Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2 Metode Astagatra
Metode ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya
yang
berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai
dengan
menggunakan kemampuannya. Model yang dikembangkan oleh Lemhanas ini menyimpulkan
adanya 8
unsur aspek kehidupan nasional, yaitu:
1. TRI GATRA: (tangible) bersifat kehidupan alamiah
a) Letak geografi Negara
b) Keadaan dan kekayaan alam (flora, fauna, dan mineral baik yang di atmosfer, muka maupun
perut
bumi) dikelola denga dasar 3 asas: asas maksimal, lestari, dan daya saing.
c) Keadaan dan kemampuan penduduk (jumlah, komposisi, dan distribusi)
2. Pancagatra (itanggible) kehidupan sosial
a) IDEOLOGI Value system
b) POLITIK Penetapan alokasi nilai di sektor pemerintahan dan kehidupan pololitik
masyarakat.
sistem politik harus mampu memenuhi lima fungsi utama :
/ konflik
Terdapat hubungan korelatif dan interdependency diantara ke-8 gatra secara komprehensif dan
integral.
1.
a.
Faktor tetap (stable factors) terdiri atas geografi dan sumber daya alam;
b.
Faktor berubah (dynamic factors) terdiri atas kemampuan industri, militer, demografi,
karakter nasional, modal nasional, moral nasional, dan kualitas diplomasi.
2.
a.
b.
Intangible factors terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan kualitaS
kepemimpinan.
3.
4.
a.
b.
Sosial terdiri atas perkembangan ekonomi, struktur politik, budaya dan moral
nasional;
c.
5.
6.
7.
a.
Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas penduduk, sumber daya
alam, dan wilayah.
b.
Pancagatra adalah aspek social (intangible) yang terdiri atas idiologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Bila
dibandingkan
perumusan
unsur-unsur
kekuatan
nasional/ketahanan
dianggap
nasionalnya
mempengaruhi
Negara
dalam
hidup
mengembangkan
kekuatan
bersangkutan. Pertanyaan dasarnya adalah dalam kondisi apa atau bagaimana unsurunsur tersebut dapat dikatakan mendukung kekuatan nasional suatu negara. Bila mana
suatu unsur justru dapat melemahkan kekuatan nasional suatu negara?
Pertanyaan demikian dapat diperinci dan diperjelas. Misalnya, penduduk yang
bagaimanakah yang mampu mendukung kekuatan nasional suatu negara, wilayah atau
geografi yang seperti apa dapat mengembangkan kekuatan sebuah bangsa, dan
seterusnya. Jawaban eksploratif atas pertanyaan tersebut sampai pada kesimpulan
bahwa pada hakikatnya ketahanan nasional adalah sebuah kondisi atau keadaan.
Dalam praktiknya kondisi ketahanan nasional dapat diketahui melalui
pengamatan atas sejumlah gatra dalam suatu kurun waktu tertentu. Hasil pengamatan
yang mendalam itu akan menggambarkan tingkat ketahanan nasional. Apakah
ketahanan nasional Indonesia kuat/meningkat atau lemah/menurun. Lemah atau
turunnya tingkat ketahanan nasional akan menurun kemampuan bangsa dalam
menghadapi ancaman yang terjadi. Apakah pengamatan tersebut kita lakukan pada
sejumlah gatra yang ada pada tingkat wilayah atau regional maka akan menghasilkan
kondisi ketahanan regional.
2.
a.
1)
2)
b.
1)
Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara kepulawan atau negara
kontinental;
2)
Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit (kecil);
3)
4)
Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah
yangunhabitable.
Dalam kaitannya dengan wilayah negara, pada masa sekarang ini perlu
dipertimbangkan adanya kemajuan teknologi, kemajuan informasi dan komunikasi.
Suatu wilayah yang pada awalnya sama sekali tidak mendukung kekuatan nasional,
karena penggunaan teknologi maka wilayah itu kemudian menjadi unsur kekuatan
nasional negara. Misalnya, wilayah kering dibuat saluran atau sungai buatan.
c.
1)
Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya alam
hewani, nabati dan tambang;
2)
3)
4)
d.
1.
Sebagai tujuan atau cinta-cinta dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, artinya
nilai-nilai yang terkandung dalam idiologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju secara
bersama;
2.
sebagai
idiologi
nasional
melalui
kesepakatan.
Pancasila
adalah
e.
1)
Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau nondemokrasi;
2)
3)
4)
Suatu negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara serikat.
Pemilihan suatu bangsa atas politik penyelenggaraan bernegara tertentu saja
tergantung pada nilai-nilai dan aspirasi bangsa yang bersangkutan. Dalam realitasnya,
sebuah bangsa bias mengalami beberapa kali perubahan dan pergantian politik
penyelenggaraan bernegara. Misalnya negara Prancis dari bentuk kerajaan menjadi
republik. Indonesia pernah mengalami pergantian dari presidensiil ke parlementer dan
pernah berubah dalam bentuk negara srikat.
Bangsa Indonesia sekarang ini telah berketetapan untuk mewujudkan negara
Indonesia yang bersusunan kesatuan, berbentuk republik dengan sistem pemerintahan
presidensiil. Adapun sistem politik yang dijalankan adalah sistem politik demokrasi
(Pasal 1 ayat (2) UUD 1945).
f.
g.
Trigatra adalah aspek alamiah yang terdiri atas penduduk, sumber daya alam, dan wilayah.
2)
Pancagatra adalah aspek sosial yang terdiri atas ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
2.2.1
Gatra Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara
yangbersangkutan. Faktor yang bersangkutan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut:
a.
Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, ketrampilan, etos kerja, dan kepribadian.
b.
Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan
2.2.2
Gatra Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional Negara. Adapun hal yang terkait dengan
wilayah Negara meliputi:
a.
Bentuk
wilayah
Negara
dapat
kepulauan, dan
Negara
kontinental.
b.
Luas wilayah Negara; ada Negara dengan wilayah luas dan Negara dengan wilayah sempit
(kecil).
c.
d.
Daya dukung wilayah Negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yangunhabitable.
2.2.3
a.
Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya alam hewani,
nabati, dan tambang.
b.
c.
Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan lingkungan hidup.
d.
2.2.4
a.
Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, artinya nilai-nilai
yang terkandung dalam ideologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju.
b.
Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, atinya masyarakat yang banyak
dan beragam itu bersedia menjadikan ideologi sebagai milik bersama dan menjadikannya
bersatu.
2.2.5
a.
Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau non demokrasi.
b.
c.
d.
Susunan Negara yang dibentuk apakah sebagai Negara kesatuan atau Negara serikat.
2.2.6
2.2.7
2.2.8
2.3 perdamaian dunia dan Bagaimana strategi Indonesia dalam usaha mencapai perdamaian
dunia
Perdamaian dalam pengertian negatifnya adalah suatu kondisi tidak adanya peperangan,
konflik kekerasan, ketegangan dan huru-hara kerusuhan berskala besar, sistematis serta kolektif.
Namun demikian, berlanjutnya tindak kekerasan seperti terorisme, diskriminasi dan penindasan
terhadap minoritas dan kaum wanita serta anak-anak, kekerasan struktural oleh sebab-sebab
kemiskinan dan pengangguran, intoleransi agama, dan rasisme serta sentimen kesukuan, bisa
dikatakan merupakan keadaan tidak adanya situasi damai bagi mereka yang menjadi korban.
Oleh karena itu, perdamaian harus dirumuskan pula secara lebih positif, tidak hanya dengan
meniadakan peperangan dan konflik bersenjata berskala besar, melainkan juga memberantas
berbagai tindak kekerasan, ketidakadilan, kriminalitas, penindasan dan eksploitasi manusia oleh
manusia lainnya yang lebih kuat serta berkuasa.
Cita-cita perdamaian mungkin sudah berumur sama dengan usia manusia itu sendiri.
Namun demikian, kegagalan-kegagalan menciptakan perdamaian juga sama usianya dengan citacita damai sepanjang zaman. Hal itu menyebabkan berbagai konsekuensi, antara lain pesimisme
bahwa perdamaian abadi dianggap merupakan sebuah utopia belaka, mengingat kenyataan
bahwa kodrat manusia yang ditakdirkan heterogen dalam cita-cita kelompok, keyakinan, serta
kepentingan sosial politik, sudah mengandung implikasi bahwa potensi konflik adalah sebuah
keniscayaan di muka bumi ini. Kalau demikian halnya, mengapa manusia modern di awal
millennium ke-3 ini, masih terus mencoba tidak kehabisan akal untuk mencari cara dalam
mengupayakan terciptanya perdamaian bagi diri, keluarga, kelompok, bangsa, serta perdamaian
global? Salah satu jawabannya adalah bahwa selain kodrat manusia yang berbeda-beda dan
bertentangan berdasarkan suku, bangsa, ras, agama, dan perbedaan kelompok-kelompok secara
1)
Menghargai Keberagaman
Indonesia yang terdiri dari berbagai unsur dan bermacam-macam kelompok, hanya akan
terpelihara eksistensinya, apabila ada kerelaan untuk saling menerima keberagaman dari setiap
komponen bangsa terhadap komponen atau kelompok lainnya. Setiap warga negara mesti
menyadari, tidak mungkin kedamaian dibangun secara hakiki, apabila suatu kelompok agama
tertentu menganggap dirinya adalah kelompok agama yang lebih istimewa dibandingkan dengan
yang lainnya. Salah satu potensi besar dalam menyumbang terhadap perdamaian adalah dengan
kembali kepada ajaran-ajaran pokok setiap agama, karena mayoritas sangat besar dari bangsa
Indonesia adalah umat beragama. Agama melalui para pemeluknya harus belajar meninggalkan
sikap memutlakkan ajaran agama (absolutisme agama) sendiri sebagai satu-satunya kebenaran
yang ada di dunia, dan sebaliknya dapat berbagi ruang hidup secara lapang dada dengan
menerima keanekaragaman agama-agama (pluralisme agama) di Indonesia.
2)
Dialog Perdamaian
Dalam dialog perdamaian ini, sekali lagi harapan dibebankan kepada para pemelukpemeluk agama. Hal ini didasarkan oleh kenyataan, bahwa sudah begitu banyak kekejaman dan
kekerasan yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia, justru dengan justifikasi yang berasal atas ajaran agama-agama tertentu. Apalagi
agamalah tampaknya yang paling sering menjadi alat politik untuk membenarkan kelompok
sendiri, serta menyalahkan kelompok lainnya. Padahal, setiap orang beragama umumnya
sepakat, bahwa pesan inti agama adalah memelihara kehidupan damai serta saling mengasihi
antar sesama manusia. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya dari pesan-pesan pokok setiap
agama, tentulah telah terjadi kesalah pahaman antar pemeluk agama. Untuk itulah dialog
perdamaian antar agama perlu dilakukan secara terus-menerus. Momentum dialog antar agama
mulai dirasakan keperluannya dan kemungkinan-kemungkinan keberhasilannya di zaman
modern ini, setelah para uskup agama Katolik seluruh dunia menyelenggarakan Konsili Vatikan
II, tahun 1964. Pada waktu itu antara lain dibahas agar soal umat Katolik menjalin dialog dengan
pemeluk agama dan berbagai kebudayaan lain yang ada di dunia ini. Inisiatif dialog ini kemudian
disambut dengan baik oleh kalangan Islam. Dewasa ini sudah cukup banyak organisasi dan
forum-forum dialog agama-agama internasional, tidak hanya antara Islam dan Kristen,
melainkan juga antara Kristen dengan Yahudi, Kristen dengan Hindu, juga yang bersifat
multilateral antara berbagai agama. Hal ini kalau dilakukan secara terus-menerus dengan
semangat saling menghargai serta sikap yang dilandasi ketulusan dan kejujuran, diharapkan
besar kemungkinan akan memberikan sumbangan berarti bagi Perdamaian.
3)
4)
5)
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang terkait masalah kesejahteraan dan
faktor-faktor sosial di masyarakat yang turut berpengaruh terhadap upaya perwujudan
perdamaian dunia. Ketika masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan konflik dan
kekerasan di dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya akan cuek
atas isu dan seruan perdamaian. Boro-boro mikirin perdamaian dunia, buat makan untuk hidup
sehari-hari saja susahnya minta ampun, begitu fikir mereka yang kurang sejahtera. Maka untuk
mendukung upaya perwujudan perdamaian dunia yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
meningkatkan pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat dan Negara di dunia ini.
6)
7)
BAB III
KESIMPULAN
Untuk mencapai ketahanan nasional menurut Indonesia diperlukan beberapa gatra delapan,
yaitu:
1)
Gatra Penduduk
2)
3)
Gatra Wilayah
4)
Gatra Ideologi
5)
Gatra Politik
6)
Gatra Ekonomi
7)
8)
BAB
PENDAHULUAN
I.1
Latar
Belakang
Masalah
Negara Indonesia sebagai suatu negara memiliki letak geografis yang sangat strategis
di Asia Tenggara. Oleh karena itu di kawasan Asia tenggara Indonesia memiliki posisi
yang sangat penting, sehingga tidak menutup kemungkinan di era global dewasa ini
menjadi perhatian banyak negara di dunia. Berdasarkan peranan dan posisi negara
Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan akan merupakan ajang perebutan
kepentingan kekuatan trasnasional, oleh karena itu sebagai suatu negara, Indonesia
harus
memperhatikan
dan
mengembangkan
ketahanan
nasional.
Perlu kita ketahui bahwasanya istilah ketahanan nasional belum lama dikenal. Istilah
ketahanan nasional mulai dikenal dan dipergunakan pada permulaan tahun 1960-an.
Istilah untuk pertama kali dikemukakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia.
Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan nasional. Dalam
hubungan ini cara mengembangkan dan mewujudkan ketahanan nasional, setiap
bangsa berbeda-beda, sesuai dengan falsafah budaya dan pengalaman sejarah
masing-masing. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia ketahanan nasional dibangun
diatas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu pancasila. Sebagai dasar
falsafah bangsa dan negara, pancasila tidak hanya merupakan hasil pemikiran
seseorang saja melainkan nilai-nilai pancasila telah hidup dan berkembang dalam
kehidupan obyektif bangsa Indonesia sebelum membentuk suatu persekutuan hidup
yang disebut negara. Hal ini menurut Notonagoro disebut sebagai kausa materialis
Pancasila. Kemudian dalam proses pembentukan negara, nilai-nilai Pancasila
dirumuskan oleh para pendiri negara Indonesia (founding fathers) dan secara formal
yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia, dan
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam pengertian ini
Indonesia sebagai suatu dasar filsafat dan sekaligus sebagai landasan ideologis
ketahanan nasional Indonesia.
Konsepsi ketahanan nasional dapat dipandang sebagai suatu pilihan atau alternatif dan
konsepsi tentang kekuatan nasional (national power), yang biasanya dianut oleh negaranegara besar di dunia. Dengan demikian maka jelaslah bahwa ketahanan nasional
harus diwujudkan dengan mempergunakan baik pendekatan kesejahteraan, maupun
pendekatan
keamanan.
Kehidupan nasional itu dapat dibagi kedalam beberapa aspek, yaitu aspek alamiyah
dan aspek kemasyarakatan yang akan kami bahas dalam pembahasan kami kali ini.
I.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini
1.
adalah:
Apa
yang
dimaksud
dengan
astagatra?
2.
Sebutkan
pembagian-pembagian
didalam
astagatra?
Tujuan
Berdasarkan
1.
2.
masalah
diatas,
Mengetahui
maka
Masalah
tujuan
ditulisnya
pengertian
Mengetahui
makalah
tentang
pembagian-pembagian
ini
adalah:
astagatra
dari
astagatra
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Astagatra
Astagatra merupakan gabungan dari aspek trigatra dan pancagatra yang mana antara
keduanya terdapat hubungan yang bersifat timbal-balik dengan hubungan yang erat.
Sebelum mempelajari lebih jauh tentang astagatra, kita perlu mengetahui tentang
hakekat
ketahanan
Nasional.
Hakekat ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk
dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.
Konsepsi dasar ketahanan nasional adalah model astagatra yang merupakan
perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung diatas
bumi dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai menggunakan
kemampuannya.
Secara konseptual, ketahananan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:
a. Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan
kelangsungan
hidupnya.
b. Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
gangguan,
hambatan
dan
ancaman
baik
dari
dalam
maupun
dari
luar.
perubahan
(the
stability
idea
of
change).
Integratif
mengadakan
b.
penyesuaian
yang
Mawas
selaras
dan
ke
serasi.
dalam
Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri,
untuk mewujudkan hakekat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya adalah hasil yang
wajar
c.
dari
hubungan
internasional
dengan
Menciptakan
bangsa
lain.
kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integratif mewujudkan suatu
kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect, yang harus diperhitungkan pihak
lain.
d.
Berubah
menurut
waktu
Ketahahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap, melainkan
sangat dinamis. Ketahanan nasional dapat meningkat atau bahkan dapat menurun, dan
hal
itu
sangat
tergantung
kepada
situasi
dan
kondisi.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa ketahanan nasional harus diwujudkan dengan
mempergunakan baik pendekatan kesejahteraan, maupun pendekatan keamanan
2.2
Pembagian
astagatra
Adanya
kedaulatan
suatu
sistem
rakyat.
pemerintahan
negara
yang
didasarkan
atas
Bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas
hukum atau peraturan perundang-undangan.
Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle) yang bebas dan
mandiri, dalam arti lembaga peradilan tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak
berada di bawah pengaruh eksekutif.
Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga negara untuk
turut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan oleh
pemerintah.
yang
diperlukan
bagi
kemakmuran
warga
negara.
Unsur-unsur negara hukum ini biasanya terdapat dalam konstitusi. Oleh karena
itu, keberadaan konstitusi dalam suatu negara hukum merupakan kemestian.
Menurut Sri Soemantri, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak
mempunyai konstitusi atau undang-undang dasar. Negara dan konstitusi
merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Negara pantai mempunyai hak dan kewajiban dalam menjalankan hak
berdaulat untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan alam di landas
kontinen. Selain itu juga negara pantai berkewajiban untuk menghormati hak-hak
negara lain dalam menjalankan kebebasan di landas kontinen dan perairan di atas
landas kontinen dalam bidang pelayaran. Pemasangan pipa dan kabel bawah laut
serta penelitian ilmiah kelautan sesuai dengan status perairan tersebut sebagai laut
lepas.
1)
Luas wilayah Negara, ada Negara dengan wilayah luas dan ada Negara dengan
3)
Daya dukung wilayah Negara, ada Negara yang habitable dan ada Negara
yangunhabitable.
Dalam
kaitannya
dengan
wilayah
Negara,
pada
masa
sekarang
ini
perlu
:
1. 1. Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan
kepribadian.
2. 2. Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan,
dan perimbangan penduduk ditiap wilayah negara. Terkai dengan faktor penduduk adalah
faktor moral nasional dan dan karakter nasional. Moral nasional menunjukkan pada
dukungan rakyat secara penuh terhadap negaranya ketika menghadapi ancaman.
Karakternasional menunjukkan pada ciri khusus Yng dimiliki sesuatu bangsa sehungga
bisa dibedakan dengan bangsa lain. Moral dan karakter nasional memengaruhi ketahanan
suatu bangsa.
1. Unsur atau gatra Sumber Daya Nasional
Hal-hal
ketahana
yang
berkaitan
dengan
unsur
sumber
daya
alam
sebagai
elemen
nasional :
1. Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya alam
hewani, nabati, tambang
2. Kemampuan mengeksploitasi sumber daya alam
3. Oemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan lungkungan
hidup
4. Kontrol atas sumber daya alam
Dewasa ini, kemampuan melakukan kontrol atas sunber daya alam menjadi
semakinmpenting bagi ketahanan nasional dan kemajuan suatu negara. Banyak negara
yang kaya akan sember daya alam seperti minyak di negara afrika, tetapi negara
tersebut tetaplah miskin. Negara-negara belum mampu melakukan kontrol atas sumber
daya lam yang berasal dari miliknya. Justru negara-negara yang tidak memiliki sumber
daya alam seperti Singapura dan Jepang bisa maju oleh karena mampu melakukan
kendali atas jalur perdagangan sumberdaya alam dunia.
4.Unsur atau Gatra di Bidang Ideologi
Dalam pengertian sehari-hari , kata idea sama artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai,sehungga cita-cita
yanmg bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, atau faham. Memang
pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu
kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah
ditetapkan pula.
Pengertian ideology secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasangagasan,ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh
dan sistematis. Maka ideology Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang
menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
yang bersangkutan pada
1. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
2. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipeihara, dikembangkan dan dilestarikan kepada
generasi-generasi berikunya.
5.Unsur atau Gatra dalam Aspek politik.
Pengertian
ketahanan
nasional
dalam
bidang
polotik
adalah
suatu
kondisi
dinamis
Sebagai titik tolak pembahasan, ada baiknya difahami makna polotik itu sendiri secara
umum. Dalam kehodupan bernegara, istilah politik memiliki makna yang bermacammacam, dan semua itu dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :
Pertama : polotok sebagai sarana atau usaha untuk memperoleh kekuatan dan
dukungan dari masyarakat dalam kekuatan kehidupan bersama. Dengan demikian
polotik dapat dikatakan menyangkut kekuasaan hubungan ( power relationship). Dengan
kata lain, polotik mengandung makna usaha dalammemperoleh, memperbesar,
,emperluas, serta mempertahankan kekuasaan yang dalam bahsa inggrisnta dikenal
dengan istilah politic.
Kedua; polotik dipergunakan dipergunakan untuk menunjukkan kepada suatu rangkain
kegiatan atau cara-cara yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang dianggap
baik. Secara singkat politik dapat diartikan sebagain kebijakan yang dalam bahasa
Inggris dikenalm dengan istilahpolicy.
1. Unsur atau Gatra dalam Aspek Ekonomi
Bidang ekonomi merupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka mencukupi
kebutuhannya di samping alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut dalam
ekonomi menyangkut berbagai bidang antara lain permintaan, penawaran, produksi,
distribusi barang dan jasa.
Bidang ekonomi tidak bisa dilepaskan dengan faktor-faktor lainnya yang saling
berkaitan. Perekonomian selain berkaitan dengan wilayah geografi suatu Negara, juga
sumber kekayaan alam, sumber daya manusia, cita-cita masyarakat yang lazimnya di
sebut ideology, akumulasi kekuatan, kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan
dirapkan dalam kegiatan produksi dan distribusi, nilai sosial budaya, serta pertahanan
dan keamanan yang memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan ekonomi suatu
bangsa.
Bangsa Indonesia telah memiliki sistem perekonomian sendiri yang oleh para pendiri
Negara telah dirancang, yaitu yang akan menekankan asas kebersamaan dan
kekeluargaan, dalam arti penekanan pada aspek kemakmuran bersama di samping
kemakmuran individu dan kelompok. Sistem ini secara konstitusional telah di jamin
pada pasal 33 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa sistem perekonomian Indonesia
kesejahteraan yang adil dan merata diseluruh wilayah Indonesia, melalui ekonomi
kerakyatan serta menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan
hidup bangsa dan Negara berdasarkan UUD 1945.
2)
1. Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi yang bermodal
tinngi dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
2. Sistem etatisme, dalam arti Negara beserta aparatur ekonomi Negara bersifat dominan
serta mendesak dan memastikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sector
Negara.
3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk satu monopoli yang
merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosia.
3)
dalam keselarasan dan keterpaduan antara sector pertanian perindustrian serta jasa.
4)
Pemerataan
pembangunan
dan
pemanfaatan
hasil-hasilnya
senantiasa
6)
kebudayaan-kebudayaan
suku
bangsa
yang
masing-masing
memiliki
kebudayaan daerah, yang kemudian di terima sebagai nilai bersama dan sebagai suatu
identitas bersama sebagai suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Oleh karena itu berdasarkan fungsinya kebudayaah nasional adalah :
1. Suatu sistem gagasan dan perlambang yang member identitas kepada warga Negara
Indonesia.
2. Suatu sistem gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga Negara
Indonesia yang bhineka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan demikian untuk
dapat memperkuat solidaritas.
Berdasarkan proses interaksi budaya tersebut maka kebudayaan nasional Indonesia
memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
Bersifat religious
Bersifat kekeluargaan
Bersifat kerakyatan
Bagi bangsa dan Negara Indonesia secara formal yuridis rumusan kebudayaan
nasional Indonesia sebagai tercantum dalam penjelasan UUD 1945 pasal 32 yang
berbunyi :kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi
daya rakyat Indonesia. Jadi kebudayaan nasional Indonesia dalam pengertian ini
merupaka suatu totalitas dari seluruh akar-akar budaya daerah.
keikutsertaan
melalui
Kontingen
Garuda
dalam
operasi
pemeliharaan
perdamaian PBB, Indonesia tecatat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB. Sampai saat ini, Indonesia sudah 3 (tiga) kali menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB, yaitu:
a. keanggotaan pertama periode 1973-1974
b. keanggotaan kedua periode 1995-1996
c. keanggotaan ketiga periode 2007-2008