Você está na página 1de 4

Tugas Komunikasi Keperawatan

REFLEKSI DALAM PRAKTIK KOMUNIKASI


TERAPEUTIK KEPERAWATAN

Oleh :
Rabiatul Jannah
I1B113644

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN


BANJARBARU
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
HALAMAN PENGESAHAN
Nama

: Rabiatul Jannah

Judul Makalah

: Refleksi Dalam Praktik Keperawatan Komunikasi Terapeutik


Keperawatan

Tanggal

: 21 Juli 2014

Mengetahui,
Dosen

Dhian Ririn Lestari, S.Kep, Ns, M.Kep

REFLEKSI DALAM PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK


KEPERAWATAN
ii

Kejadian ini terjadi di ruang KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Puskesmas Bawahan
Selan. Di ruang tersebut ada 2 orang bidan yang bertugas. Pada saat itu ada seorang ibu
yang datang ke Puskesmas Bawahan Selan dengan membawa bayinya yang berumur 5
bulan untuk diberikan imunisasi DPT Combo 1. Saat dilakukan pemeriksaan pada bayi
oleh bidan yang berada diruang KIA didapatkan hasil berat badan bayi 6 kg dan suhu
badan 37,5C. Karena bayi mengalami hipertermi maka seorang bidan menjelaskan pada
ibu bayi bahwa bayinya tidak bisa di berikan imunisasi dan harus dilakukan tetapi ibu
bayi tersebut memaksa agar bayinya tetap diberikan imunisasi. Ibu bayi tersebut juga
mengatakan bahwa suhu badan anaknya sering naik turun dan hal itu dianggap ibu biasa
saja oleh ibu bayi.
Karena sudah dijelaskan oleh bidan dan ibu tetap memaksa agar bayinya diberikan
imunisasi maka salah satu dari bidan tersebut memanggil saya ke ruang KIA selaku
pemegang program imunisasi di Puskesmas Bawahan Selan. Saya diminta oleh bidan
tersebut untuk menjelaskan kepada ibu bahwa bayinya tidak bisa diberikan imunisasi
pada saat ini.
Saya menghampiri ibu tersebut dan memperkenalkan diri.permisi bu
perkenalkan nama saya perawat Jannah, saya yang bertugas sebagai koordinasi imunisasi
di Puskesmas ini. Kalau saya boleh tau nama ibu siapa dan nama anak ibu siapa?,
Kemudian dijawab oleh ibu Nama saya Darmi dan nama anak saya M.Iqbal. Lalu saya
bertanya lagi alasan bu Darmi agar Iqbal tetap diberikan imunisasi kenapa bu, padahal
suhu badan Iqbal sekarang panas?. Lalu dijawab oleh ibu karena panas badan Iqbal
memang sudah biasa, sudah kurang lebih 1 bulan ini suhu badan Iqbal memang naik
turun tetapi dia tidak rewel berarti dia sehat.. Kemudian saya jelaskan bahwa suhu badan
yang sering naik dan turun itu perlu diwaspadai adanya proses peradangan. Ini Iqbal kami
curigai adanya penyakit typus untuk memastikannya maka kita perlu melakukan
pemeriksaan darah di laboratorium yaitu cek widal. O iya bu sekarang Iqbal minum ASI
saja atau susu formula?. Ibu menjawab Iqbal minum ASI saja tetapi sekarang dia sudah
saya beri makan nasi yang dihaluskan. Saya jawab ibuIqbal sekarang baru berumur 5
bulan, organ sistem pencernaannya seperti : lambung dan usus masih belum bisa

mencerna makanan tambahan dengan baik. Iqbal baru bisa diberikan makanan tambahan
saat berumur 6 bulan nanti, itupun makanan tambahannya harus berupa bubur atau sun.
Kalau terlalu dini diberikan maka akan mengganggu sistem pencernaannya. Oleh karena
itu terjadi proses radang pada sistem pencernaannya yang mengakibatkan suhu tubuh
Iqbal sering naik dan turun, dan inilah yang disebut penyakit Typus. Dan berbahaya
memberikan imunisasi DPT Combo 1 jika Iqbal sekarang dalam keadaan sakit karena
efek dari pemberian imunisasi DPT Combo 1 adalah suhu badannya menjadi meningkat
tetapi hal ini merupakan hal yang wajar. Lalu jika Iqbal diberikan imunisasi DPT Combo
1 dalam keadaan sakit maka akan sangat berbahaya, karena akan menimbulkan hal hal
yang tidak diinginkan seperti : Kejang demam. Naabagaimana ibu,,,? Apa ibu bersedia
kalau anak ibu diberikan imunisasinya nanti saja dan sekarang akan dilakukan
pemeriksaan darah yaitu cek widal?. Ibu menjawab iya saya bersedia. lalu saya berkata
Nah sekarang ibu bawa Iqbal keruang Laboratorium yang berada didepan ruangan ini,
kemudian nanti hasilnya dibawa kedokter yang berada di ruangan samping KIA untuk
dilihat hasilnya ya bu. Kemudian saya pamit untuk meninggalkan ruangan KIA. Setelah
dilakukan cek widal maka dokter mendiagnosa Typus Abdominalis.
Pada kejadian itu ternyata ibu tersebut kurang pengetahuan tentang tanda dan
gejala suatu penyakit sehingga panas suhu tubuh anaknya dianggap wajar dan kurang
memahami tentang kondisi bayinya, sehingga saat diberikan penjelasan secara pace to
pace ternyata ibu mengerti.

Você também pode gostar