Você está na página 1de 11

MENGENALI TEMPERAMENKU

(Oleh Kak Yudit dan Kak Lortha)

A. Temperamen dalam konteks manusia sebagai pribadi yang unik


Manusia adalah pribadi yang unik
1. Manusia adalah gambar Allah (Kej 1:27)
Sebagai representatif Allah diberi kuasa untuk mengatur, unik ok mewakili penciptanya
Cermin siapa Allah itu
2. Manusia tidak ada yang sama/kepribadian berbeda karena :
Temperamen
Fisik (tubuh jasmani, jenis kelamin)
Lingkungan (keluarga, pergaulan, masa kecil/pertumbuhan, budaya)
Pengalaman/peristiwa yang dialami
Intelektual/pendidikan
Kecedasan Emosional
Bakat
Karunia
sehingga tidak ada seorangpun yang sama dalam kepribadian dan tingkah lakunya :
Respon dalam beradaptasi/bergaul/berkomunikasi khas untuk tiap pribadi.
Punya kebutuhan yang berbeda
3. Manusia berharga bagi Allah, dibuktikan dengan Kristus mau mati untuk keselamatan
manusia.
4. Manusia itu berdosa dan penuh dengan kelemahan, sekalipun ia sudah ditebus Kristus
Dari hal-hal diatas ternyata mengenali pribadi dengan baik tidak cukup hanya dengan
mengerti temperamen.
Kita Semua adalah Ciptaan yang Unik
Mengenali keunikan diri sangat penting tanpa mengenali keunikan dirinya sulit untuk
membangun citra diri yang benar, melihat dirinya sebagai ciptaan yang berharga bagi Allah. Dan
mempengaruhi caranya melihat/mengenal Allah penciptanya. Dalam pelayanan baik sebagai
kakak bimbing, pengurus, mengenali pribadi yang dilayani atau rekan sepelayanan sangat
penting.
Penting mengenali keunikkan setiap pribadi:
Bagi dirinya :
- Pengambilan keputusan
- Mengerti motivasi dan alasan tingkah lakunya
- Memilih/mengambil bagian dalam pelayanan
- Mengetahui kebutuhan pertumbuhannya dan pertolongan
- Menemukan tujuan hidup/profesi
- Membangun hubungan pribadi dengan Tuhan
- Membangun hidupnya
Bagi orang lain / pelayanan :
- Membangun dan mengerti orang lain
- Berkomunikasi/bergaul dengan orang lain
- Motivasi yang benar dalam pelayanan
- Mengerjakan bagian yang sesuai dengan talenta yang Allah taruh

B. Mengenali Temperamen
Pemahaman akan kompleksitas suatu pribadi, akan menolong kita dalam mengenali
temperamen kita dan orang lain, bahwa tidak ada seorangpun yang sama. Pribadi itu adalah
misteri, pengenalan kita akan siapa kita semakin dalam jika kita semakin mengenal pencipta

kita. Pertumbuhan kita adalah proses seumur hidup, dimana kita makin diubahkan seperti
Kristus (II Kor 3:18) Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang tua
kita, digabungkan dengan ciri-ciri manusia kita lainnya terciptalah sifat dasar kita. Temperamen
diwariskan secara genetis dan juga dipengaruhi oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa. Tidak
ada yang memiliki pengaruh yang besar pada tingkah laku selain temperamen (mempengaruhi
segala sesuatu yang kita lakukan (kebiasaan tidur, kebiasaan belajar, gaya makan, cara
bergaul,cara menggunakan uang dll)
Teori 4 temperamen adalah alat yang berharga untuk memahami diri sendiri. Alat yang
dapat disalahgunakan:
Mengetrapkan secara sembarangan untuk menunjukkan kelemahan, kesalahan seseorang
(langsung menilai dan menghakimi), baik secara terbuka atau tidak langsung.
Mengagung-agungkan temperamen (tidak ada temperamen yang lebih baik dari yang lain),
Menggunakan temperamen untuk membela tingkah laku/alasan untuk kesalahan/kegagalan
(pelemparan tanggung jawab)
Kegunaan utama dari belajar tentang temperamen adalah menemukan kekuatan dan
kelemahan yang utama dan dengan peertolongan Allah dapat mengatasi kelemahan tersebut,
dan memanfaatkan kekuatan tersebut dengan efektif.
Faktor terpenting ialah watak seseorang tidak hanya teerbentuk dari satu temperamen
saja. Namun biasanya tempermen yang satu lebih menonjol. Semakin menonjol suatu
temperamen makin mudah mendiagnosanya, lazimnya orang yang mempunyai 2 temperamen
yang menonjol atau gabungan dari 3 temperamen sulit untuk didiagnosa.
Hal lain yang juga penting adalah, temperamen bukan "takdir", temperamen dapat diubah
oleh karya perubahan atau pendewasaan yang dikerjakan Roh Kudus. Semakin dewasa rohani
seorang kristen semakin sulit untuk mendiagnosa temperamen dasarnya. (II Kor 5:17).
Mengenali temperamen menolong untuk membangun hidup kita atau orang lain secara
mendasar. Sekalipun temperamen Paulus Kol-Mel dan anak rohaninya Timotius Fleg-san
dalam suratnya pada Timotius Paulus mengatakan Timotius sebagai "cetakan dirinya" II
Timotius 3:10 Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku,
imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Paulus membangun hidup Timotius dalam
5 hal tersebut sama dengan dirinya, tetapi pasti penampakan dalam keunikan pribadi Timotius
itu berbeda:

Cara Mengenali Temperamen:


1. Kenali dengan baik temperamen dasar dan menonjol di dalam temperamen tersebut.

Kekuatan
Sanguin: super ekstrovert: mendominasi pembicaraan, menikmati hidup hari ini, ramah, hati
lembut dan belas kasihan sehingga dapat merasakan pengalaman emosional orang
lain----tulus hanya cepat berubah (periang dan resonsif.
Kolerik: disiplin dan tekad yang kuat, percaya diri, agresif/aktif (hidup adalah aktivitas dan
kegiatan untuk berjuang menyelesaikan tujuan/target. Orientasi pada hasil dan
manfaat serta sanggup untuk bekerja keras mencapainya dan tidak mudah putus
asa/berubah walaupun menghadapi tantangan yang besar. Menjadi motivator bagi
orang lain untuk mencapai tujuan, optimis pada dirinya dan kemampuannya.
Menyukai tantangan dan petualangan. Suka memimpin, berinisiatif dalam
pengambilan keputusan dan pantang menyerah. Hidupnya produktif dan berani
menggambil resiko/menentang bahaya untuk mewujudkan apa yang ia ingin.
Melankolis:Memiliki kecerdasan dan banyak bakat, sensitif unggul dibid seni, memiliki
emosi dan responsif (emosi yang reflektif), perfeksionis, rinci dan harus memenuhi
standar. Analitis dalam melihat. Bertanggung jawab, tidak menyakai menjadi pusat
perhatian dan senang dibelakang layar. Senang berkorban bagi orang lain. Cendrung
menyendiri dan sulit menyyampaikan pendapat secara sukarela. Orang-orang yang

disiplin, jarang mencari kesenangan diri sendiri dan mau bekerja keras dengan
mengobankan diri.
Phlegmatik: tenang dan tidak bergairah, super introvert, pemikir dan perencana, tidak suka
konfrontasi, memiliki perasaan humor dalam melihat hal-hal yang biasa. Dapat
diandalkan, periang, setia. Praktis dan efisien dalam mencapai tujuan (sedikit
usaha)standar akurasi dan ketepatannya cukup tinggi.

Kelemahan:
Sanguin: berkemauan lemah, tidak disiplin, sehingga mudah berdusta, dan tidak dapat
diandalkan. Penyentuh secara emosional (sangat emosional dan membuat ia
mempunya pesona alami) sehingga memiliki daya tarik yang kuat terhadap lawan
jenis sehinggga mudah dan akan lebih banyak mengalami godaan seksual. Pemarah
dan udah menangis/gampang terharu. Kurang konsisten dalam emosinya. Sangat
egois, tidak teratur ddan ssenantiasa bergerak, jarang membuat rencana, langsung
bekerja dan biasanya tidak tertib/berantakan. Mudah menjadi penipu dan tidak jujur ok
hati nurani yang lemah dan mudah berubah. Ego yang tinggi takut mengalami
kegagalan dan penolakan atau di cela.
Kolerik: suka bermusuhan, mungkin meledak dan melakukan kekerasan, jika kurang disiplin
dari kecil akan menjadi orang yang sangat pemarah, karena orang lain takut akan
memakai kemarahan sebagai senjata untuk memperoleh apa yang diingini. Dapat
melukai dan menyukai melakukan hal itu /menikmati. Sarkastis melemahkan,
menyinggung dan membuat orang lain merasa tidak aman. Paling tidak memiiliki
belas kasihan/kasih sayang dan memperlihatkan emosi yang dingin ditempat umum
sehingga sulit memahami orang yang menangis/kelemahan emosi orang lain. Tidak
peka pada kebbutuhan orang lain dan tidak memperhatikan/perduli perasaan orang
lain. Kebulatan tekadnyya membuat ia menjaddi pribadi yang keras kepala dan
pendirian yang keras. Mencapai hasil dengan cara apapun juga termasuk berbelatbelit, tidak bisa menerima jawaban tidak. Sangat mudah menarik kesimpulan, sangat
senang menngambil kepputusan bagi orang lain dan memaksa mereka menuruti
kehendaknya.
Melankolis: Perfeksionis sehingga bersikap negatif, pesimis, pengkritik dan suka mencari
kelemahan/kekurangan dalam hidupnya, perencanaan atau hidup orang lain. Sikap
mengkritik membuat orang lain merasa tidak aman dan tidak dapat memuaskan
keinginannya (karena dia sudah menganalisa). Pengomel dan pengecam, sulit untuk
memuji dan membesarkan hati orang lain karena tidak mau munafik. Standar tinggi
yang diberlakukan pada dirinya membuat ia tidak dapat puas dan menerima dirinya.
Ia terus memeriksa, menilai menyerang dirinya dan terus melakukan introspeksi
hingga akhirnya tidak dapat menerima/mengampuni diri serta hilang rasa percaya
pada kemampuannya. Segala sesuatu dalam hidupnya cendrung ditafsirkan dalam
hubungan dengan dirinya, cendrung membandingkan dirinya dengan orang lain dalam
hal penampilan, kecerdasan, talenta akibatnya merasa dirinyya kurang baik,
sementara perbandingan yang ia lakukan dengan hal yang terbaik dari orang lain.
Memeriksa diri secara rohani dan membuat dia kurang keyakinan pada kasih,
pengampunan, penerimaan Allah. Kurang percaya/ragu pada janji Allah atau siapa
Allah yang ia kenal. Sulit untuk meyakini ia dihargai Allah karena ia sendiri kurang
mengghargai dirinya. Pembawaan yang terpusat pada dirinya meembuat seorang
melankolis sensitif dan mudah tersingggung dan peka, sulit bersyukur. Amarahnya
tidak seekspresif sanguin dan kolerik tetapi lambat terbakar dan disimpan di hati
dalam waktu lama dapat muncul dalam sikap balas dendam dan lamunan yang
menganiaya diri sendiri. Depresi atau kemarahan yang meledak karena disimpan
untuk waktu yang lama. Suasana hati berubah tergantung mood, bisa menjaddi
sangat ekstrovert/periang turun menjadi tertekan. Cenderung kaku, kepala batu dan

tidak mau kompromi hingga taraf yang tidak masuk akal. Ia tidak toleran dan sulit
menerima orang yang tidak memiliki pandangan yang sama, akibatnya ia sulit bekerja
sama dalam tim. Ia terlalu idealis sehingga tidak praktis dan teoritis.
Phleggmatis: kelemahan yang menonjol adalah kurangnya ambisi dan daya juang. Ia jarang
mau terlibat/repot dan selalu berdalih. Meski tidak sesensitif melankkoolis, ia hidup
seerti kura-kura yang melindungi dirinya. Sifat yang mementingkan diri sendiri, dalam
hal terlalu baik pada dirinya sendiri
tidak terlihat kareena dibuungkus oleh
keramahan, sopan dan baik hati. Sangat keras kepala namuun begitu dipplomatis,
tidak pernah secara terbuka menolak dan mengkonfrontasi orang lain. Dengan cara
yang halus menolak dan mengelak dari tuntutan/tugas atau resiko. Hatinya sangat
penakut, secara alamiah ia adalah orang yang selalu kuatir. Kecendrungan untuk
takut dan kuatir membuat dia tidak berani mengggunakan segala potensi yang ada
dengan sepenuhnya dan selalu melindungi dirinya dari kemungkinan gagal atau
menghadapi bahaya.
2. Pahamilah, latar belakang hidup yang mempengaruhi penampakan temperamen:
(keluarga, budaya, pengalaman hidupnya, trauma, dll.)

C. Bertumbuh Dalam Temperamen yang Diubahkan

Dilahirkan kembali: II Kor 5:17, Ef 2:10


Dipimpin oleh Roh Kudus: ketaatan, persekutuan peribadi dengan Allah
Memiliki persekutuan yang baik dan sehat dengan sesama dimana ada saling
membangun

Pengaruh Temperamen Dalam Pertumbuhan Rohani:

Temperamen mempengaruhi model persekutuan pribadi dengan Allah


Sanguin: cepat bosan, mudah terganggu konsentrasinya, pada dasarnya bukan orang yang
senang sendirian (menyukai banyak orang dan keramaian), tidak tertib dan disiplin,
lemah komitmennya dan gampang memaafkan diri, tidak sabar dan kurang tekun.
Kelebihan: emosional, gampang tersentuh dan responsif, hati yang lembut pada
Firman. Butuh disiplin. Bentuknya harus variatif dan dinamis. Kurang berani
mengerjakan
Kolerik: Selama ia tidak menganggap itu penting dan berguna tidak akan dilakukan. Butuh
tantangan, dinamis. Penerapan biasanya praktis dan mau berjuang mengerjakan.
Kurang peka, dan kadang kekerasan hati membuat tidak mau tunduk dan tidak
punya sikap hati yang terbuka. Dia akan belajar terbuka pada Firman Tuhan, jika dari
pengalamannya membuktikan hal itu sangat penting.
Melankolik:
Punya kapasitas yang paling besar untuk
mengalami kedalam
perenungan/refleksi Firman . Sangat menyukai kesendirian dan mengevaluasi diri
adalah kebiasaannya dalam berpikir. Persepsi yang salah tentang dirinya akan
dikoreksi oleh Firman Tuhan. Egosentris, sehingga kadang hanya memikirkan dirinya.
Sulit untuk menghargai dan bersyukur pada berkat dan kasih Allah (perfeksionis dan
sukar dipuaskan). Begitu mudah patah semangat, putus asa dan mood sangaat
mempengaruhi. Perenungan sangat dalam dan kadang sulit untuk praktis.
Phlegmatik: malas dan tidak punya motivasi. Sehingga tidak melakukan, tidak mau
mengerjakan jika hal itu sulit/kurang berjuang. Orang yang praktis dan tidak suka
berbelit-belit. Sehingga tidak akan lama dalam saat teduh dan cendrung aplikasinya
praktis. Kurang peka untuk menangkap kedalaman dari Firman Tuhan dan
mengaplikasikan dengan pergumulan hidunya karena cendrung praktis. Peluang
paling besar mengalami rutinitas. Sekalipun membosankan ia tetap setia

Temperamen mempengaruhi sikap dalam mempelajari dan taat pada Firman Tuhan:
Sanguin: tidak disiplin dan kurang taat, punya semangat yang berapi-api padda awalnya.
Kurang tekun mendalami, karena minatnya pada banyak hal dan sulit berkonsentrasi.
Tidak mau berkorban//memberi diri (egois)
Kolerik: taat dan mau berjuang pantang menyerah pada apa yang diyakini
Melankolik: tekun, dan dalam menangkap prinsip kebenaran, harusnya bisa mmemiliki
aplikasi yang tajam/tepat. Mudah menyerah dan takut, sehingga butuh rasa aman,
konfirmasi/diteguhkan.
Phlegmatik: kurang motivasi berjuang dan tidak maau susah. Selalu memilih yang mudah
dan praktis. Akan setia kalau mengerti hal itu dia butuhkan.

Temperamen mempengaruhi disiplin dan cara mengekspresikan kasih


Disiplin: kolerik dan melankolik.
Mengekspresikan kasih: Sanguin dan Melankolik.
Phlegmatik baik hati, mudah menerima dan mengerti (tidak menuntut)

Temperamen mempengaruhi sikap thdp bimbingan dan teguran/masukan orang lain.


Sanguin: egois tidak mmau kesalahannya dilihat.
Kolerik : keras kepala dan yakin pada dirinya sendiri.
Plegmatik : akan menerima teguran orang yang dia menaruh respek/percaya, tampaknya
terbuka dan sikapnya baik karena ingin menyenangkan, tapi tidak mau mengerjakan
(keras kepala terselubung/cuek).
Melankolik: butuh rasa aman, melihat sebagai penolakan sehingga sakit hati dan terluka.
Karena selalu mengoreksi diri dia mudah untuk meliihat dan mengakui kesalahannya.
Bahaya kadang menyalahkan diri (subjektif) dan mengiyakan apa yang dinilai orang
lain/sangat berpengaruh sekali. Harus hati-hati menegur karena sangat
mempengaruhi, apalagi pada bidang-bidang yang sensitif, bisa membuat putus asa,
rasa bersalah dan merasa gagal.

Temperamen mempengaruhi hubungannya dgn saudara seiman dalam persekutuan.


Sanguin paling mudah bergaul dan menarik karena karismanya,
Kolerik mudah kalau ia melihat itu penting karena terbuka mengekspresikan kemauannya,
plegmatik disukai karena membuat orang lain merasa aman,
Melankolik paling sulit mengekspresikan hatinya karena takut terluka dan mudah merasa
tertolak.

Kesimpulan : pengaruh temperamen di sini dapat positif dan negatif. Kelemahan


temperamen dapat diatasi dengan pertumbuhan rohani seseorang, sementara kekuatan
temperamennya akan terus ada dan makin diperkuat.
Sumber:
1. Buku Temperamen dan Karunia Rohani, karangan Tim Lahaye
2. Buku Temperamen Yang Diubahkan, karangan Tim Lahaye

RINGKASAN BUKU TEMPERAMEN YANG DIUBAHKAN :


Terminologi
Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang tua kita. Pembawaan ini
diwariskan melalui gen. Secara sadar atau pun sering kali tidak sadar, temperamen memengaruhi seluruh
aspek tindakan kita. Temperamen yang telah "dibudayakan" melalui pembentukan lingkungan disebut
sebagai karakter. Sedangkan kepribadian adalah "sosok" yang kita tampilkan dalam relasi dengan orang
lain. Bisa jadi, kepribadian sebagai "sosok" yang kita tampilkan berbeda dengan karakter kita yang
sesungguhnya. Hal ini bergantung pada kejujuran kita dalam menampilkan diri.
Dengan mengerti secara sekilas perbedaan antara temperamen, karakter, dan kepribadian, kita
mendapati bahwa temperamen adalah "bahan dasar" yang membentuk karakter dan pada akhirnya
kepribadian kita.

Teori Empat Temperamen


Teori yang sekarang mungkin paling terkenal berkenaan dengan temperamen adalah teori empat
temperamen. Teori empat temperamen pertama kali dikemukakan oleh Hipokrates (460 -- 370 SM).
Hipokrates mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia terbagi atas empat golongan temperamen :
Sanguin, Koleris, Melankolis, dan Flegmatis. Temperamen yang dimiliki oleh seseorang, menurut
Hipokrates bergantung pada "cairan" yang ada di dalam tubuhnya: darah, empedu hitam, empedu kuning,
dan flegma.
Dalam perkembangannya, pemikiran Hipokrates pertama kali dimunculkan di Eropa oleh seorang
filsuf tenar bernama Immanuel Kant pada tahun 1798. Setelah Immanuel Kant, teori empat kepribadian
digemakan oleh Dr. W. Wundt, yang mengadakan penelitian saksama tentang hal ini pada tahun 1879.
Teori yang sama diadopsi oleh seorang teolog besar Inggris, yaitu Alexander Whyte, untuk menganalisa
tokoh-tokoh yang ada di dalam Alkitab. Pemikiran Hipokrates ini kembali dimunculkan pada abad ke-20
oleh tokoh-tokoh seperti Tim Lahaye dan Florence Littauer, dan mengalami "booming", yang mungkin
sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Hipokrates.

Mengenal Empat Temperamen


Berikut ini akan dipaparkan karakteristik -- positif maupun negatif -- dari masing-masing
temperamen. Daftar ini disusun berdasarkan analisa La Haye dan Littauer.
Beberapa karakteristik positif dari temperamen sanguin adalah: ramah, optimis, impulsif,
bersahabat, menyenangkan, mudah terharu, rasa humor yang baik, periang, tulus, ekspresif, penuh rasa
ingin tahu, dan baik di panggung. Sementara karakteristik negatifnya adalah: egois, sulit berkonsentrasi,
resah, tidak disiplin, mudah patah semangat, emosional, polos, dan labil.
Karakteristik positif dari temperamen koleris adalah: berbakat pemimpin, dinamis, berkemauan
kuat, memancarkan keyakinan, visioner, tegas, disiplin. Sisi negatifnya adalah: cepat "panas", dingin
(tidak sensitif), sarkastis, tidak simpatik.
Karakteristik positif dari temperamen melankolis adalah: analitis, tekun, artistik, sensitif, idealis,
dan teratur. Sedangkan sisi negatifnya adalah: perfeksionis, pesimistis, berprasangka, menyimpan
kebencian, dan labil.
Karakteristik positif dari temperamen flegmatis adalah: rendah hati, mudah bergaul, tenang,
konsisten, cinta damai, dan efisien. Sementara, karakteristik negatifnya adalah: lamban, pesimistis, keras
kepala, kurang motivasi, dan cenderung kurang ekspresif.
Empat jenis temperamen tersebut adalah temperamen dasar yang memengaruhi seseorang. Pada
kenyataannya, tidak ada seorang pun yang hanya memunyai satu jenis temperamen. Setidaknya, setiap
orang adalah perpaduan yang unik antara dua atau bahkan mungkin tiga jenis temperamen. La Haye
mendaftarkan setidaknya ada dua belas perpaduan temperamen, yaitu : San-Kol, San-Mel, San-Fleg, KolSan, Kol-Mel, Kol-Fleg, Mel-San, Mel-Kol, Mel-Fleg, Fleg-San, Fleg-Kol, dan Fleg-Mel.

Perpaduan antara beberapa jenis temperamen ini tentunya memunyai implikasi yang nyata pada
daftar kekuatan atau pun kelemahan seseorang. Satu hal yang mendasar yang menjadi jelas bagi kita
adalah bahwa tiap-tiap manusia adalah pribadi yang unik dan tidak ada duanya.

Diubahkan Oleh Kuasa Tuhan


Apabila kita menggunakan teori empat temperamen untuk menganalisa tokoh-tokoh dalam
Alkitab, maka kita mendapati satu kenyataan yang menarik.
Kita akan mendapati Petrus si Sanguin, Paulus si Koleris, Musa si Melankolis, dan Abraham si
Flegmatis adalah orang-orang yang dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tuhan telah memakai mereka
dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang mereka miliki.
Bagaimana Tuhan bisa memakai mereka menjadi alat untuk kemuliaan-Nya? Tuhan tidak
mengubah temperamen mereka. Tuhan tidak menjadikan mereka "orang lain". Yang Tuhan lakukan
adalah mentransformasi temperamen tersebut.
Transformasi temperamen diberikan Tuhan dengan kepenuhan kehadiran Roh-Nya yang kudus.
Petrus adalah tetap seorang sanguin, tetapi seorang sanguin yang dipenuhi oleh Roh Allah. Demikian juga
dengan Paulus, Musa, dan Abraham.
Masing-masing menjadi pribadi yang optimal dengan temperamen masing-masing oleh karena
kehadiran Tuhan di dalam kehidupannya. Sebagai contohnya, mari kita perhatikan apa yang terjadi
dengan Petrus.
Karakteristik Petrus yang sanguin terlihat ketika ia untuk pertama kalinya mendengar panggilan
Mesias (Mat. 4:20). Secara spontan, Ia segera berjalan mengikut Yesus. Kecekatannya dalam bertindak
juga terlihat ketika ia melihat Yesus berjalan di atas air. Ia berkata, "Suruhlah aku datang kepada-Mu
berjalan di atas air" (Mat. 14:28-29). Sifat spontan dari Petrus juga terlihat ketika ia melihat Yesus
mengalami transfigurasi. Petrus segera mengusulkan untuk membangun tempat kediaman bagi Elia, Musa,
dan Kristus (Mat. 17:1-13). Demikian juga, ketika prajurit-prajurit Romawi menangkap Yesus, Petrus
segera menghunuskan pedangnya (Yoh. 18:10).
Salah satu karakteristik sanguin yang jelas terlihat dalam pribadi Petrus adalah kelugasannya
dalam berbicara. Ketika para murid bergumul tentang siapakah Yesus, Petrus segera berbicara dengan
lugas tentang siapakah Yesus dan Yesus memuji kelugasan Petrus ini (Mat. 16:13-20). Petrus, si sanguin
ini adalah "orang panggung" yang selalu tampil dengan spontanitas dan kelugasannya dalam berbicara dan
mengambil tindakan.
Sisi negatif dari karakteristik sanguin yang terlihat dalam kehidupan Petrus adalah sifat mudah
berubahnya. Penyangkalannya terhadap Yesus hingga tiga kali menunjukkan betapa mudah berubahnya
Petrus (Mat. 26:69-70).
Padahal sebelumnya dengan arogan ia menyatakan bahwa meskipun semua murid meninggalkan
Yesus, ia akan tetap tinggal (Mat. 26:31). Arogansi Petrus ini muncul dari kecenderungannya yang
bergerak ke arah kepentingan diri sendiri atau egoistis (Mat. 19:27).
Tetapi, Petrus pasca turunnya Roh Kudus adalah Petrus yang diubahkan.
Dari hati dan bibir yang labil, telah diubahkan Allah untuk menjadi pengkhotbah besar dengan
hasil yang besar pula (Kis. 4:4). Emosi Petrus pun juga mengalami suatu pengubahan yang luar biasa -dari pribadi yang meledak-ledak menjadi seorang yang tenang dan mampu bersikap bijaksana.
Perhatikan reaksinya ketika ia ditantang oleh para imam untuk tidak memberitakan Yesus Kristus,
Petrus dengan sangat tenang dan bijaksana mengatakan, "... Kita harus lebih taat kepada Allah daripada
kepada manusia ..." (Kis. 5:29). Demikian juga akhir kehidupan Petrus. Petrus bukan lagi seorang yang
labil, tetapi dengan mantap ia menghadapi kematiannya di Roma.

Bagaimana Pengubahan Itu Terjadi?


Paulus menyatakan dalam 2 Kor. 5:17, "Jadi siapa dalam Kristus adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." Apa yang hendak dikatakan Paulus adalah
hadirnya suatu natur baru di dalam diri setiap orang Kristen. Natur illahi dihadirkan Allah di dalam diri
setiap orang Kristen. Natur ilahi ini tidak akan melenyapkan temperamen yang ada, tetapi akan

memperlengkapi dan mentransformasinya. Bukti kehadiran dari natur ini dijelaskan oleh Paulus dalam
Gal. 5:22-23.
Paulus menyatakannya, "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran (tahan
menderita, KJV), kemurahan (kelembutan, KJV), kebaikan, kesetiaan (iman, KJV), kelemahlembutan
(tidak melawan, KJV), dan penguasaan diri." Seorang sanguin telah dilahirkan dengan rasa kasih,
sukacita, dan kebaikan; sehingga Roh Kudus hanya akan memurnikan karakter ini seturut dengan
kehendak-Nya. Roh Kudus perlu "memasok" damai sejahtera untuk orang sanguin yang mudah gelisah.
Demikian juga tahan menderita ganti mudah menyerah, kelembutan ganti sikap "grusa-grusu",
sikap tidak melawan ganti egoistis, iman ganti rasa takut/kurang aman, dan yang terutama adalah
penguasaan diri ganti kurang displin.
Orang koleris yang sudah dilahirkan dengan disiplin, tahan menderita, dan ketekunan,
membutuhkan pemurnian oleh kuasa Allah dalam hal-hal tersebut.
Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Kudus adalah rasa kasih dan belas kasihan yang
akan memungkinkannya lebih sensitif terhadap perasaan orang lain. Demikian juga ia membutuhkan
damai sejahtera ganti ketergesaan, kelembutan ganti sikap sarkastis, sikap tidak melawan ganti
kecenderungan untuk memberontak, dan iman ganti kepercayaan terhadap diri sendiri.
Seorang melankolis dilahirkan dengan sikap lembut, penguasaan diri, dan tahan menderita.
Tinggal bagaimana Roh Allah memaksimalkan karakter bawaan ini. Kebutuhan utama seorang melankolis
adalah kasih terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai ganti dari sikap perfeksionisnya. Sukacita ganti
kecenderungannya yang muram, damai sejahtera ganti kecenderungan sikap mengkritik atau pun
menghakimi, serta iman ganti kekhawatiran yang terus menguasainya.
Seorang flegmatis yang dilahirkan dengan kelembutan dan keramahan hanya memerlukan
pemenuhan Roh Allah di dalam kehidupannya sehingga karakter tersebut betul-betul menjadi berkat bagi
orang lain.
Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Allah adalah kasih dan belas kasihan terhadap
yang lain. Demikian juga daya tahan ganti kecenderungan cepat menyerah. Iman ganti segala
kekhawatiran yang ada, dan penguasaan diri ganti kecenderungan untuk aman.
Dalam pemenuhan yang terus-menerus oleh Roh Kudus, maka keempat temperamen ini akan
menjadi temperamen yang diubahkan (ditransformasikan) oleh Allah. Pemenuhan ini tentunya menuntut
kehidupan yang dipimpin oleh Roh Allah. Seperti yang dinyatakan oleh Paulus, "Jikalau kita hidup oleh
Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin Roh." (Gal. 5:25)

Kesimpulan :
Temperamen yang diubahkan menjadi temperamen Kristus adalah :
1. Kita diciptakan sesuai dengan dengan gambar dan rupa Allah ( Kej 1:26 )
2. Manusia dibentuk oleh Allah ( Maz 139 : 13-16 )
3. Manusia mengalami perubahan pikiran seperti pikiran Kristus ( Fil 2:5 , Ef 4 : 21-23, 1 Kor 2 :16 )
4. Temperamen berangsur-angsur terbentuk oleh Roh Kudus ( 1 Kor 2:16 )
5. Temperamen yang diubahkan hidup dalam buah roh ( Ef 4: 24-32 , 5 : 15-21 )

Apa Temperamen Saya?


Bacalah sifat-sifat berikut dan tandailah setiap sifat dengan melingkari angka 10 untuk sifat-sifat yang
paling jelas tampak dalam diri Anda, dan angka 1 untuk sifat-sifat yang paling kurang tampak dalam diri
Anda. Kemudian jumlahkan.
Sanguinis
Periang, ramah
Mudah patuh
Tulus
Sikap positip
Hangat
Cerewet
Bersemangat
Jarang cemas
Berbelas kasihan
Dermawan
Tidak disiplin
Mudah terpengaruh
Gelisah
Tidak teratur
Tak bertanggungjawab
Terus terang
Mengajukan diri
Suka membesar-besarkan
Penakut, merasa kurang
aman
Tidak produktif

Kholeris
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mantap
Berdiri sendiri
Produktif
Tegas
Praktis
Orientasi ke tujuan
Optimis
Rela ambil resiko
Percaya diri
Rela memimpin
Tak mudah bersimpati
Kurang pertimbangkan
perasaan orang lain
Memaksakan peraturan
Kejam, sarkastis
Tidak suka memuji
Suka menguasai
Suka menang sendiri
Mencukupkan diri sendiri
Bangga diri
Licik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nilai ______/ 200 = ______%

Nilai ______/ 200 = _______%

____________________________________

______________________________________

Melankolis

Phlegmatis

Berbakat alam
Suka menganalisa
Perfeksionis
Bertindak sesuai
dorongan hati
Setia
Mementingkan
keindahan
Idealis
Perasa
Suka berkorban
Berdisiplin
Pemurung
Berpikir negatif
Pengeritik
Menentang perubahan
Terlalu sadar diri
Sukar diduga
Pendendam
Kurang percaya diri
Tidak ramah
Teoritis

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nilai ______/ 200 = ______%

Tenang, pendiam
Mudah bergaul
Mudah disukai
Diplomatis
Efisien, teratur
Dapat dipercaya, stabil
Kuno
Praktis
Segan memimpin
Suka melucu
Tidak punya motivasi
Tidak bergairah
Menghindari konflik
Pengamat
Egois
Kikir
Keras kepala
Berhati-hati
Sukar mengambil
keputusan
Takut mengambil
resiko

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nilai ______/ 200 = _____%

Temperament Test
The Four Temperaments
David Keirsey's temperament theory extends the scheme laid down by Hippocrates, Galen, and
Kretschmer. The 16 temperament and personality types described in PTypes are classified in groups of
four under Ernst Kretschmer's hyperesthetic, anesthetic, depressive, and hypomanic temperaments.
According to the Encyclopdia Britannica, in psychology, temperament is the aspect of
personality concerned with emotional dispositions and reactions and their speed and intensity; the term
often is used to refer to the prevailing mood or mood pattern of a person. The notion of temperament in
this sense originated with Galen who developed it from an earlier physiological theory of four basic body
fluids (humours): blood, phlegm, black bile, and yellow bile. According to their relative predominance in
the individual, they were supposed to produce, respectively, temperaments designated sanguine (warm,
pleasant), phlegmatic (slow-moving, apathetic), melancholic (depressed, sad), and choleric (quick to react,
hot tempered).
A current scientific understanding of temperament.
Included here is a Correlation of the Four Temperaments adapted from Keirsey's listing of authors
whom he says have variously described the temperaments, a comparison of various four dimension
personality instruments, a representation of the PTypes Typology of Temperament, and an excerpt from
Kretschmer's Physique and Character, "The Theory of Temperaments"
Correlation of the Four Temperaments
Schizothymic
Plato -340
Aristotle -325
Galen 200
Adickes 1907
Sprnger 1914
Kretschmer 1921
Fromm 1947
Keirsey 1978
Keirsey 1987
PTypes 2001
PTypes 2004

Philosopher
Ethical
Melancholic
Dogmatic
Religious
Hyperesthetic
Hoarding
Apollonian
Idealists
Idealist
Hyperesthetic

Scientist
Dialectical
Choleric
Agnostic
Theoretical
Anesthetic
Marketing
Promethean
Rationals
Rationalist
Anesthetic

Cyclothymic
Guardian
Proprietary
Phlegmatic
Traditional
Economic
Depressive
Receptive
Epimethean
Guardians
Traditionalist
Depressive

Artisan
Hedonic
Sanguine
Innovative
Esthetic
Hypomanic
Exploiting
Dionysian
Artisans
Hedonist
Hypomanic

Adapted and modified from table in David Keirsey. (1995). Portraits of Temperament. 3rd. ed. Del Mar,
CA: Prometheus Nemesis. pp. 6,12; and David Keirsey and Marilyn Bates. (1978). Please Understand
Me: Character and Temperament Types. Del Mar, CA: Prometheus Nemesis, pp. 3-4, 29-30. and David
Keirsey. (1998) Please Understand Me II . Del Mar, CA: Prometheus Nemesis, pg. 26.

Four Dimension Personality Instruments


It was Jung's opinion that people instinctively understand the personality in terms of a set of four
elements (his four types being one example of such a set, and the four humours of the Greeks being
another). These groups of four (technically called tetralogies) underlie a very large number of personality
assessment techniques.
A Comparison of
Four Dimension Personality Instruments*
D

Dominance

Influence

Steadiness

Compliance

Dominant

Influencing

Steady

Compliant

Driver

Expressive

Amiable

Analytical

Powerful
Choleric

Popular
Sanguine

Peaceful
Phlegmatic

Perfect
Melancholic

Smalley/Trent
Animals

Lion

Otter

Golden
Retriever

Beaver

The Color Code,


Hartman

Red

Yellow

White

Blue

Green

Orange

Gold

Blue

Rationals
NT

Artisans
SP

Guardians
SJ

Idealists
NF

William Moulton Marston

DISC Personality System Merrill-Reid


Personal Styles
LaHaye/Littauer,
Hippocrates

True Colors
David W. Keirsey

* Adapted from http://www.cfcministry.org/personalityid/adltres.htm, Crown Financial Ministries.

Basic Desires
Temperament

Basic Desire*

Idealist
Rationalist
Traditionalist
Hedonist

perfection
power
peace
popularity

Trait

Description

perfectionism
sadism
masochism
narcissism

hypersensitive detachment
insensitive detachment
depressive attachment
manic attachment

* Adapted from: Littauer, Florence. (1995). Put power in your personality! : match your potential with
America's leaders. Grand Rapids, Mich. : F.H. Revell.

Você também pode gostar