Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam sebuah perusahaan tentunya erat
dengan kegiatan produksi. Baik kegiatan
yang
meliputi
operasional
maupun
perawatan mesin. Pada saat operasional
memilki beberapa komponen meliputi
material, tenaga kerja, dan mesin. Efisiensi
proses produksi dapat dilakukan dengan
memaksimasi produksi dan meminimalisir
kendala produksi. Proses maksimasi dan
minimalisir kendala produksi ini sering
disebut dengan optimasi proses produksi.
PT. PJB (Pembangkit Jawa Bali)
Karangkates di bawah naungan PT. PLN
Persero, perusahaan penghasil listrik negara.
Perusahaan penghasil listrik yang vital di
kawasan Jawa dan Bali.. Dalam proses
2
Unit-unit pembangkit yang bekerja
pada PLTA Sengguruh dikarenakan bekerja
secara mekanis dan tentunya gerakan
mekanis yang terjadi menimbulkan panas,
maka dibutuhkan sistem pendingin yang
optimal. Untuk itu digunakan Water Cooling
System sebagi media pendingin kompenen
yang bergerak maupun yang menghasilkan
panas dalam proses kerjanya.
Water Colling System mendapatkan
supply air pendingin dari Intake Gate (pipa
Penstock) oleh karena itu dibutuhkan alat
filtrasi air sebagai penyaring, yaitu Main
Strainer yang berfungsi sebagai penyaring
air sebelum masuk ke jalur pipa Water
Cooling System.
Sesuai dengan uraian diatas, dengan
kerja komponen yang terus menerus maka
akan timbul kerusakan pada beberapa
komponen Main Strainer yang disebabkan
oleh berbagai hal, maka dibutuhkan
perawatan dalam hal ini RCM (Reliability
Centered Maintenance) yang akan coba
diterapkan, RCM (Reliability Centered
Maintenance) merupakan salah satu metode
yang menggabungkan analisa kualitatif dan
kuantitatif dalam penentuan program
pemeliharaan. Analisa kualitatif terdapat
pada tindakan perawatan yang diusulkan
(propose task) atau diambil, apakah itu
Scheduled Restoration Task, Scheduled
Discard Task, dan Scheduled On-condition
Task. Sedangkan analisa kuantitatif terdapat
pada penentuan initial interval atau interval
perawatan, dengan mempertimbangkan
biaya dan perbaikan komponen. Sehingga
penentuan interval perawatan yang didapat
akan memberikan total biaya yang
minimum, yang kesemuanya dituangkan
dalam Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) Diagram dan RCM Decission
Diagram yang tergabung dalam RCM
worksheet. RCM sesuai jika diterapkan pada
kondisi mesin yang beban kerjanya tinggi
serta frekuensi kegagalan yang tinggi.
3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah melakukan
tindakan perawatan yang sesuai sehingga
tidak terjadi gangguan kerja dari Water
Cooling dengan menggunakan penerapan
metode Reliability Centered Maintenance
(RCM).
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini
ialah :
1. Memberikan
wawasan
pengetahuan mengenai kegiatan
perawatan yang baik sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
merancang manajemen perawatan
dalam suatu perusahaan.
2. Memberikan pengetahuan pada
penulis dan mahasiswa lainnya
khususnya mahasiswa teknik pada
aplikasi lingkungan kerja nantinya
dalam
penerapan
metode
Reliability Centered Maintenance
(RCM).
3. Metode Reliability Centered
Maintenance
(RCM)
dapat
digunakan untuk menganalisa
adanya kegagalan proses operasi
suatu mesin sehingga akan
meningkatkan produksi.
4. Dapat dijadikan sebagai referensi
tambahan bagi mahasiswa teknik
mesin dalam penelitian-penelitian
selanjutnya tentang manajemen
perawatan dengan menggunakan
metode
Reliability
Centered
Maintenance (RCM).
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Sebelumnya
Menurut
Mohammad
Fahmy
Fawaid (2013), meneliti tentang penerapan
metode Reliability Centered Maintenance
4
51 jenis komponen yang terdiri dari 9
komponen assy, 1 komponen sub assy dan
41 komponen part. Dengan registrasi
komponen yang telah dilakukan kemudian
digunakan
untuk
menentukan
jenis
perawatan yang dilakukan yang meliputi
restorasi terjadwal, discard terjadwal,
pemantauan
kondisi
dan
default
RCM.Penerapan RCM secara
tepat
kedalam sistem perawatan yang ada, akan
menurunkan jumlah pekerjaan rutin yang
dikeluarkan
pada
setiap
periode,
mencapai 40 sampai 70% penurunan.
Apabila
RCM
digunakan
untuk
mengembangkan sistem perawatan baru,
jadwal beban pekerjaan yang dihasilkan
lebih rendah dibandingkan bila sistem
dikembangkan dengan
menggunakan
metode tradisional.
Water Cooling System
Water Cooling System sebagai sistem
pendingin mengambil air dari pipa Penstock.
Sebelum digunakan sebagai pendingin
terlebih dahulu di saring memalui Main
Strainer. Di dalam Main Strainer terdapat
bilah berbentuk piringan yang berlubang di
permukaan nya dan disusun bertumpuk.
Main Stainer untuk tiap generator
berjumlah 2 unit yang bertujuan sebagai
cadangan jika salah satu tidak berfungsi.
Aliran air sebelum dan setelah Main
Strainer memiliki katup / Valve yang dapat
dikendalikan secara manual atau otomatis,
untuk CW Main Valve dapat di buka secara
otomatis mealui Control Room. Air yang
telah di saring melalui Main Strainer
selanjutnya
akan
dialirkan
unutuk
mendinginkan Radiator Generator unit 1
dan 2, Oil Cooler pada Thrust Bearing,
Sump Tank, dan Turbine Guide Bearing.
Perawatan
Perawatan
adalah
serangkaian
aktivitas yang dilakukan secara berkala
untuk menjaga atau memperbaiki suatu
barang agar dapat beroperasi dengan
optimal.
Sedangkan menurut pendapat Corder
(1992:4), perawatan adalah suatu kombinasi
dari setiap tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau
memperbaikinya sampai pada kondisi yang
bisa diterima
Jenis-Jenis Perawatan
1.
5
kegagalan dengan biaya yang paling
efektif. Menurut Moubray (1997:7),
Reliability Centered Maintenance
diartikan sebagai suatu proses yang
digunakan untuk menjelaskan apa
yang
harus
dilakukan
untuk
menjamin suatu asset fisik dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan
keinginan penggunanya.
a) Functional Block Diagram
Functional
Block Diagram
mendeskripsikan tentang fungsi dari
setiap komponen dalam suatu sistem
produksi.
b) Function and Function Failure
System
function
didefinisikan
sebagai fungsi dari komponen atau peralatan
yang diharapkan oleh penggunanya tetapi
masih dalam level kemampuan komponen
tersebut sejak saat dibuat. Sedangkan
Function Failure adalah ketidak mampuan
suatu aset dalam menjalankan fungsi sesuai
performance
yang
diharapkan
oleh
penggunanya (Moubray 1997:8).
c)
Failure Consequence
Failure Consequence merupakan
konsekuensi dari kegagalan yang terjadi
apabila
suatu
sistem
tidak
dapat
menjalankan fungsinya. Menurut Moubray
Default Action
Default Action diambil apabila suatu
tindakan Proactive Maintenance Task tidak
dapat ditemukan untuk mengurangi resiko
kegagalan yang disebabkan oleh Hidden
Failure, Safety and Environtment, dan
Operational
Consequence
(Moubray
(1997:14)). Default Action antara lain
Failure Finding, Redisign, No Scheduled
Maintenance (Run to Failure).
g)
6
langsung kepada karyawan atau
pekerja yang berhubungan dengan
penelitian.
Identifikasi Variabel
Variabel
merupakan
bagian
penelitian dengan cara menentukan variabel
yang ada dalam penelitian tersebut.
Variabel-variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel terikat
Variabel terikat yaitu variabel
yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah komponen Water Cooling
System.
2. Variabel bebas
Variabel bebas yaitu variabel
yang menjadi sebab atau timbulnya
variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu waktu
lama perbaikan, penyebab serta efek
kegagalan dan waktu antar kerusakan
komponen Water Cooling System.
3. Variabel terkontrol
Variabel
terkontrol
yaitu
variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan. Variabel terkontrol
dalam penelitian ini adalah jam
operasional Unit Water Cooling
System.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara :
1.
Data Primer
Merupakan data yang didapat dari
penelitian
secara
langsung
dengan
menanyakan ke sumber yang memberikan
informasi. Pengumpulan data primer ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a)
Interview (wawancara)
Pengumpulan data dengan
cara melakukan wawancara secara
b)
Observasi
atau
Studi
Lapangan
Dengan melakukan pengamatan
secara langsung terhadap obyek
penelitian pada saat penelitian guna
mendapatkan
keadaan
yang
sebenarnya dari obyek yang diteliti.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang tidak
didapat secara langsung dari sumber
pertama tetapi sudah dalam bentuk
dokumen tertulis. Data sekunder ini
didapatkan
dengan
cara
mengumpulkan dan mempelajari
dokumen perusahaan serta studi
literatur yang dapat diperoleh dengan
mengambil beberapa literatur yang
berkaitan dengan penelitian sehingga
diperoleh teori-teori yang relevan.
Adapun data-data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini yaitu :
a) Data Kualitatif
1. Data fungsi Unit Water Cooling
System
2. Data kerusakan Unit Water
Cooling System
3. Data penyebab Unit Water
Cooling System
4. Data efek kerusakan
b) Data Kuantitatif
1. Data waktu antar kerusakan
2. Data waktu perbaikan
Dalam pengolahan data menggunakan
metode RCM. Pengolahan data tersebut
meliputi pengolahan data kualitatif dan
kuantitatif.
Nama
Komponen
Parameter
Jenis
Ket
Distribusi
Tr
Weibull
10.8157
8.94277
Tf
Weibull
0.8017
3766.56
Tr
Weibull
22.2132
9.65789
Tf
Weibull
0.3904
3880.54
Tr
Weibull
17.6635
9.43128
Tf
Weibull
0.90194
4143.78
Filter
Control / Safety
Valve
Packing /
Gasket
15
60
10
40
Komponen
Jumlah Kerusakan
Percent
Cum %
20
g
in
ck
Pa
Percent
Jumlah Kerusakan
20
et
sk
Ga
C
7
33.3
33.3
r
lte
Fi
l/
tro
on
f
Sa
5
23.8
57.1
y
et
Va
lve
a
Dr
e
ag
in
3
14.3
71.4
Va
lve
e
ug
Ga
re
er
su
at
es
W
Pr
ve
l
Va
2
9.5
81.0
Se
2
9.5
90.5
ice
rv
2
9.5
100.0
Jenis Mesin
Nama
MTTR
MTTF
Komponen
(jam)
(jam)
Filter Strainer
8.535
4261.06
9.425
13811.4
9.152
4354.90
Unit Water
Control /
Cooling
Safety Valve
Packing /
Gasket
Biaya
Penggantian
Komponen
karena Perawatan (CM)
Merupakan
biaya
yang
dikeluarkan untuk memperbaiki
8
komponen yang meliputi biaya
tenaga kerja dan harga komponen
atau suku cadang. Rumus yang
digunakan untuk menghitung biaya
penggantian karena perawatan yaitu
sebagai berikut :
CM = (Biaya Tenaga Kerja x MTTR)
+ Harga Komponen
MTTR
Harga
Tenaga
Komponen
(jam)
(Rp)
Kerja/orang
(Rp/jam)
Filter
Safety
Packing /
Harga
Tenaga
CM
Komponen
(jam)
(Rp)
Kerja/orang
(Rp)
(Rp/jam)
CF
(Rp)
8535
3948000
300000
5750000
55584750
9425
7750000
300000
5750000
64771250
9152
5126000
300000
5750000
60495600
Valve
Biaya
MTTR
Downtime
Control /
Biaya
Gasket
(Rp/jam)
Filter
Strainer
Control /
Safety Valve
Packing /
Gasket
8.535
9.425
9.152
3948000
7750000
5126000
300000
6508500
300000
10577500
300000
7871600
Biaya
Penggantian
Komponen
karena Kerusakan (CF)
Merupakan biaya penggantian
yang meliputi biaya tenaga kerja,
biaya downtime dan harga
komponen.
Rumus
yang
digunakan untuk menghitung
biaya
penggantian
karena
kerusakan adalah :
CF = (Biaya Tenaga Kerja +
Biaya Downtime) x MTTR +
Harga Komponen
Nama
Komponen
Filter
CM
CF
TM
(Rp)
(Rp)
(jam)
3766.56
6508500
55584750
230.039
0.3904
3880.54
10577500
64771250
5.309
0.90194
4143.78
7871600
60495600
449.648
0.8017
Control /
Safety
Valve
Packing /
Gasket
9
MTTFm dengan interval perawatan TM
Nama
MTTFm
MTTF
Selisih
Komponen
(jam)
(jam)
(jam)
Filter Strainer
3019.651
4261.06
1241.409
1514.963
13811.4
12296.44
3737.441
4354.9
617.459
Control / Safety
Valve
Packing / Gasket
PEMBAHASAN
Metode
Reliability
Centered
Maintenance (RCM) II digunakan untuk
menentukan suatu metode perawatan yang
paling efektif serta memastikan alat atau
mesin dapat bekerja optimal sesuai fungsi
khususnya pada komponen Unit Water
Cooling System. Melalui metode Reliability
Centered Maintenance (RCM) II ini akan
diperoleh informasi guna mengembangkan
sistem
maintenance sehingga dapat
mengurangi
kegagalan
fungsi
dari
komponen Unit Water Cooling System.
Berdasarkan
RCM
Decision
Worksheet dapat diketahui tindakan yang
perlu dilakukan untuk setiap komponen
dapat dilihat pada tabel berikut:
Mesin
Komponen
Kegiatan
Kritis
Perawatan
Interval
Perawatan
(jam)
Scheduled
Filter
Discharged
4261.06
Task
Unit
Water
Cooling
Control
Safety Valve
Packing
Gasket
Scheduled
On Condition
13811.4
Task
/
Scheduled
Discharged
task
4354.9
10
komponen Unit Water Cooling setelah
dilakukan tindakan perawatan Mean Time
To Failure (MTTFm) dibandingkan dengan
Mean Time To Failure (MTTF) sebelum
tindakan perawatan, maka akan didapatkan
nilai interval jarak waktu antar kerusakan
komponen yang berkurang sangat signifikan
dari sebelumnya, sehingga produktivitas
komponen tidak seoptimal dari sebelumnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
- Berdasarkan diagram pareto pada
Unit Water Cooling System terdapat
beberapa komponen kritis yang
esring mengalami kerusakan yaitu
komponen Filter, Control/Safety
Valve,
dan
Packing/Gasket.
Komponen-komponen tersebut jika
terus mengalami kerusakan maka
akan mengganggu proses aliran air
sebagai media pendingin kompenen
vital unit pembengkit sehingga
mengakibatkan
terganggunya
produksi listrik.
- Dari RCM Decision Worksheet
dapat diusulkan perencanaan jadwal
perawatan yang sesuai dengan
interval perawatan optimal, seperti
kegiatan perawatan yang perlu
dilakukan
pada
komponen
Control/Safety
Valve
dengan
interval perawatan optimal sebesar
13811.4 jam adalah Scheduled On
Condition Task pada scheduled ini
diberikan
untuk
memeriksa/mendeteksi
terjadinya
potensi kegagalan, sehingga dapat
ditentukan tindakan untuk mencegah
atau
menghindari
konsekuensi
terjadinya kegagalan fungsi
dan
scheduled discard task
untuk
komponen Filter dan Packing/
Gasket yang memiliki nilai interval
optimal sebesar 4261.06 jam, dan
4354.9 jam. Hal ini membutuhkan
tindakan
penggantian
pada
komponen
mesin
yang
telah
mengalami keausan atau kerusakan
sebelum
batas
umur
dari
komponen tersebut yang nantinya
jika dibiarkan akan mengakibatkan
mesin
tidak
dapat
berfungsi
semestinya sehingga mengganggu
proses kerja Unit Water Cooling
System. Dengan adanya perencanaan
jadwal perawatan yang tepat dapat
meminimalisir kerusakan pada saat
Unit
Water
Cooling
System
beroperasi.
Saran
1. Pihak perusahaan diharap mendata
kerusakan
Water
pada
Cooling
komponen
Unit
System
lebih
pemenuhan
pasokan
perusahaan
diharap
lebih
11
Corder, Antony. 1992. Teknik Manajemen
Pemeliharaan. Erlangga, Jakarta.
Ebeling, E. Charles. 1997. Reliability and
Maintainability Engineering. The
McGraw-Hill Company Inc, New
York.
Lewis, E. E. 1987. Introduction To
Reliability Engineering. Penerbit
John Wiley & Sons Inc, New York.
Moubray, John. 1997. Reliability Centered
Maintenance. Second Edition,
Penerbit Industrial Press Inc, New
York.
Fawaid,
Mohammad
Fahmy.
2013.
Penerapan Metode Reliability
Centered
Maintenance (RCM)
Guna Meningkatkan Kapasitas
Produksi Mesin Clinker Cooler Di
PT. SEMEN GRESIK (PERSERO)
Tbk. Malang Teknik Mesin, FT
Universitas Brawijaya
Aditama, Prasetya. 2009. Penerapan
Metode
Reliability
Maintenance
Centered
Pada
Stasiun
Teknik
Mesin,
Universitas Diponegoro.
FT