Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Dapat merancang dan atau merakit alat percobaan
2. Mampu melakukan kalibrasi alat ukur yang dipakai dalam percobaan
3. Mampu melakukan dan mengoperasikan alat percobaan
4. Dapat mengukur debit dan menghitung laju alir dengan menggunakan alat ukur yang ada
5. Dapat menghitung bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran
6. Dapat menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan membaca beda tinggi
manometer
7. Dapat menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan, dengan menghitung friksi dan
faktor friksi pipa, panjang ekuivalen kran ( valve ), pembesaran ( sudden enlargement ),
pengecilan ( sudden contraction ), bengkokan ( elbow ) dan sambungan (flange)
1.4 Manfaat
Dengan melakukan percobaan aliran fluida diharapkan dapat menghitung laju alir, bilangan
reynold pada setiap perubahan debit aliran, hilang tekan (pressure drop) dari aliran serta
friksi dan factor friksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam percobaan ini, dilakukan untuk aliran fluida cair. Ditinjau dari kekentalannya, zat cair
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Fluida Newton ( Newtonian fluid )
Yaitu zat cair yang dalam keadaan mengalir, antara tegangan geser ( shear stress ) yang
terjadi memberikan hubungan linier /garis lurus dengan deformasi kecepatan / gradien
kecepatan dari pola alirannya, yang termasuk ini adalah fluida yang kekentalannya
rendah/ encer.
Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas atau debitnya, dibagi 2
yaitu :
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama waktu yang ditinjau
adalah tetap.
2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya tidak tetap/ berubah.
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi, dibagi 2 yaitu :
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan yang paralel, dengan
kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan tak teratur dengan
kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah dengan menghitung
bilangan Reynold (Re)
Re 2000-3000
transisi
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga dilengkapi dengan fitting,
antara lain : sambungan pipa, bengkokan, pembesaran, pengecilan, kran dan sebagainya.
Pada fluida yang mengalir dalam pipa. Dari neraca massa diperoleh persamaan kontinyuitas
yang intinya kapasitas massa atau debit tetap, sedang dari neraca tenaga diperoleh persamaan
tenaga yang sering disebut sebagai persamaan Bernoully, yaitu :
Keterangan:
= beda tenaga dakhil
= beda tenaga potensial
= beda tenaga kinetis
= beda teanga tekan
Q
-Wf
Jumlah tenaga hilang akibat friksi, berasal dari friksi pipa lurus ditambah friksi dari fitting
Friksi pipa lurus bisa menggunakan persamaan Fanning atau persamaan DArcy, untuk
keperluan teknis praktis biasanya menggunakan persamaan DArcy :
Sedang friksi fitting dihitung, dengan menyatakan panjang ekuivalen fitting terhadap pipa
lurus
Panjang ekuivalen fitting (Le) adalah ekuivalensinya terhadap panjang pipa lurus yang
diameternya tertentu yang memiliki besar friksi yang sama.
Dengan demikian perhitungan friksi fitting bisa menggunakan persamaan DArcy :
Kehilangan tenaga akibat friksi, baik pipa lurus maupun fitting bisa di hitungan dari
kehilangan tekanan ( pressure drop ) yang dihitung dari penunjukan alat ukur yang
digunakan, missal : manometer.
(
R = manometer reading (beda tinggi permukaan) fluida pengukur , misal air raksa
= rapat massa fluida pengukur, missal air raksa
= rapat fluida yang mengalir dalam percobaan, misal air
BAB III
METODE PERCOBAAN
Keterangan gambar :
A. Bak air
B. Pompa
C. Sistem Pemipaan
D. Kran Bypass
Keterangan alat ukur / manometer
1. Kran
2. Pembesaran pipa
3. Bengkokan pipa
4. Pipa lurus datar
5. Sambungan pipa
6. Pengecilan pipa
7. Pipa lurus datar
8. Pipa lurus vertical
9. Pipa lurus datar
10. Pipa lurus datar
3.4 Respon
1. Pengukuran debit air
2. Perhitungan bilangan Reynold
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dan kran (1) dalam keadaan terbuka, dan kran-kran yang
mengalir ke pipa manometer tertutup.
3. Periksa cairan dalam manometer, jangan ada gelembung udara
4. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan
5. Atur kran (1), dan kran-kran ke manometer dibuka, dan ukur debit air yang mengalir
pada system pemipaan
6. Catat pembacaan manometer 1-10
7. Ulangi langkah no 4 dengan bukaan kran yang berbeda dan tahap 5(bila perlu kran
bypass dikecilkan)
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R10)
DAFTAR PUSTAKA
Foust, A.S,1960, Principles of Unit Operation, 2nd ed, John Wiley & Sons Inc, NewYork
Holland,F.A, Bragg, R,1995,Fluid Flow for Chemical Engineer 2nd ed, Edward Arnold,
Holder Headline Group, London
Giles,RV,1977,Fluid Mechanics and Hydraulics,2nd ed, Schaums outline series, Mc
Graw Hill Book.Co,NewYork
Geankoplis,C.I,1993, Transport Process and Unit Operation ,2nd ed, Allyn and Bacon,
Inc,Boston
Gupta,S.K,1979, Momentum Transfer Operations,Mc Graw Hill Publishing Co.Ltd,New
Delhi
Mc Cabe, Wl,Smith,JC,Harriott,P, 2001, Unit Operations of Chemical Engineering,6th
ed,Mc Graw Hill Book.Co NewYork