Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Anamnesis
Identitas pasien
Riwayat penyakit
sekarang
Ada kaku, kapan?
Ada mual, muntah,
diare, dll
Riwayat penyakit
dahulu
Pernah dirawat.
Riwayat trauma
Penyakit kronis
Riwayat kehamilan
Normal/tidak
Riwayat imunisasi
Imunisasi lengkap (BCG,
DPT, Polio, campak,
hepatitis B)
Lain-lain
Obat-obatan
Alergi
Keluarga dan sosial
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital
Inspeksi Tengorokan
Pemeriksaan neurologis
Kelemahan otot
Motorik
Refleks
Rangsangan meningeal
Pemeriksaan Penujang
Darah lengkap
Isolasi virus
Tinja
Apus tengorok
Cairan Serbrospinal
Serologi
Diagnosis Kerja
Poliomielitis
Penyakit virus akut
Enterovirus
Susunan saraf : kornu
aneterio medula spinalis
dan nucleus batang otak
Fecal - oral
Diagnosis Banding
Sindrom Guillain-Barre1
Polineuropati pascainfeksi
Dimielinisasi saraf
motorik/sensoris
Paralisi diserati virus
nonspesfik
Biasanya Infeksi saluran
cerna
Kelemahan asenden
Miastenia Gravis
Kelainan autoimun saraf
perifer
Terbetuk antibodi terhadap
reseptor pascasinaptik
asetilkolin.
MG klasik: onset akut
ptosis, diplopia,
oftalmoplegia, kelemahan.
Bisa mengancam jiwa.
Diagnosis Banding
Hipokalemi Periodik Paralisis
Bisanya pada alkalosis akut,
terapi insulin. (karena
penuruna kadar kalium
serum)
Manifestasinya: ileus,
kelemahan otot, paralisi
arefleksi.
Polimiositis
Inflamasi miopati
Pada usia >18 th
Penyakit subakut orang
dewasa.
Tidak terdapat: rash,
keterlibatan otor ekstra
okuler dan otot fasialis,
penyakit neuromuskular,
distrofi otot.
Etiologi
Virus polio => Genus Entero virus => famili
Picornaviridae.
Tipe 1 (Brunhilde) ++
Tipe 2 (Lansing)
Tipe 3 (Leon)
Penularan Fecal-oral.
Ketidak bersihan lingkungan
Epidemiologi
Patologifisologi
5-7 hari
1-2 minggu
Patologifisologi
Infeksi sistem saraf
pusat
medula spinalis, medula
oblongata, pons, dan otak
tengah
Perubahan sitoplama
inisial dikuti perubahan
nukleus
Infiltrat periseluler sel
polimormfonuklear dan
mono nuklear
Gambaran kerusakan
dengan neuronofagositosis
dan hhilanya sel nekrotik
Manifestasi Klinik
Polimiolitis Abortif
Demam singkat
Malsise anoreksia, mual,
muntah nyeri kepala,
tengorokan.
Batuk, esksudat faring
Demam < 39,5C
Faring tidak berubah
walaupun nyeri
Poliomielitis nonparalitik
Nyeri kepala, mual, muntah
hebat.
Nyeri dan kaku otot leher
posteroi.
Mengalami fase jedah (bebas
gejala) pada fase pertama dan
kedua (sakit sistem saraf
sentral dan mayor.
Kaku kuduk spinal.
Perubahan refleks bisa
betamabah/berkurang pada
12-24 jam
Manifestasi Klinik
Poliomielitis paralitik
Gejala bisa hilang beberapa
hari
Paralisis kandung kemih,
Atonis usus besar bs ileus
paralitikus.
Paralisis flaksid tanda jelas.
Lain-lain
Spinal murni
Paralisis otot pernafasan
Bulber murni
Paralisis nukleus saraf kranial
(9, 10, 12)
Bulbospinsal
Menyerang otot-otot
pernafasan bersama dg
bulber
Penatalaksanaan
Dasarnnya menghlilangkan ketakutan, Meminimalisir deformitas skelet, mencegah komplikasi
Poliomielitis abortif
Poliomielitis Paralitik
Poliomielitis Bulber
Rawat inap
Penanganan deformitas
Obat gol opoid dan sedatif
Pemberian cairan yg relative
tinggi
Prognosis
Mortalitas dan kecacatan lebih besar pada
umur pubertas.
Semakin besar paralisis 10 hari pertama makin
besar cacat
Penyembuhan fungsional tergantung terapi
dan motivasi psikologis
Pencegahan
Vaksinasi polio
Vaksin polio tidak aktif
Vaksin polio oral
Penjagaan kebersihan
Komplikasi
Kesimpulan
Anak laki-laki berusia 7 tahun dengan kaki
kanan tidak dapat digerakan mengalami
poliomielitis.