Você está na página 1de 24

LAPORAN PENDAHULUAN IMPETIGO

1.

Definisi
Impetigo adalah infeksi kulit superfisial yang sangat menular dan mudah

menularkan dari satu bagian tubuh ke tubuh lain, serta dari orang lain ke orang lain
melalui kontak. Penyakit ini terutama dijumpai pada anak tetapi dapat timbul pada
semua usia.
2.

Etiologi
Disebabkan oleh bakteri Stafilokokus atau Streptokokus grup A.

3.

Manifestasi Klinis
Adanya pustul di kulit yang dapat pecah dan membentuk krusta di setiap
bagian tubuh
Nyeri
Demam

4.

Komplikasi
Glomerulusnefritis paska stepkokus akut (Peradangan nefron ginjal) dapat

terjadi akibat pengendapan kompleks antibodi-antigen di ginjal (respon hipersensitivitas


tipe II).
5.

Penatalaksanaan
1. Antibodi sistemik dapat diberikan setelah pembiakan dan identifikasi
organisme.
2. Antibodi topikal apabila lesinya kecil
3. Sterilisasi handuk dan sering mencuci tangan merupakan tindakan untuk
mencegah penyebaran ke bagin tubuh lain dan penularan ke anggota
keluarga lain.

Page 1

6.

Patofisiologi
Impetigo merupakan penyakit menular dan dapat menyebar ke bagian kulit

pasien yang lain atau ke anggota keluarga yang menyentuh psien atau memakai handuk
atau sisir yang tercemar oleh eksudat lesi. Meskipun impetigo dijumpai pada segala
usia, namun penyakit ini terutama ditemukan diantara anak-anak yang hidup dalam
kondisi higiene yang buruk. Seringkali impetigo terjadi sekunder akibat pediculosis
capitis (tuma kepala), skabies (penyakit kudis), herpes simpleks, gigitan serangga, getah
tanaman yang beracun (poison ivy), atau ekzema. Kesehatan yangburuk, higiene yang
buruk, dan malnutrisi dapat menjadi predisposisi terjadinya impetigo pada orang
dewasa. Daerah-daerah tubuh, wajah, tangan, lengan, leher dan ekstermitas yang
terbuka merupakan bagian yang paling sering terkena.
Impetigo bulosa. Bentuk dari impetigo bulosa merupakan kondisi yang lebih
jarang terjadi dibandingkan bentuk nonbulosa. Agen penyebab impetigo bulosa adalah
Staphylococcus aureus yang menghasilkan eksotoksin eksfoliatif ekstraselular disebut
exfoliatins A dan B. Eksotoksin ini menyebabkan adhesi sel di epidermis, di mana pada
gilirannya menyebabkan timbulnya suatu bula dan pengelupasan dari epidermis.
7.

Klasifikasi
Impetigo Bulosa
Impetigo Non Bulosa

8.

Diagnosa Penunjang
Identifikasi dan pembiakan organisme.

Page 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN IMPETIGO


1.

Pengkajian

Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan, meliputi hal-hal berikut :


1.

Pada impetigo nonbulosa, keluhan dimulai dengan adanya pembentukan


suatu makula eritematosa tunggal yang cepat berkembang menjadi vesikel
dan pecah, meninggalkan eksudat kuning dengan adanya erosi diatasnya.
Awitan impetigo bulosa biasanya lebih cepat membesar dan bula yang
pecah. Lesi biasanya tanpa gejala. Terkadang, pasien melaporkan rasa sakit
atau gatal. Pasien dengan impetigo biasanya didapatkan adanya riwayat
kontak dengan penderita impetigo lainnya.

2.

Pada kedua jenis impetigo didapatkan adanya riwayat kondisi lingkungan


hidup yang penuh sesak, kebersihan yang rendah, atau lingkungan kerja
tidak higienis mendorong kontaminasi kulit oleh bakteri patogen yang dapat
menyebabkan impetigo.

3.

Lesi impetigo biasanya sembuh tanpa jaringan parut. Jika tidak diobati, lesi
impetigo menghilang secara spontan setelah beberapa minggu.

Pada pemeriksaan fisik impetigo bulosa, biasanya didapatkan hal berikut :


1.

Impetigo bulosa sering terjadi pada neonatus, tetapi juga terjadi pada anakanak yang lebih tuan dan orang dewasa.

2.

Karakteristik lesi adalah vesikel yang berkembang menjadi sebuah bula


kurang dari 1 cm pada kulit normal, dengan sedikit atau tidak ada
kemerahan sekitarnya. Awalnya, vesikel berisi cairan bening yang menjadi
keruh.

3.

Hampir semua bula akan pecah. Apabila bula pecah, sering meninggalkan
jaringan parut di pinggiran.

4.

Lesi dapat lokal atau tersebar luas. Lesi sering ditemukan di daerah
intertriginosa seperti lipatan leher, ketiak dan lipatan paha, tetapi dpat juga
ditemukan di wajah atau di manapun pada tubuh.

5.

Pada bayi, lesi yang luas dapat berhubungan dengn gejala sistemik seperti
demam, malaise, kelemahan umum, dan diare.

Page 3

6.

Impetigo bulosa dianggap kurang menular dari impetigo nonbulosa.

Pada pemeriksaan fisik impetigo nonbulosa, biasanya didapatkan hal berikut ini :
1.

Kelainan terlihat pertama adalah makula kemerahan atau papul, dengan


diameter 2-5 mm.

2.

Karakteristik lesi adalah vesikel yang mudah pecah dan menjadi papula atau
plak lebih kecil dari 2 cm dan dengan sedikit atau tidak ada kemerahan
sekitarnya.

3.

Lesi berkembang di kulit normal atau pada kulit yang telah mengalami suatu
trauma atau pada kulit setelah mengalami penyakit kulit sebelumnya
(misalnya : varisela, dermatitis atopik) dan dapat menyebar dengan cepat.

4.

Lesi terletak di sekitar mulut, hidung, dan terkena bagian tubuh (misalnya :
tangan, kaki), telapak tangan dan telapak kaki.

5.

Limfadenopati lokal biasanya didapatkan.

6.

Jika tidak diobati, lesi menyebar dan secara spontan sembuh setelah
beberapa minggu tanpa jaringan parut.

2.

Patoflow
Predisposisi adanya kontak
dengan penderita impetigo,
kesehatan yang buruk, higiene
yang buruk, dan malnutrisi

Invasi Bakteri
Piogenik

Makula yang
ruptur menjadi
krusta

Respons
Inflamasi Lokal

Kerusakan
Saraf Perifer

Kerusakan
Integritas
jaringan

Respons Inflamasi
Sistemik
Peningkatan
Suhu Tubuh
Hipertermi

Nyeri

Respons
Psikologis
Kondisi
kerusakan
jaringan
kulit
Gangguan
gambaran diri

Page 4

3.

Analisa Data

No
Data
1 Ds : - Pasien merasa
menggigil atau
kedinginan
Do : - Suhu pasien meningkat
di atas kisaran normal

Etiologi
Predisposisi adanya kontak

Problem
Hipertermi

dengan penderita impetigo,


kesehatan yang buruk,
higiene yang buruk, dan
malnutrisi

- Kulit pasien terasa


hangat

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur


menjadi krusta

Respons Inflamasi
Sistemik

Peningkatan Suhu Tubuh

Hipertermi
2

Ds : - Pasien mengeluh nyeri

Predisposisi adanya kontak

pada area tertentu

dengan penderita impetigo,

- Pasien mengatakan

kesehatan yang buruk,

gelisah pada area nyeri


Do : - Pasien terlihat dilatasi

higiene yang buruk, dan


malnutrisi

pada pupil
Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur


menjadi krusta

Respons Inflamasi Lokal

Kerusakan Saraf Perifer

Page 5

Nyeri

Nyeri
3

Ds : - Pasien mengatakan
adanya inflamasi pada
daerah kulit tertentu
Do : - Terlihat adanya pustul
di kulit pasien

Predisposisi adanya kontak

Kerusakan

dengan penderita impetigo,

Integritas Jaringan

kesehatan yang buruk,


higiene yang buruk, dan
malnutrisi

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur


menjadi krusta

Respons Inflamasi Lokal

Kerusakan Integritas
Jaringan
4

Ds : - Pasien mengatakan

Predisposisi adanya kontak

Gangguan

kurang percaya diri

dengan penderita impetigo,

gambaran diri

akibat penyakit yang


dideritanya
Do : - Terjadinya perubahan

kesehatan yang buruk,


higiene yang buruk, dan
malnutrisi

peran keluarga pasien


akibat penyakit yang

Invasi Bakteri Piogenik

dideritanya
Makula yang ruptur
menjadi krusta

Kondisi kerusakan jaringan


Respons Psikologis

Gangguan gambaran diri

Page 6

4.
No
1
2
3
4
5.

Diagnosa Keperawatan
Prioritas Masalah dan Diagnosa Keperawatan
Hipertermi b.d respons inflamasi sistemik sekunder dari proses supurasi lokal
Nyeri b.d respons inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit
Kerusakan Integritas Jaringan b.d adanya luka
Gangguan gambaran diri b.d perubahan struktur kulit , perubahan peran keluarga
Rencana Keperawatan

No Tgl
1

Dx
Tujuan
Hiperter NOC :
Thermoregulat
mi b.d
ion
respons
inflamasi
sistemik
sekunder
dari
proses
supurasi
lokal

Perencanaan
Kriteria Hasil Intervensi
Suhu
NIC :
tubuh
Fever
dalam
treatment
rentang
normal
Nadi dan
RR dalam
rentang
normal.
Tidak ada
perubahan
warna
kulit dan
tidak ada
pusing,
merasa
nyaman

Page 7

Aktivitas
Monitor suhu
sesering
mungkin
Monitor IWL
Monitor warna
dan suhu kulit
Monitor tekanan
darah, nadi dan
RR
Monitor
penurunan
tingkat kesadaran
Monitor WBC,
Hb, dan Hct
Monitor intake
dan output
Berikan anti
piretik
Berikan
pengobatan
untuk mengatasi
penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid
sponge
Berikan cairan
intravena
Kompres pasien
pada lipat paha
dan aksila
Tingkatkan
sirkulasi udara
Berikan

pengobatan
untuk mencegah
terjadinya
menggigil

Temperature
regulation
Monitor suhu
minimal tiap 2
jam
Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
Monitor TD,
nadi, dan RR
Monitor warna
dan suhu kulit
Monitor tandatanda hipertermi
dan hipotermi
Tingkatkan
intake cairan dan
nutrisi
Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan akibat
panas
Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan suhu
dan
kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan

Page 8

emergency yang
diperlukan
Ajarkan indikasi
dari hipotermi
dan penanganan
yang diperlukan
Berikan anti
piretik jika perlu

Vital sign
Monitoring
Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR
Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
Monitor TD,
nadi, RR,
sebelum, selama,
dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas
dari nadi
Monitor
frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor suara
paru
Monitor pola
pernapasan
abnormal
Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis
perifer

Page 9

Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign

Nyeri b.d NOC :


Pain
respons
Level,
inflamasi
Pain
lokal
control,
sekunder
Comfort
dari
level
kerusaka
n saraf
perifer
kulit

Kriteria Hasil
:
Mampu
mengontrol
nyeri (tahu
penyebab
nyeri,
mampu
menggunak
an tehnik
nonfarmak
ologi untuk
mengurang
i nyeri,
mencari
bantuan)
Melaporka
n bahwa
nyeri
berkurang
dengan
menggunak
an
manajemen
nyeri
Mampu
mengenali
nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi
dan tanda
nyeri)

Page
10

NIC :

Pain
Managem
ent

Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan
faktor presipitasi
Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri pasien
Kaji kultur yang
mempengaruhi
respon nyeri
Evaluasi
pengalaman
nyeri masa
lampau
Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri
masa lampau
Bantu pasien dan

Menyataka
n rasa
nyaman
setelah
nyeri
berkurang
Tanda vital
dalam
rentang
normal

Page
11

keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti
suhu Mampu
mengontrol nyeri
(tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri, mencari
bantuan)
Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
Mampu
mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
Tanda vital
dalam rentang
normal
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi,
non farmakologi

dan inter
personal)
Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
Berikan analgetik
untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic
Administration
Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat
alergi
Pilih analgesik
yang diperlukan

Page
12

Kerusakan
Integritas
Jaringan
b.d adanya
luka

NOC :
Kriteria Hasil :
Tissue
Integritas
Integrity : Skin
kulit yang
and Mucous
baik bisa
Membranes
dipertahank
an (sensasi,
elastisitas,
temperatur,
hidrasi,
pigmentasi)
Tidak ada

Page
13

NIC :
Pressure
Managem
ent

atau kombinasi
dari analgesik
ketika pemberian
lebih dari satu
Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe
dan beratnya
nyeri
Tentukan
analgesik pilihan,
rute pemberian,
dan dosis optimal
Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital
sign sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
Berikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala (efek
samping)
Anjurkan pasien
untuk
menggunakan
pakaian yang
longgar
Hindari kerutan
padaa tempat
tidur
Jaga kebersihan
kulit agar tetap
bersih dan kering

luka/lesi
pada kulit
Perfusi
jaringan
baik
Menunjukk
an
pemahama
n dalam
proses
perbaikan
kulit dan
mencegah
terjadinya
sedera
berulang
Mampu
melindungi
kulit dan
mempertah
ankan
kelembaba
n kulit dan
perawatan
alami

Page
14

Mobilisasi pasien
(ubah posisi
pasien) setiap
dua jam sekali
Monitor kulit
akan adanya
kemerahan
Oleskan lotion
atau
minyak/baby oil
pada derah yang
tertekan
Monitor aktivitas
dan mobilisasi
pasien
Monitor status
nutrisi pasien
Memandikan
pasien dengan
sabun dan air
hangat

LAPORAN PENDAHULUAN FOLIKULITIS


1.

Definisi
Folikulitis adalah respons peradangan pada folikel rambut akibat infeksi folikel

rambut atau satu folikel rambut. Peradangan biasanya terbatas pada folikel superfisial
dan disebabkan oleh infeksi S. Aureus, atau bisa menjadi sekunder dari trauma folikuler
atau oklusi pada folikel.
2.

Etiologi
Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

3.

Manifestasi Klinis
Pustul-pustul permukaan yang ditandai oleh kemerahan
Nyeri
Pembengkakkan.

4.

Komplikasi
Dapat terbentuk bisul (furunkel) apabila folikel yang meradang pecah dan

menyebarkan bakteri ke dermis. Nyeri dan peradangan memburuk. Dapat terjadi


pengeluaran pus dan selulitis.
5.

Penatalaksanaan
Air dan sabun serta antibiotik topikal
Mungkin diperlukan kompres hangat dan insisi lesi.

6.

Patofisiologi
Folikulitis sering berhubungan dengan higiene yang kurang baik, maserasi dan

kulit yang mengelupas sehingga memberikan indikasi masuknya kuman ke dalam


folikel rambut. Lesi bisa bersifat superfisial atau dalam. Papula atau pustula yang
tunggal atau multipel muncul di dekat folikel rambut.

Page
15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FULIKULITIS


1.

Pengkajian
Mula-mula nobula kecil yang mengalami peradangan pada folikel rambut,

kemudian menjadi pastula dan mengalami nekrosis dan sembuh setela pus keluar dan
meninggalkan sikatrik. Folikulitis sering terlihat di daerah dagu pada laki-laki yang
mencukur janggutnya dan pada tungkai wanita. Daerah lainnya adalah aksila, batang
tubuh, dan bokong.
2.

Patoflow
Invasi bakteri ke folikel rambut

Folikulitis

Respons inflamasi
lokal

Kerusakan saraf
perifer

Kerusakan integritas
jaringan

Pembentukan papula
dan pustula di kulit

Ketidaktahuan tentang proses


penyakit, perawatn, dan
pencegahan berulangnya
penyakit

Nyeri

Defisiensi
Pengetahuan

3.

Analisa Data

No Data
Etiologi
Masalah
1
Ds : - pasien
Invasi bakteri ke folikel rambut Nyeri
mengeluh
nyeri pada area
Folikulitis
tertentu
- Pasien
Respons inflamasi lokal
mengatakan
gelisah pada
Nyeri

Page
16

area nyeri
Do : - pasien terlihat
dilatasi pada
pupil
Ds : - pasien
mengatakan
adanya
inflamasi pada
daerah kulit
tertentu
Do : - terlihat adanya
pustul di kulit
pasien
Ds : - pasien
mengatakan
kurangnya
pengetahuan
tentang
penyakit yang
dideritnya
Do : - pasien sering
menanyakan
tentang
penyakitnya

Invasi bakteri ke folikel rambut Kerusakan integritas


jaringan
Folikulitis
Respons inflamasi lokal
Kerusakan integritas jaringan

Invasi bakteri ke folikel rambut Defisiensi Pengetahuan


Folikulitis
Respons inflamasi lokal
Pembentukan papula dan
pustula di kulit
Ketidaktahuan tentang proses
penyakit, perawatn, dan
pencegahan berulangnya
Defisiensi Pengetahuan

4.

Diagnosa Keperawatan

No
Prioritas Masalah dan Diagnosa Keperawatan
1
Nyeri b.d respons inflamasi lokal
2
Kerusakan integritas jaringan b.d respons inflamasi lokal
3
Defisiensi Pengetahuan b.d kurang pajanan
5.

Rencana Keperawatan

No Tgl
1

D(x)
Keperawatan
Nyeri

Tujuan
NOC :

Pain
Level,
Pain
control,
Comfort
level

Perencanaan
Kriteria Hasil Intervensi
Kriteria Hasil
:
Mampu
mengontrol
nyeri (tahu
penyebab
nyeri,
mampu

Page
17

NIC :

Pain
Managemen
t

Aktivitas

Lakukan
pengkajian
nyeri secara
komprehensi
f termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,

mengguna
kan tehnik
nonfarmak
ologi untuk
mengurang
i
nyeri,
mencari
bantuan)
Melaporka
n
bahwa
nyeri
berkurang
dengan
mengguna
kan
manajemen
nyeri
Mampu
mengenali
nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi
dan tanda
nyeri)
Menyataka
n
rasa
nyaman
setelah
nyeri
berkurang
Tanda vital
dalam
rentang
normal

Page
18

frekuensi,
kualitas dan
faktor
presipitasi
Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyam
anan
Gunakan
teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri pasien
Kaji kultur
yang
mempengaru
hi
respon
nyeri
Evaluasi
pengalaman
nyeri masa
lampau
Evaluasi
bersama
pasien dan
tim
kesehatan
lain tentang
ketidakefekti
fan kontrol
nyeri masa
lampau
Bantu pasien
dan keluarga
untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
Kontrol
lingkungan
yang dapat
mempengaru
hi
nyeri
seperti suhu
Mampu
mengontrol
nyeri (tahu
penyebab

Page
19

nyeri,
mampu
menggunaka
n
tehnik
nonfarmakol
ogi
untuk
mengurangi
nyeri,
mencari
bantuan)
Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunaka
n manajemen
nyeri
Mampu
mengenali
nyeri (skala,
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
Tanda vital
dalam
rentang
normal
ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan
Kurangi
faktor
presipitasi
nyeri
Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi
,
non
farmakologi
dan
inter
personal)
Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi

Ajarkan
tentang
teknik non
farmakologi
Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasika
n
dengan
dokter jika
ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
Monitor
penerimaan
pasien
tentang
manajemen
nyeri

Analgesic
Administration
Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian
obat
Cek instruksi
dokter
tentang jenis
obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat
alergi
Pilih
analgesik
yang
diperlukan
atau
kombinasi
dari

Page
20

Kerusakan
integritas
jaringan

NOC :
Kriteria Hasil NIC :
Tissue
Pressure
:
Integrity : Integritas
Management
Skin
and
kulit yang
Mucous
baik bisa
Membranes
dipertahan
kan
(sensasi,
elastisitas,

Page
21

analgesik
ketika
pemberian
lebih
dari
satu
Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung
tipe
dan
beratnya
nyeri
Tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian,
dan
dosis
optimal
Pilih
rute
pemberian
secara
IV,
IM
untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
Berikan
analgesik
tepat waktu
terutama saat
nyeri hebat
Evaluasi
efektivitas
analgesik,
tanda
dan
gejala (efek
samping)
Anjurkan
pasien untuk
menggunaka
n
pakaian
yang longgar
Hindari
kerutan
padaa tempat
tidur

Kurang
Pengetahuan

NOC :
Kowlw
dge :
disease
process
Kowled
ge :
health
Behavio
r

temperatur,
hidrasi,
pigmentasi
)
Tidak ada
luka/lesi
pada kulit
Perfusi
jaringan
baik
Menunjukk
an
pemahama
n
dalam
proses
perbaikan
kulit dan
mencegah
terjadinya
sedera
berulang
Mampu
melindungi
kulit dan
mempertah
ankan
kelembaba
n kulit dan
perawatan
alami

Kriteria Hasil
Pasien dan
keluarga
menyataka
n
pemahama
n tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis
dan
program
pengobatan
Pasien dan
keluarga
mampu
melaksana
kan
prosedur

Page
22

NIC:
Teaching :
disease
Process

Jaga
kebersihan
kulit
agar
tetap bersih
dan kering
Mobilisasi
pasien (ubah
posisi
pasien)
setiap
dua
jam sekali
Monitor kulit
akan adanya
kemerahan
Oleskan
lotion atau
minyak/baby
oil
pada
derah yang
tertekan
Monitor
aktivitas dan
mobilisasi
pasien
Monitor
status nutrisi
pasien
Memandikan
pasien
dengan
sabun dan air
hangat

Berikan
penilaian
tentang
tingkat
pengetahuan
pasien tentang
proses
penyakit yang
spesifik
Jelaskan
patofisiologi
dari penyakit
dan
bagaimana
hal
ini
berhubungan
dengan
anatomi dan
fisiologi,

yang
dijelaskan
secara
benar
Pasien dan
keluarga
mampu
menjelaska
n kembali
apa yang
dijelaskan
perawat/ti
m
kesehatan
lainnya

Page
23

dengan cara
yang tepat.
Gambarkan
tanda
dan
gejala yang
biasa muncul
pada
penyakit,
dengan cara
yang tepat
Gambarkan
proses
penyakit,
dengan cara
yang tepat
Identifikasi
kemungkinan
penyebab,
dengna cara
yang tepat
Sediakan
informasi
pada pasien
tentang
kondisi,
dengan cara
yang tepat
Hindari
harapan yang
kosong
Sediakan bagi
keluarga
informasi
tentang
kemajuan
pasien dengan
cara
yang
tepat
Diskusikan
perubahan
gaya
hidup
yang mungkin
diperlukan
untuk
mencegah
komplikasi di
masa
yang
akan datang
dan
atau
proses
pengontrolan
penyakit
Diskusikan

Page
24

pilihan terapi
atau
penanganan
Dukung
pasien untuk
mengeksplora
si
atau
mendapatkan
second
opinion
dengan cara
yang
tepat
atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan,
dengan cara
yang tepat
Rujuk pasien
pada
grup
atau agensi di
komunitas
lokal, dengan
cara
yang
tepat
Instruksikan
pasien
mengenai
tanda
dan
gejala untuk
melaporkan
pada pemberi
perawatan
kesehatan,
dengan cara
yang tepat

Você também pode gostar