Você está na página 1de 1

Analisa farmasi merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui jenis atau jumlah kadar zat dalam

suatu sampel, analisa ini sering digunakan untuk mengetahui kandungan dari kadar suatu zat tertentu
dalam produk obat yang beredar di pasaran. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kandungan
senyawa maka dilakukan uji kualitatif. Pada uji kualitatif sebelumnya dilakukan uji organoleptis yang
meliputi bau, rasa, warna, dan bentuk serta kelarutan,
Pada sampel nomor 98, pada uji organoleptis didapatkan hasil dengan warna kuning pucat, bau
menyengat, berbentuk padatan, dan tidak larut dalam air. Dari hasil pengamatan diduga sampel nomor
98 merupakan Vaselin Album atau Adepslanae, dan kesimpulan sementara dari uji organoleptis adalah
Vaselin Album atau Adepslanae. Sedangkan pada uji penegasan ditambahkan beberapa pereaksi spesifik
pada sampel tersebut, yaitu CHCl3 (klorofom) dan H2SO4 (asam sulfat) didapatkan hasil berupa endapan
lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna orange kecoklatan. Dari uraian tersebut
didapat kesimpulan bahwa sampel nomor 98 adalah vaselin album.
Kemudian penelitian dilanjutkan pada sampel nomor 35, dimana pada uji organoleptis didapatkan hasil
dengan warna bening ke-orange-an, tidak berbau dan berbentuk larutan. Diduga sampel nomor 35
merupakan Asam Pikrat atau Resorsin atau Rivanol, dan disimpulkan sementara bahwa berdasarkan uji
organolepsis pada sampel nomor 35 adalah Asam Pikrat atau Resorsin atau Rivanol. Pada uji kelarutan
ternyata sampel nomor 35 larut dalam air, maka dugaan mengerucut menjadi Resorsin atau Rivanol.
Dan kesimpulan sementara adalah Resorsin atau Rivanol. Pada uji penggolongan, sampel nomor 35
termasuk golongan Polyvalen dan kesimpulan dari uji tersebut masih antara Resorsin atau Rivanol.
Kemudian dilanjutkan ke uji identifikasi, dimana jika direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan warna
ungu, bila ditambahkan AgNO3 menghasilkan segera kelabu, jika ditambahkan asam oksalat dan H2SO4
pekat menghasilkan warna kuning, dan apabila ditambahkan Nessler didapatkan warna kuning keorange-an. Maka dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sampel nomor 35 merupakan
Resorsin.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengamatan, antara lain:


1. Konsentrasi dari zat yang diuji, karena sampel yang diberikan sedikit dan praktikan selalu
menambahkan air untuk dapat mengidentifikasi sampel tersebut. Ada kemungkinan karena
terlalu banyaknya pelarut yang ditambahkan sehingga reaksi yang dihasilkanpun sedikit lambat.
Karena jika dalam sebuah reaksi konsentrasi salah satu peraksinya lebih tinggi maka reaksi akan
lebih cepat ke sebelah kanan.
2. Suasana dari pereaksi itu sendiri, misalnya ketika harus mereaksikan dalam keadaan asam, zat
tersebut tidak memiliki ketepatan dalam ph nya atau kebasaannya yang akan menghambat
lajunya reaksi .
3. Dalam segi pengambilan analit dalam sediaannya, kurang sempurna yang berakibat ketika
sedang diidentifikasi terdapat matrik yang mengganggu dalam sampel tersebut.

Você também pode gostar