Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Demikian pertanyaan saya, mohon jawaban agar semoga bisa menambah keimanan saya.
Jawaban:
1. Iblis di dalam Al-Quran sering kali disebutkan sebagai makhluq yang awalnya beriman
dan taat kepada Allah SWT. Lalu dia membangkang ketika diperintahkan untuk bersujud
kepada Nabi Adam as. Iblis kemudian dilaknat Allah dan pasti dimasukkan ke dalam
neraka jahannam. Untuk itu Iblis minta agar usianya ditangguhkan hingga hari kiamat.
Permintaan ini dikabulkan Allah SWT.
Allah berfirman, "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak bersama-sama mereka yang sujud
itu?" Berkata Iblis, "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah
menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." Allah
berfirman, "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan
sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat." Berkata iblis, "Ya
Tuhanku, maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari dibangkitkan. Allah berfirman,
"Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh." (QS Al-Hijr: 32-37)
Jadi yang dahulu membangkang tidak mau sujud itu adalah sebuah indvidu yang disebut
sebagai Iblis yang usianya ditangguhkan Allah SWT sampai kiamat.
Sedangkan syetan seringkali disebutkan dalam Al-Quran sebagai sejenis makhluq yang
kerjanya menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. Syetan itu jumlahnya banyak Bukan
sosok sebuah individu. Bahkan banyak disebutkan sampai membentuk sebuah
partai/golongan. Namanya partai syetan.
Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka
itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya partai/golongan syaitan itulah
golongan yang merugi. (QS Al-Mujadilah: 19)
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena
sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak partainya (golongannya) supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS Faathir: 6)
Meski pun kata syetan itu identik dengan makhluq ghaib, namun ada juga disebutkan
bahwa ada jenis syetan yang berujud manusia seperti yang disebutkan di dalam surat An-
Nas.
Sebenarnya yang tepat bukan tujuan penciptaan, melainkan karakteristik. Bahwa Allah
SWT ketika menciptakan makhluq-makhluq-Nya sekaligus melengkapi mereka dengan
karakter dan peran masing-masing. Ada yang punya karakter sebagai makhluq yang taat
dan patuh kepada semua jenis perintah seperti para malaikat. Ada juga yang diberi
kebebasan untuk taat atau ingkar, seperti manusia dan jin. Dan ada juga yang karakternya
sebagai pembangkang. Iblis dan syetan itu punya karakteristik sebagai pembangkang.
Kira-kira mereka menjadi tokoh antagonis di dalam pentas kehidupan.
3. Iblis tidak akan diampuni selamanya karena dialah biang kerok kejahatan di dunia ini.
Demikian juga syetan sebagai sebuah karakter. Akan tetapi jin yang makhluq ghaib itu
bisa saja menjadi muslim yang baik dan taat. Tentunya bila demikian, tidak akan disiksa
Allah bahkan akan mendapatkan ganjaran yang baik di hari kiamat nanti.
Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada orang-orang yang saleh dan di antara kami
ada yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS
Al-Jin: 11)