Você está na página 1de 1

Buku VII Akrasia (Ketakmampuan Mengendalikan Diri)

Jenis
Keutamaan Heroik & Ilahi
(tina hrik kai theia aret)

Keutamaan (aret; virtue)

Nama Keutamaan (virtue)


[Kebijaksanaan teoretis
(Sophia; wisdom]
Kebijaksanaan Praktis
(phronesis; practical wisdom)
Keugaharian (sphrosun;
temperance/self-mastery)

Menunjang

Pengendalian/kontrol diri
(continence; enkrateia)
en + kratia = dalam kekuasaan

Ketakmampuan mengendalikan/mengontrol diri


(incontinence; akrasia)
a + kratia = tanpa kekuasaan

Sifat buruk (kakia; vice)

Sifat kebinatangan (thriots)


thrion = binatang liar

Dikuasai
Menguasai

Memanjakan-diri (akolasia;
self-indulgent)
akolastos = tak bisa
mengerem/menahan

Sifat buruk (kakia; vice)


Sifat kebinatangan (thriots)
thrion = binatang liar

Keterangan
Melampaui keutamaan; menjadi milik Yang Ilahi yang sempurna sifat-sifat/wataknya.
Merupakan pengetahuan akan apa yang niscaya.
Tahu apa yang baik dan luhur (kalon) untuk dilakukan dalam tiap situasi konkrit serta
melakukannya dengan senang hati.
Disposisi orang yang sedemikian terbiasa melakukan apa yang baik dan luhur (kalon) sehingga
condong untuk selalu melakukan tindak berketuamaan (virtuous actions) tanpa terpengaruh
oleh dorongan-dorongan nafsu, emosi, perasaan (=pathos). Jadi memiliki integritas
watak/karakter dan tidak mengalami konflik batin.
Mampu berdeliberasi (menimbang-nimbang) dan memilih (prohairesis) yang baik dan luhur
(kalon) serta mewujudkannya dalam tindakan (praxis) setelah mengalahkan segala dorongan
nafsu, emosi, perasaan (=pathos) yang bersifat buruk. Jadi, mengalami konflik batin, namun
seorang enkrats mampu menaklukkan pathos dan mengikuti orthos logos (perintah akal budi
yang benar).
Mampu berdeliberasi (menimbang-nimbang) dan memilih (prohairesis) yang baik dan luhur
(kalon), akan tetapi tak berdaya di hadapan dorongan nafsu, emosi, perasaan (=pathos) yang
bersifat buruk sehingga alih-alih mewujudkan apa yang diperintahkan oleh akal budi yang
benar (orthos logos) ke dalam tindakan, seorang akrats mengikuti dorongan pathos dan
melakukan yang berlawanan dengan perintah orthos logos. Jadi, mengalami konflik batin dan
takluk serta terbawa oleh pathos. Orang semacam ini bisa merasa menyesal. Belum bisa
dikategorikan sebagai berwatak buruk (vicious person); paling baru setengah-buruk.
Disposisi orang yang sudah sedemikian terbiasa melakukan tindakan yang buruk dan tercela
secara moral (aischron); ia tidak mengalami lagi konflik batin karena memang sudah
memutuskan untuk selalu mengejar dan mengikuti dorongan nafsu, emosi, perasaan (pathos)
yang mendatangkan rasa nikmat (hdon) sehingga tak tahu lagi mana yang baik dan mana
yang buruk. Orang semacam ini tidak merasa menyesal atas tindakan yang dilakukannya dan
sulit disembuhkan.
Disposisi untuk melakukan apa saya yang ekstrem dan buruk secara moral
Disposisi yang melampaui sifat buruk manusiawi (kakia; vice). Dapat terjadi karena
penyimpangan dalam pertumbuhan atau penyakit mental atau memang karena kebiasaaan yang
sedemikian buruk. Misalnya: memakan fetus atau daging manusia.

Rasa Nikmat (hdon)


Akrates (tak mampu mengendalikan diri)
Enkrates (mampu kendalikan diri)

Rasa Sakit (lup)


Malakos (lembek dalam karakter)
Karterikos (teguh dalam karakter)

Você também pode gostar