Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Varicella Zoster merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi primer
virus Varicella Zoster yang polimorf serta menyerang kulit dan mukosa. Virus
Varicella Zoster merupakan virus DNA yang mirip dengan virus Herpes Simpleks.
Virus Varicella Zoster dapat menyebabkan 2 jenis infeksi, yaitu infeksi primer dan
sekunder. Varicella (chicken pox) merupakan suatu bentuk infeksi primer virus
Varicella Zoster yang pertama kali pada individu yang berkontak langsung dengan
virus
tersebut
sedangkan
infeksi
sekunder/rekuren
disebut
Herpes
Zoster/shingles.6
Virus Varicella Zoster masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya
infeksi primer, setelah infeksi primer sembuh, virus akan tinggal secara laten pada
dasar akar ganglia dan nervus spinalis. Virus tersebut dapat menjadi aktif kembali
dalam tubuh individu dan menyebabkan terjadinya Herpes Zoster.6
Varicella umumnya terjadi pada umur 3-6 tahun. Di Amerika, kasus
terbanyak terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun yaitu 90% dan 5 %
terjadi pada usia lebih dari 15 tahun, di Jepang banyak terjadi pada anak-anak di
bawah umur 6 tahun di mana 96% berada pada usia di bawah 1 tahun. Pada
daerah dengan iklim tropis, Varicella sering terjadi pada usia yang lebih tua. Tidak
ada predileksi jenis kelamin, suku, ras terhadap terjadinya. 6
Pada serangan Varicella Zoster secara klinis terdapat gejala prodormal,
kelainan kulit polimorf yang timbul pertama pada tubuh dan muka, kemudian
menyebar ke hampir seluruh tubuh dan muka disertai erupsi kulit yang sangat
gatal. Masa inkubasi penyakit ini adalah selama 2 minggu. Gejala prodormal
berupa demam, malaise, sakit kepala, anoreksia dan batuk kering dan radang
tenggorokan yang berlangsung 2-3 hari.6
Dilaporkan satu kasus varicella dengan lesi vesikel di seluruh tubuh pada
seorang perempuan berusia 26 tahun.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Umum
Mengetahui tentang penyakit varicella
2. Khusus
a. Menyusun laporan kasus untuk penderita varicella
b. Menjelaskan tentang varicella
c. Menjelaskan pendiagnosaan hingga penatalaksanaan varicella
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang varicella
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
a. Nama
: Ny. S.A.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Status
Suku
Pekerjaan
Tanggal Masuk
Diambil dari
: 26 tahun
: Perempuan
: Tegal Wuni
: Islam
: Kawin
: Jawa
: Ibu Rumah Tangga
: 20 Januari 2014
: Klinik Kulit dan Kelamin RSUD Ambarawa
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 20 Januari 2014 pukul
09.30 WIB di .
a. Keluhan Utama
: plenting-plenting di seluruh tubuh
b. Riwayat Penyakit Sekarang
4 hari yang lalu SMRS pasien mengeluhkan adanya plenting sebesar kepala
jarum pentul sampai sebesar biji kacang ijo diatas kulit kepala dan dahi, pasien
merasa terganggu dan memencet plenting tersebut dan keluar cairan. Plenting
dirasakan bersamaan dengan demam, badan juga dirasakan tidak enak. Pasien
memeriksakan diri ke mantri dan mendapat obat untuk 3 hari namun tidak ada
perbaikan, pasien merasakan plenting semakin menyebar ke bagian muka, dada,
punggung dan perut pasien.
1 hari yang lalu SMRS, obat pasien habis dan merasa plenting-plenting
semakin menyebar ke tangan dan ada beberapa di tungkai bawah. Plenting dirasakan
sangat gatal sehingga pasien sering menggaruknya dan memencet plenting yang
dirasakan sangat mengganggunya itu. Pasien juga mengeluh merasakan panas, serta
merasakan nyeri kepala dan sulit untuk menelan semenjak sakit, BAB tidak
terganggu, BAK tidak terganggu. Pasien baru pertama kali ini mengalami sakit
seperti ini, dari keluarga atau tetangga tidak ada yang mengalami sakit serupa.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa
: Disangkal
Alergi
: Disangkal
Diabetes Mellitus
: Disangkal
Hipertensi
: Disangkal
Jantung
: Belum Tahu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa
: Disangkal
Alergi
: Disangkal
Diabetes mellitus
: Disangkal
Hipertensi
: Diakui (ibu pasien)
Jantung
: Disangkal
e. Riwayat Pribadi
Perokok aktif
: Disangkal
Olah raga
: Diakui (jalan santai setiap pagi)
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama suami dan mempunyai 1 orang anak. Biaya pengobatan
ditanggung oleh pasien sendiri (Umum)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemerikaan fisik dilakukan tanggal 20 Januari 2014 Pukul 10.30 di Klinik Kulit dan
Kelamin RSUD Ambarawa
Keadaan Umum
:
Kesadaran: Compos Mentis
GCS
: 15 (E 4, V 5, M 6)
Vital sign
:
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 20x/menit
Suhu : 36,50C secara aksiler
BB
TB
Status Gizi
Status Generalisata
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: Kesan Status gizi cukup
:
Kulit
Kepala
: Mesosephal
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada
Abdomen
Ekstremitas
: odem (-), sianosis (-), ikterik (-), akral dingin (-), tonus (+)
Status Dermatologik
Lokasi
: seluruh tubuh
UKK
Status Venerologi
: Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(tidak dilakukan pemeriksaan penunjang)
RESUME
Tanggal 20 Januari 2014 dilakukan anamnesis pada Ny.S.A. dengan keluhan plenting
di kulit kepala dan dahi. 4 hari yang lalu terdapat plenting menyerupai vesikel sebesar
kepala jarum pentul sampai sebesar biji kacang ijo. Dipecah oleh pasien keluar cairan.
Sudah berobat namun belum ada perbaikan. 1 hari yang lalu plenting terasa sangat
gatal, panas dan menyebar ke bagian seluruh tubuh. Pasien mengeluh nyeri kepala dan
sulit menelan sejak sakit.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD
120/80 mmHg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,50C.
Status dermatologik pada seluruh tubuh terdapat vesikel berukuran miliar sampai
lentikular, dasar vesikel eritema dan berbatas tegas.
DIAGNOSIS BANDING
-
Herpes zoster
Variola
DIAGNOSIS
-
Suspect Varicella
PENATALAKSANAAN
1. Farmakologis
a. Valvir 500 mg 3x2 tab
b. Paracetamol 500 mg 3x1 tab (jika panas)
c. Imunos Caps 1x1
d. Salticin Cream (sue)
Valvir (valasiklovir) adalah suatu ester dari asiklovir yang secara tepat dan
hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan
biovabilitas asiklovir sampai 54%.Oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir
menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena.
Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat
antipiretik/analgesik. Paracetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas
badan yang disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping
itu, paracetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan
intensitas ringan sampai sedang.
Imunos adalah golongan suplemen gizi untuk merangsang sistem
kekebalan tubuh selama infeksi akut & kronis dengan komposisi per kaplet
Echinacea (EFLA 894) 500 mg, zinc picolinate 10 mg, selenium 15 mcg, ascorbic
acid 50 mg. Untuk 5 mL Echinacea (EFLA 894) 500 mg, zinc picolinate 5 mg,
selenium 15 mcg.
Salticin
(Gentamisin)
merupakan
suatu
antibiotika
golongan
EDUKASI
: ad bonam.
: dubia ad bonam.
: dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
VARICELLA
Definisi
Infeksi akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa,
klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian
sentral tubuh.2
Epidemiologi
Usia
Pada orang yang belum mendapat vaksinasi, 90% kasus terjadi pada anakanak dibawah 10 tahun, 5% terjadi pada orang yang berusia lebih dari 15 tahun.
Sementara pada pasien yang mendapat imunisasi, insiden terjadinya varicella
secara nyata menurun.3
Insiden
Sejak diperkenalkan adanya vaksin varicella pada tahun 1995, insiden
terjadinya varicella terbukti menurun. Dimana sebelum tahun 1995, terbukti di
Amerika terdapat 3-4 juta kasus varicella setiap tahunnya.3
Transmisi
Transmisi penyakit ini secara aerogen maupun kontak langsung. Kontak
tidak langsung jarang sekali menyebabkan varicella. Penderita yang dapat
menularkan varicella yaitu beberapa hari sebelum erupsi muncul dan sampai
vesikula yang terakhir. Tetapi bentuk erupsi kulit yang berupa krusta tidak
menularkan virus. 3
Musim
Di daerah metropolitan yang beriklim sedang, dimana epidemi varicella
sering terjadi pada musim musim dingin dan musim semi.3
Patogenesa
Varicella disebabkan oleh VZV yang termasuk dalam famili virus herpes. Virus
masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran napas dan orofaring. Multiplikasi
virus di tempat tersebut diikuti oleh penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui darah
dan limfe ( viremia primer ). Virus VZV dimusnahkan oleh sel sistem retikuloendotelial,
yang merupakan tempat utama replikasi virus selama masa inkubasi. Selama masa
inkubasi infeksi virus dihambat sebagian oleh mekanisme pertahanan tubuh dan respon
yang timbul.3,4
Pada sebagian besar individu replikasi virus dapat mengatasi pertahanan tubuh
yang belum berkembang sehingga dua minggu setelah infeksi terjadi viremia sekunder
dalam jumlah yang lebih banyak. Lesi kulit muncul berturut-berturut, yang menunjukkan
telah memasuki siklus viremia, yang pada penderita yang normal dihentikan setelah
sekitar 3 hari oleh imunitas humoral dan imunitas seluler VZV. Virus beredar di leukosit
mononuklear, terutama pada limfosit. Bahkan pada varicella yang tidak disertai
komplikasi, hasil viremia sekunder menunjukkan adanya subklinis infeksi pada banyak
organ selain kulit.4
Respon imun penderita menghentikan viremia dan menghambat berlanjutnya lesi
pada kulit dan organ lain. Imunitas humoral terhadap VZV berfungsi protektif terhadap
varicella. Pada orang yang terdeteksi memiliki antibodi serum biasanya tidak selalu
menjadi sakit setelah terkena paparan eksogen. Sel mediasi imunitas untuk VZV juga
berkembang selama varicella, berlangsung selama bertahun-tahun, dan melindungi
terhadap terjadinya resiko infeksi yang berat.4
Gambaran Klinis
Masa inkubasi antara 14 sampai 16 hari setelah paparan, dengan kisaran 10
sampai 21 hari. Masa inkubasi dapat lebih lama pada pasien dengan defisiensi imun dan
pada pasien yang telah menerima pengobatan pasca paparan dengan produk yang
mengandung antibody terhadap varicella.4
Gejala prodromal
Pada anak kecil jarang terdapat gejala prodromal. Sementara pada anak yang lebih
besar dan dewasa, ruam yang seringkali didahului oleh demam selama 2-3 hari,
kedinginan, malaise, anoreksia, nyeri punggung, dan pada beberapa pasien dapat
disertai nyeri tenggorokan dan batuk kering.3,4
Pada pasien yang belum mendapat vaksinasi, ruam dimulai dari muka dan skalp,
dan kemudian menyebar secara cepat ke badan dan sedikit ke ekstremitas. Lesi baru
muncul berturut-turut, dengan distribusi terutama di bagian sentral. Ruam cenderung
padat kecil-kecil di punggung dan antara tulang belikat daripada skapula dan bokong
dan lebih banyak terdapat pada medial daripada tungkai sebelah lateral. Tidak jarang
terdapat lesi di telapak tangan dan telapak kaki, dan vesikula sering muncul
sebelumnya dan dalam jumlah yang lebih besar di daerah peradangan, seperti daerah
yang terkena sengatan matahari.4
methanol,
dan
diwarnai
dengan
pewarnaan
hematoxylin-eosin,
Giemsa,
memiliki kerentanan terhadap VZV. ELISA sensitif dan spesifik, sederhana untuk
melakukan, dan banyak tersedia secara komersial. Di samping itu LA juga tersedia secara
sensitif, sederhana, dan cepat untuk dilakukan. LA agak lebih sensitif dibandingkan
ELISA komersial, meskipun dapat menghasilkan hasil yang positif palsu, dan dapat
menyebabkan kegagalan untuk mengidentifikasi orang-orang yang tidak terbukti
memiliki imunitas terhadap varicella. Dimana salah satu dari tes ini akan berguna untuk
skrining kekebalan terhadap varicella.1
Komplikasi
Pada anak-anak, varicella jarang disertai komplikasi. Komplikasi tersering
umumnya disebabkan oleh infeksi sekunder bakterial pada lesi kulit, yang biasanya
disebabkan oleh stafilokokus atau streptokokus, sehingga terjadi impetigo, furunkel,
selulitis, atau erisipelas, tetapi jarang terjadi gangren. Infeksi fokal tersebut sering
menyebabkan jaringan parut, tetapi jarang terjadi sepsis yang disertai infeksi metastase ke
organ yang lainnya. Vesikel dapat menjadi bula bila terinfeksi stafilokokus yang
menghasilkan toksin eksfoliatif.4
Pneumonia, otitis media, dan meningitis supurativa jarang terjadi dan responsive terhadap
antibiotik yang tepat. Bagaimanapun juga, superinfeksi bakteri umum dijumpai dan
berpotensi mengancam kehidupan pada pasien dengan leukopenia.4
Pada orang dewasa demam dan gejala konstitusi biasanya lebih berat dan
berlangsung lebih lama, ruam varicella lebih luas, dan komplikasi lebih sering terjadi.
Pneumonia varicella primer merupakan komplikasi tersering pada orang dewasa. Pada
beberapa pasien gejalanya asimpomatis, tetapi yang lainnya dapat berkembang mengenai
sistem pernafasan dimana gejalanya dapat lebih parah seperti batuk, dyspnea, tachypnea,
demam tinggi, nyeri dada pleuritis, sianosis, dan batuk darah yang biasanya timbul dalam
1-6 hari sesudah timbulnya ruam.4
Varicella pada kehamilan mengancam ibu dan janinnya. Infeksi yang menyebar
luas dan varicella pneumonia dapat mengakibatkan kematian pada ibu, tetapi baik
kejadian maupun keparahan pneumonia varicella tampaknya meningkat secara signifikan
pada kehamilan. Janin dapat meninggal karena kelahiran prematur atau kematian ibu
karena varicella pneumonia berat, tetapi varicella selama kehamilan, tidak, jika tidak
secara subtansial meningkatkan kematian janin. Namun demikian, pada varicella yang
tidak disertai komplikasi, viremia pada ibu dapat menyebabkan infeksi intrauterin
(kongenital), dan dapat menyebabkan abnormalitas kongenital. Varicella perinatal
(varicella yang terjadi dalam waktu 10 hari dari kelahiran ) lebih serius daripada varicella
yang terjadi pada bayi yang terinfeksi beberapa minggu kemudian. 4
Morbiditas dan mortalitas pada varicella secara nyata meningkat pada pasien
dengan defisiensi imun. Pada pasien ini replikasi virus yang terus-menerus dan menyebar
luas mengakibatkan terjadinya viremia yang berkepanjangan, dimana mengakibatkan
ruam yang semakin luas, jangka waktu yang lebih lama dalam pembentukan vesikel baru,
dan penyebaran visceral klinis yang signifikan. Pada pasien dengan defisiensi imun dan
diterapi dengan kortikosteroid mungkin dapat berkembang menjadi pneumonia, hepatitis,
encephalitis, dan komplikasi berupa perdarahan, dimana derajat keparahan dimulai dari
purpura yang ringan hingga parah dan seringkali mengakibatkan purpura yang fulminan
dan varicella malignansi. 4
Komplikasi susunan saraf pusat pada varicella terjadi kurang dari 1 diantara 1000
kasus. Varicella berhungan dengan sindroma Reye ( ensepalopati akut disertai degenerasi
lemak di liver ) yang khas terjadi 2 hingga 7 hari setelah timbulnya ruam. Dulu, dari 1540% pada semua kasus sindroma Reye berhubungan dengan varicella, khususnya pada
penderita yang diterapi dengan aspirin saat demam, dengan mortalitas setinggi 40%.
Ataksia serebri akut lebih umum terjadi daripada kelainan neurologi yang lainnya.
Encephalitis lebih jarang lagi terjadi yaitu pada 1 diantara 33.000 kasus, tetapi merupakan
penyebab kematian tertinggi atau menyebabkan kelainan neurologi yang menetap.
Patogenesa terjadinya ataksia serebelar dan ensephalitis tetap jelas, dimana pada banyak
kasus ditemukan adanya VZV antigen, VZV antibodi, dan VZV DNA pada cairan
cerebrospinal pada pasien, yang diduga menyebabkan infeksi secara langsung pada
sistem saraf pusat. 4
Komplikasi yang jarang terjadi antara lain myocarditis, pancreatitis, gastritis dan
lesi ulserasi pada saluran pencernaan, artritis, vasculitis Henoch-Schonlein, neuritis,
keratitis, dan iritis. Patogenesa dari komplikasi ini belum diketahui, tetapi infeksi VZV
melalui parenkim secara langsung dan endovascular, atau vasculitis yang disebabkan oleh
VZV antigenantibodi kompleks, tampaknya menjadi penyebab pada kebanyakan kasus.1,4
Terapi
Antivirus
Beberapa analog nukleosida seperti acyclovir, famciclovir, valacyclovir, dan
brivudin, dan analog pyrophosphate foskarnet terbukti efektif untuk mengobati
infeksi VZV. Acyclovir adalah suatu analog guanosin yang secara selektif
difosforilasi oleh timidin kinase VZV sehingga terkonsentrasi pada sel yang
terinfeksi. Enzim-enzim selular kemudian mengubah acyclovir monofosfat menjadi
trifosfat yang mengganggu sintesis DNA virus dengan menghambat DNA
polimerase virus. VZV kira-kira sepuluh kali lipat kurang sensitive terhadap
acyclovir dibandingkan HSV. 4
Valacyclovir dan famcyclovir, merupakan prodrug dari acyclovir yang
mempunyai bioavaibilitas oral lebih baik daripada acyclovir sehingga kadar dalam
darah lebih tinggi dan frekuensi pemberian obat berkurang. 4
Topikal
Pada anak normal varicella biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Untuk
mengatasi gatal dapat diberikan kompres dingin, atau lotion kalamin, antihistamin
oral. Cream dan lotion yang mengandung kortikosteroid dan salep yang bersifat
oklusif sebaiknya tidak digunakan. Kadang diperlukan antipiretik, tetapi pemberian
olongan salisilat sebaiknya dihindari karena sering dihubungkan dengan terjadinya
sindroma Reye. Mandi rendam dengan air hangat dapat mencegah infeksi sekunder
bakterial. 4
dibandingkan dengan placebo. Tetapi apabila pengobatan dimulai lebih dari 24 jam
setelah timbulnya ruam cenderung tidak efektif lagi. Hal ini disebabkan karena
varicella merupakan infeksi yang relatif ringan pada anak-anak dan manfaat klinis
dari terapi tidak terlalu bagus, sehingga tidak memerlukan pengobatan acyclovir
secara rutin. Namun pada keadaan dimana harga obat tidak menjadi masalah, dan
kalau pengobatan bisa dimulai pada waktu yang menguntungkan menguntungkan
pasien ( dalam 24 jam setelah timbul ruam ), dan ada kebutuhan untuk mempercepat
penyembuhan sehingga orang tua pasien dapat kembali bekerja, maka obat antivirus
dapat diberikan. 4
dipertimbangkan untuk wanita hamil dengan varicella yang disertai dengan penyakit
sistemik. 4
Pencegahan
1. Vaksin varicella
2. Karakteristik
Vaksin varicella (Varivax, Merck) merupakan vaksin virus hidup yang
dilemahkan, yang berasal dari strain Oka VZV. Virus vaksin diisolasi oleh
Takahashi pada awal tahun 1970 dari cairan vesikular yang berasal dari anak sehat
dengan penyakit varicella. Vaksin varicella ini dilisensikan untuk penggunaan
umum di Jepang dan Korea pada tahun 1988. Vaksin ini diijinkan di Amerika
Serikat pada tahun 1995 untuk orang-orang usia 12 bulan dan yang lebih tua. 1
3. Keefektifan vaksin
Setelah pemberian satu dosis tunggal vaksin varicella antigen, 97% dari
anak yang berusia 12 bulan sampai 12 tahun mengembangkan titer antibodi yang
dapat
terdeteksi.
Sedangkan
lebih
dari
90%
dari
responden
vaksin
sengaja menerima vaksin varicella sesaat sebelum atau selama kehamilan. Tetapi
ACIP merekomendasikan kehamilan harus dihindari selama 1 bulan setelah
menerima vaksin varicella. 1,5
Vaksinasi pada orang dengan penyakit akut, sedang atau berat sebaiknya
ditunda sampai kondisi telah membaik. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasien , seperti demam. Pada
penyakit yang cenderung ringan , seperti otitis media dan infeksi saluran
pernapasan atas, mendapat terapi antibiotik, dan paparan atau pemulihan dari
penyakit lain tidak kontraindikasi terhadap vaksin varicella. Meskipun tidak ada
bukti bahwa baik varicella atau vaksin varicella memperburuk tuberkulosis,
vaksinasi tidak dianjurkan untuk orang-orang yang dikenal memiliki TB aktif. 1
BAB IV
KESIMPULAN
Tanggal 20 Januari 2014 dilakukan anamnesis pada Ny.S.A. dengan keluhan plenting
di kulit kepala dan dahi. 4 hari yang lalu terdapat plenting menyerupai vesikel sebesar
kepala jarum pentul sampai sebesar biji kacang ijo. Dipecah oleh pasien keluar cairan.
Sudah berobat namun belum ada perbaikan. 1 hari yang lalu plenting terasa sangat
gatal, panas dan menyebar ke bagian seluruh tubuh. Pasien mengeluh nyeri kepala dan
sulit menelan sejak sakit.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD
120/80 mmHg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,50C.
Status dermatologik pada seluruh tubuh terdapat vesikel berukuran miliar sampai
lentikular, dasar vesikel eritema dan berbatas tegas.
Pada kasus ini pasien didiagnosis suspek Varicella karena pada anamnesis
ditemukan lesi vesikel di selurh tubuh. Paien juga baru pertama mengalami sakit seperti
ini di usia dewasa dan diawali dengan gejala prodromal sebelum lesi nampak secara
keseluruhan.
Pada pemeriksaan penunjang tidak dilakukan karena tidak terdapat alat serta
penunjang dilakukannya pemeriksaan Tzanck test atau tes temple. Namun dalam
gambaran histopatologi lesi vesikula terdapat dalam epidermis, terbentuk akibat
degenerasi balon, sangat sukar untuk membedakan kelainan histopatologis pada herpes
zoster dan herpes simplek.
Untuk pengobatan secara medika mentosa diberikan valvir 500 mg 3x2,
paracetamol 500mg 3x1 jika panas, imunos caps 1x1, dan salticin krim untuk lesi yg
sudah pecah.
DAFTAR PUSTAKA
1. www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/varicella.pdf
2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Adhi, Edisi Enam
Cetakan Kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2010,
hal 115
3.