Você está na página 1de 26

BAB I

SKENARIO 4
KEADAAN KOLAPS PAK TONO

Pak tono umur 35 th dibawa oleh isterinya ke unit gawat darurat dengan ambulan setelah
mengalami kolaps di rumah. Menurut isterinya sebelumnya pak Tono merasa sakit tenggorokan,
dan 2 jam yang lalu telah meminum 2 tablet sekaligus obat penisilin. Pada pemeriksaan
paramedic melaporkan tanda- tanda vital di lapangan yang bermakna untuk tekanan darah 70/30
mmHg , kecepatan denyut jantung 140 kali permenit, kecepatan respirasi 40 kali permenit, dan
saturasi oksigen 76%. Cairan intravena dan oksigen telah di berikan selama di UGD. Dengan
semakin latergik , pak tono diberikan ventilasi sangkup ambubag yang dipasangkan oleh tenaga
medic, kesadaran pakntono tampak menurun dengan sianosis perioral dan napas tersengal,
pemerisaan paru menunjukan gerakan yang buruk dan kulitnya terasa dingin dan lembab dengan
lesi utikaria besar dan difus.
Apa yang terjadi dengan pak Tono?
Bagaimana keadaan pak tono selanjutnya?
Bagaimana penanganan yang perlu dilakukan kepada pak Tono ?

BAB II
KATA KUNCI

1. Unit Gawat Darurat


2. Kolaps
3. Sakit tenggorokan
4. Penisilin
5. Tekanan darah 70/30 mmHg
6. Kecepatan denyut jantug 140 kali permenit
7. Kecepatan respirasi 40 kali permenit
8. Saturasi oksigen 76%
9. Sianosis perioral dan napas tersengal
10. Kulitnya terasa dingin dan lembab

Unit Gawat Darurat dapat memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang
menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar
Kolaps adalah sebuah kata dalam perbendaharaan bahasa Indonesia yang diartikan jatuh,
bangkrut atau pingsan, dalam materi scenario 4 kolaps disini lebih mnenunjukan terjadinya
pingsan
Sakit tenggorokan ternyata tidak hanya disebabkan oleh virus dan bakteri . tetapi juga melalui
makanan melalui pola makan yang tidak sehat.
Penisilin (PCN kadang-kadang disingkat atau pena) adalah sekelompok antibiotik berasal dari
jamur Penicillium''''. Antibiotik penisilin secara historis penting karena mereka adalah obat
pertama yang efektif melawan penyakit yang sebelumnya serius seperti sifilis dan infeksi
Staphylococcus.
Penisilin masih banyak digunakan saat ini, meskipun banyak jenis bakteri resisten sekarang.
Semua penisilin adalah Beta-laktam antibiotik dan digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri
yang disebabkan oleh rentan, biasanya berjenis Gram-positif, organisme.

Istilah "penisilin" juga dapat merujuk pada campuran''''zat yang secara alami, dan organik,
diproduksi.
Istilah "penam" digunakan untuk menggambarkan kerangka inti dari anggota sebuah antibiotik
penisilin. Kerangka ini memiliki rumus molekul RC

11

N 2 O 4 S, dimana R adalah rangka

samping yang beragam.


Penisilin yang normal memiliki berat molekul 313-334 g / mol (yang terakhir untuk penisilin G).
Penisilin dengan jenis kelompok molekul tambahan yang terpasang mungkin memiliki massa
molar sekitar 500 g / mol. Sebagai contoh, kloksasilin memiliki massa molar dari 476 g / mol
dan dicloxacillin memiliki massa molar 492 g / mol.
Tekanan darah rendah atau hipotensi terjadi bila tekanan darah lebih rendah dari biasanya,
yang berarti jantung, otak dan bagian tubuh lain tidak mendapatkan cukup darah.
Bradikardi penurunan detak jantung secara drastis
Takipnea (tachypnea) adalah pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya didefinisikan
lebih dari 60 hembusan per menit.
Saturasi oksigen adalah Sebuah pengukuran persentase hemoglobin yang membawa oksigen.
Sebuah saturasi oksigen normal adalah di atas sekitar 93 %
Sianosis adalah manifestasi, tanda kondisi atau penyakit dan ditandai dengan warna biru di kulit
atau selaput lendir karena kekurangan oksigen dalam darah atau jaringan seseorang.

BAB III
PROBLEM
3

1. Pengertian UGD ( UNIT GAWAT DARURAT) ?


2. Pengertian kolaps?
3. Penyebab sakit tenggorokan ?
4. Makna dari untuk tekanan darah 70/30 mmHg?
5. Makna untuk kecepatan denyut jantung 140 kali per menit?
6. Makna untuk kecepatan respirasi 40 kali permenit?
7. Makna untuk saturasi oksigen 76%.?
8. Makna Sianosis perioral dan napas tersengal?
9. Makna Kulitnya terasa dingin dan lembab?
10. Apa yang terjadi dengan pak tono ?
11. Bagaimana penanganan yang diperlukan selanjutnya ?

BAB IV
PEMBAHASAN

Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan
penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam
4

kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama
sejumlah perawat dan juga asisten dokter.
Saat tiba di UGD, pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih dahulu, anamnesis untuk
membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya. Penderita yang terkena penyakit serius
biasanya lebih sering mendapat visite lebih sering oleh dokter daripada mereka yang penyakitnya
tidak begitu parah. Setelah penaksiran dan penanganan awal, pasien bisa dirujuk ke RS,
distabilkan dan dipindahkan ke RS lain karena berbagai alasan, atau dikeluarkan. Kebanyakan
UGD buka 24 jam, meski pada malam hari jumlah staf yang ada di sana akan lebih sedikit.
Kolaps adalah sebuah kata dalam perbendaharaan bahasa Indonesia yang diartikan jatuh,
bangkrut atau pingsan, dalam materi scenario 4 kolaps disini lebih mnenunjukan terjadinya
pingsan
Penyebab Sakit Tenggorokan (Pharyngitis)
Sakit tenggorokan dapat mempunyai banyak sebab-sebab termasuk:
1. Virus-virus yang umum, dan bahkan virus-virus yang menyebabkan mononucleosis
(mono) dan flu, dapat menyebabkan sakit tenggorokan. Beberapa virus-virus dapat juga
menghasilkan blisters(gelembung-gelembung) dalam mulut dan tenggorokan ("aphthous
stomatitis").
2. Bernapas melalui mulut dapat menghasilkan kekeringan dan luka-luka tenggorokan.
3. Sinus drainage (post nasal drip) mungkin menyebabkan sakit tenggorokan.
4. Sakit tenggorokan dapat juga disebabkan oleh bakteri-bakteri. Dua bakteri-bakteri yang
paling umum yang menyebabkan sakit tenggorokan adalah Streptococcus (yang
menyebabkan strep throat atau sakit tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri
stretokokus) dan Arcanobacterium haemolyticum. Arcanobacterium menyebabkan
luka-luka tenggorokan terutama pada dewasa-dewasa muda dan adakalanya berhubungan
dengan ruam merah yang halus.

5. Sakit tenggorokan yang timbul setelah perawatan dengan antibiotik-antibiotik,


kemoterapi, atau obat-obat lain yang mengkompromikan imun mungkin disebabkan oleh
Candida, umumnya dikenal sebagai "thrush".
6. Sakit tenggorokan yang berlangsung lebih dari dua minggu dapat menjadi tanda dari
penyakit yang serius, seperti kanker tenggorokan atau AIDS.
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai
alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.
Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman
dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Antibiotika dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Antibiotika golongan aminoglikosid,bekerja dengan menghambat sintesis protein
dari bakteri.
Aminoglikosid
Aminoglikosid merupakan senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula amino yang
terikat lewat ikatan glikosidik pada inti heksosa. Aminoglikosid merupakan produk
streptomises atau fungus lainnya. Seperti Streptomyces griseus untuk Streptomisin,
Streptomyses fradiae untuk Neomisin, Streptomyces kanamyceticus untuk Kanamisin,
Streptomyces

tenebrarius

untuk

Tobramisin,

Micromomospora

purpures

untuk

Gentamisin dan Asilasi kanamisin A untuk Amikasin. Aminoglikosid dari sejarahnya


digunakan untuk bakteri gram negatif. Aminoglikosid pertama yang ditemukan adalah
Streptomisin. Antibiotika lain untuk bakteri gram negatif adalah golongan Sefalosporin
generasi 3 yang lebih aman, akan tetapi karena harganya masih mahal banyak dipakai
golongan Aminoglikosid. Aktivitas bakteri Aminoglikosid dari Gentamisin, Tobramisin,
Kanamisin, Netilmisin dan Amikasin terutama tertuju pada basil gram negatif yang
6

aerobik (yang hidup dengan oksigen). Masalah resistensi merupakan kesulitan utama
dalam penggunaan Streptomisin secara kronik; misalnya pada terapi Tuberkulosis atau
endokarditis bakterial subakut. Resistensi terhadap Streptomisin dapat cepat terjadi,
sedangkan resistensi terhadap Aminoglikosid lainnya terjadi lebih berangsur-angsur.
2. Antibiotika golongan sefalosforin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan
serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.
Sefalosforin
Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Seperti antibiotik Betalaktam
lain, mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis
dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam
rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif
maupun garam negatif, tetapi spektrum masing-masing derivat bervariasi.
3. Antibiotika golongan klorampenikol, bekerja dengan menghambat sintesis protein
dari bakteri.
Kloramfenikol
Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari Streptomyces venezuelae.
Karena ternyata Kloramfenikol mempunyai daya antimikroba yang kuat maka
penggunaan Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai pada tahun 1950 diketahui
bahwa Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal.
Efek antimikroba
Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat
adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk
ikatan-ikatan

peptida

pada

proses

sintesis

protein

kuman.

Efek toksis Kloramfenikol pada sel mamalia terutama terlihat pada sistem
hemopoetik/darah dan diduga berhubungan dengan mekanisme kerja Kloramfenikol.

4. Antibiotika golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari


bakteri.
Antibiotika golongan Makrolida mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin Lakton
yang besarnya dalam rumus molekulnya. Sebagai contoh terlihat pada struktur dari
golongan Makrolida , Eritromisin di bawah ini. Golongan Makrolida menghambat
sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversibel dengan Ribosom subunit
50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadar
obat Makrolida. Sekarang ini antibiotika Makrolida yang beredar di pasaran obat
Indonesia adalah Eritomisin, Spiramisin, Roksitromisin, Klaritromisin dan Azithromisin
5. Antibiotika golongan penisilin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan.
Penisilin
Penisilin merupakan kelompok antibiotika Beta Laktam yang telah lama dikenal.
Pada tahun 1928 di London, Alexander Fleming menemukan antibiotika pertama yaitu
Penisilin yang satu dekade kemudian dikembangkan oleh Florey dari biakan Penicillium
notatum untuk penggunaan sistemik. Kemudian digunakan P. chrysogenum yang
menghasilkan Penisilin lebih banyak. Penisilin yang digunakan dalam pengobatan terbagi
dalam Penisilin alam dan Penisilin semisintetik. Penisilin semisintetik diperoleh dengan
cara mengubah struktur kimia Penisilin alam atau dengan cara sintesis dari inti Penisilin.
Beberapa Penisilin akan berkurang aktivitas mikrobanya dalam suasana asam
sehingga Penisilin kelompok ini harus diberikan secara parenteral. Penisilin lain
hilang aktivitasnya bila dipengaruhi enzim Betalaktamase (Penisilinase) yang
memecah cincin Betalaktam.
1. Aktivitas dan Mekanisme Kerja Penisilin
Penisilin menghambat pembentukan Mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis
dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, Penisilin akan menghasilkan
efek bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba yang sedang aktif membelah.
Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) praktis tidak
dipengaruhi oleh Penisilin, kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik
8

(menghambat perkembangan). Oleh karenanya penting untuk menghabiskan


antibiotika yang diresepkan dokter anda.
2. Efek Samping Penisilin
Reaksi hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum sickness dan reaksi alergi
sistemik yang serius.
Nyeri tenggorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut, muntah, diare.
Mudah marah, halusinasi, kejang
6. Antibiotika golongan beta laktam golongan lain, bekerja dengan menghambat sintesis
peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.
7. Antibiotika golongan kuinolon, bekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim
topoisomerase yang bersifat esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri.
Kuinolon
Asam Nalidiksat adalah prototip antibiotika golongan Kuinolon lama yang
dipasarkan sekitar tahun 1960. Walaupun obat ini mempunyai daya antibakteri yang baik
terhadap kuman gram negatif, tetapi eliminasinya melalui urin berlangsung terlalu cepat
sehingga sulit dicapai kadar pengobatan dalam darah. Karena itu penggunaan obat
Kuinolon lama ini terbatas sebagai antiseptik saluran kemih saja. Pada awal tahun 1980,
diperkenalkan golongan Kuinolon baru dengan atom Fluor pada cincin Kuinolon ( karena
itu dinamakan juga Fluorokuinolon). Perubahan struktur ini secara dramatis meningkatkan
daya bakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki penyerapannya di
saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat.
Golongan Kuinolon ini digunakan untuk infeksi sistemik. Yang termasuk golongan
ini antara lain adalah Spirofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Levofloksasin,
Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin, Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin.
Mekanisme Kerja Kuinolon. Peranan antibiotika golongan Kuinolon menghambat kerja
enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati.
9

8. Antibiotika golongan tetrasiklin, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari


bakteri.
Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang Tetrasiklin yang
dipatenkan pertama kali tahun 1955. Tetrasiklin merupakan antibiotika yang memberi
harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu penemuan antibiotika penting. Antibiotika
golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah Klortetrasiklin yang dihasilkan oleh
Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan Oksitetrasiklin dari Streptomyces
rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari Klortetrasiklin, tetapi juga
dapat diperoleh dari spesies Streptomyces lain.
Mekanisme Kerja Tetrasiklin
Golongan Tetrasiklin termasuk antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan bekerja
dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Golongan Tetrasiklin menghambat
sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya
antibiotika Tetrasiklin ke dalam ribosom bakteri gram negatif; pertama yang disebut
difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transportasi aktif. Setelah
antibiotika Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom bakteri, maka antibiotika Tetrasiklin
berikatan dengan ribosom 30s dan menghalangi masuknya komplek tRNA-asam amino
pada lokasi asam amino, sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak. Pada umumnya
efek antimikroba golongan Tetrasiklin sama (sebab mekanisme kerjanya sama), namun
terdapat perbedaan kuantitatif dari aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman
tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.
9. Kombinasi antibakteri
Kombinasi Antimikroba Karena kerja dari dua antimikroba Trimetropim dan
Sulfametoksazol dalam menghambat reaksi enzimatik obligat berurutan sehingga
kombinasi antimikroba ini memberikan efek sinergi. Penemuanan kombinasi antimikroba
ini merupakan kemajuan penting dalam usaha meningkatkan efektivitas klinik
antimikroba.

Kombinasi

ini

lebih

dikenal

dengan

nama

kotrimoksazol.

Aktivitas kombinasi antimikroba Kotrimoksazol berdasarkan atas kerjanya pada dua


10

tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk Asam tetrahidrofolat.
Sulfometoksazol menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul Asam folat
dan Trimetropim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari Asam dihidrofolat menjadi
Tetrahidrofolat.Trimetropi menghambat enzim Dihidrofolat reduktase mikroba secara
sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim tersebut juga terdapat pada sel manusia.
10. Antibiotika golongan lain
Antiobiotika golongan lain yang ada di Indonesia adalah : Klindamisin, metronidazol,
colistin, tinidazol, fosfomycin, teicoplanin, vancomycin dan linezolid. Berikut informasi
detail dari antibiotika golongan lain :
1. Klindamisin
Klindamisin digunakan untuk infeksi bakteri anaerob. Seperti infeksi pada saluran
nafas, septikemia, dan peritonitis. Untuk pasien yang sensitif terhadap penisilin
Klindamisin juga dapat digunkan untuk infeksi bakteri aerobik. Klindamisin juga
dapat digunakan untuk infeks pada tulang yang disebabkan staphylococcus aureus.
Sediaan topikalnya dalam bentuk Klindamisin posfat digunkan untuk jerawat yang
parah.
Klindamisin efektif untuk infeksi yang disebabkan mikroba sebagai berikut :
Bakteri aerobik gram positif seperti golongan Staphylococus dan Streptococus
(pneumococcus)
Bakteri anaerobik gram negatif termasuk golongan Batericoides dan Fusobacterium
2. Metronidazol
Metronidazol efektif untuk bakteri anaerob dan protozoa yang sensitif karena
beberapa organisme memiliki kemampuan untuk mengurangi bentuk aktif
metronidazol di dalam selnya. Secara sistemik metronidazol digunakan untuk infeksi
anaerobik, trikomonasis, amubiasis, lambiasis dan amubiasis hati.
3. Colistin
11

Colistin digunakan dalam bentuk sulfat atau kompleks sulfomethyl, colistimetate.


Tablet Colistin sulfat digunakan untuk mengobati infeksi usus atau untuk menekan
flora di kolon. Colistin sulfat juga digunakan dalam bentuk krim kulit, bubuk dan
tetes mata. Colistimethat digunakan untuk sedian parenteral dan dalam bentuk aerosol
untuk pengobatan infeksi paru-paru.
4. Tinidazol
Tinidazol merupakan kelompok antibiotika azol. Mekanisme kerjanya dengan cara
masuk ke dalam sel mikroba dan berikatan dengan DNA.Dengan cara ini mikroba
tidak dapat berkembang biak. Tinidazol adalah antibiotika khusus yang digunakan
untuk menghentikan penyebaran bakteri anaerob. Bakteri ini biasanya menginfeksi
lambung, tulang, otak dan paru-paru.
5. Teicoplanin
Teicoplanin merupakan kelompok antibiotika dari glikopeptida. Bakteri memiliki
dinding sel luar yang dipertahankan oleh molekul peptidoglikan. Dinding sel sangat
vital untuk mempertahankan pada lingkungan normal di dalam tubuh di mana bakteri
hidup.Teicoplanin bekerja dengan mengunci formasi dari peptidoglikan. Dengan cara
tersebut dinding bakteri menjadi lemah sehingga bakteri mati. Teicoplanin digunakan
untuk infeksi serius pada hati dan darah. Teicoplanin tidak dapat diserap di lambung
sehingga hanya diberikan dengan cara infus atau injeksi.
6. Vancomycin
Vancomycin bekerja dengan membunuh atau menghentikan perkembangan bakteri.
Vancomycin digunakan untuk mengobati infeksi pada beberapa bagian tubuh.
Kadangkala digabung dengan antibiotika lain.Vancomycin juga digunakan untuk
penderita dengan gangguan hati (mis demam rematik) atau prosthetic (artificial) hati
yang alergi dengan penisilin.Dengan kondisi khusus, antibiotika ini juga dapat
digunakan untuk mencegah endocarditis pada pasien yang telah melakukan operasi
gigi

atau

operasi

saluran

nafas

atas

(hidung

atau

tenggorokan).
12

Vancomycin diberikan dalam bentuk injeksi untuk infeksi serius kalau obat lain tidak
berguna. Walaupun demikian, obat ini dapat menimbulkan beberapa efek samping
yang serius, termasuk merusak pendengaran dan ginjal. Efek samping ini akan sering
terjadi pada pasien yang berumur lanjut.
7. Linezolid
Linezolid digunakan untuk mengobati infeksi termasuk pneumonia,infeksi saluran
kemih dan infeksi pada kulit dan darah. Linezolid termasuk golongan antibiotika
oxazolidinon.Cara kerja dengan menghentikan perkembang biakan bakteri.

3 Jenis Hipotensi (Tekanan Darah Rendah)


Hipotensi atau tekanan darah rendah dapat berupa sakit ringan atau berat, tergantung seberapa
sering terjadinya. Hipotensi dapat disebabkan kondisi medis tertentu atau perubahan posisi tubuh
secara mendadak, yang mengganggu keseimbangan aliran darah ke organ-organ vital tubuh.
Kondisi ini biasanya mengakibatkan headedness yitu perasaan pusing seperti mau pingsan. Ada
tiga macam hipotensi yang paling umum yaitu:
1.hipotensipostural
Pada jenis hipotensi ini, tekanan darah mungkin turun mendadak karena perubahan posisi tubuh,
biasanya saat sedang berdiri dari posisi duduk atau dari posisi berbaring. Orang yang mengalami
perasaan seperti mau pingsan, pusing dan pandangan kabur setiap kali ia berdiri dari posisi
duduk atau dari posisi berbaring, mungkin mengalami hipotensi postural. Biasanya tubuh
mengkompensasi penarikan darah ke arah bawah karena gaya grafitasi dengan cara
meningkatkan laju detak jantung untuk memastikan distribusi darah ke otak dalam jumlah cukup.
Pada hipotensi postural, tekanan darah turun karena jantung tidak memompa cukup darah
sehingga terjadi kekurangan oksigen di otak, yang menyebabkan timbulnya gejala rasa pusing
bahkanpingsan.
Orang lanjut usia biasanya mengalami hipotensi postural, khususnya mereka yang berusia diatas
60 tahun. Namun hipotensi ini juga dapat terjadi pada orang muda, tanpa bahaya tertentu karena
13

sirkulasi darah yang kurang lancar akibat terlalu lama duduk atau jongkok. Dehidrasi, temperatur
panas, kehamilan, saat-saat badan capek juga dapat menyebabkan hipotensi postural. Kadangkala
obat-obat yang ditelan untuk mengontrol hipertensi (tekanan darah tinggi) seperti beta blocker
dan diuretic juga dapat menjadi salah satu penyebab hipotensi.
2. hipotensi postprandial
Hipotensi postprandial adalah turunnya tekanan darah secara mendadak setelah mengkonsumsi
makanan. Setelah makan, darah mengalir cepat ke saluran pencernaan, dan untuk
mengkompensasi penurunan mendadak dalam pembuluh, laju detak jantung meningkat dan
beberapa pembuluh darah menyempit. Ini merupakan respon yang otomatis, namun bagi
sebagian orang dengan kelainan syarat tertentu seperti pada penderita penyakit Parkinson,
tubuhnya tidak dapat segera mengatasi aliran darah mendadak ke perut. Akibatnya orang tersebut
akan mengalami pusing dan kadang-kadang pingsan. Seseorang yang mengalami hipotensi
postprandial harus makan makanan dalam porsi-porsi yang sedikit supaya tidak memicu
terjadinya penurunan tekanan darah secara mendadak. Kadang-kadang pengobatan hipertensi
juga dapat menyebabkan hipotensi postprandial, sehingga dosis obat hipertensi perlu dikurangi
agar kondisi tubuh membaik.
3. Hipotensi Karena Syaraf (Neurally Mediated Hypotension)
Dalam kondisi normal, jika anda berdiri atau berjalan selama jangka waktu tertentu, gaya
gravitasi menarik darah ke ujung-ujung bagian bawah tubuh anda, yang menyebabkan tekanan
darah turun. Tubuh mengkompensasinya dengan meningkatkan laju detak jantung dan memompa
lebih banyak darah untuk mensuplai otak dan organ-organ lainnya. Pada sebagian orang suplai
darah tidak dapat terpenuhi karena adanya masalah komunikasi pada sistem syaraf yang
menyampaikan perintah dari otak kepada jantung, sehingga jantung tidak segera meningkatkan
laju detaknya dan terjadilah ketidak-seimbangan sirkulasi darah dan menyebabkan pusing
bahkan pingsan.
Jika anda sering mengalami hipotensi, hal ini bisa jadi merupakan tanda adanya penyakit serius,
sehingga anda harus memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan.
14

Turunnya tekanan darah secara mendadak bukanlah kondisi yang baik bagi kesehatan dan dapat
beresiko fatal sehingga perlu mendapat perhatian segera.
Gejala tekanan darah rendah antara lain:
a)

Penglihatan kabur

b)

Kebingungan

c)

Pingsan

d)

Pusing

e)

Kantuk

f)

Lemas

Penyebab hipotensi
1. Penyebab hipotensi bervariasi antara lain karena:
2. Dehidrasi.
3. Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obatobatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.
4. Masalah jantung seperti perubahan irama jantung (aritmia), serangan jantung, gagal
jantung.
5. Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah, stroke,
anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.
6. Perdarahan, dll. Anda sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter atau spesialis jika
sering pingsan atau hipotensi mengganggu kualitas hidup Anda.
7. Diabetes tingkat lanjut

15

Pengobatan
a) Hipotensi pada orang sehat yang tidak menimbulkan masalah biasanya tidak memerlukan
perawatan.
b) Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala tekanan darah rendah, Anda mungkin
memerlukan pengobatan, yang tergantung pada penyebabnya.
c) Jika hipotensi ortostatik disebabkan oleh obat-obatan, dokter Anda dapat mengubah dosis
atau memberikan obat yang berbeda. Jangan berhenti minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter. Pengobatan lain untuk hipotensi ortostatik termasuk penambahan cairan
untuk mengobati dehidrasi atau memakai selang elastis untuk meningkatkan tekanan
darah di bagian bawah tubuh.
d) Mereka yang menderita hipotensi jenis NMH harus menghindari pemicu, seperti berdiri
untuk waktu yang lama. Pengobatan lain melibatkan banyak minum cairan dan
meningkatkan jumlah garam dalam makanan. (Pengobatan ini harus atas rekomendasi
dokter karena terlalu banyak garam juga dapat berbahaya bagi kesehatan).
e) Hipotensi akut yang disebabkan oleh syok adalah kedaruratan medis. Anda mungkin akan
diberi transfusi darah intravena, obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah dan
kekuatan jantung, serta obat lainnya seperti antibiotik.
Beberapa Tips bagi Penderita Hipotensi
a) Banyak wanita penderita hipotensi yang memiliki tingkat zat besi sangat rendah
karena menstruasi yang sangat banyak. Mintalah nasihat spesialis bila membutuhkan
suplemen penambah darah.
b) Terjatuh sangat berbahaya bagi orang tua karena dapat membuat cedera patah tulang
dan komplikasi lainnya. Selalu dampingi orang tua Anda yang menderita hipotensi
berat.
c) Bila Anda merasakan gejala penurunan tekanan darah, Anda harus segera duduk atau
berbaring dan mengangkat kaki Anda di atas ketinggian jantung.

16

d) Jika tekanan darah rendah menyebabkan seseorang pingsan, segeralah cari perawatan
medis. Jika orang tersebut tidak bernafas, segeralah lakukan pertolongan bantuan
pernafasan.
Sianosis adalah manifestasi, tanda kondisi atau penyakit dan ditandai dengan warna biru di kulit
atau selaput lendir karena kekurangan oksigen dalam darah atau jaringan seseorang.
Penyebab :
1. Sianosis dapat terjadi sebagai akibat, penyakit jantung, masalah pernafasan yang parah atau 2.
2. masalah pada sirkulasi darah.
3. Beberapa situasi dan kondisi yang dapat menyebabkan adalah:
4. Paparan udara dingin atau air
5. Berada ti tempat yang tinggi
6. Penyakit paru obstruktif kronis
7. Pneumonia
8. Emfisema paru
9. Gagal jantung
10. Penyempitan arteri atau pembuluh darah di daerah yang terkena
11. Bronchiolitis
12. Asma
13. Kejang
14. Obat overdosis
15. Tenggelam
Gejala :
Kebiruan atau ungu yang terlihat dalam kulit atau selaput lendir. Kadang-kadang orang mungkin
merasa pusing dan bahkan mungkin pingsan.

Takipnea

17

Takipnea (tachypnea) adalah pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya didefinisikan
lebih dari 60 hembusan per menit.
Pernapasan abnormal cepat adalah gejala yang sering disebabkan oleh penumpukan karbon
dioksida dalam paru-paru. Setiap kali kemampuan untuk membuang karbon dioksida (CO2)
menurun, terjadi penumpukan CO2 dalam darah. Hasilnya adalah asidosis pernapasan, yang
merangsang pusat pernapasan di otak Anda untuk meningkatkan frekuensi napas dalam upaya
menormalkan pH darah. Kontras dengan bradipnea.
Istilah yang mungkin terkait dengan Takipnea :

Tingkat Respirasi

Asidosis Respiratorik

Asidosis Laktik

CO2 Bikarbonat

Bradipnea

SATURASI OKSIGEN
Dalam kedokteran , oksigen saturasi (S O2), sering disebut sebagai "SATS", untuk mengukur
persentase oksigen yang diikat oleh hemoglobin di dalam aliran darah. Pada tekanan parsial
oksigen yang rendah, sebagian besar hemoglobin terdeoksigenasi. Pada sekitar 90% (nilai
bervariasi sesuai dengan konteks klinis) saturasi oksigen meningkat menurut kurva disosiasi
hemoglobin-oksigen dan pendekatan 100% pada tekanan parsial oksigen> 10 kPa. Sebuah
oksimeter pulsa bergantung pada karakteristik penyerapan cahaya hemoglobin jenuh untuk
memberikan indikasi kejenuhan oksigen.
Saturasi oksigen atau oksigen terlarut (DO) adalah ukuran relatif dari jumlah oksigen yang
terlarut atau dibawa dalam media tertentu. Hal ini dapat diukur dengan probe oksigen terlarut
seperti sensor oksigen atau optode dalam media cair, biasanya air.
18

Pengukuran
Pengukuran saturasi oksigen dapat dilakukan dengan beberapa tehnik. Penggunaan oksimetri
nadi merupakan tehnik yang efektif untuk memantau pasien terhadap perubahan saturasi oksigen
yang kecil atau mendadak (Brunner, Suddart, 2002).
Saturasi oksigen arteri (Sa O2) nilai di bawah 90% menunjukan keadaan hipoksemia
(yang juga dapat disebabkan oleh anemia ). Hipoksemia karena SaO2 rendah ditandai dengan
sianosis .
Oksimetri nadi adalah metode pemantauan non invasif secara kontinyu terhadap saturasi
oksigen hemoglobin (SaO2). Meski oksemetri oksigen tidak bisa menggantikan gas-gas darah
arteri, oksimetri oksigen merupakan salah satu cara efektif untuk memantau pasien terhadap
perubahan saturasi oksigen yang kecil dan mendadak. Oksimetri nadi digunakan dalam banyak
lingkungan, termasuk unit perawatan kritis, unit keperawatan umum, dan pada area diagnostik
dan pengobatan ketika diperlukan pemantauan saturasi oksigen selama prosedur.
Saturasi oksigen vena (Sv O2) diukur untuk melihat berapa banyak mengkonsumsi oksigen
tubuh. Dalam perawatan klinis, Sv O2 di bawah 60%, menunjukkan bahwa tubuh adalah dalam
kekurangan oksigen, dan iskemik penyakit terjadi. Pengukuran ini sering digunakan pengobatan
dengan mesin jantung-paru (Extracorporeal Sirkulasi), dan dapat memberikan gambaran tentang
berapa banyak aliran darah pasien yang diperlukan agar tetap sehat.
Tissue oksigen saturasi (St O2) dapat diukur dengan spektroskopi inframerah dekat . Tissue
oksigen saturasi memberikan gambaran tentang oksigenasi jaringan dalam berbagai kondisi.
Saturasi oksigen perifer (Sp O2) adalah estimasi dari tingkat kejenuhan oksigen yang
biasanya diukur dengan oksimeter pulsa perangkat.

19

BAB V
HIPOTESIS AWAL
(DIFFERENTIAL DIAGNOSIS)

Berdasarkan keterangan dari scenario 4 pasien mengalami :


1. Tekanan darah 70/30 mmHg
2. Kecepatan denyut jantung 140 kali permenit
3. Kecepatan respirasi 40 kali permenit
4. Saturasi oksigen 76%.
5. Sianosis perioral dan napas tersengal
6. Kulitnya terasa dingin dan lembab
Sehingga diperkirakan pasien mengalami SYOK

BABVI

20

ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

1. SYOK HIPOVOLEMIK
Gejala klinis :
a)
b)
c)
d)
e)
f)

tekanan darah sistolik menurun


vaso konstriksi kapiler kulit sehingga kulit menjadi pucat dan dingin
deurisis berkurang
takikardia
asidosis metabolic
takipneu

2. SYOK NEUROGENIK
Gejala klinis :
a)
b)
c)
d)

Pusing
Pingsan
Denyut nadi lambat
Hipotensi tanpa takikardi

3. SYOK ANAFILAKTIK
Gejala klinis :
Terjadi cepat seperti reaksi hipersensitifitas tipe I

BAB VII
HIPOTESIS AKHIR

Pasien di diagnose mengalami syok anafilaktik.


21

BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS

1. Anamnesa
22

2. Pemeriksaan fisik dan penunjang


3. Diagnosa
4. Terapi

BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH

Penatalaksanaan
23

1. UMUM
A. Diperhatikan prinsip- prinsip airway, breathing, circular, disability
a) Membaringkan penderita dengan kepala lebih rendah pada tubuh dan kaki
diangkat, segala ikatan pada tubuh dilonggarkan. Bebaskan jalan napas
b) Miringkan kepala kesalah satu sisi
c) Tubuh diselimuti kain tebal
B.
a)
b)
c)
d)

Menghilangkan factor penyebab syok


Menghentikan pendarahan
Mengurangi rasa sakit
Mebcegah infeksi pada luka
Tes alergi sebelum pemberian obat- obatan (terutama antibiotic)

2. KHUSUS
A. Pemberian terapi cairan yang sesuai dengan obatnya
B. Syok anafilaftik diberikan suntikan adrenalin 1:1000 sebanyak 0,2- 0,5 ml
subcutan
C. Resusitasi cairan
Bila nadi tidak teraba atau tekanan darah tidak teratur segera pasang infuse (RL
atau NaCl 0,9 % ) 20 ml/kg/BB hingga tekana darah dan nadi normal kembali.
D. Monitoring tanda- tanda vital
E. Bila respon resusitasi tidak ada , pikirkan untuk mencari tempat pendarahan yang
lain, siapkan tindakan pembedahan
F. Transfuse darah
3. Terapi
Perlu segera dilakukan da cepat dilakuan evaluasi
Langkah langkah yang dilakukan :
a. Pemberian adrenalin 1:1000 ( 0,3- 0,5ml) subkutan pada lengan atas/ paha ( dapat
diulang 2-3 kali jarak 15 menit )
b. Pasang tourniquet bila penyebabnya suntikan atau sengatan serangga
c. Pemberian oksigen 5-10 l/permenit demgam sungkup atau intra nasal karakter bila
sesak sianosis
d. Pemberian antihistamin
- IV/IM/oral
- Sealam 48 jam untuk mencegah reaksi berulang.
Bila keadaan penderita tidak membaik dilanjutkan MRS/-ICU
Tindakan selanjutnya :
-

Infuse dekstrosa 5% dalam 0,45% NaCl : 2-3l/m2) suapaya tekana darah >
100 mmHg
24

Inhalasi beta dua agonis


0,5-1ml albuterol 0,5% bila spasme bronkus dengan nebulizer
Pemberian aminofilin
Pemberian vasopresor dopamine hidroklorid
Intubasi/ trakesotomi bila terjadi obstruksi salurna nafas dan tidal ada ventilasi
adekwat
Pemberian kortikosteroid
Bila pasien sudah stabil berikan terapi pendukung yaitu cairan cukup dan
obat- obatan juga pemantauna 24 jam .

BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

Pencegahan
Langkah langkah yang harus diperhatikan:
A. Sebelum memberikan obat
1. Adakah indikasi memberikan obat
2. Adakah riwayat alergi obat sebelumnya
3. Adakah pasien mempunyai resiko alergi obat
4. Adakah obat tersebutperlu di uji terlebih dahulu
5. Adakah pengobatan pencegahan untuk mengurangi reaksi alergi
6. Periksa label obat
7. Inform concent sebelum tindakan
B. Sewaktu memberikan obat
1. Cara memberikan obat
2. Sediakan obat atau alat untuk mengatasi keadaan darurat
3. Jika curiga ada alergi obat tes dosing obat
4. Kenali tanda kini reaksi alergi obat
5. Bila makan terjadi reaksi , beri penjelasan dasar kepada pasien supaya tidak
berulang

25

6. Dianjurkan melakukan tindakan hati-hati atau pencegahan dari pada menghadapi

renjatan anafilaftik.

Daftar pustaka
Guyton, Arthur C. Dan J.E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta:EGC.
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta:EGC

26

Você também pode gostar