Você está na página 1de 18

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1


BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1Latar Belakang ............................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1 Sejarah Pemikiran Ekonomi Aliran Institusional .......................................... 4
2.2 Thorstein Bunde Veblen (1857-1929) ........................................................... 5
2.3 Motivasi Konsumen ...................................................................................... 7
2.4 Perilaku Pengusaha ........................................................................................ 9
2.5 Tokoh-tokoh Institusionalis lainnya ............................................................ 11
BAB III ................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 17
3.2 Saran ............................................................................................................ 17
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmuekonomimerupakansalahsatuilmusosial yang
mempelajariaktivitasmanusia yang berhubungandenganproduksi, distribusi,
pertukarandankonsumsibarangdanjasa. Istilahekonomisendiriberasaldariyunani
oikos yang berartikeluarga, rumahtanggadan nomos yang berartiperaturan ,
aturan,hukum. Dan secaragarisbesardiartikansebagai aturanrumahtangga atau
manajemenrumahtangga.Sementara yang dimaksuddenganekonomadalah orang
yang menggunakankonsepekonomidan data dalambekerja.
Dalam perkembangannya aliran pemikiran ekonomi institusional muncul
pada tahun 20-an di Amerika serikat yang datangnya seiring dengan
berkembangnya aliran sejarah di Jerman. Aliran Institusinal itu sendiri merupakan
cabang ilmu ekonomi yang menekankan pada pentingnya aspek kelembagaan
dalam menentukan bagaimana sistem ekonomi dan sosial bekerja. Tokoh yang
paling berpengaruh terhadap keberadaan aliran institusional adalah Thorstein
Bunde Veblen. Ia banyak mengungkapkan pemikiran tentang kritikannya
terhadap teori klasik dan neo-klasik karena mengabaikan aspek-aspek nonekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan. Veblen menilai pengaruh keadaan
dan lingkungan sangat besar terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat.
Aliran institusional mempunyai persamaan dengan aliran sejarah karena
sama-sama menolak metode klasik. Tetapi dasar falsafah kedua aliran tersebut
berbeda. Aliran institusional menolak ide eksperimentasi sebagaimana yang
dianut aliran sejarah. Pusat perhatian aliran Institusional pada masalah-masalah
ekonomi dalam kehidupan masyarakat juga berbeda dengan aliran sejarah.
Berdasarkan latar belakang diatas makalah ini memilih judul Aliran
Institusional.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana sejarah pemikiran ekonomi aliran institusional?
2) Siapakah Thorstein Bunde Veblen itu?
3) Bagaimana motivasi konsumen menurut Veblen?

4) Bagaimana perilaku pengusaha menurut Veblen?


5) Siapakah tokoh-tokoh aliran institusinal lainnya?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui sejarah pemikiran ekonomi aliran institusional.
2) Untuk mengetahui siapa Thorstein Bunde Veblen itu.
3) Untuk mengetahui motivasi konsumen menurut Veblen.
4) Untuk mengetahui perilaku pengusaha menurut Veblen.
5) Untuk mengetahui siapa tokoh-tokoh aliran institusional lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pemikiran Ekonomi Aliran Institusional


Aliran pemikiran ekonomi Institusional muncul pada tahun 20-an di
daratan Amerika Serikat. Ekonomi kelembagaan atau ekonomi institusional pada
hakekatnya adalah cabang ilmu ekonomi yang menekankan pada pentingnya
aspek kelembagaan dalam menentukan bagaimana sistem ekonomi dan sosial
bekerja. Ada sedikit persamaan antara aliran institusional dengan aliran sejarah,
keduanya sama-sama menolak metode klasik. Akan tetapi, dasar falsafah dan
kesimpulan-kesimpulan politik kedua aliran tersebut berbeda. Aliran institusional
menolak ide eksperimentasi sebagaimana yang dianut oleh aliran sejarah. Begitu
juga, pusat perhatian aliran institusional terhadap masalah-masalah ekonomi
dalam kehidupan masyarakat juga berbeda.
Aspek metodologi ekonomi yang dikandung dalam ekonomi institusional
sering dimasukkan ke dalam ekonomi ortodoks. Ekonomi ortodoks maksudnya
pemikiran-pemikiran ekonomi yang menggunakan dan melanjutkan pandanganpandangan ekonomi klasik, seperti persaingan bebas, persaingan sempurna,
kepuasan konsumen.
Orang yang paling berpengaruh dan mempunyai peran dominan terhadap
keberadaan aliran institusional yaitu Thorstein Bunde Veblen (1857-1929). Pada
intinya Veblen mengkritik teori-teori yang digunakan kaum klasik dan neo-klasik
yang model-model teoritis dan matematisnya cenderung terlalu menyederhanakan
fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiran ekonomi klasik dan neo-klasik juga
dikritiknya karena di anggap mengabaikan aspek-aspek non ekonomi seperti
kelembagaan dan lingkungan. Padahal pengaruh keadaan dan lingkungan sangat
besar terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat.
Menurut Veblen masyarakat merupakan suatu kompleksitas tempat
dimana tiap orang hidup. Setiap orang dipengaruhi serta ikut mempengaruhi
pandangan serta perilaku orang lain. Dari penelitian dan pengamatannya ia
menyimpulkan bahwa perilaku masyarakat berubah dari tahun ke tahun.
Penelitian tentang perubahan perilaku dilakukannya dengan pendekatan metode

induksi. Bagi Veblen masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi, dimana


segala sesuatunya terus menerus mengalami perubahan.
Pola perilaku seseorang dalam masyarakat disesuaikan dengan kondisi
sosial sekarang. Jika perilaku tersebut cocok dan diterima, perilaku diteruskan.
Sebaliknya, jika suatu perilaku dianggap tidak cocok, perilaku akan disesuaikan
dengan lingkungan. Keadaan dan lingkungan inilah yang disebut Veblen
institusi. Dalam hal ini dijelaskan bahwa yang dimaksudkan Veblen dengan
institusi bukan institusi atau kelembagaan dalam artian fisik, melainkan dalam
artian yang terkait dengan nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan serta budaya.
Selanjutnya, semuanya terefleksikan dalam kegiatan ekonomi, baik dalam
berproduksi maupun mengkonsumsi. Dalam berproduksi akan terlihat bagaimana
nilai-nilai dan norma-norma serta kebiasaan yang dianut dalam mengejar tujuan
akhir dari kegiatan produksi, yaitu keuntungan. Begitu juga dalam perilaku
konsumsi ada perilaku konsumsi yang wajar, yaitu ingin memperoleh manfaat
atau utilitas yang sebesar-besarnya dari tiap barang yang dikonsumsinya.
Landasan pemikiran seperti itu bukan pemikiran ekonomi, melainkan
pemikiran sosiologi. Namun kalau keduanya digabung, akan menjadi pemikiran
ekonomi aliran institusional atau aliran kelembagaan (institutional economics).
Pada intinya, aliran ekonomi kelembagaan melihat ilmu ekonomi dengan satu
kesatuan ilmu ekonomi, seperti psikologi, sosiologi, politik, antropologi, sejarah
dan hukum.
2.2Thorstein Bunde Veblen (1857-1929)

Nama

: Thorstein Bunde Veblen

Nama asli

: Torsten Bunde Veblen

Tempat/Tanggal Lahir : Cato, Wisconsin, 30 Juli 1857

Meninggal

: Sand Hill Road, Menlo Park, California, 03 Agustus 1929

Kebangsaan

: Norwegian American

Veblen adalah anak seorang petani miskin yang melakukan imigrasi dari
Norwegia ke Amerika. Dalam keluarga petani miskin ini, termasuk di dalamnya
Veblen, ada Sembilan orang bersaudara. Agaknya latar belakang kehidupan yang
serba kekurangan inilah yang menjadi pangkal tolak mengapa dalam
kehidupannya ia sering bersikap getir, skeptis, dan bahkan ada yang menilainya
sebagai seorang fasis.
Veblen adalah seorang ahli ekonomi dan sosiolog berkebangsaan
Amerika, dan pemimpin pergerakan ekonomi institusional. Selain itu dia juga
populer atas kritik cerdasnya mengenai kapitalisme seperti yang dibuktikannya
dalam bukunya yang berjudul The Theory of the Leisure Class (1899). Veblen
terkenal dalam sejarah pemikiran ekonomi dengan mengkombinasikan perspektif
teori evolusi Darwin dengan teori terbarunya pendekatan institusionalis dalam
menganalisis ekonomi. Dia menggabungkan sosiologi dengan ilmu ekonomi
dalam karyanya The Theory of the Leisure Class (1899) di mana dia
berargumentasi bahwa terdapat pemisahan antara mereka yang mendapatkan
keinginannya dengan jalan eksploitasi dan mereka yang melakukannya dengan
jalan industri.
Gelar yang diberikan pada Veblen sangat banyak, salah satunya adalah
sebagai seorang yang Maverick atau bisa juga diartikan sebagai orang yang suka
lain dari yang lain. Gelar ini biasa diberikan pada orang yang selalu berpijak pada
pemikiran sendiri tanpa peduli dengan pemikiran-pemikiran yang lain. Sebagai
seorang maverick, Ia selalu ingin tampil beda. Ia tidak pernah menghargai
pendapat orang lain. Ia selau teguh pada pendapat dirinya sendiri walaupun
pendapatnya tersebut mungkin bertentangan dengan pendapat yang dianggap
benar pada waktu itu.
Selain gelar maverick, ia juga mendapat gelar Iconoclast atau orang yang
suka menyerang dan ingin menjatuhkan ide-ide atau gagasan orang atau institusi

tradisional yang diterima secara umum. Sebagai seorang iconoclast, Ia tidak segan
dan tidak pernah ragu menentang pendapat para establishment.
Veblen juga sering atau bahkan terus menerus mempermasalahkan inti
kebenaran dari tata susunan masyarakat, oleh karena itu Ia mendapat gelar radikal.
Dengan berbagai gelar yang diterimanya, Veblen sering diperbandingkan dengan
Karl Mark yang merupakan tokoh sosialis/marxis yang juga mempunyai
kemampuan intelektual yang luar biasa dan sama-sama sering melawan arus serta
revolusioner. Latar belakang pendidikan di antara keduanya mempunyai
kemiripan, yaitu sama-sama mempunyai latar belakang pendidikan yang luas
dibidang ekonomi, sosialis, politik, falsafah, sejarah, dan antropologi.
Beberapa buku yang pernah ditulis Veblen adalah The Theory of Leisure
Class (1899), The Theory of Business Enterprise (1904), The Instict of
Workmanship and the State of the Industrial Art (1914), The Engginer and The
Price System (1921), serta masih banyak buku-buku lain yang ditulisnya
mengenai masalah sosial, politik dan bahkan tentang pertahanan keamanan,
pendidikan dan sebagainya.
2.3 Motivasi Konsumen
Saat di Chicago, pada usia 42 tahun, Veblen menulis karya bestseller-nya
The Theory of Leisure Class. Pertama kali terbit pada 1899, karya ini
dimaksudkan sebagai sindiran social terhadap kelas atas yang punya banyak
waktu bersenang-senang (leisure class) dari fin desicle Amerika. Dia tidak
menggunakan catatan atau riset apapun, dan dia memberi jaminan kepada
penerbitnya jika ada kerugian.
Dalam bukunya tersebut Veblen menjelaskan hal-hal yang berhubungan
dengan dorongan dan pola perilaku konsumsi masyarakat. Sebagai layaknya
pemikir yang tidak puas dengan kondisi masyarakat yang ada disekitarnya,
Veblen sering melihat situasi-situasi masa lalu yang dinilainya lebih baik dari
situasi-situasi dan keadaan sekarang, terutama dalam masyarakat Amerika yang
diamatinya.
Menurut Veblen, dulu perilaku orang terikat dengan masyarakat
sekelilingnya. Orang dalam tingkah lakunya pun berusaha ikut menyumbang
terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha menghindari perbuatan yang

akan merugikan orang banyak. Namun apa yang dilihatnya sekarang dalam
masyarakat kapitalis finansil di Amerika adalah orang-orang yang hanya
mementingkan diri sendiri saja, dan tidak terlalu tertarik dengan kepentingan
masyarakat banyak.
Uang adalah sesuatu yang sangat diperhatikan oleh masyarakat sekarang.
Segala sesuatu juga dinilai dengan uang. Sekarang orang tidak peduli apakah
perilaku ekonominya merugikan orang lain atau tidak. Orang berlomba-lomba
mencari harta dan memperebutkan harta tanpa peduli akan cara. Jika harta telah
terkumpul, orang punya banyak waktu untuk bersenang-senang (leisure). Dengan
demikian, pada masa sekarang kemampuan untuk hidup bersenang-senang juga
dijadikan sebagai alat untuk memperlihatkan derajat atau status seseorang. Makin
mampu ia tidak bekerja dalam pekerjan-pekerjaan produktif, maka makin tinggi
derajatnya dalam masyarakat.
Aktivitas leisure juga dijadikan sebagai indikasi kesuksesan. Dengan harta
berlimpah, orang-orang berlomba membeli barang-barang yang digunakan untuk
pamer. Kecenderungan perilaku konsumsi seperti ini disebut Veblen dengan
istilah conspicuous consumption ( konsumsi barang-barang dan jasa yang bersifat
pamer). Barang mewah dan sangat mahal adalah yang menjadi incaran konsumsi
masyarakat leisure. Kepuasan dari barang-barang yang ditujukan untuk pamer
tidak diterima dari pengkonsumsian barang itu sendiri, melainkan melalui
dampaknya terhadap orang lain.
Apa yang dikatakan Veblen tentang perilaku konsumsi bermewah-mewah
diatas adalah faedahnya tidak diperoleh langsung dari konsumsi barang itu
sendiri, melainkan dari dampaknya terhadap orang lain.
Bagi Veblen gambaran diatas sungguh terbalik dengan tesis kaun klasik
dan neo-klasik. Kedua kaum itu mengatakan bahwa orang akan selalu memilih
alternatif konsumsi terbaik untuk memperoleh kepuasan sebesar-besarnya.
Perilaku tersebut juga bertentangan dengan kaum klasik bahwa setiap keputusan
konsumen didasarkan pada rasio, bukan emosi.
Menurut pandangan Veblen, orang yang membeli barang yang melebihi
proporsi yang wajar, jelas tidak rasional. Namun lebih bersifat emosional. Dan
yang lebih parahnya lagi, kadang-kadang tingkah laku konsumsi mereka seperti

orang norak. Hal seperti ini sering terjadi pada golongan nouve riche, atau di
Indonesia dikenal sebagai Orang Kaya Baru (OKB).
Veblen melihat bahwa perilaku conspicuous consumption semakin
menggejala dalam masyarakat kapitalis finansil liberal Amerika. Perilaku seperti
ini sangat dibenci dan ditentang Veblen karena dari hasil pengamatannya ia
menyaksikan bahwa orang Amerika cenderung semakin manja. Banyak diantara
mereka yang kerjanya hanya menghambur-hamburkan waktu, tenaga, dan sumber
daya. Apabila kecenderungan ini tidak dicegah, maka bangsa Amerika suatu saat
akan tertinggal dari bangsa-bangsa lain yang lebih berperhitungan dalam
membelanjakan pendapatan mereka. Demikian peringan Veblen terhadap bangsa
Amerika.
2.4 Perilaku Pengusaha
Pada tahun 1904, Veblen menulis buku yang berjudul The Theory of
Business Enterprise. Didalam bukunya Veblen menjelaskan lebih jauh mengenai
kemiripan perilaku pengusaha Amerika dengan perilaku konsumsi yang dijelaskan
diatas. Veblen melihat bahwa perilaku para pengusaha Amerika pada masanya
telah banyak mengalami perubahan. Dimana dulu para pengusaha pada umunya
menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan dari kerja keras
mereka serta investasi yang masuk ke dalamnya disebut production for use.
Namun pada masa sekarang, para pengusaha memperoleh sebagian laba atau
keuntungan tidak lagi diperoleh dari kerja keras melainkan dengan trik-trik bisnis.
Produksi seperti ini disebut production for profit.
Veblen melihat bahwa pada masa sekarang semakin banyak dijumpai para
pengusaha yang memperoleh keuntungan melalui berbagai cara tanpa
memperdulikan nasib orang lain termasuk para pegawai dan karyawan yang
bekerja di perusahaannya. Dengan masyarakat Amerika yang tumbuh dengan
begitu pesat, Veblen melihat telah lahirnya suatu golongan yang disebutnya
absentee owner-ship yaitu para pengusaha yang memiliki modal besar dan
menguasai sejumlah perusahaan, tetapi tidak ikut terjun langsung dalam kegiatan
operasional perusahaan, kegiatan operasional perusahaan diserahkan pada para
profesional dan karyawan yang dipercayainya. Walaupun demikian, golongan
seperti ini yang memperoleh keuntungan yang paling besar.

Para pengusaha yang hanya mementingkan laba tanpa memperhatikan cara


ini biasanya sering melakukan kongkalingkong dengan penguasa. Dengan cara itu
mereka mendapat berbagai kemudahan dan hak-hak istimewa. Biasanya mereka
juga mampu mengendalikan dan mengatur pejabat kehakiman untuk tidak
mempersoalkan kedudukan monopolinya atau agar tidak menggubris manipulasi
pajak dan keuangaan yang dilakukannya.
Dalam memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, ada pengusaha
absentee ownership yang tidak segan-segan mematikan usaha pengusaha yang
melakukan usahanya secara sungguhaan dengan kerja keras. Beberapa cara yang
dilakukan adalah dengan akuisasi atau dengan membanting harga sehingga
produk-produk dari perusahaan pesaing tidak laku. Setelah perusahaan pesaing
mati dan keluar dari pasar, biasanya mereka kembali menaikkan harga dan
memperoleh laba sangat besar.
Dengan kekuatan monopoli yang dimilikinya, mereka sering mengurangi
pasok barang-barang, sehingga harga melambung, dan dengan begitu pengusaha
memperoleh keuntungan melebihi kewajaran. Oleh karena itu, tidak heran kalau
Veblen menolak tesis kaum klasik. Tesis yang ditentangnya menganggap bahwa
usaha setiap orang yang mengejar kepentingannya masing-masing pada akhirnya
akan melahirkan suatu harmoni dan keseimbangan suatu masyarakat secara
keseluruhan. Hal itu karena dari gejala-gejala yang diamatinya, ia melihat bahwa
perilaku pengusaha yang mengejar kepentingan pribadi sangat bertolak belakang
dengan tujuan masyarakat secara keseluruhan. Sebaliknya, demi mengejar
kepentingan pribadi ada pengusaha yang tidak segan-segan menghambat dan
mematikan kepentingan orang banyak.
Veblen menilai bahwa para pengusaha absentee ownership berpotensi
melahirkan golongan leisure class. Secara psikologis orang yang memperoleh
sesuatu tanpa keringat tidak begitu menghargai sesuatu yang diperolehnya. Oleh
karena itu, tidak mengherankan kalau perilaku konsumsinya akan bersifat
conspicuous consumption. Hal ini sangat berbeda dengan perilaku konsumsi
pengusaha murni yang serius dan mati-matian dalam menjalankan usahanya.
Karena keberhasilan dicapai melalui kerja keras, mereka lebih perhitungan dalam
mengkonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

10

2.5 Tokoh-tokoh Institusionalis lainnya


Veblen sebagai tokoh utama aliran institusional mempunyai cukup banyak
pengikut. Beberapa di antaranya yang dapat disebutkan di sini adalah: Wesley
Clair Mitchel, Gunnar Karl Myrdal, Joseph A. Schumpeter, dan Douglas North.
1. Wesley Clair Mitchel

Nama

: Wesley Clair Mitchel

Tempat/Tanggal lahir

: Rusville, Illinois, U.S. 05 Agustus1874

Meninggal

: New York City, U.S. 29 Oktober 1948

Kewarganegaraan

: Amerika Serikat

Kontribusi

: Riset empiris mengenai Siklus ekonomi

Pada tahap awal Mitchell tertarik mempelajari kajian klasik, tetapi


setelah dia mengikuti pelajaran dari John Dewey dan Veblen di Universitas
Chicago mulailah dia tertarik dengan kajian ekonomi dan mempelajari filsafat.
Mitchell adalah salah seorang ahli ekonomi terkenal di Amerika Serikat pada
masa menjelang pertengahan abad ke 20. Selain ikut dalam mendukung dan
mengembangkan pemikiran-pemikiran Veblen, lebih lanjut ia juga berjasa
dalam mengambangkan metode-metode kuantitatif dalam menjelaskan
peristiwa-peristiwa ekonomi. Salah satu karyanya yang sudah menjadi klasik
adalah Business Cycles and Their Causes (1913). Dia memfokuskan tulisannya
pada siklus bisnis dan kajian-kajian ekonomi. Walaupun Mitchell murid dari
Veblen, tetapi dia masih mempunyai perbedaan pandangan dengan gurunya.
Baginya, logika-logika yang deduktif hampir tidak berguna dalam mempelajari
ekonomi. Namun demikian dia tertarik dengan pandangan-pandangan Veblen.
11

Selanjutnya Mitchell berpendapat bahwa kelemahan-kelemahan metodologis


yang ditemukan pada Veblen sama dengan yang ditemukannya pada teori-teori
ekonomi ortodoks. Disini mulailah Mitchell mengkritik gurunya. Alasan
Mitchell mengkritik gurunya karena dia tidak menemukan hal yang tepat dari
apa yang dikemukakan Veblen.
Mitchell berpendapat bahwa untuk ilmu ekonomi diperlukan
pendekatan yang lebih umum dalam melakukan kajian perilaku manusia. Di
pihak lain dia juga menolak pendekatan melalui naluri manusia yang
digunakan Veblen. Untuk menjelaskan aktivitas manusia berdasarkan
penelitian-penelitian empirik yang mendasar (grounded) lebih tepat dapat
menggunakan ilmu-ilmu sosial. Sebaliknya teori ekonomi ortodoks lebih
menekankan normalitas dan keseimbangan sistem yang menurut Mitchell
kurang tepat, karena mengabaikan hubungan-hubungan yang dinamik.
Sesudah perang dunia kedua, Mitchell mengorganisasi sebuah badan
penelitian National Bureau of Economic Research. Dari penelitian ini
memungkinkan lebih dikembangkannya penelitian-penelitian tentang
pendapatan nasional, fluktuasi ekonomi atau business cycles, perubahan
produktivitas, analisis harga dan sebagainya.
2. Gunnar Karl Myrdal

Nama

: Gunnar Karl Myrdal

Tempat/Tanggal Lahir

: Gagnef, 06 December 1898

Meninggal

: 07 May 1987

Kebangsaan

: Swedish

12

Myrdal merupakan tokoh ekonomi dari Swedia juga digolongkan


sebagai pendukung aliran institusional. Setelah menyelesaikan pendidikan
dalam bidang hukum, Myrdal melanjutkan pendidikan dalam bidang
ekonomi, dan selesai tahun 1927. Ia banyak menulis buku, antara lain : An
American Dilema (1944); Value in Social Theory (1958); Challenge to
Affluence (1963); dan Asian Drama: AnInquiry into The Poverty of Nations
(1968). Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut
membuat value judgement. Jika itu tidak dilakukan struktur-struktur teoretis
ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis. Sebagai penganjur aliran
institusional, ia percaya bahwa pemikiran institusional sangat diperlukan
dalam melaksanakan pembangunan di negara-negara berkembang. Atas jasajasanya dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran ekonomi, terutama bagi
pembangunan negara-negara berkembang, tahun 1974 bersama dengan F.A
Hayek ia memperoleh hadiah Nobel dalam bidang Ekonomi.
3. Joseph A. Schumpeter

Nama

: Joseph A. Schumpeter

Tempat/Tanggal Lahir

: AustriaHungary, 08 Februari 1883

Meninggal

: Taconic, Connecticut, U.S. 08 Januari 1950

Kebangsaan

: American

Kontribusi

: Siklus bisnis, perkembangan ekonomi,


kewirausahaan, ekonomi evolusioner.

Schumpeter lahir di Austria pada tahun 1883, kemudian memperoleh


gelar hukum dari Universitas di Wina 1906, pernah menjadi menteri

13

keuangan di Austria kemudian menjadi guru besar di Universitas Bonn, dan


pindah ke Universitas Harvard di Amerika Serikat sebagi guru besar
Ekonomi. Schumpeter meninggal pada tahun 1950. Tulisan-tulisannya masih
muncul setelah Perang Dunia ke II.
Schumpeter oleh beberapa penulis dimasukan sebagai pendukung aliran
institusional. Hal itu karena pendapatnya yang mengatakan bahwa sumber
utama kemakmuran bukan terletak dalam domain ekonomi itu sendiri,
melainkan berada di luarnya, yaitu dalam lingkungan dan institusi
masyarakat. Lebih jelas lagi, sumber kemakmuran terletak dalam jiwa
kewiraswastaan (entrepreneurship) para pelaku ekonomi yang mengarsiteki
pembangunan.
Schumpeter merupakan salah satu tokoh ekonomi kapitalis, ciri-ciri
ekonomi kapitalis menurutnya ialah adanya invensi dan inovasi, terjadi
penciptaan kredit, terjadi perubahan struktur ekonomi, terjadi perubahan
permintaan, teknologi berubah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Invensi adalah hal penemuan teknik-teknik produksi baru. Sementara inovasi
memiliki makna lebih luas, tidak hanya menyangkut penemuan teknik-teknik
berproduksi baru tetapi penemuan komoditi baru, jenis material baru untuk
produksi, cara-cara usaha baru, cara-cara pemasaran baru dan sebagainya.
Oleh Schumpeter inovasi dianggap sebagai sesuatu loncatan dalam fungsi
produksi.
Inovasi ditemukan oleh inovator, tetapi entrepreneurlah yang
mempraktikan hasil penemuan tersebut pertama kali. Tanpa entrepreneur
yang mengadopsi temuan-temuan baru, orang akan tetap menggunakan caracara lama yang telah usang dan tidak efisien. Lebih jauh, menurut
Schumpeter, entrepreneur tidak sama dengan pengusaha biasa. Entrepreneur
lebih jeli mencari peluang, mampu merintis dan mengatur inovasi, mau
mengadopsi teknik, cara dan pola baru; dan yang paling penting berani
mengambil resiko.
Pemikiran-pemikirannya semakin menarik ahli ekonomi sekitar tahun
1930-an, oleh karena ekonomi dunia waktu itu mengalami depresi besar yang

14

berorientasi pada masalah siklus ekonomi, sistem ekonomi waktu itu


terganggu.
4. Douglas North

Nama

: Douglas North

Tempat/Tanggal Lahir

: Cambridge, Amerika Serikat 05 November 1920

Kebangsaan

: Amerika serikat

Penghargaan

: Penghargaan Nobel dalam Ekonomi tahun 1993

Douglass Cecil North adalah salah satu penerima Nobel Ekonomi


tahun 1993. Ia bergabung sebagai staf pengajar di Universitas Washington
pada tahun 1983 sebagai Profesor Hukum dan Kebebasan Henry R. Luce di
Fakultas Ekonomi, dan menjabat sebagai direktur Center for Political Economy
antara tahun 1984-1990. Pada tahun 1992, ia menjadi sejarawan ekonomi
pertama yang memenangkan penghargaan paling bergengsi di bidang ekonomi,
Penghargaan John R. Commons, yang dianugerahkan oleh International
Honors Society in Economics pada tahun 1965.
Douglas North dari University of Washington, Missouri, Amerika
Serikat. Penghargaan terhadap aliran institusional mencapai puncaknya tahun
1933 pada waktu Douglas North menerima hadiah nobel dalam bidang
ekonomi. North menerima hadiah yang sangat membanggakan tersebut karena
jasanya yang sangat besar dalam memperbarui riset dalam penelitian sejarah
ekonomi dan metode-metode kuantitatif.
Selama ini kebanyakan pakar-pakar ekonomi menganggap hanya
mekanisme pasar sebagai satu-satunya penggerak roda ekonomi, dan

15

mengabaikan peran institusi. Hal ini dinilai North keliru, sebab peran institusi,
baik institusi politik maupun institusi ekonomi, tidak kalah pentingnya dalam
pembangunan ekonomi. Lebih jauh, ia menyimpulkan bahwa negara-negara
komunis hancur karena tidak mempunyai institusi yang mendukung
mekanisme pasar. Terhadap perubahan-perubahan yang radikal di Eropa Timur
dan eks Soviet, North mengatakan bahwa reformasi yang dilakukan tidak akan
memberikan hasil nyata hanya dengan memperbaiki kebijaksanaan ekonomi
makro belaka. Agar reformasi berhasil, dibutuhkan dukungan seperangkat
institusi yang mampu memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku
ekonomi. Beberapa contoh institusi yang mampu memberikan insntif tersebut
adalah hukum paten dan hak cipta, hukum kontrak dan pemilikan tanah.
Dari uraian di atas jelas bahwa apa yang dimaksudkan North dengan
institusi sedikit berbeda dengan yang dikemukakan Veblen sebagai pendiri
aliran institusional. Bagi Veblen institusi diartikan sebagai norma-norma, nilainilai, tradisi dan budaya. Namun, bagi North institusi adalah peraturan
perundang-undangan berikut sifat-sifat pemaksaan dari peraturan-peraturan
tersebut serta norma-norma perilaku yang membentuk interaksi antara manusia
secara berulang-ulang. Dalam hal ini, North tidak melihat institusi sebagai
institusi, tetapi terutama pada konsekuensi institusi tersebut atas pilihan-pilihan
yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Kehadiran institusi sangat penting
sebagai alat untuk mengatur dan mengendalikan para pelaku ekonomi di pasar.

16

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aliran pemikiran ekonomi Institusional muncul pada tahun 20-an di
daratan Amerika Serikat. Ekonomi kelembagaan atau ekonomi institusional pada
hakekatnya adalah cabang ilmu ekonomi yang menekankan pada pentingnya
aspek kelembagaan dalam menentukan bagaimana sistem ekonomi dan sosial
bekerja. Dalamaliraninitokoh yang paling terkenaladalahThorsteinBunde Veblen
(1857-1929).
Teori yang
dipaparkanadalahmengenaimotivasikonsumendanperilakupengusaha.TokohtokohaliraninstitusionallainnyaadalahWesley Clair Mitchel, Gunnar Karl Myrdal,
Joseph A. Schumpeter, dan Douglas Nort, dll.Pada intinya, aliran ekonomi
kelembagaan melihat ilmu ekonomi dengan satu kesatuan ilmu ekonomi, seperti
psikologi, sosiologi, politik, antropologi, sejarah dan hukum.
Implikasi lain yang bisa ditarik dari pemikiran aliran institusional,
terutama dari pandangan North. North menyatakan bahwa perkembangan
ekonomi hanya akan berjalan lancar jika ada aturan main (rule of law). Tanpa
aturan main yang jelas perkembangan ekonomi akan berjalan semrawut dan yang
menang hanya mereka yang bisa berkolaborasi dengan penguasa.

3.2 Saran
Bagiseorangpemimpintentunyamemberikansuatulangkah yang
positifbagibangsadannegaranyayaitutujuanuntukmembangunsemuadariberbagaika
langanatau sector yang dapatmendukunglajuperekonomian yang baik,
disinilahkitamengharapkandarisemuapihakuntukikutsertadanmemberikanpartisipa
sinyauntukbisamembangunperekonomianmasyarakatpadakhususnyadankitajangan
memandanghanyadengansebelahmatahal-haldankondisiekonomikita yang
cukupterpurukuntuksaatini.

17

DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. 2010.Perkembangan pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.


Skousen, Mark. 2005. Sang Maestro Teori-teori Ekonomi Modern Sejarah
Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Prenada Media Group.
Nanuneni, Sasu. 2012. Ekonomi Institusional. (online),
(http://nanxsu.blog.com/2012/03/25/ekonomi-institusional/) diakses pada
14 September 2014.

18

Você também pode gostar