Você está na página 1de 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini, banyak sekali film yang tersebar secara bebas di
kalangan masyarakat baik dewasa maupun anak-anak. Adapun film yang
beredar saat ini sangat beragam jenisnya, mulai dari yang bertemakan
persahabatan, perjuangan, biografi, sampai-sampai percintaan dan film
menakutkan yang biasa disebut film horror.

Seperti yang telah disebutkan di atas film-film ini bereder luas di


kalangan masyarakat baik dewasa maupun anak-anak, termasuk juga film
horror yang juga beredar luas dikalangan anak-anak.

Film horror pada anak-anak tentunya sangat berdampak pada


kepribadian anak-anak yang memang sedang dalam masa perkembangan
dan memiliki daya imajinasi yang kuat. Hal ini merupakan salah satu
penyebab anak menjadi pribadi yang penakut.

Pribadi penakut pada anak tentunya tidak bisa dibiarkan begitu


saja, masalah ini haruslah diatasi agar tidak berdampak besar pada
kehidupan sang anak. Selain itu masyarakat juga seharusnya mengetahui
hal ini, dan tidak membebaskan anak-anak nya manonton film-film yang
seharusnya tidak menjadi tontonan anak-anak. Oleh karena itu penulis
merasa tertarik untuk membahas tentang "Pengaruh Film Horror terhadap
Perkembangan Kepribadian Anak" dalam karya ilmiah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja dampak yang diakibatkan jika anak-anak menonton film
horror?

2. Faktor apa saja yang membuat film horror berdampak besar pada
pembentukan pribadi anak?
3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keberanian
anak?

1.3 Tujuan
Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi syarat menempuh ujian
praktik Bahasa Indonesia serta untuk memberikan wawasan tambahan
kepada kita semua sehingga kita bisa mengetahui tentang dampak-dampak
yang ditimbulkan film horror pada anak dan upaya mengatasinya.

1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi tentang pengaruh film horror terhadap
perkembangan pribadi anak sebagai suatu wawasan.
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca.

1.5 Metode penelitian


Dalam penyusunan karya ilmiah dapat digunakan beberapa metode
penelitian, seperti wawancara, angket, observesi dan studi kepustakaan.
Adapun metode yang digunakan penulis dalam penyusunan karya ilmiah
ini adalah studi kepustakaan.
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari bukubuku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan
disertasi,

peraturan-peraturan,

ketetapan-ketetapan,

buku

tahunan,

ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik


lain.

1.6 Sistematika
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah

1.2

Rumusan Masalah

1.3

Tujuan

1.4

Manfaat

1.5

Metode Penelitian

1.6

Sistematika

BAB II LANDASAN TEORI


2.1

Pengertian Film Horror

2.2

Pengertian Kepribadian

BAB III PEMBAHASAN


3.1

Film horror terhadap pribadi anak

3.2

Upaya mengatasi ketakutan anak akibat film horror

BAB IV PENUTUP
4.1

Kesimpulan

4.1

Saran

Daftar Pustaka
Biodata Penulis

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Film Horror
Film horror adalah film yang berusaha untuk memancing emosi
berupa ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya. Alur cerita mereka
sering melibatkan tema-tema kematian, supranatural, atau penyakit mental.
Banyak cerita film horror yang berpusat pada sebuah tokoh antagonis
tertentu yang jahat.
Latar belakang Sebelum Perang Dunia II, film horror sebagian
besar dibuat berdasarkan dari karya-karya sastra klasik bertema gotik /
horror dari negara-negara Barat, seperti Drakula (1931), Frankenstein
(1931), The Phantom of the Opera (1925), dan Dr Jekyll and Mr. Hyde
(1941). Dalam dunia perfilman yang lebih baru, film horror sering menarik
inspirasi dari kegelisahan hidup yang timbul setelah Perang Dunia II,
sehingga terciptalah tiga sub-ragam yang berbeda namun saling
berhubungan di Amerika Serikat dimana industri film horror berkembang
sangat pesat. Ketiga sub-ragam tersebut adalah: horror-kepribadian seperti
film Psycho (1960), horror-kiamat seperti film Invasion of The Body
Snatchers (1956), dan horror-setan seperti film The Exorcist (1973). Dari
sudut pandang industri film horror Amerika, sub-ragam yang terakhir
dapat dilihat sebagai transisi modern dari film horror lama, dimana
penekanan pada agen-agen supranatural yang membawa kengerian bagi
dunia semakin diutamakan.
Film horror umumnya telah diasosiasikan dengan kekerasan,
anggaran yang rendah (B film), dan eksploitasi. Namun nyatanya banyak
sutradara film dari Amerika yang terkenal dan dihormati seperti Alfred
Hitchcock, Roman Polanski, Stanley Kubrick, John Carpenter,William
Friedkin, Richard Donner, dan Francis Ford Coppola telah menggarap

setidaknya satu judul film dalam ragam yang unik ini. Para kritikus film
horror kebanyakan menganalisa film ragam ini dari sudut pandang teori
ragam dan teori auteur. Beberapa film horror memasukkan unsur-unsur
ragam lain seperti fiksi ilmiah, fantasi, mockumentary, komedi hitam, dan
cerita getaran, yang menciptakan sebuah perpaduan atau sub-ragam yang
baru.

2.2 Pengertian Kepribadian


Kepribadian (Personality) Istilah personality berasal dari kata latin
persona yang berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang sering
dipakai

oleh

pemain-pemain

panggung,

yang

maksudnya

untuk

menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Bagi bangsa


Roma, persona berarti bagaimana seseorang tampak pada orang lain.
Adapun pengertian kepribadian menurut para ahli adalah sebegai berikut :

Koentjaraningrat :
Kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan perbedaan tingkah laku tiap manusia, atau kepribadian
adalah ciri-ciri watak seseorang yang konsisten sebagai identitas
dirinya yang khusus.

Allport :
Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisis dalam
diri individu yang menentukan keunikan penyesuaian diri terhadap
linkungan.

Yinger :
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang dengan sistem
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian
situasi atau perpaduan dari sikap, sifat, pola pikir, emosi, dan nilai-

nilai yang memengaruhi seseorang agar berbuat sesuai norma yang


diharapakan.

M.A.W. Brower :
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosisal yang meliputi corak
kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.

Theodore R. Newcombe :
Kepribadian adalah oraganisasi sikap-sikap (presdispositions) yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

Cuber :
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang
tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian


adalah sikap dan sifat khas yang dimiliki seorang individu sebagai akibat
dari interaksi sosial.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Film Horror Terhadap Pribadi Anak
Ketika menonton film horror pasti perasaan takut, was-was, degdegan dan histeris akan muncul. Film ini seakan dibuat untuk menakutnakuti, mempengaruhi secara langsung, mengajak seseorang untuk
berimajinasi dan masuk ke alam yang disuguhkan sang empunya film dan
menyebabkan mental penonton menjadi tegang, dan konsistensi adrenalin
pun meningkat. Teriakan dan jerit ketakutan serta hesteris seakan menjadi
penanda film horror telah sukses dan pada saat itulah penonton merasa
puas dan merasa kebutuhannya atau keinginannya terpenuhi begitu juga
sang pembuat film. Itulah mungkin bagi penonton dalam hal ini mungkin
orang dewasa, ihwal atau sensasi keasyikan dan keindahan menonton film
horror. Tapi bagi anak-anak film ini akan membawa corak yang berbeda.

Tayangan Film horror bagi anak-anak jelas-jelas mempunyai


pengaruh yang tidak selalu mengarah kepositif. Adegan tayangan yang
penuh dengan aroma pembunuhan, pembantaian, eksekusi, deg-degan dan
rasa takut akan hantu-hantu yang mesterius, perasaan mistis, dan tekanantekanan mental lainnnya akan ikut mempengaruhi dan membentuk
karakteriskstik serta kepribadian seorang anak.

Masa anak-anak adalah masa dimana kondisi kejiwaannya masih


cendrung imitative dan sangat labil untuk terpengaruh bisikan-bisikan
maupun intimidasi dari luar, kalau tidak percaya coba anda liat anak-anak
yang menonton animasi, naruto misalnya, maka dia akan mengikuti gaya
ataupun jurus dari setiap apa yang dilakukan oleh Naruto, atau power
rangers mungkin, maka mereka akan membayangkan diri mereka menjadi

power rangers, itu karena mereka sangat mudah terpengaruh oleh sesuatu
yang baru, tanpa banyak pertimbangan apakah itu baik atau buruk, akan
selalau ingin ditiru. Apa yang dilihat yang dirasakan dari lingkungan
sekitar akan turut membentuk pola perkembangan anak. Meski anak- anak
dilahirkan dalam keadaan fitrah tapi jika lingkunganya kurang baik, maka
potensi kefitrahanya akan tercoreng, lingkungan akan membentuk suatu
karakteristik tersendiri dari seorang anak, Lingkungannya lah yang seakan
menjadi pokok pedoman atau filosofi saat si anak membentuk
kepribadiannya.

Film horror yang mempunyai banyak muatan mesterius akan


banyak mempengaruhi kepribadian seorang anak. Anak-anak yang selalu
dihadapkan dengan suatu hal yang mesterius akan membentuk karakter
kepribadian yang penakut, minder dan tidak percaya diri.

Dalam film horror pasti ada sesuatu yang mesterius, baik itu
dengan hantu dan aroma pembunuhan, eksekusi, dan gambaran-gambaran
jeritan ketakutan. Adegan itu akan membuat seseorang, apalagi anak-anak
akan merasa ketakutan. Kesehariannya pasca menonton film horror anakanak biasanya akan selalau dilanda dengan kecemasan dan ketakutan.
Mereka cenderung takut untuk keluar ataupun berjalan sendiri karena
gambaran mistis atau hantu yang mereka dapatkan dari film horror, tentu
saja ini buah dari tayangan film horror. Mungkin orang dewasa tidak akan
mengalami hal ini secara langsung mengingat mereka sudah biasa
membedakan mana hal yang termasuk objektif atau yang sesungguhnya
dan mana yang fiktif atau karangan belaka. Tapi anak- anak hanya bisa
meniru

apa-apa

yang

dilihat,

dirasakan

dan

dimasukan

dalam

kepribadiannya. Dan hal yang dilihat dan dirasakan itulah yang akan
membentuk kepribadiaannya dalam beraktivitas sehari-hari.

Dalam film horror juga penuh dengan adegan-adegan mistis.


Adegan mistis sebenarnya hanya akan mengajari anak-anak untuk tidak
berfikir rasional atau tidak berfikir nyata (realistis) dan hanya percaya
pada klenik dan fiktif berdasarkan pengalaman visual dan psikologi
mereka. Anak-anak

masih cenderung belum bisa membedakan mana

kehidupan yang nyata dan benar-benar ada atau dapat terwujud dan mana
kehidupan yang fiktif atau rekaan belaka. Ketika film horror itu telah
membentuk pengetahuan dan terinternalisasi dan terkolektivitas langsung
dalam diri anak, maka anak- anak akan membentuk pola hidup dan
karakter yang mistis. Selalu kita jumpai alur film horror tidak akan pernah
lepas dari balas dendam dari seorang hantu yang sebelumnya telah
dibunuh atau bahkan kadang diperkosa. Dari situ biasanya Sang hantu
akan muncul dan menakut-nakuti ataupun meneror seseorang yang
dianggap musuhnya. Adegan ini menyimpan dua makna, balas dendam
dan adegan kekerasan yang sama-sama membawa efek negative bagi anakanak. Akibatnya pembentukan karakter pendendam dan penakut juga bisa
terbentuk, kekerasan yang mereka liat membentuk sifat pembangkang,
pemarah atau bahkan melawan orang tua, itu tentunya suatu hal yang
paling tidak kita inginkan. Adegan balas dendam dalam film itu akan
mempengaruhi mental anak-anak dalam setiap menghadapi persoalan dan
masalah. Balas dendam adalah sifat yang menyimpan kebencian dengan
motif tertentu. Kebencian itu tidak akan pernah lepas dan hilang kecuali
sudah membalas terhadap lawannya, maka sesekali si anak dapat saja
menebar ancaman pada siapapun yang dianggap lawannya belum lagi jika
dia telah terpengaruh adegan mistis dalam cerita, yang jelas jangan sampai
si anak memegang benda tajam dikala emosi atau timbul hasrat membalas
dendam karena mungkin saja mereka tidak berfikiran panjang dan
menyerang langsung secara membabibuta. Adegan-adegan inilah yang
juga akan menjadi sumber dari segala kekerasan. Maka fenomena
kekerasan yang banyak terjadi pada anak-anak saya kira juga tidak akan

pernah lepas dari tayangan-tayangan televisi yang berbau kekerasan,


termasuk juga dalam film horror.
Ketakutan yang dihasilkan film horor bisa membekas selama
bertahun-tahun dalam hidup seseorang. Menurut Penelitian National
Institute of Mental Health di Amerika Serikat menyatakan, tayangan film
horor berdampak buruk bagi perkembangan kejiwaan dan psikologis anak.
Rani Rajak I Noe'man selaku konselor dan psikolog anak dari
Yayasan Kita dan Buah Hati membeberkan berbagai dampak film horor
bagi anak, sebagai berikut :

Menganggap Benar -- Anak yang terbiasa menonton film horor


atau mistik akan menganggap apa yang mereka lihat adalah benar,
tak bisa membedakan mana yang nyata dan rekaan semata. Mereka
menginternalisasikannya ke dalam belief system sehingga setelah
dewasa percaya klenik.

Perilaku Berubah -- Perilaku anak bisa berubah. Contohnya,


kecemasan, ketakutan berkepanjangan, dan mimpi buruk. Isi film
horor sebagian besar adegan kekerasan dan kejahatan berdarah.
Anak terobsesi menirunya yang cenderung membahayakan dirinya
dan orang lain.

Jangka Panjang -- Dampak psikologisnya bisa berjangka panjang.


Dampak ini mempengaruhi rasa percaya diri anak. Menurut Steve
Wollin dalam buku "Resileince Self", manusia lahir tanpa jati diri
dan jati diri dibentuk dari pantulan ekspresi-ekspresi wajah yang
dilihatnya, jika anak-anak selalu melihat ekspresi wajah marah atau
menakutkan, maka mereka merasa dirinya tidak layak dicintai.

Prestasi Akademik -- Dampak pada prestasi akademiknya, anak


jadi kurang tidur dan rasa cemas berkepanjangan. Akibat yang
ditimbulkan adalah menurunnya konsentrasi dan kemampuan
mengendalikan diri hingga mereka tidak dapat belajar optimal.

10

3.2 Upaya Mengatasi Ketakutan Anak Akibat Film Horror


Untuk mengatasi semua permasalahan efek negative dari Film
horor tidak akan pernah lepas dari peran serta orangtua sebagai pendidik,
pendamping dan pengasuh yang paling utama, mereka menjadi pengendali
atau pemegang pengendali dan nahkoda untuk mencari dan membentuk
kepribadian seorang anak. Orangtua dalam hal ini mempunyai peranan
yang paling sentral dalam mengadakan tindakan preventif tentang bahaya
laten dari televisi. Orang tua harusnya bisa lebih protect dan menjaga
imunitas si anak dari pengaruh atau kontaminasi langsung dari luar yang
bisa menimbulkan efek negatif yang membawa mara bahaya. Orang tua
yang bijaksana akan selalu memilih dan memilah mana tayangan yang
terbaik dan paling baku atau bersifat mendidik yang layak untuk anak-anak
dan mana yang kurang layak untuk dinonton dapat diprotect atau langsung
di non aktifkan.
Film horor yang membawa banyak efek negatif selayaknya orang
tua dapat memberi pemahaman terhadap anak untuk melihat film yang
lebih pantas dengan ajakan yanng lebih membangun dan ritme bahasa
yang tidak birokratis. Apa lagi sekarang film horor indonesia banyak
mengandung gambaran-gambaran nafsu atau pengumbar hawa nafsu, jika
tidak dihindarkan dapat membentuk kepribadian aneh dengan sikap dan
gairah seksual yang tinggi ini akan menyebabkan pendewasaan dini, dan
menyebabkan pengaruh luas terhadap dasar pemikiran si anak. Di samping
itu juga sangat dituntut bagi orangtua untuk selalu mendampingi anakanak ketika sedang menonton. Kadang tidak sedikit dari anak-anak yang
selalu bertanya ihwal persoalan adegan dalam tayangan, maka kalau
orangtua tidak ada anak akan menyerap apa adanya. Para orang tua
harusnya lebih mampu hadir untuk setiap pertanyaan sang anak, agar kelak
tidak tersesat atau harusnya orang tua bisa lebih mengantisipasi akan halhal yang tidak diinginkan sebelumnya. Tapi jika orangtua mendampingi,
maka bisa menerangkan terhadap anak-anak secara lebih realistis dan

11

objektif apa-apa yang telah ditanyakan anak, setidaknya anak tidak


membayangkan atau menkhayal yang aneh-aneh. Berilah pemahaman
secara lebih realistis terhadap anak apabila mereka bertanya tentang
sesuatu hal yang mesterius atau bahkan mistis, sebab pemberian
pemahaman adalah kunci kesuksesan utama dalam mebangun pemikiran
sang anak.
Bagi anak-anak yang sudah terlanjur menonton tayangan film
horor membutuhkan penerangan lebih lanjut dari orangtua. Kalau ada
anak-anak yang sudah hobi dan bahkan kecanduan menonton film horror,
maka orangtua selayaknya mampu memberikan keterangan pada anakanak dengan bahasa ke ibuan. Orangtua mengajak anak dengan menjaga
ritme emosi dan rasa benci anak-anak terhadap orangtua.atau mungkin
sesekali memberi peringatan kepada anak ataupun sebelumnya mungkin
orang tua memberikan titik peringatan agar jangan terlalu over terhadap
film horor itu sendiri. Anak-anak yang biasa nonton film horor pasti dan
pasti akan bertanya dalam kehidupannya ihwal atau nyata bagaimana
sesuatu yang mistis ataupun mesterius seperti yang ada dalam
tayangannya. Orangtua selayaknya memberi keterangan dari semua itu
dengan rasional dan realistis. Orangtua harus memberi kejelasan bahwa
film itu hanyalah fiktif atau rekaan dan khayalan semata jangan
terpengaruh dan berilah keterangan-keterang secara lebih rasional.

12

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dampak yang diakibatkan jika anak-anak menonton film horror


adalah:
1. Akan terbentuk karakter kepribadian yang penakut, minder
dan tidak percaya diri.
2. Membuat anak-anak tidak berfikir rasional dan hanya
percaya fiktif.

Faktor yang membuat film horror berdampak besar pada


pembentukan pribadi anak adalah:
1. Kondisi kejiwaan yang masih cenderung imitative dan
sangat labil.
2. Belum bisa membedakan mana hal yang termasuk objektif
dan mana yang fiktif.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keberanian


anak adalah :
1. Berikan pemahaman dan penjelasan yang rasional.
2. Perkenalkan dan tanamkan nilai-nilai agama yang cukup

pada anak.

4.2 Saran
Demi terciptanya generasi dengan perkembangan pribadi yang
baik, sebaiknya kita ataupun para orangtua dapat memberikan bimbingan
dan pengarahan yang jelas dan realistis atas tontonan yang dilihat oleh
anak-anak.

13

Daftar Pustaka

Suhardi.2009.Sosiologi.Jakarta:Pusat perbukuan

http://www.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120321205029A
AGQLhv
http://www.belajarpsikologi.com/pengertian-kepribadian/
http://www.id.wikipedia.org/wiki/film-horror
http://www.kompasiana.com/post/edukasi/2009/11/14/dampak-

ketakutan-anak-

akibat-film-horor-berlangsung-seumur-hidupnya/
http://www.rezkirasyak.blogspot.com/2012/04/dampak-positif-dan-negatif-yangdapat.html?m=1
http://www.solehamini.blogspot.com/2011/04/implikasi-psikologis-tayanganhoror.html?m=1

14

Biodata Penulis

Nama

: Sifa Fuzi Allawiyah

NIS

: 101110189

Kelas

: XII IPA 5

Tempat, tanggal lahir

: Cirebon, 24 Agustus 1995

Alamat

: jalan Pilang Tonggo 22, Cirebon

Sekolah

: SMA Negeri 6 Cirebon

15

Você também pode gostar