbeda pada penelitian
Prabawa didapatkan kelompok sistim saraf
pusat merupakan kelainan tertinggi
dibandingkan kelompok sistim yang lain12
Pendidikan Ibu
Jenis Kelamin
Pekerjaan Ibu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian kasus adalah tidak bekerja atau
semata-mata hanya sebagai ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 93 kasus (54.4%).
Pada beberapa kepustakaan menyebutkan
9
Timur, www.lampungtimurkab.go.id
(diunduh: 27 Oktober 2013).
5. Made Prabawa. Kejadian Bayi Lahir
dengan Kelainan Kongenital. 1998.
(diunduh: 27 Oktober 2013).
6. Sadler.T.W. Langman Embriologi
KedokteranEdisi
VII.
Jakarta:
EGC,1994.
7. Sadler.T.W. Langman Embriologi
Kedokteran Edisi 10. Jakarta: EGC,
2006. Hal 129-131.
8. Sjamsuhidayat, R, dkk. 2010. Buku
Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta :
EGC hal Hal 416-1083.
9. Daigneault R, Rafiur Ariganjoye, Birth
Defect,http://www.yourtotalhealth.ivill
age.com
10. Linda
Nicholson,
Birth
Defect,http://www.kidshealth.org
11. Birth Defect, Causes, Symptoms,
Diagnosis
and
Prevention,
http://www.medicinenet.com
12. dr.Kusnandi Rusmil, SpA(K), MM.
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Ditingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
EGC, 2006. Hal 15.
13. WHO. 2010. Birth Defects.
Geneva.http://apps.who.int/gb/ebwha/p
df_files/WH (diunduh 29 january
2014).
14. Effendi, SH. Dan Indrasanto, E.2008,
Buku Ajar Neonatologi. Jakarta. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
15. Markum, A.H. 1991. Buku Ajar
Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia.
16. Depkes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta.
17. Sjamsuhidayat, R, dkk. 2010. Buku
Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta :
EGC hal Hal 260-967.
18. Ndibazza, J., dkk. 2011. A Description
of Congenital Anomalies Among
Infants in Entebbe, Uganda. Birth
Defects Research (Part A): Clinical
and
MoleculerTeratology91:857_861(201
1).
Kesimpulan
1. Distribusi frekuensi responden
yang berusia 36-40 tahun sebesar
33.9% atau 58 responden.
2. Distribusi frekuensi responden
tidak bekerja sebesar 54.4% atau
93 responden.
3. Distribusi frekuensi responden
dengan pendidikan SMA sebesar
70.8% atau 121 responden
4. Distribusi frekuensi responden
dengan jenis kelainan bawaan
hisprung sebesar 26,9% atau 46
responden
5. Distribusi frekuensi responden
dengan klasifikasi kelainan bawaan
pada system pencernaan sebesar
47.4% atau 81 responden.
6. Distribusi frekuensi responden
dengan jenis kelamin bayi laki-laki
sebesar 66.1% atau 113 responden
7. Distribusi frekuensi responden
pulang dalam keadaan hidup
sebesar 81,3% atau 139 responden
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.healthofchildren.com
(diunduh 17 desember 2013)
2. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia
2012. Jakarta: Departemen Kesehatan.
2012.
3. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia.
Ringkasan Eksekutif Data dan
Informasi
Kesehatan
Provinsi
Lampung.
Jakarta:
Departemen
Kesehatan. 2012.
4. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika, 2012, Situs Resmi
Pemerintahan Kabupaten Lampung
10
11